TINJAUAN PUSTAKA
4. Minat Belajar a Minat
Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat sangat berpengaruh dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar. Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Minat mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu obyek sebagai contoh seseorang suka akan pelajaran akuntansi maka orang itu akan merasa senang melihat, membaca dan bahkan ingin masuk penjurusan ilmu pengetahuan sosial karena lebih mendalami bidang tersebut. Adanya sikap menolak terhadap suatu pelajaran yang dinilainya tidak berguna akan dapat menurunkan minat belajar terhadap pelajaran yang ada dan sebaiknya. Hal ini akan membawa dampak prestasi belajar yang diraih pada pelajaran yang bersangkutan akan jelek apabila sikapnya menolak.
Menurut Winkel (1987:30) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan Bimo Walgito (1977:38) minat adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut.
Selain itu minat juga dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang bahwa obyek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Whiterington, 1988:124). Dalam hal ini minat dipandang sebagai sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya, karena itu terlebih dahulu orang harus mempunyai pengetahuan informasi mengenai obyek tersebut. Selain itu juga seorang siswa harus menyadari bahwa situasi di lingkungan sekitarnya mempengaruhi minat belajarnya. Misalnya ada orang di lingkungan kita yang mengatakan bahwa pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang sulit sekali, sehingga siswa dengan sadar merasa terpengaruh menjadi kurang berminat dengan pelajaran akuntansi. Di sisi lain siswa tersebut menginginkan prestasi belajar akuntansinya baik. Dengan adanya situasi yang demikian sehingga siswa sadar akan hal tersebut membawa dampak terhadap prestasi belajar akuntansi yang diperolehnya nanti tidak baik, maka siswa berusaha menghilangkan pengaruh yang dirasakan tidak baik
tersebut dengan jalan terus mencari cara agar siswa tersebut tetap berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Mappiare (1982:62) berpendapat bahwa timbulnya minat berasal dari harapan. Sebab minat terdiri dari perasaan, prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada suatu pilihan. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap obyek, memiliki pandangan terhadap dirinya dan ada kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang mendukung. Sedangkan Suhirin (1980:12) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek atau mengenai suatu obyek. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila siswa lebih dekat dengan mata pelajaran yang diminati, karena rasa tertarik tersebut, kemauan atau keinginan untuk dekat dan menekuni timbul dari dalam dirinya sendiri.
Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Crow dan Crow, 1980:304). The Liang Gie (1984:28) mengatakan bahwa minat berarti sibuk, tertarik sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Elita D. Nugroho (1982:18) mengatakan bahwa pengetahuan mengenai minat dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:
a) Penempatan, yaitu minat merupakan alat yang digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan yang benar.
b) Perbaikan belajar, yaitu membantu guru mengenal siswa yang perlu mendapat perhatian khusus.
c) Penilaian program, yaitu menentukan efektivitas suatu program.
Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang banyak sangkut pahutnya dengan individu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh dari pengalaman belajar. Dengan demikian, perlu meningkatkan minat pada diri anak karena peningkatan minat merupakan bantuan terhadap anak agar memandang sendiri hubungan antara materi pelajaran dengan dirinya sebagai individu. Jadi minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan pendorong bagi anak-anak dalam melaksanakan usahanya, sehingga minat merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya dalam pemilihan jurusan yang akan menentukan keberhasilan studinya, maka minat merupakan sumber usaha.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Giartama (1990:6) digolongkan menjadi dua antara lain yaitu:
a. Minat secara intrinsik, merupakan minat yang timbul dari individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar yang baik, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.
b. Minat secara ekstrinsik, merupakan akibat pengaruh dari luar individu. Timbul karena latar belakang sosial ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.
c. Unsur-unsur minat
The Liang Gie (1984:24) mengemukakan ada beberapa unsur dalam minat antara lain yaitu:
a. Minat melahirkan perhatian.
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.
(untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu).
d. Meningkatkan Minat Siswa
Slameto, 1988:83 mengatakan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada maka, disarankan agar pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini bisa dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya, bagi siswa di masa yang akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap dijaga serta suasana pelajaran. Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan atau yang tidak dilakukannya dengan baik, yang diharapkan akan muncul minat terhadap bahan yang diajarkan.
Menurut Hurlock, 1992:114 sepanjang masa kanak-kanak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan. Jika kita mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus di atur supaya bertepatan dengan minat anak. Ini
merupakan “saat siap belajar” yaitu saat anak-anak siap belajar, karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh lewat pengalaman belajar.
e. Minat Belajar Siswa
Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Berbicara mengenai minat tentu saja tidak terlepas dari keadaan psikologis seseorang. Minat diartikan sebagai: “Kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dalam hal ini minat dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya. Karena itu terlebih dahulu orang harus mempunyai pengetahuan dan informasi mengenai objek tersebut (Whinterington, 1963:90). Selanjutnya Whinterington membagikan minat menjadi dua yaitu:
1) Minat primitif yaitu minat yang tumbuh karena kebutuhan biologis yang dapat berupa makanan, minuman, seks dan kebutuhan sejenisnya.
2) Minat kultural yaitu minat yang timbul dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya, misalnya kedisiplinan diri daln prestasi belajar.
5. Prestasi Belajar Akuntansi