• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Kursus dan Pelatihan

Dalam dokumen PROGRAM KERJA TAHUN 2021 (Halaman 92-101)

RM Operasional RM Non Operasional

ANGGARAN SATKER PUSAT DAN DAERAH

B. Program Kerja Tahun 2021

4. Direktorat Kursus dan Pelatihan

Tabel 4.5. Program Prioritas Pendidikan Kursus dan Pelatihan

Kode Program/Satker/Kegiatan/

Output

(Pagu SOTK 2020) (APBN-P 2020)

Sasaran Satuan Anggaran Sasaran Satuan Anggaran

4278.001 Angkatan Kerja Muda Memperoleh Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)

Berbasis Industri 50.000 Orang 233.856.870.000 50000 Orang 230.856.870.000

4278.002 Angkatan Kerja Muda Memperoleh Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) 16.676 Orang 106.545.130.000 16676 Orang 106.545.130.000 4278.003 Peserta Didik/Penguji/Pengelola Kursus dan Pelatihan Memperoleh Peningkatan

Kompetensi

10.000 Orang 11.498.270.000 10000 Orang 11.498.270.000

4278.004 Lembaga Kursus dan Pelatihan Berstandar

Industri 200 Lembaga 20.838.042.000 200 Lembaga 10.838.042.000

4278.005 Instruktur Kursus dan Pelatihan yang Mengikuti Upskilling dan Reskilling

Berstandar Industri 100 Orang 5.079.520.000 100 Orang 5.079.520.000 4278.006 Provinsi yang Melaksanakan Pemetaan Keterampilan dan Pelatihan Kerja 34 Provinsi 8.850.660.000 34 Provinsi 8.850.660.000

[AUTHOR NAME] 90 a. 4278.001 - Angkatan Kerja Muda Memperoleh Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)

Berbasis Industri

Penyelenggaraan PKK pada satuan dan program pendidikan vokasi, utamanya melalui kursus dan pelatihan diarahkan untuk pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

Untuk tahun 2020 ada 5 sektor prioritas yang menjadi sasaran dari program PKK berbasis industri ini yaitu: mesin (machinery), konstruksi (construction), ekonomi kreatif (creative economy), layanan perawatan (care service), dan perhotelan (hospitality).

Kegiatan diikuti dengan melibatkan peserta laki-laki dan perempuan secara seimbang yang terdiri dari:

1. Warga masyarakat yang menganggur dan atau miskin, dan atau tidak/putus sekolah.

2. Direktorat Kursus dan Pelatihan selaku pemegang kebijakan. 3. Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia 5. Lembaga kursus dan pelatihan penyelenggara program 6. Satuan pendidikan lain penyelenggara program

7. Dunia Usaha dan Dunia Industri

Untuk melaksanakan program PKK berbasis Industri ini dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Melakukan pemetaan terhadap lembaga calon penyelenggara program PKK berbasis industri, peserta didik calon penerima manfaat dari program PKK dan DUDI yang akan mempekerjakan lulusan program PKK ini.

2. Melakukan penyusunan petunjuk teknis program PKK berbasis industri yang nantunya akan dijadikan pegangan bagi penyelenggara dan stakeholder terkait dalam pelaksanaan program PKK berbasis industri ini.

3. Melakukan koordinasi program PKK berbasis industri kepada stake holder terkait (dinas pendidikan provinsi, kab/kota, Lembaga Kursus dan Pelatihan, DUDI dan instansi terkait lainnya).

[AUTHOR NAME] 91

4. Melakukan verifikasi dan visitasi kuota daerah dan pusat

5. Melaksanakan bimbingan teknis lembaga calon penyelenggara program PKK berbasis industri.

6. Membentuk Satuan Kerja Sekretariat bantuan Program PKK berbasis industri. 7. Pemberian dana bantuan langsung (Bantuan Operasional Penyelenggaraan

Program)

8. Melaksanakan supervisi dan pendampingan terhadap penyelenggara program PKK berbasis industry

b. 4278.002 - Angkatan Kerja Muda Memperoleh Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW)

Pendidikan Kecakapan Wirausaha adalah layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan melalui program pendidikan kecakapan hiidup untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental berwirausaha dalam mengelola diri dan lingkunganya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan berusaha.

Pendidikan Kecakapan Wirausaha diselenggarakan menggunakan pendekatan “4 in 1” sebagai berikut:

1. Identifikasi Peluang Usaha

2. Pembelajaran kewirausahaan berbasis pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan berwirausaha

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran

4. Pendampingan dan Perintisan Usaha

Kegiatan diikuti dengan melibatkan peserta laki-laki dan perempuan secara seimbang yang terdiri dari:

1. Warga masyarakat yang menganggur, miskin, dan tidak/putus sekolah. 2. Direktorat Kursus dan Pelatihan selaku pemegang kebijakan.

3. Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia

[AUTHOR NAME] 92

6. Lembaga kursus dan pelatihan penyelenggara program 7. Satuan pendidikan lain penyelenggara program

Untuk melaksanakan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha ini dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi program kursus dan pelatihan yang dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi pelaksanaan program kepada stake holder terkait (dinas pendidikan provinsi, kab/kota dan instansi terkait lainnya).

2. Melakukan koordinasi tim penilai bantuan pemerintahl pusat dan provinsi. 3. Verifikasi dan visitasi kuota daerah dan pusat

4. Koordinasi dan Bimbingan Teknis lembaga calon penyelenggara program Pendidikan Kecakapan Wirausaha.

5. Membentuk Satuan Kerja Sekretariat bantuan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Pendidikan Kecakapan Wirausaha

6. Pemberian dana bantuan langsung (Bantuan Operasional Penyelenggaraan Program)

c. 4278.003 - Peserta didik/Penguji/Pengelola Kursus dan Pelatihan memperoleh peningkatan kompetensi

Mengingat pentingnya sertifikasi kompetensi maka pemerintah berupaya mendorong masyarakat agar memiliki sertifikat kompetensi yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) atau lembaga sertifikasi lainnya yang diakui oleh pemerintah. Kondisi ekonomi masyarakat belum seluruhnya mampu membiayai keikutsertaannya dalam uji kompetensi.

Untuk itulah pemerintah memberikan “Bantuan Penyelenggaraan Uji Kompetensi Peserta Didik” kursus dan pelatihan yang ingin memiliki sertifikat kompetensi tapi karena keterbatasan ekonomi mereka tidak dapat mengikuti uji kompetensi. Penerima Manfaat:

Peningkatan Mutu dan Kompetensi Peserta didik/Penguji/Pengelola Kursus dan Pelatihan memberikan manfaat kepada:

[AUTHOR NAME] 93

a. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dalam mengelola dan menyalurkan dana bantuan penyelenggaraan uji kompetensi.

b. Lembaga Sertifikasi Kompetensi dalam mensosialisasikan bantuan penyelenggaraan uji kompetensi kepada Tempat Uji Kompetensi (TUK). c. Lembaga sertifikasi lainnya yang dibentuk atau diakui oleh instansi/lembaga

pemerintah dalam mengelola dana uji kompetensi dari peserta didik Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK).

d. Lembaga penyelenggara Program Pendidikan Kecakapan Hidup dalam mengikutsertakan peserta pada uji kompetensi

Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan melalui Konferensi dalam bentuk pleno (Plenary Session), Sidang atau diskusi kelompok (Parallel Session) dan Workshop; yaitu dengan cara membuat perencanaan kegiatan sesuai dengan Tupoksi dan melibatkan dari masing-masing bidang dan bagian sesuai perencanaan yang akan dilaksanakan.

d. 4278.004 - Lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja berstandar industry

Banyaknya jumlah LKP yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani permasalahan pengangguran. Selain itu LKP diharapkan bisa menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat untuk membangun skill dan keterampilan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja maupun wirausaha. Namun pada kenyataanya fenomena peningkatan jumlah lembaga kursus masih diiringi dengan rendahnya mutu kursus yang ditandai penyediaan sarana prasarana yang memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, kurikulum yang sesuai dengan perkembangangan zaman dan lain-lain yang tidak sesuai dengan standar minimal yang telah ditentukan. Sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas lembaga kursus dan pelatihan sehingga dapat berstandar nasional sesuai dengan kriteria yang ada dalam Standar nasional pendidikan. LKP diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu: 1) LKP bertaraf

[AUTHOR NAME] 94

Internasional, 2) LKP dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), 3) LKP dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan 4) LKP Rintisan.

Permasalahan sekarang ini lembaga kursus dan pelatihan kurang mengikuti kebutuhan DUDI, hal tersebut menyebabkan banyak lulusan kursus dan pelatihan tidak terserap bekerja di DUDI. Berdasarkan hal tersebut maka lembaga kursus dan pelatihan harus berbenah diri dan pendekatan yang dilakukan harus berdasarkan kebutuhan dan standar berbasis industry.

Kegiatan diikuti dengan melibatkan peserta laki-laki dan perempuan secara seimbang yang terdiri dari:

1. Warga masyarakat yang menganggur, miskin, dan tidak/putus sekolah. 2. Direktorat Kursus dan Pelatihan selaku pemegang kebijakan.

3. Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia 5. Lembaga kursus dan pelatihan penyelenggara program 6. Satuan pendidikan lain penyelenggara program

Untuk melaksanakan program Lembaga kursus dan pelatihan mendapatkan penguatan kelembagaan ini dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Melakukan penyusunan pedoman/standar dan kebijakan lembaga berstandar industri

2. Melakukan koordinasi dan bimbingan teknis lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

3. Melakukan penguatan lembaga lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

4. Melakukan supervisi dan pendampingan penyelenggaraan penguatan lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja berbasis industri.

