• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

SUCININGRUM NIM: 061334041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini untuk:

Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus Bapak dan Ibu ku

tercinta

(5)

v

MOTTO

Setidaknya ada satu hal yang kita ketahui dari pengalaman selama bertahun-tahun, yakni bahwa belajar sambil tidur

tidak akan berhasil.

Janganlah sekali-kali menyombongkan diri. Sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan: dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijaksanaan dan menjauhkan

orang dari perbuatan baik.

Kesulitan-kesulitan akan membuat kita menjadi lebih kuat dan menghantarkan kita pada kemenangan-kemenangan yang

lebih besar lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki, namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah.

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Suciningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (2) disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (3) lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta pada bulan Oktober-November Tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta yang berjumlah 184 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi sebanyak 22 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan dokumentasi.

Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan yang ketiga digunakan teknik analisis product moment, pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx1y =

0,593 dan probabilitas 0,004 < 0,05), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx2y = 0,530 dan

probabilitas 0,011 < 0,05), dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx3y = 0,439 dan

(9)

ix ABSTRACT

THE RELASIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta

Suciningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and learning achievement of students in studying accounting; (2) learning discipline and learning achievement of students in studying accounting; (3) learning environment and learning achievement of students in studying accounting.

This research was conducted at BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta in October-November 2010. The population of this study was 184 students of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta. Samples of the study were 22 students of the eleventh grade majoring in Accounting, samples were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires, and documentation.

To answer the first, second and the third problem, product moment analysis technique were applied. The significance level was 5%

The result shows that: 1) there is a positive and significant relationship between learning motivation and academic achievement of accounting students (rxiy = 0.593 and 0.004 probability < 0.05); 2) there is a positive and significant

relationship between the discipline of learning and students learning achievement in studying accounting (rx2y = 0.530 and 0.011 probability < 0.05); 3) there is a

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihNya yang besar,

sehingga penulis dapar menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis

menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan

bantuan, bimbingan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di

Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

5. Bapak Bambang Purnomo, S.E.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran,

(11)

xi

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran dan

bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan

saran dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

8. Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, terimakasih untuk

ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan selama

belajar di Universitas Sanata Dharma;

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi

Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

10. Seluruh Staf Pengajar di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi

Yogyakarta yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian;

11. Bapak dan Ibu, Mb’Laras, Mb’Arum, Mas’Wisnu dan serta seluruh

keluargaku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dan

dukungan baik berupa doa maupun materi selama kuliah di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta;

12. Cael makasi ya dah pinjemin laptopnya, aku punya tapi gak bias buat ngolah

data,,,,hehehe

13. Teman-temanku: Sr. Mia, Mb Empint, Berti, Agil, Siska, Nia, Erlina, Detha,

Retno, Arni, Eris, Pristi, Mb Ovy, Galih, Dwi, Inggit, Yoseph, Tyo, Wahyu,

(12)

xii

sebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaannya selama ini, seneng

banget bisa kenal kalian semua.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa mengharapkan segala kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis sangat berharap

semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

3. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

4. Pengertian Disiplin Belajar ... 18

5. Pengertian Lingkungan Belajar ... 24

(14)

xiv

C. Kerangka Berpikir ... 31

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 32

D. Perumusan Hipotesis ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 34

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... ... 36

(15)

xv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 78

B. Analisis Data ... 81

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 81

2. Pengujian Hipotesis ... 85

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 89

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 91

3. Hubungan antara Lingkungan Belejar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 92

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Keterbatasan Penelitian ... 96

C. Saran- saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

 

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Kedalam Indikator 37

Tabel 3.2 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 38

Tabel 3.3 Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Kedalam Indikator 38

Tabel 3.4 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 39

Tabel 3.5 Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Kedalam Indikator 40

Tabel 3.6 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 40

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar 42

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar 43

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar 44

Tabel 5.1Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar 78

Tabel 5.2 Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar 79

Tabel 5.3 Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar 80

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar 81

Tabel 5.5 Ringkasan Uji Normalitas 83

Tabel 5.6 Ringkasan Uji Linearitas 84

Tabel 5.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 85

(17)

xvii

 

DAFTAR LAMPIRAN

HAL

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 98

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas 108

Lampiran 3 Data Induk Penelitian 119

Lampiran 4 Perhitungan Mean, Median, Modus dan PAP Tipe II 124

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Lenearitas 131

Lampiran 6 Perhitungan Hipotesis 136

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan

yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan

tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan

pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak

faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor

peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari

diri peserta didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk

mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin

belajar pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh

siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi.

