HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN
BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
Studi Kasus SMK BOPKRI 1 YogyakartaSKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
SUCININGRUM NIM: 061334041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini untuk:
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus Bapak dan Ibu ku
tercinta
v
MOTTO
Setidaknya ada satu hal yang kita ketahui dari pengalaman selama bertahun-tahun, yakni bahwa belajar sambil tidur
tidak akan berhasil.
Janganlah sekali-kali menyombongkan diri. Sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan: dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijaksanaan dan menjauhkan
orang dari perbuatan baik.
Kesulitan-kesulitan akan membuat kita menjadi lebih kuat dan menghantarkan kita pada kemenangan-kemenangan yang
lebih besar lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki, namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah.
viii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA
Studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Suciningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (2) disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (3) lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta pada bulan Oktober-November Tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta yang berjumlah 184 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi sebanyak 22 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan dokumentasi.
Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan yang ketiga digunakan teknik analisis product moment, pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx1y =
0,593 dan probabilitas 0,004 < 0,05), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx2y = 0,530 dan
probabilitas 0,011 < 0,05), dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx3y = 0,439 dan
ix ABSTRACT
THE RELASIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN STUDYING ACCOUNTING
A Case Study of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta
Suciningrum Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and learning achievement of students in studying accounting; (2) learning discipline and learning achievement of students in studying accounting; (3) learning environment and learning achievement of students in studying accounting.
This research was conducted at BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta in October-November 2010. The population of this study was 184 students of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta. Samples of the study were 22 students of the eleventh grade majoring in Accounting, samples were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires, and documentation.
To answer the first, second and the third problem, product moment analysis technique were applied. The significance level was 5%
The result shows that: 1) there is a positive and significant relationship between learning motivation and academic achievement of accounting students (rxiy = 0.593 and 0.004 probability < 0.05); 2) there is a positive and significant
relationship between the discipline of learning and students learning achievement in studying accounting (rx2y = 0.530 and 0.011 probability < 0.05); 3) there is a
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihNya yang besar,
sehingga penulis dapar menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan
bantuan, bimbingan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di
Universitas Sanata Dharma;
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
5. Bapak Bambang Purnomo, S.E.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran,
xi
6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran dan
bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
7. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan
saran dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
8. Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, terimakasih untuk
ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan selama
belajar di Universitas Sanata Dharma;
9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian;
10. Seluruh Staf Pengajar di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian;
11. Bapak dan Ibu, Mb’Laras, Mb’Arum, Mas’Wisnu dan serta seluruh
keluargaku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dan
dukungan baik berupa doa maupun materi selama kuliah di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta;
12. Cael makasi ya dah pinjemin laptopnya, aku punya tapi gak bias buat ngolah
data,,,,hehehe
13. Teman-temanku: Sr. Mia, Mb Empint, Berti, Agil, Siska, Nia, Erlina, Detha,
Retno, Arni, Eris, Pristi, Mb Ovy, Galih, Dwi, Inggit, Yoseph, Tyo, Wahyu,
xii
sebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaannya selama ini, seneng
banget bisa kenal kalian semua.
14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis sangat berharap
semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 7
1. Pengertian Belajar ... 7
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 8
3. Pengertian Motivasi Belajar ... 11
4. Pengertian Disiplin Belajar ... 18
5. Pengertian Lingkungan Belajar ... 24
xiv
C. Kerangka Berpikir ... 31
1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31
2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31
3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 32
D. Perumusan Hipotesis ... 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 34
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 35
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... ... 36
xv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ... 78
B. Analisis Data ... 81
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 81
2. Pengujian Hipotesis ... 85
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 89
2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 91
3. Hubungan antara Lingkungan Belejar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 92
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 95
B. Keterbatasan Penelitian ... 96
C. Saran- saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Kedalam Indikator 37
Tabel 3.2 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 38
Tabel 3.3 Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Kedalam Indikator 38
Tabel 3.4 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 39
Tabel 3.5 Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Kedalam Indikator 40
Tabel 3.6 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 40
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar 42
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar 43
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar 44
Tabel 5.1Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar 78
Tabel 5.2 Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar 79
Tabel 5.3 Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar 80
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar 81
Tabel 5.5 Ringkasan Uji Normalitas 83
Tabel 5.6 Ringkasan Uji Linearitas 84
Tabel 5.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
HAL
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 98
Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas 108
Lampiran 3 Data Induk Penelitian 119
Lampiran 4 Perhitungan Mean, Median, Modus dan PAP Tipe II 124
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Lenearitas 131
Lampiran 6 Perhitungan Hipotesis 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan
yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan
tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan
pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak
faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor
peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari
diri peserta didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk
mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin
belajar pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh
siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian
perilaku yang nenunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau
keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib.
Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha
mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dalam
berbagai pengalaman. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah
bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil
belajar dapat dilihat atau diketahui prestasi siswa, apakah siswa itu berhasil
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu faktor internal
dan faktor eksternal (Roestiyah, 1982:159). Faktor internal misalnya
kesehatan, rasa aman, minat. Faktor eksternal misalnya kebersihan rumah,
sekolah, udara..
Dalam kegiatan belajar, minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Sedangkan motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006:
75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi,
bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Kesulitan untuk berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin di sekolah
tersebut terlihat jelas di kelas XII jurusan akuntansi di SMK BOPKRI I
Yogyakarta sebagai subyek penelitian penulis. Berdasarkan hasil observasi
penulis pada tanggal 10 September 2009 pada umumnya siswa kurang aktif
dan kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran,
walaupun dalam proses pembelajaran guru berusaha untuk mengajak siswa
untuk lebih aktif lagi, namun ada beberapa siswa yang memperhatikan tetapi
juga sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada
yang berbicara dengan teman semeja, mainan handphone, sehingga yang
penjelasan dari guru atau pun bertanya tentang materi yang diberikan oleh
guru, hal inilah yang akan menjadi perhatian guru. sebagai seorang guru harus
mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini akan sangat berhubungan
dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar memberikan
dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu
sendiri. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan
motivasi dan disipilin belajar yang tinggi, maka prestasi yang mereka
dapatkan akan tinggi pula, begitu juga dengan lingkungan belajar sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar sekolah supaya dapat berjalan dengan
efektif. Kenyataannya, dari hasil penelitian yang dilakukan prestasi belajar
yang didapatkan siswa cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh motivasi belajar
dan disiplin belajar yang dimiliki siswa yang cukup tinggi pula serta
lingkungan belajar yang mendukung proses belajar mengajar.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka yang perlu diperhatikan
adalah siswa itu sendiri. Dari faktor internal yaitu dari diri siswa itu sendiri
apakah pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah siswa memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar. Disiplin belajar, ini juga penting bagi
lembaga sekolah, selain sebagai peraturan tetapi juga untuk mendidik para
siswa untuk menaati peraturan yang ada sehingga dalam kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu
dari lingkungan belajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan
juga harus memerhatikan keadaan lingkungan belajarnya apakah letaknya
mendukung atau tidak, lingkungan keluarga juga sangat memengaruhi proses
belajar siswa dirumah, karena dengan lingkungan yang sangat mendukung
akan memotivasi dan mendisiplinkan siswa itu sendiri untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengangkat topik
”Hubungan Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa”. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk meyelidiki prestasi belajar siswa SMK BOPKRI I
Yogyakarta karena peneliti melihat menurunnya prestasi belajar siswa SMK
BOPKRI I Yogyakarta.
B. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan membahas
mengenai motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi balajar
akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi balajar
3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi
balajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dari penelitian ini memberikan tambahan informasi
bagi penelitian selanjutnya dan memberi masukan dalam pemecahan
masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar,
dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar dan bagi rekan-rekan
mahasiswa Universitas Sanata Dharma diharapkan penelitian ini dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan bisa digunakan sebagai tambahan
2. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah
penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik,
dengan memperhatikan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan
belajar. Dan dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi sekolah
untuk lebih meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
3. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, guru sebagai fasilitator dapat
memberikan masukan yang positif terhadap peserta didik sehingga dapat
membangkitkan motivasi, disiplin siswa.
