• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Hal yang dipandang oleh Manajemen sangan penting di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam era globalisasi ini salah satu terpenting adalah merupakan terlaksananya pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan dari analisis data yang telah dikemukakan di dalam bagian pertama, dilakukan langkah selanjutnya yaitu pembahasan. Di dalam bagian ketiga ini akan membahas secara lebih rinci mengenai efektivitas pengendalian intern sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen. Langkah pertama yang dilakukan adalah uji pendahuluan, dimana hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian inten sistem akuntansi persediaan pada Puskesmas Gedongtengen dengan menggunakan alat bantu yang berupa kuesioner. Berdasarkan dari hasil jawaban pada

kuesioner, sebanyak 75% menjawab ”ya”. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat yang ada di Puskesmas Gedongtengen tersebut adalah kuat. Tingkat keandalan yang digunakan sebesar 95% dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima sebesar atau DUPL sebesar 5%. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap attribute yang telah ditentukan sebelumnya terhadap sebanyak 48 dokumen. Dokumen yang menjadi populasi yaitu LP-LPO dimana dokumen tersebut dari bulan Januari 2010- Desember 2013.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan guna untuk menentukan efektivitas sistem persediaan obat di perusahaan yaitu dengan menentukan besarnya AUPL di dalam pemeriksaan dengan melihat tabel. Setelah menetukan besarnya AUPL kemudian dibandingkan antara besarnya AUPL dan DUPL untuk menentukan efektivitas pengendalian intern persedian obat perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem persdiaan obat di Puskesmas Gedongtengen secara umum adalah tidak efektif, karena AUPL>DUPL. Ketidakefektifan tersebut terlihat dari dokumen dalam sistem persediaan obat yang tidak teradapat otorisasi dari pihak yang berwenang.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data dan pengujian terhadap pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen, maka dapat diambil kesimpulan sebaga berikut ini: 1. Berdasarkan dari uji pendahuluan dengan melakukan pemeriksaan dan melakukan penghitungan hasil dari kuesioner bahwa dari 24 pertanyaan sebanyak 75% menjawab ”ya”, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen kuat.

2.Berdasarkan hasil pemeriksaan attribute terhadap 48 dokumen dengan menggunakan metode fixed-sample-size-attribute sampling, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian intern sistem persediaan di Puskesmas Gedongtengan tidak efektif. Hal tersebut karena diperoleh hasil bahwa nilai AUPL adalah 14% dimana nilai DUPL sebesar 5% dengan tingkat keandalan 95% membuktikan bahwa pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat tidak efektif. AUPL>DUPL dikarenakan tidak ada dokumen tidak terdapat otorisasi dari pihak yang berwenang. Apabila dilihat berdasarkan kelengkapan dokumen pendukung dan kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat sudah berjalan baik, karena tidak terdapat kesalahan.

B.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu saat melakukan penelitian hanya memperoleh data atau dokumen LP-LPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) tahun 2010-2013. Dikarenakan LP-LPO yang diberikan mempunyai jumlah yang terbatas. Penulis berasumsi data yang diberikan oleh Puskesmas Gedongtengen benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C.Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan yang mungkin berguna bagi pengendalian intern terhadap sistem pesediaan obat untuk perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak Puskesmas Gedongtengen, khususnya dalam rangka pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat dan penyimpanannya.

2. Sebaiknya Puskesmas Gedongtengen terdapat pemisahan fungsi tugas antara fungsi penyimpanan barang dengan fungsi penerimaan barang, dimana fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang mempunyai tanggung jawab atas penerimaan atau penolakan terhadap barang yang diterima dari Gudang Farmasi Kota. Sedangkan dari fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang mempunyai tanggung jawab terhadap penyimpanan barang yang dinyatakan telah diterima oleh fungsi penerimaan. Pemisahan dari kedua fungsi tersebut berakibat dengan

adanya penyerahan masing-masing tanggungjawab ke tangan yang mempunyai ahli di dalam bidangnya, sehingga informasi dari penerimaan barang dan persediaan barang yang disimpan di gudang dijamin ketelitiannya dan keandalannya. Sebaiknya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem persediaan bernomor urut tercetak. Hal tersebut perlu dilakukan karena dapat digunakan untuk pengecekan ada dan tidaknya dokumen yang hilang. Di dalam upaya meningkatkan pengendalian intern dengan lebih maksimal pada sistem persediaan melalui pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern yaitu struktur organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Sebaiknya Puskesmas Gedongtengen mempertimbangkan untuk merancang kembali sistem persediaan obat agar tercipta pengendalian intern yang efektif dan Puskesmas Gedongtengen sebaiknya menambahkan karyawan fungsi yang berkaitan dengan persedian supaya tidak terdapat perangkapan jabatan.