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian

perilaku yang nenunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau

keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib.

Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha

mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dalam

berbagai pengalaman. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah

bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil

belajar dapat dilihat atau diketahui prestasi siswa, apakah siswa itu berhasil

(19)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu faktor internal

dan faktor eksternal (Roestiyah, 1982:159). Faktor internal misalnya

kesehatan, rasa aman, minat. Faktor eksternal misalnya kebersihan rumah,

sekolah, udara..

Dalam kegiatan belajar, minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Sedangkan motivasi merupakan

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006:

75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi,

bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Kesulitan untuk berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin di sekolah

tersebut terlihat jelas di kelas XII jurusan akuntansi di SMK BOPKRI I

Yogyakarta sebagai subyek penelitian penulis. Berdasarkan hasil observasi

penulis pada tanggal 10 September 2009 pada umumnya siswa kurang aktif

dan kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran,

walaupun dalam proses pembelajaran guru berusaha untuk mengajak siswa

untuk lebih aktif lagi, namun ada beberapa siswa yang memperhatikan tetapi

juga sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada

yang berbicara dengan teman semeja, mainan handphone, sehingga yang

(20)

penjelasan dari guru atau pun bertanya tentang materi yang diberikan oleh

guru, hal inilah yang akan menjadi perhatian guru. sebagai seorang guru harus

mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini akan sangat berhubungan

dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar memberikan

dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu

sendiri. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan

motivasi dan disipilin belajar yang tinggi, maka prestasi yang mereka

dapatkan akan tinggi pula, begitu juga dengan lingkungan belajar sangat

mempengaruhi proses belajar mengajar sekolah supaya dapat berjalan dengan

efektif. Kenyataannya, dari hasil penelitian yang dilakukan prestasi belajar

yang didapatkan siswa cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh motivasi belajar

dan disiplin belajar yang dimiliki siswa yang cukup tinggi pula serta

lingkungan belajar yang mendukung proses belajar mengajar.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka yang perlu diperhatikan

adalah siswa itu sendiri. Dari faktor internal yaitu dari diri siswa itu sendiri

apakah pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah siswa memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar. Disiplin belajar, ini juga penting bagi

lembaga sekolah, selain sebagai peraturan tetapi juga untuk mendidik para

siswa untuk menaati peraturan yang ada sehingga dalam kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu

dari lingkungan belajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan

(21)

juga harus memerhatikan keadaan lingkungan belajarnya apakah letaknya

mendukung atau tidak, lingkungan keluarga juga sangat memengaruhi proses

belajar siswa dirumah, karena dengan lingkungan yang sangat mendukung

akan memotivasi dan mendisiplinkan siswa itu sendiri untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengangkat topik

”Hubungan Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa”. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk meyelidiki prestasi belajar siswa SMK BOPKRI I

Yogyakarta karena peneliti melihat menurunnya prestasi belajar siswa SMK

BOPKRI I Yogyakarta.

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan membahas

mengenai motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi balajar

akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi balajar

(22)

3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi

balajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari penelitian ini memberikan tambahan informasi

bagi penelitian selanjutnya dan memberi masukan dalam pemecahan

masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar,

dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar dan bagi rekan-rekan

mahasiswa Universitas Sanata Dharma diharapkan penelitian ini dapat

memberikan tambahan pengetahuan dan bisa digunakan sebagai tambahan

(23)

2. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah

penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik,

dengan memperhatikan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan

belajar. Dan dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi sekolah

untuk lebih meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

3. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini, guru sebagai fasilitator dapat

memberikan masukan yang positif terhadap peserta didik sehingga dapat

membangkitkan motivasi, disiplin siswa.

4. Bagi Penulis

Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai

kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan

(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIK

1. Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 1988:2).

Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa

belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapat tersebut, Imron (1996:3)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam

diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu adalah suatu proses

di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani

pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Ratna Wilis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan

sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Depdiknas

(2003), mendefinisikan belajar sebagai proses membangun

makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses

(25)

bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran

(pengetahuan awal), dan perasaan siswa.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar dalam

arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti

sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari guru.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Dewa Ketut (1988:51), Prestasi adalah merupakan suatu

bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes

yang mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning).

Menurut Muhibbin Syah (1997:141), Prestasi belajar merupakan

taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat

memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes

(26)

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Suryabrata (1989:142), Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu

1) Faktor dari dalam

Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang

dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :

a) Kecerdasan

Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan

yang tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin

mudah dan cepat.sebaliknya bila individu itu mempunyai

kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan

mengalami kesulitan belajar.

b) Bakat

Bakat individu satu dengan yang lain itu tidak sama,

sehingga menimbulkan belajarnyapun berbeda. Bakat

merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.

c) Minat

Minat individu merupakan ketertarikan individu

terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan

(27)

d) Motivasi belajar

Motivasi belajar antar siswa satu dengan yang lainnya

akan berbeda.

e) Emosi

Merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan

kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi psikologi siswa

yang mempengaruhi belajar antara lain perasaan senang,

kemarahan, kecemasan,dll

2) Faktor dari luar

a) Lingkungan alam, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam

proses belajar mengajar, misalnya :

(1)Keadaan udara itu mempengaruhi proses belajar siswa.

Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu

siswa dalam belajar.

(2)Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa,

misalnya pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu

hari.

(3)Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk

(28)

b) Lingkungan sosial

Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan

menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang

mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (1)

lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh

anggota keluarga, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu

teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta

karyawan lainnya, (3) lingkungan sosial dalam masyarakat

yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

b. Menurut Roestiyah N (1982:159), Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi yaitu :

1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu

sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, krmampuan, minat, dan

sebagainya.

2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.

Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan

sebagainya.

3. Pengertian Motivasi

Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya

seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu keinginan

yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi

(29)

Menurut Filmore Sanford (Un Effendi dan Juhaya SP, 1993:60),

motivasi akar katanya adalah motif. Motif menunjukkan suatu dorongan

yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut

mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorong

suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku sesorang agar

dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Mc. Donald (Sardiman, 2001:71) berpendapat bahwa

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada tiga elemen

penting yaitu:

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi

seseorang

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan

W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi adalah daya

penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivias tertentu

(30)

Maslow (1942 – 1970) mengemukakan bahwa : “Tingkah laku

manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan – kebutuhan tertentu,

seperti: kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan

aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan juga kebutuhan estetik”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila

siswa memilki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga akan

memilki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat

mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam belajarnya. Namun

apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau motivasi

belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar juga akan rendah bahkan

sama sekali tidak ada. Ini semua dikarenakan adanya interaksi antara

motivasi belajar dan sikap disiplin belajar yang berhubungan antara

keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih

aktif.

Upaya untuk menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi belajar

tidak terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang didukung

dengan adanya tata tertib sekolah serta peran serta orang tua dan keluarga

di rumah agar selalu menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap

kepada anak didiknya yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin

dalam belajar dan memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga

(31)

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Serangkaiam kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing

pihak, sebenarnya sudah dilatar belakangi oleh motivasi dan motivasi

telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada

empat fungsi motivasi antara lain:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi.

2) Menentukan perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni mementukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

4) Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang

melakukan usaha karena adanya motivasi. (Sudirman, 2001:83).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi

adalam belajar adalah mendorong manusia untuk melakukan suatu

tugas atau perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang

dikehendaki dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

(32)

b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar

1) Memberi Nilai

Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil

aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang telah

mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya terdapat

didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang

diprogramkan dalam kurikulum.

2) Hadiah

Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada anak didik yang

berprestasi berupa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau buku

bacaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak didik

agar senantiasa mempertahankan prestasi belajarnya selama

berstudi.

3) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah

belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk

(33)

4) Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat

dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan

membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar bila

hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu

diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu

bukan kepada yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu anak

didik tidak antipati kepada guru, tetapi merupakam figure yang

disenangi dan dikagumi.

