• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Data yang Diperlukan

Data digunakan untuk memberikan informasi di dalam menjawab permasalahan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat, maka data yang diperlukan untuk mendukung analisis dibagi menjadi 2 tujuan yaitu:

1. Tujuan umum :

(a). Gambaran umum perusahaan (b). Struktur organisasi

2. Tujuan khusus :

(a). Pengendalian intern

(b). Sistem akuntansi persediaan

(c). Dokumen yang digunakan berkaitan dengan sistem akuntansi persediaan

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan gambaran umum puskesmas, deskripsi pekerjaan pada masing-masing bagian, prosedur dalam sistem akuntansi persediaan obat, dan dokumen maupun catatan yang digunakan, serta pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat.

2. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

3. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan ang bertujuan untuk mendapatkan data berbentuk tulisan atau gambar dengan melihat dokumen, catatan dan formulir

yang digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan sistem persediaan di Puskesmas Gedongtengen.

4. Kuesioner

Peneliti menyusun daftar pertanyaan secara tertulis mengenai aspek-aspek sistem dan masalah unsur pengendalian intern yang ditujukan kepada pihak terkait.

G. Teknik Analisis Data

Langkah yang digunakan di dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran awal terhadap entitas yang diaudit yaitu untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian intern yang ada di Puskesmas, hal ini dilakukan dengan alat bantu yang berupa kuesioner. Apabila dilihat dari hasil kuesioner tersebut, dari 24 pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian intern tersebut terdapat sekitar 18 jawaban ya. Dari sekitar 75% jawaban Ya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang ada adalah kuat.

Perhitungan indeks persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harnani,2010 : 49) :

Persentase : n x 100%

Keterangan :

n : jumlah jawaban ya N : jumlah seluruh jawaban

% : Tingkat keberhasilan yang dicapai

Adapun penafsiran terhadap analisis deskriptif terdiri dari langkah-langkah (Harnani 2010:49-50)

a. Menentukan persentase maksimal yaitu 100% b. Menentukan persentase minimal yaitu 0%

c. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase minimal terhadap persentase maksimal, maka didapatkan 100%-0%=100%

d. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari hasil pembagian kriteria dengan rentang persentase, maka didapatkan hasil 100%:4=25% e. Menentukan kriteria yaitu sangat kuat, kuat, kurang kuat, tidak kuat. f. Menentukan kriteria kekuatan dan kelemahan pengendalian intern :

1). 0 % - 25 % = tidak kuat 2).26 % - 50 % = kurang kuat 3). 51 % - 75 % = kuat

4). 76 % - 100 % = sangat kuat 2. Pengujian Kepatuhan

Pengujian kepatuhan ini digunakan untuk menguji efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat. Di dalam pengujian kepatuhan menggunakan fixed-sample-size attribute sampling, di mana metode ini

digunakan untuk menguji ketaatan dalam menjalankan prosedur pengendalian intern. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji keefektifan pengendalian intern.

b. Populasi yang diambil sampelna. Populasinya adalah dokumen termasuk dalam sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen sepanjang tahun Januari 2011- Desember 2013 yang diharapkan kelengkapan dokumen masih dapat terjamin, dokumen tersebut adalah LPLPO.

c. Menentukan attribute yang diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern.

Attribute yang digunakan di dalam melakukan uji kepatuhan terhadap dokumen sistem akuntansi persediaan obat adalah :

1. Kelengkapan dokumen pendukung

2. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang

3. Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya.

d. Menentukan besarnya sampel

Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: 1). Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence level (R%).

Risiko pengendalian direncanakan yang digunakan adalah rendah/minimum yang berarti efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen diyakini berjalan cukup efektif sehingga perlu

adanya pengujian untuk memastikan pengendalian telah berjalan efektif secara terus menerus, maka risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah ditetapkan sebesar 5% karena penelenggaraan audit internal di Puskesmas Gedongtengen memberikan keyakinan bahwa pengendalian ditetapkan secara terus menerus sehingga memperkecil risiko dalam sistem akuntansi persediaan obat.

Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern. Dalam pengujian pengendalian, umumnya menggunakan R% = 90%, 95%, 99%.

Tingkat keandalan atau R% ditentukan 95% artinya penelitian ini memiliki risiko 5% untuk meyakini pengendalian intern yang sesungguhnya tidak efektif. Berikut ini diuraikan risiko penetapan pengendalian terlau rendah dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 : Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah Risiko pengendalian

direncanakan

Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu

rendah (5%)

Tingkat keandalan (R)

Rendah 5% 95%

Sumber : Haryono Jusup, 2001:404

2). Tingkat deviasi yang bisa diterima berhubungan langsung dengan risiko pengendalian direncanakan artinya semakin rendah tingkat yang direncanakan semakin rendah pula tingkat yang dapat ditoleransi dan sebaliknya.

Risiko Pengendalian Direncanakan Tingkat Deviasi Bisa Ditoleransi Rentang (%)

Rendah 2-7

Sumber : Haryono Jusup, 2001 : 407

Berdasarkan risiko pengendalian direncanakan yang rendah maka tingkat devasi yang bisa ditoleransi ditentukan sebesar 5% mengingat bahwa Puskesmas Gedongtengen termasuk pusksmas yang cukup banyak menangani pasien sehingga persediaan obat menjadi cukup sering bahkan dalam jumlah yang relatif besar yang ditujukan kepada Gudang Farmasi Kota, maka pengendalian persediaan obat menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin ketersediaan obat di Puskesmas. Berikut ini diuraikan tingkat penyimpangan yang dapat diterima dalam Tabel

Tabel 3.3 : Tingkat penyimpangan yang dapat diterima

Risiko pengendalian direncanakan Tingkat deviasi bisa ditoleransi (%)

Rendah 5

Sumber : Haryono Jusup, 2010:407

3). Penentuan tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan dilakukan dengan menguji populasi.

e. Metode pemilihan sampel yang dipilih

f. Mengidentifikasi setiap sampel yang terpilih dan mencocokkan kekosistensiannya pada atribut yang telah ditentukan dan mencatat seluruh penimpanganya yang ditemukan.

g. Evaluasi hasil

Jumlah deviasi yang ditemukan dibagi dengan ukuran yang diperiksa. 2). Menentukan batas atas deviasi

Batas atas deviasi ditentukan dengan tabel melalui beberapa ketentuan yakni menyesuaikan dengan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah, menentukan kolom yang berisi jumlah deviasi yang sesungguhnya yang ditemukan dalam populasi, menentukan baris yang berisi ukuran sampel yang digunakan, serta membaca batas atas deviasi dari perpotongan antara kolom dan baris yang telah ditentukan.

3). Menentukan cadangan untuk risiko sampling

Cadangan risiko sampling ditentukan dengan cara mengurangkan tingkat deviasi dari batas atas deviasi.

(a). Tingkat deviasi sampel lebih besar daripada tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih besar daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel tidak akan mendukung rencana risiko pengendalian.

(b). Tingkat deviasi sampel lebih kecil atau sama dengan tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih kecil daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan pada risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel akan mendukung rencana risiko pengendalian.

h. Merumuskan Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat apabila batas atas deviasi kurang dan atau sama dengan tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif, jika batas deviasi melebihi tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak efektif.

Dokumen terkait