• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta."

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, DAN MINAT BELAJAR

SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus: Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Retno Susilo Watli Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, 2) Disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan 3) Minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas satu dan dua jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 94 siswa, penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2006. Sampel yang diambil dari populasi sejumlah 62 siswa dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestrasi belajar akuntansi digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel bebas.

(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION OF TEACHER TEACHING STYLE VARIATION, STUDENTS’ DISCIPLINE,

STUDENTS’ LEARNING ATTENTION, AND ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study at The Students of”BOPKRI 1”Vocational High School, Yogyakarta

Retno Susilo Wati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research was to know the relationships between: 1) Students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning achievement, 2) Students’ discipline and accounting learning achievement, 3) Students’ learning attention and accounting learning achievement.

The population in this research was the first and second grade students’ of “BOPKRI 1” Vocational High School Yogyakarta majoring in Accounting consisted of 94 students’. It was conducted from June to July 2006. The writer took 62 students’ as sample, by using Accidental Sampling Technique. The data collecting techniques used were questionnaire, documentary study, and interview.

To know the correlation between students’ perception of teacher teaching style variation, students’ discipline, students’ learning attention, and accounting learning achievement, the writer used multiple regression analysis teachnique with three variables.

The findings were: 1) There was a positive and significant correlation between students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning

achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and robserved= 0,447 and rtable 0,05 = 0,165 and tobserved =

4,075 > ttable 0,05 = 2,0003), 2) There was a positive and significant correlation between

students’ discipline and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

observed= 0,309 > rtable 0,05 = 0,165 and tobserved= 2,903 > ttable 0,05 = 2,0003), 3) There was a

positive and significant correlation between students’ learning attention and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, DAN MINAT BELAJAR

SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus: Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Retno Susilo Watli Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, 2) Disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan 3) Minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas satu dan dua jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 94 siswa, penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2006. Sampel yang diambil dari populasi sejumlah 62 siswa dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestrasi belajar akuntansi digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel bebas.

(11)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION OF TEACHER TEACHING STYLE VARIATION, STUDENTS’ DISCIPLINE,

STUDENTS’ LEARNING ATTENTION, AND ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study at The Students of”BOPKRI 1”Vocational High School, Yogyakarta

Retno Susilo Wati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research was to know the relationships between: 1) Students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning achievement, 2) Students’ discipline and accounting learning achievement, 3) Students’ learning attention and accounting learning achievement.

The population in this research was the first and second grade students’ of “BOPKRI 1” Vocational High School Yogyakarta majoring in Accounting consisted of 94 students’. It was conducted from June to July 2006. The writer took 62 students’ as sample, by using Accidental Sampling Technique. The data collecting techniques used were questionnaire, documentary study, and interview.

To know the correlation between students’ perception of teacher teaching style variation, students’ discipline, students’ learning attention, and accounting learning achievement, the writer used multiple regression analysis teachnique with three variables.

The findings were: 1) There was a positive and significant correlation between students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning

achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and robserved= 0,447 and rtable 0,05 = 0,165 and tobserved =

4,075 > ttable 0,05 = 2,0003), 2) There was a positive and significant correlation between

students’ discipline and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

observed=

0,309 > rtable 0,05 = 0,165 and tobserved= 2,903 > ttable 0,05 = 2,0003), 3) There was a positive and significant correlation between students’ learning attention and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

observed= 0,324>rtable 0,05 = 0,165 and tobserved= 2,423 > ttable 0,05 =

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan pembangunan yang terjadi dewasa ini tidak dapat

dipisahkan dari suatu proses pendidikan yang baik. Proses pendidikan yang baik dapat

menghasilkan suatu pekerja atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar ahli

dan menguasai pada bidangnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan

ilmu dan tehnologi. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan

suatu masalah yang selalu mendapat perhatian karena merupakan kebutuhan yang

mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara.

Pembangunan bangsa Indonesia yang berorientasi pada pembangunan

masyarakat Indonesia seutuhnya menjadikan pembangunan bidang pendidikan

menempati posisi yang paling penting. Dewasa ini pendidikan telah tumbuh meluas dan

sudah menjadi kebutuhan semua masyarakat. Keberhasilan pembangunan suatu negara

dapat tercapai apabila didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang mampu

mengembangkan potensi dalam dirinya dengan baik. Salah satu cara untuk dapat

mengembangkan potensi diri adalah dengan belajar. Menurut Oemar Hamalik (1975:4)

belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara

(20)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang mendidik siswa-siswanya untuk dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan dan juga untuk dapat lebih hidup bermasyarakat. Supaya kegiatan proses

belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, maka situasi kelas harus memiliki

hubungan manusiawi efektif antara sesama murid dan murid dengan guru-gurunya

sehingga akan mampu menciptakan perasaan bersatu dan perasaan kebersamaan

(Hadari, 1981:47). Di dalam kegiatan belajar mengajar adakalanya siswa merasa bosan

terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

Di sekolah guru memegang peranan yang penting dan dominan. Guru

merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi

tenaga profesional yang memiliki profisiensi (berpengetahuan dan berkemampuan

tinggi) dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar

(Muhibbin, 1995:185). Setiap siswa memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang

gaya mengajar guru, khususnya dalam hal ini guru akuntansi. Variasi dalam mengajar

dianggap sangat penting untuk mengatasi rasa kebosanan pada diri siswa karena adanya

variasi dalam mengajar yang dilakukan seorang guru diharapkan dapat memacu

semangat belajar siswa.

Adanya variasi gaya mengajar guru yang tidak membosankan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar akan menimbulkan minat dalam diri siswa untuk

(21)

prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan FX. Yusti Subroto

(2004), yang berjudul Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya

Mengajar Guru Akuntansi, Minat Belajar Akuntansi, dan Fasilitas Belajar Siswa

Dengan Prestasi Belajar Siswa disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan.

