• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Disiplin Belajar Siswa

a. Pengertian Disiplin Belajar

Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari, dimanapun tempatnya kita tidak dapat melepaskan diri dengan norma atau aturan yang berlaku. Aturan-aturan itu harus diikuti baik secara paksa atau kerelaan diri seseorang.

Adanya norma atau aturan itu dimaksudkan untuk mengatur perilaku dan mendorong serta menekan orang-perorang, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai dan mentaati nilai-nilai sosial yang ada.

Norma juga dibuat untuk memelihara ketertiban dan perdamaian diantara orang yang memiliki kepentingan yang berlainan sehingga satu dengan yang lain akan saling menghormati terhadap kepentingan masing-masing. Jadi dengan adanya norma atau aturan, maka manusia tidak dapat bertindak maupun

bertingkah laku sesuka hatinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan harus disertai rasa tanggung jawab dengan penuh disiplin.

Dalam Kamus Umum Bahas Indonesia disiplin diartikan sebagai suatu aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi. Disiplin secara umum dapat diartikan sebagai suatu sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Entang, 1984:11).

Pusat pengembangan inovasi dan Fakultas Filsafat UGM bekerja sama dengan Balitbang Dikbud menyampaikan makna disiplin adalah kepatuhan dan ketaatan terhadap nilai-nilai di dalam suatu sistem sosial demi kualitas kehidupan. Dengan demikian di dalam disiplin terkandung adanya sistem nilai, sistem sosial, bentuk kepribadian pendukungnya, serta perspektif masa depan yang akan dicapai dari pola interaksi yang terjadi.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

a) Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri) yang meliputi:

1. Sifat malas. Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya pelajar yang sengaja menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya menumpuk dan semakin banyak.

2. Kesehatan. Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang sedang tidak sehat akan sulit mentaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat akan lebih mudah mentaati segala sesuatu yang telah direncanakan.

3. Minat. Seorang yang mempunyai minat dalam segala kegiatan maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibanding orang yang tidak mempunyai minat terhadap apa yang akan dilakukan.

b. Faktor ekstern, yang meliputi sebagai berikut:

1. Peralatan. Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar lebih memiliki jiwa disiplin dibanding dengan pelajar yang tidak mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

2.Lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam membantu meningkatkan disiplin pelajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu, sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari kawannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar, tapi jika

kawannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum tentu berhasil.

b. Manfaat Disiplin

Menurut Havinghurst (dalam Hurlock, 1999 : 97) ada beberapa fungsi disiplin yang bermanfaat bagi anak yaitu:

a) Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

b) Untuk menyadarkan kepada anak suatu tingkatan penyelesaian yang wajar, tanpa menuntut komformitas yang berlebihan.

c) Untuk membantu anak dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka.

Gunarsa (2000:136) menjelaskan “manfaat utama disiplin adalah agar anak mengendalikan diri dengan baik, mampu menghormati, dan mematuhi otoritas orang tua”. Gunarsa menegaskan dalam mendidik anak perlu disiplin yaitu tegas dalam hal yang harus dilakukan. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi disiplin perlu dalam mendidik anak, supaya anak dengan mudah:

a) Saling menghargai dan menghormati hak milik orang lain.

c) Dapat membedakan tingkah laku yang baik dan buruk.

d) Belajar mengendalikan keinginan dan melaksanakan sesuatu tanpa ada perasaan takut.

e) Belajar untuk berkorban demi kepentingan orang lain.

c. Unsur-unsur Disiplin

Menurut Triana Noor Edwina DS (1997:13-2) unsur kedisiplinan meliputi: peraturan, hukum, penghargaan dan konsistensi.

Peraturan dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan yang harus ditaati seseorang. Hukuman dimaksudkan jika seseorang melanggar surat aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman, bisa hukuman fisik, non fisik, membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan dimaksudkan jika seseorang melakukan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian dan sebagainya. Konsistensi berkait dengan tingkat keajekan dalam memberikan hukuman dan penghargaan.

d. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin

Entang (1984:11) mengatakan “tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan, yaitu pemenuhan kebutuhan”. Pengenalan terhadap kebutuhan siswa secara baik merupakan andil yang besar bagi pengendalian disiplin. Apabila kebutuhan siswa tidak terpenuhi, maka akan terjadi

ketidaksinambungan pada diri siswa yang bersangkutan, sehingga siswa akan berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan berbagai cara yang sering kurang dapat diterima oleh masyarakat (termasuk pelanggaran disiplin).

Abraham Maslow (dalam Winkel 1996:155) menjelaskan hirarki kebutuhan manusia dengan urutan hirarki dari bawah ke atas, yaitu:

a) Kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan jasmani seperti: makanan, minuman, tempat tinggal dan seks.

b) Kebutuhan untuk menjamin keamanan secara fisik dan psikologis: seperti aman dan terteram.

c) Kebutuhan untuk menikmati hubungan sosial yang memuaskan seperti: dicintai, disayangi, dan diterima oleh orang lain.

d) Kebutuhan untuk menikmati rasa harga diri seperti: mengakui diri sendiri sebagai orang yang patut dihargai dan mendapat pengakuan itu pula dari orang lain.

e) Kebutuhan untuk mengembangkan diri secara intelektual seperti: pengetahuan dan pemahaman sebagai pengayaan alam kognitif.

f) Kebutuhan untuk menikmati dan menghargai keindahan dalam berbagai bentuknya seperti keteraturan dan keseimbangan.

g) Mencapai pengayaan diri manusia secara optimal dan maksimal (aktualisasi diri) seperti kemampuan/bakat.

Pelanggaran disiplin dapat terjadi di lingkungan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Pelanggaran disiplin yang terjadi di dalam keluarga, karena pendisiplinan yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau “kekanak-kanakan”, sehingga remaja memberontak. Pemberontakan yang biasanya terjadi di dalam keluarga karena salah satu orang tua lebih dominan daripada yang lain (orang tua kurang selaras) atau kurang kompak dalam hal pendisiplinan (Hurkock, 1997:232).

Pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah itu sendiri seperti:

a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter, senantiasa mendiktekan kehendak tanpa memperhatikan kedaulatan anak didik.

b) Sebagian besar siswa dikurangi hak-haknya sebagai siswa yang seharusnya turut menentukan rencana masa depannya di bawah bimbingan guru.

c) Tidak/atau kurang memperhatikan kelompok minoritas.

d) Siswa kurang diikut sertakan dan dilibatkan dalam tanggung jawab sekolah.

e) Latar belakang kehidupan keluarga yang kurang diperhatikan dalam kehidupan sekolah.

f) Sekolah kurang mengadakan kerjasama dengan orang tua dan antara keduanya saling melepaskan tanggung jawab.

Sebab-sebab lain adalah kebosanan dalam kelas, perasaan kecewa, dan tertekan karena siswa dituntut bertingkah laku yang kurang wajar sebagai remaja (Entang, 1984:17).

4. Minat Belajar

Dokumen terkait