4. Bagi Penulis
Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai
kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIK1. Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 1988:2).
Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa
belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapat tersebut, Imron (1996:3)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu adalah suatu proses
di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani
pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.
Menurut Ratna Wilis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan
sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Depdiknas
(2003), mendefinisikan belajar sebagai proses membangun
makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses
bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran
(pengetahuan awal), dan perasaan siswa.
Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar dalam
arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti
sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari guru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Dewa Ketut (1988:51), Prestasi adalah merupakan suatu
bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes
yang mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning).
Menurut Muhibbin Syah (1997:141), Prestasi belajar merupakan
taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat
memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Suryabrata (1989:142), Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu
1) Faktor dari dalam
Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :
a) Kecerdasan
Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan
yang tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin
mudah dan cepat.sebaliknya bila individu itu mempunyai
kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan
mengalami kesulitan belajar.
b) Bakat
Bakat individu satu dengan yang lain itu tidak sama,
sehingga menimbulkan belajarnyapun berbeda. Bakat
merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.
c) Minat
Minat individu merupakan ketertarikan individu
terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan
d) Motivasi belajar
Motivasi belajar antar siswa satu dengan yang lainnya
akan berbeda.
e) Emosi
Merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan
kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi psikologi siswa
yang mempengaruhi belajar antara lain perasaan senang,
kemarahan, kecemasan,dll
2) Faktor dari luar
a) Lingkungan alam, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar, misalnya :
(1)Keadaan udara itu mempengaruhi proses belajar siswa.
Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu
siswa dalam belajar.
(2)Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa,
misalnya pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu
hari.
(3)Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk
b) Lingkungan sosial
Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan
menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (1)
lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh
anggota keluarga, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu
teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta
karyawan lainnya, (3) lingkungan sosial dalam masyarakat
yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
b. Menurut Roestiyah N (1982:159), Faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi yaitu :
1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, krmampuan, minat, dan
sebagainya.
2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.
Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.
3. Pengertian Motivasi
Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya
seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu keinginan
yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi
Menurut Filmore Sanford (Un Effendi dan Juhaya SP, 1993:60),
motivasi akar katanya adalah motif. Motif menunjukkan suatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut
mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorong
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku sesorang agar
dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Mc. Donald (Sardiman, 2001:71) berpendapat bahwa
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada tiga elemen
penting yaitu:
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi
seseorang
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan
W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi adalah daya
penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivias tertentu
Maslow (1942 – 1970) mengemukakan bahwa : “Tingkah laku
manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan – kebutuhan tertentu,
seperti: kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan
aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan juga kebutuhan estetik”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila
siswa memilki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga akan
memilki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat
mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam belajarnya. Namun
apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau motivasi
belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar juga akan rendah bahkan
sama sekali tidak ada. Ini semua dikarenakan adanya interaksi antara
motivasi belajar dan sikap disiplin belajar yang berhubungan antara
keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih
aktif.
Upaya untuk menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi belajar
tidak terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang didukung
dengan adanya tata tertib sekolah serta peran serta orang tua dan keluarga
di rumah agar selalu menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap
kepada anak didiknya yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin
dalam belajar dan memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Serangkaiam kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing
pihak, sebenarnya sudah dilatar belakangi oleh motivasi dan motivasi
telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada
empat fungsi motivasi antara lain:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni mementukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
4) Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang
melakukan usaha karena adanya motivasi. (Sudirman, 2001:83).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi
adalam belajar adalah mendorong manusia untuk melakukan suatu
tugas atau perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang
dikehendaki dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar
1) Memberi Nilai
Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang telah
mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya terdapat
didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
2) Hadiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada anak didik yang
berprestasi berupa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau buku
bacaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak didik
agar senantiasa mempertahankan prestasi belajarnya selama
berstudi.