5. Menyusun bahan ajar lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja berbasis industri.

[AUTHOR NAME] 95 e. 4278.005 - Instruktur Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja yang

Mengikuti Upskilling dan Reskilling Berstandar Industri

Kondisi saat ini masih banyak instruktur kursus dan pelatihan yang masih tertinggal dalam penguasaan teknologi baru yang ada di industri apalagi dengan munculnya sistem otomasi yang mendukung smart factory di industri. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di dalam kelas dan dampaknya akan dirasakan oleh peserta didik yang diajarnya dan juga industry yang akan menggunakan sumber daya manusia lulusan kursus dan pelatihan.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung peningkatan dan pemerataan kompetensi instruktur berbasis industri, maka Direktorat Kursus dan Pelatihan akan menyelenggarakan program Upskilling dan Reskilling bagi instruktur kursus dan pelatihan berbasis Industri untuk 5 Bidang Prioritas yaitu mesin (machinery), konstruksi (construction), ekonomi kreatif (creative economy), layanan perawatan (care service), dan perhotelan (hospitality).

Adapun penerima manfaat langsung dari kegiatan ini adalah instruktur kursus dan pelatihan dengan melibatkan beberapa pihak terkait antara lain:

1. Direktorat Kursus dan Pelatihan selaku pemegang kebijakan. 2. Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia 4. Forum Pengarah Vokasi

5. Lembaga Kursus dan Pelatihan 6. Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Untuk melaksanakan program Teknis Up-skilling dan Re-skilling instruktur kursus dan pelatihan di Industri ini dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Menyusun Petunjuk Teknis Up-skilling dan Re-skilling instruktur kursus dan pelatihan di Industri yang akan dijadukan acuan bagi penyelenggaraan program ini nantinya

2. Melaksanakan Sosialisasi dan Koordinasi dengan DUDI di 5 bidang prioritas yang sudah ditetapkan

[AUTHOR NAME] 96

3. Menyelenggarakan Upskilling dan Reskilling instruktur kursus dan pelatihan di Industri

4. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Upskilling dan Reskilling instruktur kursus dan pelatihan di Industri

f. 4278.006 - Pemetaan Satuan Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja

Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan keterampilan dan pelatihan, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan perlu melakukan pemetaan awal terkait data lulusan pendidikan formal (SMA, SMK, dan MAN) dan pendidikan nonformal (lembaga kursus, PKBM, dan SKB), maupun data anak yang belum melanjutkan sekolah atau tidak sekolah. Selain itu pemetaan terhadap lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan dan pelatihan yang memiliki rekam jejak yang baik dan sukses menyalurkan lulusannya bekerja dan/atau berwirausaha. Penerima manfaat kegiatan pemetaan satuan Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja tahun 2020 antara lain:

1. Warga masyarakat yang menganggur, dan tidak/putus sekolah.

2. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan selaku pemegang kebijakan. 3. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia 4. Lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. 5. Dunia usaha dan industri (DUDI).

Untuk melaksanakan program pemetaan satuan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja ini dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Menyusun pedoman pelaksanaan pemetaan lembaga berstandar industri. 2. Menyusun instrumen pendataan termasuk mengembangkan sistem informasi

dalam rangka menghimpun basis data dan mengolah data hasil pemetaan satuan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

3. Membentuk kelompok kerja seperti pengembang dan pengolah data hasil pemetaan satuan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

4. Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait (dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, lembaga pendidikan keterampilan

[AUTHOR NAME] 97

dan pelatihan kerja, DUDI dan instansi terkait lainnya) dalam rangka mengidentifikasi potensi lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja terkait dengan peluang kerja dan peluang usaha yang bisa dikembangkan sesuai potensi daerah yang ada di kabupaten/kota pada setiap provinsi. 5. Mengolah hasil identifikasi potensi lembaga yang hasilnya berbentuk peta

lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja serta DUDI yang ada di kabupaten/kota pada setiap provinsi (peta outlook).

6. Menyusun kebijakan lembaga berstandar industri hasil dari pemetaan satuan lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

7. Memberikan rekomendasi terhadap lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja yang layak sekaligus membantu melakukan publikasi dan promosi lembaga-lembaga yang layak kepada masyarakat khususnya calon peserta didik.

[AUTHOR NAME] 98 BAB V

PENUTUP

Program Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2021 ini diterbitkan sebagai acuan kerja bagi Pejabat di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi sehingga program kerja Ditjen Pendidikan Vokasi dapat terselenggara secara efektif, efisien serta dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki daya serap yang tinggi.

Disamping itu, program Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam implementasi program kegiatan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2021.

Program Kerja ini akan ditindaklanjuti dengan pedoman kegiatan, yang akan dikeluarkan oleh Direktorat di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi.

Demikian program Kerja Ditjen Pendidikan Vokasi tahun 2021 diterbitkan, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dalam dokumen PROGRAM KERJA TAHUN 2021 (Halaman 92-101)

Dokumen terkait