5) Hukuman

Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan

sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman mendidik

dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang

dianggap salah dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak

didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak

didik tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari

datang.

Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut M.

Ngalim Purwanto, (1992:72), bahwa fungsi motivasi adalah

menggerakkan, mengarahkan dan meneropong tingkah laku manusia.

(34)

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi

seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk

melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Martin Handoko (1992:59), untuk mengetahui

kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator

sebagai berikut:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat

2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar

3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain

4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas

Sedangkan menurut Sudirman,(2001:81) indikator motivasi

belajar adalah sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)

3) Lebih senang bekerja mandiri

(35)

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang

tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu

akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan

berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam

memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri , siswa

yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada suatu yang rutinitas.

Indikator-indikator perilaku motivasi belajar yang akan

diungkap adalah:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat

2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar

3) Keralaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain

4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas

5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)

6) Lebih senang bekerja mandiri

7) Dapat mempertahankan pendapatnya

4. Displin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru

untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang

berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat

dari pengertian disiplin menurut Hurluck (1999:82) yaitu suatu cara

(36)

kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku

sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran – peran yang

ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi. Siswa

yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku sesuai

dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan

keteraturan dalam kegiatan belajarnya.

Disilpin belajar dalam penelitian ini dirinci menjadi dua

sub-variabel yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar dirumah.

Dari masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya

dari indikator tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.

Menurut Hurlock, (1999:82) indikator disiplin belajar adalah

sebagai berikut:

1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:

a) Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah

b) Persiapan belajar

c) Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran

d) Menyelesaikan tugas pada waktunya

2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:

a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar

b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung

(37)

d) Perhatian terhadap materi pelajaran

Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh

karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian

tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh

para ahli. Ahli yang satu memiliki batasan lain, apabila dibandingkan

dengan ahli lainnya.

Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin

diantaranya, seperti yang dikemukakan oleh Andi rasdiyanah

(1995:28) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan

suatu sistem yang mengharuskan orang harus tunduk pada suatu

keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,

disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Sedangkan Depdiknas (1992:3) Disiplin adalah: “ Tingkat

konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau

kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan

dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”

Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,

dapat diketahui bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa

yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan

(38)

akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya

sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan

demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan

mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar.

Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan

teratur.

b. Fungsi Disiplin.

Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi

dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam

kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu

belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih

diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu

melekat pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat

berkembang dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal

mereka.

Menurut Ansabel seperti dikutip Arysa (1991:22-37), disiplin

mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting tehadap

perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat

fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu: 1) Sebagai fungsi

dari internalisasi, 2) Sebagai fungsi dari sosialisasi, 3) Sebagai fungsi

kemasakan kepribadian, dan 4) Sebagai fungsi terhadap perasaan

(39)

Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas

dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa

terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa

berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/

sosialisasi.

Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan

melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.

3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu

sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.

Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar

yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam

kehidupannya.

c. Unsur Disiplin

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun

juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk

memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan

pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang

(40)

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.

Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu

menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri

sudah berusaha dengan membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal

ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu

sendiri) yang meliputi:

(1) Sifat malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan,

misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga

pekerjaanya menumpuk dan semakin banyak.

(2) Kesehatan.

Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat

akan sulit mentaati apa yang sudah direncanakan,

sebaiknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati

segala sesuatu yang direncanakan.

(3) Minat.

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan,

maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih

tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak

(41)

b) Faktor Ekstern meliputi:

(1) Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin

seseorang, sebagai contoh pelajar yang memiliki

peralatan lengkap dalam belajar, lebih memiliki jiwa

disiplin dibandingkan dengan pelajar yang mempunyai

peralatan yang kurang lengkap.

(2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar

pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin

belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua

sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah

adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar

pengaruhnya adalah guru dan teman sekolahnya, yang

lebih besar pengaruhnya adalah peran dari

teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,

tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin

yang ditawarkan belum tentu berhasil.

5. Lingkungan Belajar

a. Definisi lingkungan

Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-

(42)

Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di

dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis,

psikologis, maupun sosial kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan

material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam,

suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan,

kelenjar-kelanjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan

jasmani.