Dalam penelitian yang dilakukan Yuliyanti (2004), yang berjudul Hubungan

antara persepsi belajar siswa, jenis kelamin dan tingkat pendidikan orang tua dengan

minat siswa dalam memilih program studi di SMU disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan.

Menurut hasil penelitian yang berjudul pengaruh bimbingan guru di kelas, minat

belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa studi kasus siswa

kelas II Akuntansi SMK Katholik Klaten, Theresia Trisusanti (2003) menyimpulkan

bahwa (1) Bimbingan guru di kelas berpengaruh positif dan signifikansi terhadap

prestasi belajar akuntansi siswa (pada tarif 5% t hitung 2, 346> t_tabel 1,665 dengan

SE sebesar 6,68%). (2) Minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar akuntansi siswa (pada taraf 5% t_hitung 2,475> t_tabel 1,665 dengan

SE sebesar 13,648). (3) Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar akuntansi siswa (pada taraf 5% t_hitung 3,035 > t_tabel 1,665 dengan

(22)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa (pada taraf

5% t_hitung 14,9 > t_tabel 2,725 dengan SE sebesar 27,946%.

Dari ketiga hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan lingkungan belajar yang baik, dorongan

orang tua dan minat belajar dari diri siswa.

Dalam belajar siswa juga harus dapat mendisiplinkan diri yaitu dengan cara

siswa harus dapat mengendalikan diri dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan sikap disiplin dalam proses belajar

mengajar diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Sehingga dalam hal ini

kedisiplinan dalam belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa.

Semakin siswa dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka prestasi yang akan

diperoleh siswa akan semakin baik, tetapi sebaliknya jika siswa tidak dapat

mendisiplinkan diri dalam belajar maka prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa

tidak akan memuaskan. Dari penelitian yang berjudul Hubungan antara Disiplin

Belajar, Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa

(Fransiska Dian Wasitaningsih, 2002), diperoleh hasil bahwa kedisiplinan belajar

mempunyai hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian

tersebut terbukti bahwa kedisiplinan dalam belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar

(23)

Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Variasi Gaya Mengajar Guru

Akuntansi, Disiplinan Belajar Siswa, dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi

Belajar Akuntansi”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi permasalahan mengenai

hubungan antara variasi gaya mengajar guru akuntansi, kedisiplinan belajar, dan minat

belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru

dengan prestasi belajar akuntansi?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

3. Apakah ada hubungan antara minat siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara gaya

(24)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin

belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.

3.Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran bagi guru untuk

lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar terutama tentang variasi gaya

mengajar yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan

terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa bahwa betapa

pentingnya minat belajar yang ada untuk dapat mencapai prestasi belajar yang

maksimal.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan khususnya dalam

bidang pendidikan.

(25)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman atau wawasan untuk

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

Pada bagian ini menguraikan tentang pengertian belajar, persepsi siswa

tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin belajar siswa, minat belajar siswa di

sekolah, dan prestasi belajar akuntansi. Selain hal tersebut, juga menjelaskan secara

singkat tentang hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,

disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut

diperoleh dari seorang yang lebih tahu atau yang sekarang disebut dengan guru

(Ali Imron, 1996:2).

Winkel dalam Psikologi Pengajaran (1996:53) memberikan pengertian

belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

subyek dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat

konstan.

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan (1995:91)

(27)

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan

dunia di sekeliling siswa. Belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku dan latihan.

Sardiman (1986:22-23) memberikan beberapa pengertian belajar adalah

sebagai berikut:

a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan,

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri,

b. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan

pribadi seutuhnya,

c. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan

yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya,

d. Belajar adalah rangkaian jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan

pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa,

rana kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari berbagai pengertian yang disampaikan oleh para ahli di atas maka

belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku menuju

perkembangan manusia seutuhnya melalui serangkaian kegiatan yang dibimbing

(28)

dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang lebih baik.

2. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

a. Persepsi Siswa

Persepsi adalah proses pemahaman yang terorganisir dan

menggabungkan data-data indera atau penginderaan untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita (Linda L.

Davidoff, 1981:232).

Persepsi dapat juga diartikan sebagai proses pemahaman yang

dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik

lewat penglihatan, perasaan, penciuman, dan pendengaran. Kunci untuk

memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Miftah Thoha,

1983:138).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan

mengintepretasikan rangsang dari lingkungan melalui panca indera, sehingga

individu menyadari dan mengerti tentang yang diinderakannya.

Persepsi siswa terhadap proses belajar mengajar sangat berpengaruh

(29)

merupakan subyek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar,

karena fungsi guru adalah sebagai pengajar atau pendidik dalam setiap proses

mengajar di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar suatu kebosanan akan

terjadi apabila kita melihat atau mengalami hal yang sama terjadi secara

berulang-ulang terus-menerus sehingga menjadi rutin. Untuk menanggulangi

rasa bosan ini maka diperlukan adanya suatu variasi dalam proses belajar

mengajar, sehingga belajar mengajar di sekolah tidaklah terasa sebagai beban

yang berat. Adanya variasi gaya mengajar guru akuntansi yang baik dapat

membantu siswa untuk lebih memusatkan perhatian siswa pada pelajaran yang

sedang diajarkan.

b. Pengertian Mengajar

Mengajar pada umumnya merupakan suatu upaya pendidikan dalam

memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa

agar terjadi proses belajar. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983:7)

mengajar adalah sebagai penanam dan penyampaian pengetahuan pada anak,

serta suatu kegiatan mengorganisasikan atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi

lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya

(30)

Mengajar merupakan peristiwa yang bertujuan, artinya mengajar

adalah peristiwa yang terikat oleh tujuan, pada tujuan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan (Winarno,1973:29). Karena mengajar adalah peristiwa yang

bertujuan, maka seorang pendidik dalam hal ini adalah guru dituntut untuk

dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, dan materi pelajaran dapat

diterima oleh siswa sebagai peserta didik.