74

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Herman dan Mun’im. 2005. “Kemampuan Petugas Menggunakan Pedoman Evaluasi Pengelolaan dan Pembiayaan Obat“. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol.II. (Agustus). No.2: 62-73.

Febriana, Alberta Pungky. 2009. Evaluasi Sistem Akuntansi Persediaan.

Skripi.USD, Yogyakarta

Handayani, Supardi, Raharni dan Susyanty. 2010. “Ketersediaan dan Peresepan Obat Generik dan Obat Esensial Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian Di 10 Kabupaten / Kota Di Indonesia”. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol.13. (Januari). No.1: 54-60. Indonesia. Departemen Kesehatan. 2008. Daftar obat Esensial Nasional

2008,Jakarta.http://bisnisfarmasi.wordpress.com/category/distribu si/2006. Diakses tanggal 22 Juni 2014

Jogiyanto,H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Salemba Empat, Jakarta Muljo, Setiawan dan Darmadi. 2008. ”Sistem Informasi Pelayanan

Puskesmas Terpadu”. Jurnal Piranti Warta. Vol.11. (Agustus). No.3: 356-369

Mustika, Danu. 2004. “ Ketersediaan Obat Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan Pascaotonomi Daerah”. JMPK.

Vol.07. (Desember). No.4.

Roekhuddin, Iwan triyuwono. 2000. “Konsistensi Praktik Pengendalian Intern dan Akuntabilitas pada Lazis”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.3.No.2:151-167

Sawyer, Lawrence B. 2003. Audit 1. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta Subagyo, Pangestu dan Djawarto. 2005. Statistika Induktif. Edisi ke-5.

BPFE, Yogyakarta.

Sutedjo, A. 1992. Kaitan Antara Karakteristik Perawat Dengan Perhatian Terhadap Diagnose Perawatan Pasien Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. http://eprints.undip.ac.id/4092/ Diakses tanggal 22 Juni 2014

74

Suwardjono. 2003. Akuntansi Pengantar. Edisi ketiga. BPFE,Yogyakarta Widiyono, Ni Luh Sari. 2007. ”Desain Sistem Informasi Akuntansi

Persediaan Berbasis Komputer pada Perusahaan Kontruksi”.

79

79

A. Pendirian Puskesmas

1. Kapan Puskesmas didirikan? 2. Siapa yang mendirikan puskemas? 3. Apa tujuan dari pendirian puskesmas?

4. Apakah puskesmas mengadakan kerjasama dengan pihak lain? 5. Siapakah ang bertanggungjawab terhadap puskesmas?

6. Apa visi dan misi puskesmas? B. Lokasi Puskesmas

1. Berapakah areal puskesmas? 2. Dimanakah letak puskesmas? 3. dimanakah batas wilaah puskesmas? C. Struktur Organisasi

1. Bagaimana struktur organisasi puskesmas?

2. Bagaimana tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada di puskesmas?

D. Sistem Akuntansi Persediaan Obat

1. Dokumen dan alat pencatatan transaksi apa yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan obat?

2. Bagian apa saja yang terkait dalam persediaan obat?

79

1. Prosedur pemesanan persediaan obat?

a). Bagaimana prosedur pemesanan persediaan obat yang dilakukan di Puskesmas?

b). Bagian apa yang melakukan prosedur pemesanan obat? c). Surat pemesanan diotorisasi oleh siapa?

2. Prosedur penerimaan obat

a).Bagaimana prosedur penerimaan obat yang dilakukan di Puskesmas? b). Bagian apa saja yang terkait dalam prosedur penerimaan obat? 3. Prosedur penyimpanan obat

a). Bagaimana prosedur penyimpanan obat di puskesmas? b). Bagian apa yang terkait?

4. Prosedur pendistribusian obat

a). Bagaimana prosedur pendistribusian obat? b). Bagian apa yang terkait?

Dokumen terkait