Secara psikologis, lingkungan mencakup seganap stimulasi

yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran

sampai mati, stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan,

tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas

intelektual.

Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,

interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan

ataupun karya orang lain.

b. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam

dan di luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis

(43)

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan

interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi

sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan,

pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan

sistem nilai. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan

sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari

lingkungan yang paling dekat seperti keluarga.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkanan dengan segala sesuatu yang

sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara,

musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam ( air, hutan,

tanah, batu-batuan, dan lain-lain).

3) Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang

sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni,

lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk

(44)

c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Siswa

1) Lingkungan Keluarga

Patterson dan Loeber (1984 seperti yang dikutip oleh

Muhibbin Syah 1995:138), mengatakan bahwa lingkungan sosial

yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah

orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat–sifat orang tua, praktek

pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau

letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik

atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang

dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang

diterapkan oleh orang tua yaitu, kelalaian orang tua dalam

memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian

dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat

mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Agar anak dapat

berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala

sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2) Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan

pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung

saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang

(45)

mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus

diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung

anak untuk belajar.

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu

menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam

hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi

daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin

Syah, 0995:137).

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu,

masalah kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada

umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut

mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang

bersih akan menimbilkan rasa aman bagi siswa untuk belajar dan

mendukung proses belajar mengajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa

adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa

menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya.

(46)

yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Komunikasi

dengan anggota masyarakat lainnya, dapat membari pengaruh yang

baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah

dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung jawabnya sendiri

sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin

Syah (1995:138), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di

lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat

anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak

berhati-hati dalam pergaulannya, anak dapat melupakan tugas sebagai

pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan

anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa

yang lain untuk rajin belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah

(1982:163), yang mengatakan bahwa di lingkungan yang

anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh

untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika

mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya

mendapat prestasi belajar yang tinggi,. Oleh karena itu anak akan

berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan

teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman

(47)

bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata

pelajaram di kelas dapat diatasi.

B. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian sebelumnya, yamg meneliti tentang beberapa

variabel (Motivasi Belajar, Disiplin Belajar,dan Lingkungan Belajar) yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa antara lain:

Hasil penelitian Indrawati (2004) yang yang dilakukan di Universitas

Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi

belajar akuntansi siswa.

Hasil penelitian fransiska Dian Wasitaningsih (2003) yang berjudul

Hubungan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua

dengan prestasi belajar siswa menunjukan hubungan yang positif dan

signifikan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua

dengan prestasi belajar siswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan

lingkungan belajar ddengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang

(48)

C. KERANGKA BERPIKIR

1) Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi

Motivasi belajar adalah suatu yang menyebabkan seseorang

melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar itu

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Winkel (1987:93),

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar

dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan tertentu.

Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha

semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari

sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.

2) Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi

Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk

mendidik dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yang berguna

dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari

pengertian disiplin menurut Prijodarminto (1994:23) yaitu Disiplin

merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa

diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses

(49)

satunya adalah kebiasaan dalam disiplin belajar. Sedangkan Prestasi

belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dengan pengertian

diatas, maka dapat disimpulkan dengan menerapkan disiplin dalam belajar

siswa, maka diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar

siswa dan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3) Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa akuntansi

Dari uaraian tentang lingkungan belajar diatas, dapat dipahami

bahwa faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses

belajar siswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial,

lingkungan non sosial dan lingkungan fisiologis. Lingkungan sosial yang

merupakan hubungan dengan sesama manusia seperti dengan paru guru,

teman kelas, masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi proses

belajar siswa. Hubungan baik antara siswa dengan orang-orang yang ada

di lingkungannya akan menguntumgkan bagi siswa itu sendiri, dalam arti

bisa mendukung situasi belajar siswa. Lingkungan yang mendukung akan

meningkatkan prestasi belajar sisiwa.

Dengan demikian, lingkungan belajar yang mendukung akan

menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang

(50)

D. PERUMUSAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final

dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini

merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap

pernyataan yang diajukan dalam Rumusan Masalah, sehingga hipotesis ini

harus di uji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir

diatas melalui pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data

diatas penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

Ha2 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar

siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

Ha3 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar

(51)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey.

Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini

peneliti akan meneliti tentang hubungan antara motivasi belajar, disiplin

belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

B. TEMPAT DAN WAKTU

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK BOPKRI I YOGYAKARTA

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2010

C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan

yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMK

(52)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi titik perhatian

dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek

penelitian adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.

D. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1991;108), populasi adalah

keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah seluruh siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta

yang berjumlah 184 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006:131). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis

mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut:

pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau

pertimbangan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII

jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa.

(53)

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

1999:78). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel

sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan

peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih. Pertimbangannya

siswa kelas XII sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam

waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di

lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.

E. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURAN 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti. Variabel juga adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada dalam penelitian,

maka yang menjadi variabel-variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili

berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau

menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat

(Nawawi, 1994:50).

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

(54)

2) Variabel disiplin belajar

3) Variabel lingkungan belajar

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel

terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa di SMK

BOPKRI I Yogyakarta.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel bebas (independent variable)

Pada penelititan ini semua variabel bebas akan diukur dengan

menggunakan skala sikap dari Likert, yaitu suatu cara yang sistematis

untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada

dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai

berikut:

1) Variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.1

Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Ke dalam Indikator-indikator

a. Kuatnya kemauan

untuk berbuat

b. Jumlah waktu yang

(55)

kewajiban atau tugas lain

d. Ketekunan dalam

mengerjakan tugas

e. Tekun menghadapi

tugas

f. Ulet menghadapi

kesulitan (tidak mudah putus asa)

g. Lebih senang bekerja

mandiri

h. Cepat bosan pada

tugas-tugas rutin

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban

2) Variabel Disiplin Belajar

Tabel 3.3

Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Ke dalam Indikator-indikator

a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah b. Persiapan belajar

c. Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran

d. Menyelesaikan tugas pada

waktunya

e. Belajar dalam tempat dan

(56)

2. Disiplin Belajar di Rumah

a. Mempunyai rencana atau

jadwal belajar

b. Ketaatan dan keteraturan

dalam belajar

3

6 9

Tabel 3.4

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner

Jawaban

3) Variabel Lingkungan Belajar

Tabel 3.5

Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Ke dalam Indikator-indikator

Variabel Sub Variabel Indikator Item Positif

a. Fasilitas yang disediakan dirumah a. Dukungan dari

keluarga b. Tata tertib yang

dibuat dalam keluarga c. Perhatian orang

(57)

b. Non Fisik b. Perhatian guru

1,2,9 b. Tata tertib yang

dibuat oleh

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban

b. Variabel terikat (dependent variable)

Pada Variabel terikat Prestasi belajar Akuntansi akan diukur

(58)

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden sebagai sampel

untuk mendap;atkan informasi dari responden.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan

mencari data mengenai variabel yang berupa, surat kabar, majalah, catatan

dan sebagainya.

G. UJI INSTRUMEN PENELITIAN 1. Pengujian Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 1993:136), yaitu

sebagai berikut:

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total item

X = skor item

(59)

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan

korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel,

maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir

soal tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan SPSS adalah sebagai

berikut:

a. Untuk Variabel Motivasi

Tabel 3. 7

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar

No Item

Validitas Keterangan rhitung

(taraf signifikansi 5%)

rtabel

Butir pertanyaan pertama dari variabel motivasi belajar

ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,620 (seperti pada lampiran 2).

Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai

kesebelas nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282.

(60)

variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat

digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap motivasi belajar.

b. Untuk Variabel Disiplin

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar

No

Butir pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata

mempunyai rhitung sebesar 0,549 (seperti pada lampiran 2). Jika

dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai

12 nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Kecuali item

soal nomor 10 yang nilai rhitung sebesar 0,261 lebih kecil dari rtabel.

sebesar 0,282. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan

kesembilan dan butir 11 dan butir 12 dari variabel motivasi belajar

dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat

(61)

c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar

No Item

Validitas Keterangan rhitung

(taraf signifikansi 5%)

rtabel

18 0.382 0,282 VALID

19 0.679 0,282 VALID

Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar

ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,205 (seperti pada lampiran 2).

Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih kecil daripada r tabel, hal ini menunjukkan bahwa

(62)

ukur yang tepat terhadap lingkungan belajar. Pertanyaan kedua

mempunyai r hitung sebesar 0,331 lebih besar jika dibandingkan dengan

r tabel 0,282. Begitu juga pertanyaa ketiga sampai ke 25 nilai r hitung

lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Berarti butir pertanyaan kedua

sampai dengan ke 25 dari variabel motivasi belajar dinyatakan sahih

atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat

terhadap lingkungan belajar.

Setelah koefisien korelasi diperoleh, perlu dilakukan uji

signifikansi dengan taraf signifikansi 5%. Korelasi antara jumlah skor

item dengan jumlah total tiap variabel bebas, dinyatakan valid jika r

hitunglebih besar rtabelsebaliknya jika r hitunglebih kecil dari rtabel maka

butir soal yang disajikan dikatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi,

1993:142), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha :

11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2 t

(63)

2 b

σ = jumlah varian butir

Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih

besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel,

begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut

tidak reliabel.

Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan

komputer SPSS edisi Duwi Priyatno. Hasil dari perhitungan tersebut

sebagai berikut:

a. Untuk Variabel Motivasi Belajar.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 11 butir pernyataan pada variabel motivasi belajar siswa diperoleh nilai

koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen motivasi belajar siswa dapat dikatakan reliabel.

b. Untuk Variabel Disiplin Belajar

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

(64)

koefisien alpha (r11) sebesar 0,823. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,823 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen disiplin belajar siswa dapat dikatakan reliabel.

c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 24 butir pernyataan pada variabel lingkungan belajar siswa diperoleh nilai

koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen lingkungan belajar siswa dapat dikatakan reliabel. Hasil

olahan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2.

H. TEKNIK ANALISI DATA

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus F. Agar

kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih

dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis

(65)

1. Uji Persyaratan Analisis Korelasi

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga

analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas

ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)

dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis

dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya

distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi

suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).

Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes

Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

i n

( )

i

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X i) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan

lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel

(66)

kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak

normal.

b. Pengujian Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar

variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam

penelitian ini menggunakan rumus F dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Signifikansi ditetapkan 5% sehingga jika Fhitung < Ftabel

dianggap hubungan masing-masing perubahan bebas dengan

perubahan terikat adalah linear dan jika sebaliknya akan disebut tidak

(67)

2. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan variabel motivasi belajar, disiplin belajar

dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa akan

dilakukan perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga

1). Perumusan hipotesis Ho dan Ha

H01 : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi

Ha1 : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi

2). Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu

hubungan positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar akuntansi, hubungan positif dan signifikan disiplin belajar

terhadap prestasi belajar akuntansi, hubungan positif dan

signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

(68)

Keterangan:

r = Koefisian korelasi

x = Variabel bebas

y = variable terikat

xy =jumlah hasil kali x dengan y

N = jumlah sampel.

Untuk menguji signikansi dari korelasi (r) antara variabel

bebas dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan

rumus uji-t, dengan derajat kebebasan atau db = (n-2), Sudjana,

1996:275) yaitu:

r = koefisien korelasi

n = jumlah anggota sampel

t = harga test yang akan dicari.

3). Pengambilan Keputusan

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = diterima bila thitung lebih kecil ttabel.

Ha = diterima bila t hitung lebih besar ttabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas sebagai

(69)

H0 = diterima jika dignifikansi > 0,05

H0 = ditolak jika signifikansi < 0,05

4). Penarikan Kesimpulan

a) Jika H0 diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang

positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan

prestasi belajar akuntansi siswa

b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi

belajar akuntansi siswa

Catatan: langkah seperti di atas juga dilakukan untuk pengujian

Gambar

Tabel 3.1 Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Ke dalam
Tabel 3.2 Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner
Tabel 3.4 Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner
Tabel 3.6 Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Bahan Ajar Matrikulasi Fisika Dasar – Teknik Sipil FST Undana 2009 12 Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

[r]

[r]

Mendukung lingkungan luka yang lembab: Karena aktifitas osmotik madu dengan menarik cairan dari jaringan sekitarnya maka akan terjadi kelembaban pada permukaan luka.. Menurunkan