Guru dalam mengajar harus sudah memiliki rencana pembelajaran

(satuan pelajaran) dan menetapkan strategi belajar mengajar, karena dalam hal

ini guru melakukan kegiatan mendidik, dalam artian guru mengantar peserta

didik ke tingkat kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental. Dengan

demikian seorang guru dituntut untuk berusaha seoptimal mungkin

menciptakan kondisi yang mendukung agar kegiatan belajar mengajar dapat

berlangsung dengan baik.

Mengajar secara luas dapat diartikan suatu aktivitas

mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar atau sebagai

upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan

(31)

c. Gaya Mengajar

J. Roggema dalam Winkel (1996:205) membedakan gaya mengajar

menjadi dua, yaitu:

1) Formal, ciri-ciri:

a) Guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah ditetapkan.

b) Menuntut banyak prestasi hafalan.

c) Berpegang pada buku pelajaran.

d) Bergaya memimpin lebih otoriter.

e) Kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa.

f) Menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian.

2) Informal, ciri-ciri:

a) Penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan siswa.

b) Mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran.

c) Memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran.

d) Bergaya memimpin lebih demokratis.

e) Menanggapi dengan baik pikiran kritis siswa.

f) Menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri sendiri.

Gaya mengajar menurut Winkel (1996:204) adalah keseluruhan

tingkah laku guru yang khas bagi dirinya dan agak bersifat menetap pada

(32)

d. Variasi Gaya Mengajar

Kebosanan merupakan salah satu masalah penting didalam kelas.

Murid-murid duduk dengan tenang mendengar dan melihat guru mengajar selama

berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh kebosanan. Gaya mengajar yang monoton

akan membuat siswa malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Hal yang diperlukan oleh guru adalah mengadakan variasi dalam mengajar.

Variasi dalam mengajar banyak sekali bila dilakukan dengan benar-benar akan

sangat menarik dan dapat mempertahankan minat dan semangat siswa dalam

belajar. Biasanya variasi muncul dalam komponen-komponen, sebagai berikut

(Raflis Kosasi,1984:6-7):

1) Pengertian variasi suara

Variasi suara adalah perubahan nada suara keras menjadi lemah, dari tinggi

menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau

pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2) Pemusatan perhatian

Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru

dengan perkataan atau kalimat dan ungkapan senada dengan itu dan biasanya diikuti

(33)

3) Kesenyapan

Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru menerangkan

sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian. Perubahan stimulus dari

adanya suara ke keadaan tenang atau senyap atau dari keadaan adanya kesibukan

kegiatan dan kemudian dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin

tahu apa yang terjadi.

4) Mengadakan kontak pandang

Bila guru berbicara berinteraksi dengan siswanya hendaknya pandangan

menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan

hubungan yang intim dengan mereka.

5) Gerakan badan dan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah

aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak hanya sekedar

menarik perhatian, tetapi lebih dari itu dapat menyampaikan arti dari pesan lisan

yang disampaikan.

6) Pergantian posisi guru dalam kelas

Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan

perhatian murid. Yang penting diingat adalah variasi ini digunakan dengan

(34)

Salah satu tujuan untuk mendapatkan hasil dalam belajar, guru tidak terikat

pada teknik atau metode atau media tertentu akan tetapi guru dapat memanfaatkan

salah satu atau semuanya secara berkombinasi. Berdasarkan pendapat beberapa

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cara efektif untuk memperoleh hasil

pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melibatkan penuh

pembelajaran bersama siswa, variasi dan keragaman dalam metode mengajar,

motivasi internal, dan integritas belajar yang menyeluruh.

3. Disiplin Belajar Siswa

a. Pengertian Disiplin Belajar

Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari, dimanapun

tempatnya kita tidak dapat melepaskan diri dengan norma atau aturan yang

berlaku. Aturan-aturan itu harus diikuti baik secara paksa atau kerelaan diri

seseorang.

Adanya norma atau aturan itu dimaksudkan untuk mengatur perilaku dan

mendorong serta menekan orang-perorang, kelompok atau masyarakat secara

keseluruhan untuk mencapai dan mentaati nilai-nilai sosial yang ada.

Norma juga dibuat untuk memelihara ketertiban dan perdamaian diantara

orang yang memiliki kepentingan yang berlainan sehingga satu dengan yang

lain akan saling menghormati terhadap kepentingan masing-masing. Jadi

(35)

bertingkah laku sesuka hatinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata

lain, dalam melakukan kegiatan harus disertai rasa tanggung jawab dengan

penuh disiplin.

Dalam Kamus Umum Bahas Indonesia disiplin diartikan sebagai suatu

aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi. Disiplin secara umum dapat

diartikan sebagai suatu sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi

suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan

tanggung jawab (Entang, 1984:11).

Pusat pengembangan inovasi dan Fakultas Filsafat UGM bekerja

sama dengan Balitbang Dikbud menyampaikan makna disiplin adalah

kepatuhan dan ketaatan terhadap nilai-nilai di dalam suatu sistem sosial demi

kualitas kehidupan. Dengan demikian di dalam disiplin terkandung adanya

sistem nilai, sistem sosial, bentuk kepribadian pendukungnya, serta perspektif

masa depan yang akan dicapai dari pola interaksi yang terjadi.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

a) Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri)

yang meliputi:

1. Sifat malas. Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan,

misalnya pelajar yang sengaja menunda pekerjaan sehingga

(36)

2. Kesehatan. Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang sedang tidak sehat akan

sulit mentaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang

sehat akan lebih mudah mentaati segala sesuatu yang telah

direncanakan.

3. Minat. Seorang yang mempunyai minat dalam segala kegiatan maka

kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibanding

orang yang tidak mempunyai minat terhadap apa yang akan

dilakukan.

b. Faktor ekstern, yang meliputi sebagai berikut:

1. Peralatan. Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang contoh

pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar lebih

memiliki jiwa disiplin dibanding dengan pelajar yang tidak

mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

2.Lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam membantu meningkatkan disiplin pelajar.

Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu,

sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman

sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari

(37)

kawannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum

tentu berhasil.

b. Manfaat Disiplin

Menurut Havinghurst (dalam Hurlock, 1999 : 97) ada beberapa fungsi

disiplin yang bermanfaat bagi anak yaitu:

a) Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan

diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

b) Untuk menyadarkan kepada anak suatu tingkatan penyelesaian yang wajar,

tanpa menuntut komformitas yang berlebihan.

c) Untuk membantu anak dalam mengembangkan pengendalian diri dan

pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk

membimbing tindakan mereka.

Gunarsa (2000:136) menjelaskan “manfaat utama disiplin adalah agar anak

mengendalikan diri dengan baik, mampu menghormati, dan mematuhi otoritas

orang tua”. Gunarsa menegaskan dalam mendidik anak perlu disiplin yaitu

tegas dalam hal yang harus dilakukan. Dengan demikian penulis dapat

menyimpulkan bahwa fungsi disiplin perlu dalam mendidik anak, supaya anak

dengan mudah:

a) Saling menghargai dan menghormati hak milik orang lain.

(38)

c) Dapat membedakan tingkah laku yang baik dan buruk.

d) Belajar mengendalikan keinginan dan melaksanakan sesuatu tanpa ada

perasaan takut.

e) Belajar untuk berkorban demi kepentingan orang lain.

c. Unsur-unsur Disiplin

Menurut Triana Noor Edwina DS (1997:13-2) unsur kedisiplinan

meliputi: peraturan, hukum, penghargaan dan konsistensi.

Peraturan dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan

yang harus ditaati seseorang. Hukuman dimaksudkan jika seseorang

melanggar surat aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman, bisa hukuman

fisik, non fisik, membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan

dimaksudkan jika seseorang melakukan tindakan yang benar, maka kepadanya

diberikan penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa

ucapan terima kasih, senyuman, pujian dan sebagainya. Konsistensi berkait

dengan tingkat keajekan dalam memberikan hukuman dan penghargaan.

d. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin

Entang (1984:11) mengatakan “tingkah laku individu merupakan upaya

untuk mencapai tujuan, yaitu pemenuhan kebutuhan”. Pengenalan terhadap

kebutuhan siswa secara baik merupakan andil yang besar bagi pengendalian

(39)

ketidaksinambungan pada diri siswa yang bersangkutan, sehingga siswa akan

berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan berbagai cara yang sering

kurang dapat diterima oleh masyarakat (termasuk pelanggaran disiplin).

Abraham Maslow (dalam Winkel 1996:155) menjelaskan hirarki

kebutuhan manusia dengan urutan hirarki dari bawah ke atas, yaitu:

a) Kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan jasmani seperti: makanan,

minuman, tempat tinggal dan seks.

b) Kebutuhan untuk menjamin keamanan secara fisik dan psikologis: seperti

aman dan terteram.

c) Kebutuhan untuk menikmati hubungan sosial yang memuaskan seperti:

dicintai, disayangi, dan diterima oleh orang lain.

d) Kebutuhan untuk menikmati rasa harga diri seperti: mengakui diri sendiri

sebagai orang yang patut dihargai dan mendapat pengakuan itu pula dari

orang lain.

e) Kebutuhan untuk mengembangkan diri secara intelektual seperti:

pengetahuan dan pemahaman sebagai pengayaan alam kognitif.

f) Kebutuhan untuk menikmati dan menghargai keindahan dalam berbagai

bentuknya seperti keteraturan dan keseimbangan.

g) Mencapai pengayaan diri manusia secara optimal dan maksimal

(40)

Pelanggaran disiplin dapat terjadi di lingkungan di dalam keluarga,

sekolah dan masyarakat. Pelanggaran disiplin yang terjadi di dalam keluarga,

karena pendisiplinan yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau

“kekanak-kanakan”, sehingga remaja memberontak. Pemberontakan yang

biasanya terjadi di dalam keluarga karena salah satu orang tua lebih dominan

daripada yang lain (orang tua kurang selaras) atau kurang kompak dalam hal

pendisiplinan (Hurkock, 1997:232).

Pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah

itu sendiri seperti:

a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter, senantiasa

mendiktekan kehendak tanpa memperhatikan kedaulatan anak didik.

b) Sebagian besar siswa dikurangi hak-haknya sebagai siswa yang

seharusnya turut menentukan rencana masa depannya di bawah bimbingan

guru.

c) Tidak/atau kurang memperhatikan kelompok minoritas.

d) Siswa kurang diikut sertakan dan dilibatkan dalam tanggung jawab

sekolah.

e) Latar belakang kehidupan keluarga yang kurang diperhatikan dalam

(41)

f) Sekolah kurang mengadakan kerjasama dengan orang tua dan antara

keduanya saling melepaskan tanggung jawab.

Sebab-sebab lain adalah kebosanan dalam kelas, perasaan kecewa, dan

tertekan karena siswa dituntut bertingkah laku yang kurang wajar sebagai

remaja (Entang, 1984:17).

4. Minat Belajar

a. Minat

Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat sangat

berpengaruh dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar.

Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi

tertentu. Minat mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu

obyek sebagai contoh seseorang suka akan pelajaran akuntansi maka orang itu

akan merasa senang melihat, membaca dan bahkan ingin masuk penjurusan

ilmu pengetahuan sosial karena lebih mendalami bidang tersebut. Adanya

sikap menolak terhadap suatu pelajaran yang dinilainya tidak berguna akan

dapat menurunkan minat belajar terhadap pelajaran yang ada dan sebaiknya.

Hal ini akan membawa dampak prestasi belajar yang diraih pada pelajaran

(42)

Menurut Winkel (1987:30) minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan Bimo Walgito

(1977:38) minat adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian

terhadap suatu obyek disertai dengan kecenderungan untuk berhubungan lebih

aktif dengan obyek tersebut.

