Level Kognitif : L 2
Deskripsi soal
45. Jika jarak sebenarnya dari kota Semarang ke kota Yogyakarta adalah 150 km dan jarak antara kedua kota tersebut pada peta adalah 2 cm, maka skala yang digunakan pada peta tersebut adalah....
Indikator Pencapaian Kompetisi: Peserta didik dapat menentukan ketinggian tempat dan jenis tanaman yang sesuai.
No. SOAL : 45
Indikator Soal :
Disajikan data jarak dua kota
di
petadan dilapangan,
peserta didik dapat
menghitung skala peta
tersebut.
Kunci Jawaban : Terlampir
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN SOAL ESSAY UASBN
41. Metode Penilaian :
Peserta didik dapat menentukan 4 lapisan atmosfer dan manfaatnya bagi kehidupan.
Jika peserta didik menjawab 4 dan benar 4 maka skor nya 6, jika peserta didik menjawab 2 dan benar maka skor yang didapat adalah 3, jika peserta didik hanya menjawab 1 dan benar maka mendapat skor 1, jika peserta didik menjawab salah semua maka skor 0 ( nol ) Lapisan atmosfer dan manfaatnya
A. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan udara paling bawah dan lapisan atmosfer, di atas permukaan bumi. Memiliki ketebalan yang berbeda-beda pada setiap tempat. Di khatulistiwa ketebalannya mencapai 16 km, di daerah iklim sedang dan di daerah kutub ketebalannya 8
km. Lapisan ini memiliki sifat yang khas yaitu setiap kita naik 100 m suhu udara akan turun 0,5 oc sampai 0,64 °C, begitu juga sebaliknya, kalau kita turun 100 m maka suhu udara akan naik 0,5 oc sampai 0,6 °c.
Pada lapisan ini terjadi proses pembentukan gejala cuaca seperti, hujan, dan angin. Pada lapisan ini terdapat kandungan oksigen dan nitrogen yang sangat banyak untuk kelangsungan makhluk hidup di bumi. Antara troposfer dan stratosfer terdapat lapisan peralihan yang disebut tropopouse.
B. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan udara di atas troposfer yang menunjukkan perubahan temperatur yang kecil ke arah vertikal. Lapisan ini berada pada ketinggian 15 – 55 km. Pada lapisan ini terdapat lapiasan ozon dengan konsentrasi terbesar terdapat pada ketinggian 22 km. Lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung bagi troposfer dan permukaan bumi dan radiasi sinar ultraviolet matahari. Penipisan lapisan ozon seperti yang terjadi dewasa ini, dapat mengubah iklim dan selanjutnya dapat memengaruhi kehidupan di permukaan bumi. Antara stratosfer dan mesosfer terdapat lapsan yang disebut stratopouse.
C. Mesosfer
Lapisan ini berada pada ketinggian 50-80 km, pada lapisan ini sebagian meteor terbakar dan teniral, sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Lapisan ini berfungsi untuk memantulkan gebmbang radio dan televisi (gelombang VHF dan UHF), sehingga kita dapat menikmati siaran radio dan televisi. Antara mesosfer dan termosfer terdapat lapisan mesopouse.
D. Termosfer
Termosfer merupakan lapisan udara di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 80 km sampai batas antara atmosfer dengan angkasa luar. Pada lapisan ini suhu mencapai 1500 oc. Lapisan bagian bawah dan termosfer ini disebut ionosfer (ketinggian antara 80 – 450 km), pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang menyebabkan terkumpulnya proton dan elektron
E. Eksosfer
Pada lapisan ini suhu bisa mencapai 2.200°c. Merupakan batas antara atmosfer bumi dengan angkasa luar. 42. Metode penilaian :
Peserta didik dapat menjawab Mekanisme penyebab gempa dan pengaruhnya terhadap permukaan Bumi
Jika peserta didik menjawab 1 dan benar 2 maka skor nya 6, jika peserta didik menjawab 1 dan benar maka skor yang didapat adalah 3, jika peserta didik menjawab salah semua maka skor 0 ( nol )
Soal :
Gempa Palu terjadi pada tanggal 28 September 2018 pukul 17.10 WITA dengan magnitudo 7,4. Gempa tersebut menyebabkan terjadinya tsunami kecil dan likuifaksi di Kota Palu. Dan tercatat korban jiwa lebih dari 1.300 orang meninggal. Jelaskan :
a) Mekanisme penyebab gempa sampai terjadinya tsunami dan likuifaksi di lokasi tersebut! b) Pengaruhnya terhadap permukaan Bumi di lokasi tersebut secara fisik!