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah
belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk
4) Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat
dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan
membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar bila
hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu
diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu
bukan kepada yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu anak
didik tidak antipati kepada guru, tetapi merupakam figure yang
disenangi dan dikagumi.
5) Hukuman
Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan
sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman mendidik
dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang
dianggap salah dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak
didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak
didik tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari
datang.
Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut M.
Ngalim Purwanto, (1992:72), bahwa fungsi motivasi adalah
menggerakkan, mengarahkan dan meneropong tingkah laku manusia.
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi
seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk
melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa
Menurut Martin Handoko (1992:59), untuk mengetahui
kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator
sebagai berikut:
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat
2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain
4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas
Sedangkan menurut Sudirman,(2001:81) indikator motivasi
belajar adalah sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
3) Lebih senang bekerja mandiri
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang
tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu
akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan
berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri , siswa
yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada suatu yang rutinitas.
Indikator-indikator perilaku motivasi belajar yang akan
diungkap adalah:
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat
2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
3) Keralaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain
4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas
5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
6) Lebih senang bekerja mandiri
7) Dapat mempertahankan pendapatnya
4. Displin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru
untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang
berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat
dari pengertian disiplin menurut Hurluck (1999:82) yaitu suatu cara
kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku
sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran – peran yang
ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi. Siswa
yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku sesuai
dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan
keteraturan dalam kegiatan belajarnya.
Disilpin belajar dalam penelitian ini dirinci menjadi dua
sub-variabel yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar dirumah.
Dari masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya
dari indikator tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.
Menurut Hurlock, (1999:82) indikator disiplin belajar adalah
sebagai berikut:
1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:
a) Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah
b) Persiapan belajar
c) Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran
d) Menyelesaikan tugas pada waktunya
2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:
a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar
b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung
d) Perhatian terhadap materi pelajaran
Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh
karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian
tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh
para ahli. Ahli yang satu memiliki batasan lain, apabila dibandingkan
dengan ahli lainnya.
Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin
diantaranya, seperti yang dikemukakan oleh Andi rasdiyanah
(1995:28) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan
suatu sistem yang mengharuskan orang harus tunduk pada suatu
keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,
disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Sedangkan Depdiknas (1992:3) Disiplin adalah: “ Tingkat
konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau
kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan
dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”
Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,
dapat diketahui bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa
yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan
akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya
sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan
demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan
mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar.
Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan
teratur.
b. Fungsi Disiplin.
Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi
dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam
kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu
belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih
diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu
melekat pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat
berkembang dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal
mereka.
Menurut Ansabel seperti dikutip Arysa (1991:22-37), disiplin
mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting tehadap
perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat
fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu: 1) Sebagai fungsi
dari internalisasi, 2) Sebagai fungsi dari sosialisasi, 3) Sebagai fungsi
kemasakan kepribadian, dan 4) Sebagai fungsi terhadap perasaan
Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas
dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar
Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa
terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa
berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.
2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/
sosialisasi.
Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan
melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.
3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu
sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.
Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar
yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam
kehidupannya.
c. Unsur Disiplin
Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun
juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk
memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.
Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu
menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri
sudah berusaha dengan membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal
ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu
sendiri) yang meliputi:
(1) Sifat malas
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan,
misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga
pekerjaanya menumpuk dan semakin banyak.
(2) Kesehatan.
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat
akan sulit mentaati apa yang sudah direncanakan,
sebaiknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati
segala sesuatu yang direncanakan.
(3) Minat.
Seseorang yang mempunyai segala kegiatan,
maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih
tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak
b) Faktor Ekstern meliputi:
(1) Peralatan
Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin
seseorang, sebagai contoh pelajar yang memiliki
peralatan lengkap dalam belajar, lebih memiliki jiwa
disiplin dibandingkan dengan pelajar yang mempunyai
peralatan yang kurang lengkap.
(2) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin
belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua
sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah
adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar
pengaruhnya adalah guru dan teman sekolahnya, yang
lebih besar pengaruhnya adalah peran dari
teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,
tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin
yang ditawarkan belum tentu berhasil.