Selain itu minat juga dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang

bahwa obyek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut

paut dengan dirinya (Whiterington, 1988:124). Dalam hal ini minat dipandang

sebagai sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya, karena itu

terlebih dahulu orang harus mempunyai pengetahuan informasi mengenai

obyek tersebut. Selain itu juga seorang siswa harus menyadari bahwa situasi di

lingkungan sekitarnya mempengaruhi minat belajarnya. Misalnya ada orang di

lingkungan kita yang mengatakan bahwa pelajaran akuntansi merupakan

pelajaran yang sulit sekali, sehingga siswa dengan sadar merasa terpengaruh

menjadi kurang berminat dengan pelajaran akuntansi. Di sisi lain siswa

tersebut menginginkan prestasi belajar akuntansinya baik. Dengan adanya

situasi yang demikian sehingga siswa sadar akan hal tersebut membawa

dampak terhadap prestasi belajar akuntansi yang diperolehnya nanti tidak baik,

(43)

tersebut dengan jalan terus mencari cara agar siswa tersebut tetap berminat

terhadap pelajaran akuntansi.

Mappiare (1982:62) berpendapat bahwa timbulnya minat berasal dari

harapan. Sebab minat terdiri dari perasaan, prasangka atau kecenderungan

untuk mengarahkan individu pada suatu pilihan. Hal ini berarti minat seseorang

akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap

obyek, memiliki pandangan terhadap dirinya dan ada kecenderungan untuk

melakukan kegiatan yang mendukung. Sedangkan Suhirin (1980:12)

mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk

tertarik pada suatu obyek atau mengenai suatu obyek. Dengan demikian

tidaklah mengherankan apabila siswa lebih dekat dengan mata pelajaran yang

diminati, karena rasa tertarik tersebut, kemauan atau keinginan untuk dekat dan

menekuni timbul dari dalam dirinya sendiri.

Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita

untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, atau kegiatan ataupun

bisa sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri

(Crow dan Crow, 1980:304). The Liang Gie (1984:28) mengatakan bahwa

minat berarti sibuk, tertarik sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena

(44)

Elita D. Nugroho (1982:18) mengatakan bahwa pengetahuan

mengenai minat dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:

a) Penempatan, yaitu minat merupakan alat yang digunakan untuk membantu

siswa memilih jurusan yang benar.

b) Perbaikan belajar, yaitu membantu guru mengenal siswa yang perlu

mendapat perhatian khusus.

c) Penilaian program, yaitu menentukan efektivitas suatu program.

Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan,

pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang

banyak sangkut pahutnya dengan individu. Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan diperoleh dari pengalaman belajar. Dengan demikian, perlu

meningkatkan minat pada diri anak karena peningkatan minat merupakan

bantuan terhadap anak agar memandang sendiri hubungan antara materi

pelajaran dengan dirinya sebagai individu. Jadi minat yang timbul dari

kebutuhan anak-anak merupakan pendorong bagi anak-anak dalam

melaksanakan usahanya, sehingga minat merupakan hal yang sangat penting

dalam dunia pendidikan khususnya dalam pemilihan jurusan yang akan

(45)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Giartama (1990:6) digolongkan

menjadi dua antara lain yaitu:

a. Minat secara intrinsik, merupakan minat yang timbul dari individu sendiri tanpa

pengaruh dari luar. Timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar

yang baik, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik, merupakan akibat pengaruh dari luar individu. Timbul

karena latar belakang sosial ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

c. Unsur-unsur minat

The Liang Gie (1984:24) mengemukakan ada beberapa unsur dalam minat

antara lain yaitu:

a. Minat melahirkan perhatian.

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.

c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.

(untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan

(46)

d. Meningkatkan Minat Siswa

Slameto, 1988:83 mengatakan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat

cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang

baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada maka, disarankan

agar pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini bisa dicapai

dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu

bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya, bagi siswa di masa yang

akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap dijaga serta

suasana pelajaran. Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat

memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan

alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak

mau dilakukan atau yang tidak dilakukannya dengan baik, yang diharapkan akan

muncul minat terhadap bahan yang diajarkan.

Menurut Hurlock, 1992:114 sepanjang masa kanak-kanak minat menjadi sumber

motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan,

baik permainan maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar

dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan. Jika kita

mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan kemampuan anak

(47)

merupakan “saat siap belajar” yaitu saat anak-anak siap belajar, karena mereka

berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh lewat

pengalaman belajar.

e. Minat Belajar Siswa

Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai

beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan siswa melihat bahwa hasil dari

pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan

besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Berbicara

mengenai minat tentu saja tidak terlepas dari keadaan psikologis seseorang.

Minat diartikan sebagai: “Kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang,

suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dalam hal ini

minat dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi

dirinya. Karena itu terlebih dahulu orang harus mempunyai pengetahuan dan

informasi mengenai objek tersebut (Whinterington, 1963:90). Selanjutnya

Whinterington membagikan minat menjadi dua yaitu:

1) Minat primitif yaitu minat yang tumbuh karena kebutuhan biologis yang dapat

berupa makanan, minuman, seks dan kebutuhan sejenisnya.

2) Minat kultural yaitu minat yang timbul dari perbuatan belajar yang lebih

(48)

5. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil puncak yang

telah dicapai. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan

oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes

prestasi (Mulyono, 1990:700. Selanjutnya Sunaryo (1983:10) mengungkapkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka yang dimaksud

dengan prestasi belajar adalah suatu hasil dari proses belajar yang telah dicapai

oleh seorang siswa yang diuji melalui kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran dapat dicapai.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Dimyati Mahmud (1990:84-87) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat prestasi, yaitu:

(49)

a) N. Ach (Need for Achievement)

N. Ach adalah dorongan atau motif untuk berprestasi atau suatu motif

intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.

b) Takut gagal

Takut gagal seperti perasaan cemas (nervous) dalam menghadapi ujian

atau tes akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau tingkat prestasi

seseorang.

c) Takut sukses

Seorang wanita memiliki karakteristik lebih takut sukses dari pada pria.