Jawab :
a) Dua kemungkinan yang menyebabkan terjadinya gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) disertai tsunami di Palu, Sulawesi tengah (Sulteng) beberapa waktu lalu. Gempa bumi yang terjadi di Palu disebabkan oleh patahan lempeng bumi yang bergerak dan saling mendesak.
Ahli Geologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Reza Syahputra menjelaskan, ada patahan utama yang cukup besar, yakni sesar Palu Koro yang memotong wilayah leher Sulteng. Sejumlah gempa yang terjadi tidak bersumber dari sesar utama, melainkan dari patahan-patahan kecil di sekitar sesar Palu Koro.
Sementara tsunami dengan ketinggian hingga 1,5 meter yang menerjang Palu dan Donggala, ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, karena adanya likuifaksi atau longsoran material pasir maupun tanah di dasar laut teluk Palu Koro yang belum terkompaksi dengan baik.
Hal ini dipicu dengan pergerakan patahan-patahan di sekitar Palu Koro. Jadi diduga menjadi faktor utama terjadinya tsunami. Gempa ini tidak secara langsung memicu tsunami. Tetapi, getaran gempa yang kuat akibat pergeseran patahan-patahan itu tadi diduga menjadi faktor terjadinya tsunami. Kemungkinan kedua murni karena patahan saja. Patahan tersebut memicu bergeraknya atau naiknya patahan di tempat lain. Karena gerakan vertikal tersebut, air laut terguncang dan menimbulkan gelombang yang sampai ke darat.
Sedangkan, gempa yang terjadi di Sulteng merupakan gempa akibat pergerakan sesar mendatar. Pergerakan batuan yang terjadi secara horizontal. Namun dari penelitian beberapa tahun terakhir diketahui ada satu kejadian yang membuat daratan di Sulteng itu terangkat beberapa sentimeter setiap tahunnya, dan laju pengangkatan daratan itu lebih besar dari pada tempat-tempat lainnya.
Sehingga ketika terjadi pergeseran patahan di satu wilayah akan memicu pengangkatan ke atas patahan di wilayah lainnya. Mungkin saja patahan yang tadinya itu hanya bergerak secara horizontal, namun ada unsur pergerakan secara vertikalnya juga.
b) Akibat lukifaksi gempa palu, desa Jono Oge lenyap dari lokasinya semula. Desa Jono Oge terbawa sejauh 3 kilometer oleh tanah yang bergerak akibat likuifaksi gempa Palu.
Gempa tersebut kemudian menimbulkan tsunami yang menyapu daerah pesisir kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Hingga saat ini, korban meninggal dunia akibat gempa Palu berjumlah 1.407 orang 2.549 orang luka-luka, dan 113 orang dinyatakan hilang.
Sejumlah 70.821 warga sudah diungsikan ke 141 titik pengungsian.Terhitung lebih dari 65 ribu dikabarkan rusak akibat gempa Palu. Jaringan telekomunikasi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengalami blackout atau putus pasca-rangkaian gempa bumi yang
mengguncang Kabupaten Donggala, Sulteng, dan sekitarnya. Rangkaian gempa mengakibatkan jaringan listrik terputus. 43. Karakteristik piramida kerucut
Metode penilaian :
Jika peserta didik menjawab 4 dan benar 4 maka skor nya 6, jika peserta didik menjawab 2 dan benar maka skor yang didapat adalah 3, jika peserta didik hanya menjawan 1 dan benar maka mendapat skor 1, jika peserta didik menjawab salah semua maka skor 0 ( nol )
Ciri-ciri Piramida
Expansive
: Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
Tingkat kelahiran bayi tinggi Pertumbuhan penduduk tinggi
Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Filipina, India. 44. 4 (empat) ciri-ciri desa Swadaya
Metode penilaian :
Jika peserta didik menjawab 4 dan benar 4 maka skor nya 6, jika peserta didik menjawab 2 dan benar maka skor yang didapat adalah 3, jika peserta didik hanya menjawan 1 dan benar maka mendapat skor 1, jika peserta didik menjawab salah semua maka skor 0 ( nol ) Dari asal katanya, swadaya berasal dari dua kata yakni swa yang artinya sendiri dan daya yang artinya usaha sehingga berari berusaha sendiri. Bisa diartikan bahwa desa swadaya merupakan desa yang mandiri yang memiliki ketergantungan dengan daerah lain. berikut ciri ciri Desa Swadaya:
Penduduk Minim
Hampir serupa dengan desa lainnya, salah satu ciri ciri Desa Swadaya adalah penduduknya yang masih sangat jarang. Pendidikan Masyarakat Rendah
Ciri ciri Desa Swadaya yang selanjutnya adalah pendidikan masyarakat yang rendah. Hal ini diakibatkan karena generasi selanjutnya umumnya melanjutkan pekerjaan orang tua sehingga sekolah bukan menjadi pilihan.3 Mata Pencahariannya Petani
Mata pencaharian juga masuk dalam ciri ciri Desa Swadaya dimana desa ini umumnya memiliki mata pencaharian yang homogen yakni bekerja sebagai petani. Hasil dari pertaniannya pun umumnya terkadang tidak untuk dijual melainkan untuk konsumsi sendiri. Seandainya dijualpun dalam lingkup wilayah yang kecil.