5. Lingkungan Belajar
a. Definisi lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-
Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di
dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis,
psikologis, maupun sosial kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan
material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam,
suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan,
kelenjar-kelanjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup seganap stimulasi
yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran
sampai mati, stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan,
tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas
intelektual.
Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,
interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan
ataupun karya orang lain.
b. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam
dan di luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan
interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi
sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan,
pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan
sistem nilai. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan
sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari
lingkungan yang paling dekat seperti keluarga.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkanan dengan segala sesuatu yang
sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara,
musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam ( air, hutan,
tanah, batu-batuan, dan lain-lain).
3) Lingkungan Buatan
Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang
sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni,
lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk
c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Siswa
1) Lingkungan Keluarga
Patterson dan Loeber (1984 seperti yang dikutip oleh
Muhibbin Syah 1995:138), mengatakan bahwa lingkungan sosial
yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah
orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat–sifat orang tua, praktek
pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau
letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik
atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang
dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang
diterapkan oleh orang tua yaitu, kelalaian orang tua dalam
memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian
dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat
mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Agar anak dapat
berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala
sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.
2) Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan
pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung
saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang
mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus
diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung
anak untuk belajar.
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam
hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi
daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin
Syah, 0995:137).
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu,
masalah kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada
umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut
mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang
bersih akan menimbilkan rasa aman bagi siswa untuk belajar dan
mendukung proses belajar mengajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa
adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya.
yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Komunikasi
dengan anggota masyarakat lainnya, dapat membari pengaruh yang
baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah
dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung jawabnya sendiri
sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin
Syah (1995:138), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di
lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat
anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak
berhati-hati dalam pergaulannya, anak dapat melupakan tugas sebagai
pelajar.
Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan
anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa
yang lain untuk rajin belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah
(1982:163), yang mengatakan bahwa di lingkungan yang
anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh
untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika
mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya
mendapat prestasi belajar yang tinggi,. Oleh karena itu anak akan
berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan
teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman
bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata
pelajaram di kelas dapat diatasi.
B. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Beberapa penelitian sebelumnya, yamg meneliti tentang beberapa
variabel (Motivasi Belajar, Disiplin Belajar,dan Lingkungan Belajar) yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa antara lain:
Hasil penelitian Indrawati (2004) yang yang dilakukan di Universitas
Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
Hasil penelitian fransiska Dian Wasitaningsih (2003) yang berjudul
Hubungan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua
dengan prestasi belajar siswa menunjukan hubungan yang positif dan
signifikan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan
lingkungan belajar ddengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang
C. KERANGKA BERPIKIR
1) Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi
Motivasi belajar adalah suatu yang menyebabkan seseorang
melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar itu
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Winkel (1987:93),
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan tertentu.
Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari
sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.
2) Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi
Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk
mendidik dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yang berguna
dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari
pengertian disiplin menurut Prijodarminto (1994:23) yaitu Disiplin
merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa
diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses
satunya adalah kebiasaan dalam disiplin belajar. Sedangkan Prestasi
belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dengan pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan dengan menerapkan disiplin dalam belajar
siswa, maka diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar
siswa dan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3) Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi
Dari uaraian tentang lingkungan belajar diatas, dapat dipahami
bahwa faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses
belajar siswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial,
lingkungan non sosial dan lingkungan fisiologis. Lingkungan sosial yang
merupakan hubungan dengan sesama manusia seperti dengan paru guru,
teman kelas, masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi proses
belajar siswa. Hubungan baik antara siswa dengan orang-orang yang ada
di lingkungannya akan menguntumgkan bagi siswa itu sendiri, dalam arti
bisa mendukung situasi belajar siswa. Lingkungan yang mendukung akan
meningkatkan prestasi belajar sisiwa.