Apabila cukup kuat takut sukses ini merongrong N Ach seseorang dan

melahirkan perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.

d) Persepsi

Persepsi seseorang terhadap prestasinya terkait dengan kombinasi empat

faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas, dan keberuntungan.

2) Faktor eksternal

Kesempatan dan faktor situasional juga sangat berpengaruh dalam peningkatan

prestasi belajar. Jika situasi lingkungan mendukung dalam proses belajar

mengajar pasti juga akan sangat mempengaruhi tingkat prestasi belajar

(50)

c. Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh akibat adanya

belajar akuntansi, dalam usaha memperoleh suatu hasil sangat ditentukan adanya

evaluasi terhadap suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini

dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar yang diberikan dapat

mencapai hasil yang diharapkan.

Prestasi belajar akuntansi merupakan indikator kualitas dan kuantitas dari

pengetahuan yang dikuasai oleh anak didik. Hasil evaluasi dapat dipakai untuk

meninjau kembali hasil belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang

telah ditentukan sebelumnya. Bila hasil yang diperoleh belum memuaskan, hal ini

tidak sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditentukan. Prestasi belajar

akuntansi akan mengalami kenaikan apabila didukung oleh situasi proses belajar

mengajar yang baik pula, dalam hal ini kemampuan seorang guru dalam

menciptakan suasana belajar yang baik sangat diperlukan. Suasana belajar yang

baik dapat mendorong siswa lebih termotivasi, lebih berminat dan perhatian pada

mata pelajaran akuntansi yang sering digunakan dapat mendorong terciptanya

suasana belajar yang positif, sehingga siswa lebih bersemangat. Pemilihan teknik

pengajaran yang bervariasi tentu saja menuntut kesiapan seorang guru yang lebih

banyak dan tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai, dengan

(51)

mengajar di dalam kelas, sehingga dampak yang timbul adalah prestasi belajar

siswa akan meningkat.

Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang

siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan, karena dalam

pembelajaran tidak hanya guru saja yang harus aktif. Kurikulum yang telah

dirancang dengan baik tidaklah banyak artinya bila penjabarannya dalam proses

belajar mengajar tidak ikut menunjang tujuan kurikulum tersebut. Proses belajar

mengajar menjadi faktor yang sangat penting karena banyak tuntutan

keterampilan yang diharapkan oleh para pengguna lulusan yang tidak secara

langsung dapat diwujudkan dalam mata pelajaran khusus ini. Agar proses belajar

mengajar dapat tercapai perlu adanya interaksi yang baik didukung dengan adanya

variasi-variasi mengajar yang diciptakan guru dalam belajar guna memacu

semangat belajar siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa dapat menjadi

baik.

Dalam proses belajar mengajar akuntansi, diharapkan dapat menghasilkan

perubahan pada siswa yang berupa kemampuan-kemampuan internal. Dalam

kemampuan internal ini nantinya harus dinyatakan dalam prestasi. Prestasi belajar

yang dicapai siswa dapat memberikan petunjuk mengenai tujuan instruksionalnya,

sebab yang dievaluasi adalah hasil usaha belajar sesuai dengan tujuan

(52)

adalah prestasi belajar akuntansi. Dari beberapa penulis maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil tertinggi yang telah dicapai

dalam bidang tertentu, yang berdasarkan prestasi tersebut seorang guru.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi

Belajar Akuntansi.

Variasi gaya mengajar yang digunakan oleh seorang guru sangat mempengaruhi

tingkat prestasi belajar akuntansi. Variasi gaya mengajar akan mengurangi

kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar. Variasi gaya mengajar yang

dilakukan oleh guru banyak sekali komponennya dan jika dilakukan dengan

benar-benar akan sangat menarik sehingga dapat mempertahankan minat serta semangat

siswa dalam belajar. Variasi gaya mengajar jika digunakan pada kondisi yang tepat

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Kedisiplinan merupakan ketaatan terhadap peraturan atau tata tertib tertentu.

Siswa yang mempunyai sifat disiplin akan pula mempunyai prestasi yang lebih.

Karena siswa yang disiplinnya tinggi akan mempunyai tanggung jawab yang besar.

Tanggung jawab disini maksudnya adalah tanggung jawab dalam kegiatan

(53)

belajar mengajar dengan baik dan tepat waktu. Seorang siswa yang mempunyai

kedisiplinan tinggi tentu saja mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam

belajarnya. Rasa tanggung jawab dalam kegiatan belajar akan mempengaruhi

prestasi belajar.

Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam kategori

yang sulit untuk dipelajari, karena terdapat konsep-konsep akuntansi yang sulit

untuk dimengerti, sehingga mempelajarinyapun membutuhkan suatu ketekunan,

kejelian dalam menghitung angka-angka. Namun bila siswa tersebut memiliki

kedisiplinan belajar yang tinggi akan cenderung memiliki prestasi belajar akuntansi

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kedisiplinan belajarnya rendah.

3. Hubungan Antara Minat Belajar Akuntansi Dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang

peran penting dalam pembuatan suatu keputusan. Minat akan mengarahkan tindakan

individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Perasaan

senang dan tidak senang merupakan dasar dari suatu minat. Minat seseorang akan

dapat diketahui dari pernyataan senang dan tidak senang atau tidak disuka terhadap

suatu obyek tertentu. Seorang siswa yang minat dengan pelajaran akuntansi akan

terus berusaha untuk belajar akuntansi seoptimal mungkin, karena siswa merasa

(54)

tinggi akan dapat meningkatkan atau mempertahankan prestasi belajar akuntansi

siswa itu sendiri.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prnyataan yang masih lemah, karenanya masih harus diuji

kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara variasi gaya mengajar guru

akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.