Topografi Bergunung-gunung atau Berbukit-Bukit
Yang menjadi ciri ciri Desa Swadaya selanjutnya adalah topografi dari wilayah desa tersebut. Yang menyebabkan desa tersebut menjadi lebih swadaya terkadang bukan karena faktor dari masyarakatnya sendiri melainkan dari wilayahnya yang sulit untuk berinteraksi dengan wilayah lainnya.
Lembaga Yang Masih Sederhana
Masih berhubungan dengan poin nomor 1, ciri ciri Desa Swadaya selanjutnya adalah lembaga-lembaga yang ada di desa masih sangat sederhana. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masih sangat minim sehingga kebutuhan akan lembaga-lembaga lainnya masih kurang. Alhasil lembaga didalamnya masih sangat sederhana dan bersifat adat.
Kegiatan Penduduk Dipengaruhi Alam
Di poin nomor 6 masih terkait juga dengan poin nomor 4 yakni kegiatan penduduk masih sangat bergantung pada alam. Hal inilah yang menyebabkan aktifitas penduduk masih sangat terbatas dan memilih untuk berswadaya.
Kebutuhan Ekonomi
Poin ke tujuh ciri ciri Desa Swadaya adalah kebutuhan ekonominya yang hanya memenuhi kebutuhan sendiri saja. Seperti menanam tanaman pangan yang lebih untuk dikonsumsi untuk sendiri ketimbang untuk dijual di daerah lainnya.
Lokasi Terpencil
Poin nomor 8 dari ciri ciri Desa Swadaya memperjelas poin nomor 4 yakni wilayah fisik desa. Untuk ciri dari Desa Swadaya sendiri adalah lokasinya yang terpencil yang menyebabkan masyarakatnya tidak bergantung banyak pada wilayah lainnya atau pada pemerintah. Meski demikian, bantuan dari pemerintah masih tetap dibutuhkan.
Masyarakat Cenderung Tertutup
Hal ini yang mungkin menjadi ciri ciri Desa Swadaya yang berbeda dengan ciri desa lainnya. Masyarakat dari Desa Swadaya cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan masyarakat desa lainnya. Alasan yang paling mungkin adalah karena wilayahnya yang memungkinkan penduduk desa swadaya untuk jarang berinteraksi dengan dunia luar.
Itulah ke 9 ciri ciri Desa Swadaya yang perlu dipahami karena beberapa dari ciri tersebut memiliki persamaan dan juga memiliki perbedaan dengan jenis desa lainnya. Perlu adanya pemahaman tersebut adalah agar masyarakat lebih dapat memahami permasalahan yang ada di desa swadaya. Dengan pemahaman tersebut diharapkan pendekatan dari pemerintah dapat diterima oleh masyarakat.
45. Jika jarak sebenarnya dari kota Semarang ke kota Yogyakarta adalah 150 km dan jarak antara kedua kota tersebut pada peta adalah 2 cm, maka skala yang digunakan pada peta tersebut adalah....
Metode penilaian :
Jawab :
Jarak pada peta = 2 cm Jarak sebenarnya = 150 km
= 15.000.000 cm
Skala = 2 cm : 15.000.000 = 1 : 7.500.000