Dengan demikian, lingkungan belajar yang mendukung akan
menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang
D. PERUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final
dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini
merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap
pernyataan yang diajukan dalam Rumusan Masalah, sehingga hipotesis ini
harus di uji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir
diatas melalui pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data
diatas penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
Ha1 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa
Ha2 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa
Ha3 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey.
Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini
peneliti akan meneliti tentang hubungan antara motivasi belajar, disiplin
belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
B. TEMPAT DAN WAKTU
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK BOPKRI I YOGYAKARTA
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2010
C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan
yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMK
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi titik perhatian
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek
penelitian adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.
D. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1991;108), populasi adalah
keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta
yang berjumlah 184 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006:131). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis
mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut:
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau
pertimbangan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII
jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa.
Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
1999:78). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel
sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan
peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih. Pertimbangannya
siswa kelas XII sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam
waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di
lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.
E. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURAN 1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang diteliti. Variabel juga adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.
Sesuai dengan perumusan masalah yang ada dalam penelitian,
maka yang menjadi variabel-variabel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili
berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat
(Nawawi, 1994:50).
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
2) Variabel disiplin belajar
3) Variabel lingkungan belajar
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa di SMK
BOPKRI I Yogyakarta.
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel bebas (independent variable)
Pada penelititan ini semua variabel bebas akan diukur dengan
menggunakan skala sikap dari Likert, yaitu suatu cara yang sistematis
untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada
dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai
berikut:
1) Variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.1
Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Ke dalam Indikator-indikator
a. Kuatnya kemauan
untuk berbuat
b. Jumlah waktu yang
kewajiban atau tugas lain
d. Ketekunan dalam
mengerjakan tugas
e. Tekun menghadapi
tugas
f. Ulet menghadapi
kesulitan (tidak mudah putus asa)
g. Lebih senang bekerja
mandiri
h. Cepat bosan pada
tugas-tugas rutin
Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban
2) Variabel Disiplin Belajar
Tabel 3.3
Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Ke dalam Indikator-indikator
a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah b. Persiapan belajar
c. Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran
d. Menyelesaikan tugas pada
waktunya
e. Belajar dalam tempat dan
2. Disiplin Belajar di Rumah
a. Mempunyai rencana atau
jadwal belajar
b. Ketaatan dan keteraturan
dalam belajar
3
6 9
Tabel 3.4
Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner
Jawaban
3) Variabel Lingkungan Belajar
Tabel 3.5
Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Ke dalam Indikator-indikator
Variabel Sub Variabel Indikator Item Positif
a. Fasilitas yang disediakan dirumah a. Dukungan dari
keluarga b. Tata tertib yang
dibuat dalam keluarga c. Perhatian orang
b. Non Fisik b. Perhatian guru
1,2,9 b. Tata tertib yang
dibuat oleh
Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban
b. Variabel terikat (dependent variable)
Pada Variabel terikat Prestasi belajar Akuntansi akan diukur
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Kuesioner
Teknik kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden sebagai sampel
untuk mendap;atkan informasi dari responden.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan
mencari data mengenai variabel yang berupa, surat kabar, majalah, catatan
dan sebagainya.
G. UJI INSTRUMEN PENELITIAN 1. Pengujian Validitas Kuesioner
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 1993:136), yaitu
sebagai berikut:
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total item
X = skor item
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan
korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel,
maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir
soal tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan SPSS adalah sebagai
berikut:
a. Untuk Variabel Motivasi
Tabel 3. 7
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar
No Item
Validitas Keterangan rhitung
(taraf signifikansi 5%)
rtabel
Butir pertanyaan pertama dari variabel motivasi belajar
ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,620 (seperti pada lampiran 2).
Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)
maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai
kesebelas nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282.
variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap motivasi belajar.
b. Untuk Variabel Disiplin
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar
No
Butir pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata
mempunyai rhitung sebesar 0,549 (seperti pada lampiran 2). Jika
dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)
maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai
12 nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Kecuali item
soal nomor 10 yang nilai rhitung sebesar 0,261 lebih kecil dari rtabel.
sebesar 0,282. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan
kesembilan dan butir 11 dan butir 12 dari variabel motivasi belajar
dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat
c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar
Tabel 3.9
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar
No Item
Validitas Keterangan rhitung
(taraf signifikansi 5%)
rtabel
18 0.382 0,282 VALID
19 0.679 0,282 VALID
Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar
ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,205 (seperti pada lampiran 2).
Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)
maka r hitung lebih kecil daripada r tabel, hal ini menunjukkan bahwa
ukur yang tepat terhadap lingkungan belajar. Pertanyaan kedua
mempunyai r hitung sebesar 0,331 lebih besar jika dibandingkan dengan
r tabel 0,282. Begitu juga pertanyaa ketiga sampai ke 25 nilai r hitung
lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Berarti butir pertanyaan kedua
sampai dengan ke 25 dari variabel motivasi belajar dinyatakan sahih
atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat
terhadap lingkungan belajar.
Setelah koefisien korelasi diperoleh, perlu dilakukan uji
signifikansi dengan taraf signifikansi 5%. Korelasi antara jumlah skor
item dengan jumlah total tiap variabel bebas, dinyatakan valid jika r
hitunglebih besar rtabelsebaliknya jika r hitunglebih kecil dari rtabel maka
butir soal yang disajikan dikatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi,
1993:142), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha :
11
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2 t
2 b
σ = jumlah varian butir
Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih
besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel,
begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut
tidak reliabel.
Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan
komputer SPSS edisi Duwi Priyatno. Hasil dari perhitungan tersebut
sebagai berikut:
a. Untuk Variabel Motivasi Belajar.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program
Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 11 butir pernyataan pada variabel motivasi belajar siswa diperoleh nilai
koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen motivasi belajar siswa dapat dikatakan reliabel.
b. Untuk Variabel Disiplin Belajar
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program
koefisien alpha (r11) sebesar 0,823. Pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,823 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen disiplin belajar siswa dapat dikatakan reliabel.
c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program
Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 24 butir pernyataan pada variabel lingkungan belajar siswa diperoleh nilai
koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen lingkungan belajar siswa dapat dikatakan reliabel. Hasil
olahan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2.
H. TEKNIK ANALISI DATA
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus F. Agar
kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis
1. Uji Persyaratan Analisis Korelasi
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga
analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas
ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)
dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis
dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya
distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi
suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).
Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes
Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
( )
i n( )
iFo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn ( X i) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan
lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel
kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak
normal.
b. Pengujian Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar
variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam
penelitian ini menggunakan rumus F dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Signifikansi ditetapkan 5% sehingga jika Fhitung < Ftabel
dianggap hubungan masing-masing perubahan bebas dengan
perubahan terikat adalah linear dan jika sebaliknya akan disebut tidak
2. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan variabel motivasi belajar, disiplin belajar
dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa akan
dilakukan perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga
1). Perumusan hipotesis Ho dan Ha
H01 : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi
Ha1 : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi
2). Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu
hubungan positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar akuntansi, hubungan positif dan signifikan disiplin belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi, hubungan positif dan
signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
Keterangan:
r = Koefisian korelasi
x = Variabel bebas
y = variable terikat
∑xy =jumlah hasil kali x dengan y
N = jumlah sampel.
Untuk menguji signikansi dari korelasi (r) antara variabel
bebas dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan
rumus uji-t, dengan derajat kebebasan atau db = (n-2), Sudjana,
1996:275) yaitu:
r = koefisien korelasi
n = jumlah anggota sampel
t = harga test yang akan dicari.
3). Pengambilan Keputusan
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah:
Ho = diterima bila thitung lebih kecil ttabel.
Ha = diterima bila t hitung lebih besar ttabel
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas sebagai
H0 = diterima jika dignifikansi > 0,05
H0 = ditolak jika signifikansi < 0,05
4). Penarikan Kesimpulan
a) Jika H0 diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar akuntansi siswa
b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar akuntansi siswa
Catatan: langkah seperti di atas juga dilakukan untuk pengujian