2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar akuntansi

dengan prestasi belajar akuntansi.

3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian sebelumnya dan jenis

penelitian ini adalah studi kasus yaitu jenis penelitian yang mengambil suatu

permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu. Jenis penelitian studi kasus

tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian hanya berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya

terbatas pada obyek tertentu saja yaitu sekolah dan siswa sebagai respondennya. Secara

khusus, yang akan diteliti dari responden adalah persepsi siswa tentang variasi gaya

mengajar guru, disiplin siswa dan minat belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK BOPKRI I Yogyakarta

Alamat: Jln. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta

2. Waktu penelitian

(56)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi

sumber informasi khususnya siswa. Responden penelitian dalam hal ini adalah siswa

siswi kelas satu dan kelas dua jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta.

D.Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan

tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang

berlainan, populasi juga disebut sebagai keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa siswi kelas 1 dan 2 jurusan akuntansi SMK BOPKRI I

sebanyak 94 siswa, sedangkan siswa siswi kelas 3 jurusan akuntansi tidak ikut diambil

menjadi populasi karena pada saat penelitian dilakukan siswa siswi kelas 3 baru saja

menempuh ujian akhir dan sedang libur sekolah.

E. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi.

Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi yang

ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu. Pada penelitian ini diambil 62 siswa-siswi yang akan mengisi kuesioner. Apa yang

(57)

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel. Teknik sampling

dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok nonprobability sampling yaitu teknik

yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik sampling aksidental karena dalam penelitian tersebut teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data. Jadi, penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 62 responden.

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel yang Akan Diteliti

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan

satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah:

a. Variabel bebas (Independence variable)

1) Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru (X1)

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru adalah proses

(58)

rangsang dari lingkungan dalam hal ini adalah variasi gaya mengajar guru

melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa

yang diinderakan.

2) Disiplin siswa (X2)

Disiplin siswa adalah keteraturan dalam segala usaha yang dilakukan untuk

mencapai hasil belajar yang optimal serta merencanakan terlebih dahulu

dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

3) Minat (X3)

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu.

b. Variabel terikat (Dependence variable)

Prestasi belajar akuntansi (Y)

Prestasi belajar akuntansi adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran akuntansi.

2. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan variabel bebas dari variabel terikat dinilai dengan

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II

(59)

Tabel 3.1 Tabel PAP Tipe II

Derajat Penguasaan Nilai akhir

81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-55%

<46%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3) Pengukuran Variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara

pengukuran masing-masing variabel. Maka pengukuran variabel penelitian yang

penulis lakukan adalah:

a. Variabel Bebas

Data mengenai persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,

disiplin siswa, dan minat belajar siswa di sekolah diperoleh melalui jawaban

kuesioner yang berupa daftar pertanyaan dan pernyataan. Jumlah item

pernyataan variabel variasi gaya mengajar guru sebanyak 10 item merupakan

pertanyaan yang disusun sendiri oleh peneliti. Jumlah item pertanyaan variabel

disiplin siswa sebanyak 10 item merupakan pertanyaan yang disusun sendiri

oleh peneliti sedangkan 10 item pertanyaan variabel minat belajar siswa juga

merupakan pertanyaan yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang

(60)

hanya memilih jawaban yang telah tersedia dan kuesioner ini dibagikan pada

siswa.

Penulis menggunakan skala Likert untuk memberikan skor pada

kuesioner karena jawaban bersifat kualitatif. Ada dua kategori yang digunakan

yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan pilihan

Selalu (S), Kadang-kadang (Kdg), dan Tidak Pernah (TP). Pembagian

pernyataan menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap seseorang

terhadap obyek tertentu terdiri dari sikap mendukung (positif), sikap menolak

(negatif), dan sikap netral. Penulis mengharap responden mempunyai sikap

mendukung atau menolak, oleh karena itu jawaban netral dihilangkan. Adapun

skor yang digunakan dalam menilai pertanyaan tersebut adalah:

Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor

Instrumen Variasi Gaya Mengajar Guru & Minat Belajar

No. Keterangan Skor untuk

pernyataan positif

Skor untuk pernyataan negatif

1. Selalu 4 1

2. Sering 3 2

3. Kadang-kadang 2 3

4. Tidak pernah 1 4

Sedangkan dalam mengukur sikap siswa dalam proses belajar mengajar

baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan kedisiplinan dan minat

belajar siswa digunakan skala pengukuran yaitu disediakan alternatif jawaban a, b,

c, dan d. Masing-masing alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

(61)

Jawaban b diberi skor 3

Jawaban c diberi skor 2

Jawaban d diberi skor 1

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang merupakan akibat

atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi.

Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan hasil raport siswa semester genap atau

semester 2 khusus bidang studi akuntansi

Tabel 3.3

Kisi – kisi Kuesioner

No Tolok Ukur Pernyataan

Negatif (Nomor Item Dalam Kuesioner) Pernyataan Positif (Nomor Item Dalam Kuesioner) 1 2

Persepsi siswa tentang

variasi gaya mengajar guru

Disiplin Siswa

1) Perencanaan jadwal

belajar

2) Teknik/cara belajar

yang baik

3) Keteraturan dalam

2,3,4,6,8 1,5,7,9,10

1,4,6

9,10

(62)

3

waktu

4) Pelaksanaan peraturan

sekolah

Minat belajar siswa

2,3,5

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10

H. Data yang Diperlukan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh responden melalui

daftar pertanyaan atau kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah melalui

identitas diri siswa, hasil persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin

siswa, dan minat belajar siswa di sekolah yang dapat diperoleh hasilnya melalui

kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain di

luar peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi buku-buku yang

berkaitan dengan teori tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat

belajar siswa di sekolah, buku kerja guru, buku kemajuan kelas, dan data-data yang

sudah ada di SMK BOPKRI I Yogyakarta. Data prestasi belajar siswa diambil dari

(63)

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data

sesuai dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia

ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998:140). Kuesioner ini digunakan untuk

mengumpulkan data variabel bebas yaitu variabel variasi gaya mengajar guru,

kedisiplinan belajar siswa, dan minat belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan benda-benda tertulis yang

tersedia di sekolah, misalnya nilai raport atau suatu metode untuk mengungkap data

yang bersifat historis, data yang diperoleh dari dokumen yang diyakini kebenarannya.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode untuk mengungkapkan data yang bersifat historis

(64)

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila alat pengukuran tersebut

dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Dalam penelitian ini

validitas akan dihitung dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment

dari Karl Pearson dengan rumus (Suharsimi Arikunto,1997:146) sebagai berikut:

rxy=

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan:

rxy = korelasi skor item dengan skor total N = jumlah populasi

∑X = total skor dari setiap item

∑Y = total dari skor seluruh item

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi

rendahnya tingkat validitas instrument yang diukur. Selanjutnya hasil perhitungan koefisien

korelasi ini dibandingkan dengan hasil perhitungan r korelasi product moment pada tabel.

Jika hasil perhitungan r lebih besar dari pada r tabel, maka butir soal tersebut dapat

dikatakan valid. Sebaliknya apabila hasil perhitungan lebih kecil dari pada r tabel, maka

butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada

(65)

kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5%,

n = 30, dan df sebesar n-2 yaitu 30 - 2 = 28. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas

¾ Instrumen Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru

No. Item RHitung RTabell Haslil Analisis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,4413 0,5475 0,4877 0,4345 0,4449 0,4520 0,4510 0,4417 0,3973 0,3985 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

¾ Instrumen Disiplin Siswa

No. Item R Hitung R Tabel Hasil Analisis

(66)

¾ Instrumen Minat Belajar Siswa

No. Item R Hitung R Tabel Hasil Analisis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,7746 0,6689 0,5739 0,7588 0,5677 0,4836 0,6721 0,3643 0,5655 0,7660 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dari hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

a.Untuk kuesioner persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru yang terdiri

dari 10 butir item pernyataan, yang terdiri dari 5 item pernyataan negatif dan 5

item pernyataan positif diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

b. Untuk kuesioner disiplin belajar siswa yang terdiri dari 10 item pernyataan positif

diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

c.Untuk kuesioner minat belajar siswa di sekolah yang terdiri dari 10 item

pernyataan positif diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan taraf sampai mana suatu alat ukur mampu

(67)

ketepatan dan ketelitian hasil. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah koefisien reliabilitas dari Spearman Brown (Masidjo, 1995:242):

gg gg tt r r r + × = 1 2 Keterangan:

rtt = angka reliabilitas keseluruhan item.

rgg = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Kriteria pengujiannya yaitu dengan taraf signifikan 5%, jika rttlebih besar dari r tabel , maka reliabilitas butir kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur tersebut signifikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa n = 30 dan db = n-2, jadi

derajat kebebasannya sebesar 28 (db = 30 – 2) sehingga r tabel dari 0,05;28 adalah 0,239

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas

No. Variabel Penelitian Koef. Reliabilitas

1. Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Giru

0,7559

2. Disiplin Siswa 0,7195

3. Minat Belajar Siswa 0,8238

(68)

sehingga dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah

Reliabel.

K. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas menggunakan uji sampel dari Kolmogorov Smirnov, yaitu tingkat

kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobservasi) dengan

suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis

dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar, artinya distribusi

sampling yang diamati benar.

r-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis. Tes

Kolmogorov-Smirnov memusatkan pada penyimpangan (deviasi) terbesar.

Harga F0(X)-Sn(X) terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut

(Sugiyono,1999:225):

D = maksimum F0(X)-Sn(X)

(69)

D : deviasi maksimum

F0 : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn(X) : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang

linear atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang

digunakan adalah persamaan garis regresi dengan menghitung nilai F atau

analisis varians untuk uji linieritas (Sudjana, 1989:317).

Rumus untuk menguji linieritas yaitu:

F =

2 2 e TC S S Keterangan :

STC2 = JK (TC) S2e =

k n E JK − ) (

Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika

FF(1−α)(k2,nk). Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k).

(70)

2. Uji Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis regresi linier, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan Hipotesis

H0: p≤0, Variasi gaya mengajar guru tidalk berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar akuntansi.

H1: p>0, Variasi gaya mengajar guru berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar akuntansi.

2) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat,

dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − y y n x x n y x xy n Keterangan:

r : koefisien variabel

n : banyaknya sampel

x : variabel variasi gaya mengajar guru / disiplin siswa / minat belajar

siswa

y : variabel prestasi belajar akuntansi

(71)

4) Interpretasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan

menggunakan pedoman sebagai berikut Suharsimi 2002: 245):

Tabel 3.6 Interpretasi Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

(Tak berklorelasi)

5) Menarik kesimpulan yaitu jika thitung < ttabel

Gambar

Tabel 3.1 Tabel PAP Tipe II
Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor
Tabel 3.3 Kisi – kisi Kuesioner
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

pada hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Hal ini penting untuk menjaga motivasi belajar

Hasil analisis terhadap skor kemenarikan dari semua faktor strategis yang dijelaskan dalam QSPM tersebut menunjukkan bahwa total skor kemenarikan (TAS) pada faktor eksternal

(6) Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan intensitas Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, maka ketentuan mengenai persyaratan intensitas

Laporan proyek akhir berjudul Miniature Crain Otomatis Pemindah Peti Kemas Pada Truck oleh Edgar Yanuar Pratama NIM 071903102043 telah diuji dan disahkan oleh

Hasil penelitian terhadap tulisan pengumuman resmi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014, yaitu Kemahiran Menulis

Penerapan Pendekatan Komunikatif (Al Madkhal Al Ittishal) Pada Keterampilan Berbicara (Al Maharah Al Kalam).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 |