• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, DISIPLIN SISWA, DAN MINAT BELAJAR

SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Studi Kasus: Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Retno Susilo Watli Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi, 2) Disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dan 3) Minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas satu dan dua jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 94 siswa, penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2006. Sampel yang diambil dari populasi sejumlah 62 siswa dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestrasi belajar akuntansi digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel bebas.

(9)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION OF TEACHER TEACHING STYLE VARIATION, STUDENTS’ DISCIPLINE,

STUDENTS’ LEARNING ATTENTION, AND ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study at The Students of”BOPKRI 1”Vocational High School, Yogyakarta

Retno Susilo Wati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research was to know the relationships between: 1) Students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning achievement, 2) Students’ discipline and accounting learning achievement, 3) Students’ learning attention and accounting learning achievement.

The population in this research was the first and second grade students’ of “BOPKRI 1” Vocational High School Yogyakarta majoring in Accounting consisted of 94 students’. It was conducted from June to July 2006. The writer took 62 students’ as sample, by using Accidental Sampling Technique. The data collecting techniques used were questionnaire, documentary study, and interview.

To know the correlation between students’ perception of teacher teaching style variation, students’ discipline, students’ learning attention, and accounting learning achievement, the writer used multiple regression analysis teachnique with three variables.

The findings were: 1) There was a positive and significant correlation between students’ perception of teacher teaching style variation and accounting learning

achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and robserved= 0,447 and rtable 0,05 = 0,165 and tobserved =

4,075 > ttable 0,05 = 2,0003), 2) There was a positive and significant correlation between

students’ discipline and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

observed= 0,309 > rtable 0,05 = 0,165 and tobserved= 2,903 > ttable 0,05 = 2,0003), 3) There was a

positive and significant correlation between students’ learning attention and accounting learning achievement (Correlation Coefficient (R) = 0,633 and Determination Coefficient (R2) = 0,400 and r

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan pembangunan yang terjadi dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari suatu proses pendidikan yang baik. Proses pendidikan yang baik dapat menghasilkan suatu pekerja atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar ahli dan menguasai pada bidangnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu dan tehnologi. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan suatu masalah yang selalu mendapat perhatian karena merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara.

(18)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mendidik siswa-siswanya untuk dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan juga untuk dapat lebih hidup bermasyarakat. Supaya kegiatan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, maka situasi kelas harus memiliki hubungan manusiawi efektif antara sesama murid dan murid dengan guru-gurunya sehingga akan mampu menciptakan perasaan bersatu dan perasaan kebersamaan (Hadari, 1981:47). Di dalam kegiatan belajar mengajar adakalanya siswa merasa bosan terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

Di sekolah guru memegang peranan yang penting dan dominan. Guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki profisiensi (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar (Muhibbin, 1995:185). Setiap siswa memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang gaya mengajar guru, khususnya dalam hal ini guru akuntansi. Variasi dalam mengajar dianggap sangat penting untuk mengatasi rasa kebosanan pada diri siswa karena adanya variasi dalam mengajar yang dilakukan seorang guru diharapkan dapat memacu semangat belajar siswa.

(19)

prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan FX. Yusti Subroto (2004), yang berjudul Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru Akuntansi, Minat Belajar Akuntansi, dan Fasilitas Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan.

Dalam penelitian yang dilakukan Yuliyanti (2004), yang berjudul Hubungan antara persepsi belajar siswa, jenis kelamin dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa dalam memilih program studi di SMU disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan.

(20)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa (pada taraf 5% t_hitung 14,9 > t_tabel 2,725 dengan SE sebesar 27,946%.

Dari ketiga hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan lingkungan belajar yang baik, dorongan orang tua dan minat belajar dari diri siswa.

(21)

Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Variasi Gaya Mengajar Guru Akuntansi, Disiplinan Belajar Siswa, dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi permasalahan mengenai hubungan antara variasi gaya mengajar guru akuntansi, kedisiplinan belajar, dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar akuntansi?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar akuntansi? 3. Apakah ada hubungan antara minat siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

(22)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.

3.Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran bagi guru untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar terutama tentang variasi gaya mengajar yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa bahwa betapa pentingnya minat belajar yang ada untuk dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan khususnya dalam bidang pendidikan.

(23)
(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

Pada bagian ini menguraikan tentang pengertian belajar, persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin belajar siswa, minat belajar siswa di sekolah, dan prestasi belajar akuntansi. Selain hal tersebut, juga menjelaskan secara singkat tentang hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seorang yang lebih tahu atau yang sekarang disebut dengan guru (Ali Imron, 1996:2).

Winkel dalam Psikologi Pengajaran (1996:53) memberikan pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat konstan.

(25)

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku dan latihan.

Sardiman (1986:22-23) memberikan beberapa pengertian belajar adalah sebagai berikut:

a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri, b. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan

pribadi seutuhnya,

c. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya, d. Belajar adalah rangkaian jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan

pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, rana kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(26)

dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih baik.

2. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru a. Persepsi Siswa

Persepsi adalah proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera atau penginderaan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita (Linda L. Davidoff, 1981:232).

Persepsi dapat juga diartikan sebagai proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, perasaan, penciuman, dan pendengaran. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Miftah Thoha, 1983:138).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan mengintepretasikan rangsang dari lingkungan melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang yang diinderakannya.

(27)

merupakan subyek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar, karena fungsi guru adalah sebagai pengajar atau pendidik dalam setiap proses mengajar di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar suatu kebosanan akan terjadi apabila kita melihat atau mengalami hal yang sama terjadi secara berulang-ulang terus-menerus sehingga menjadi rutin. Untuk menanggulangi rasa bosan ini maka diperlukan adanya suatu variasi dalam proses belajar mengajar, sehingga belajar mengajar di sekolah tidaklah terasa sebagai beban yang berat. Adanya variasi gaya mengajar guru akuntansi yang baik dapat membantu siswa untuk lebih memusatkan perhatian siswa pada pelajaran yang sedang diajarkan.

b. Pengertian Mengajar

(28)

Mengajar merupakan peristiwa yang bertujuan, artinya mengajar adalah peristiwa yang terikat oleh tujuan, pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Winarno,1973:29). Karena mengajar adalah peristiwa yang bertujuan, maka seorang pendidik dalam hal ini adalah guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, dan materi pelajaran dapat diterima oleh siswa sebagai peserta didik.

Guru dalam mengajar harus sudah memiliki rencana pembelajaran (satuan pelajaran) dan menetapkan strategi belajar mengajar, karena dalam hal ini guru melakukan kegiatan mendidik, dalam artian guru mengantar peserta didik ke tingkat kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk berusaha seoptimal mungkin menciptakan kondisi yang mendukung agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

(29)

c. Gaya Mengajar

J. Roggema dalam Winkel (1996:205) membedakan gaya mengajar menjadi dua, yaitu:

1) Formal, ciri-ciri:

a) Guru sangat terikat dengan kurikulum pengajaran yang telah ditetapkan. b) Menuntut banyak prestasi hafalan.

c) Berpegang pada buku pelajaran. d) Bergaya memimpin lebih otoriter.

e) Kurang bersedia menerima sumbangan pikiran dari siswa. f) Menekankan perlunya siswa belajar untuk lulus ujian. 2) Informal, ciri-ciri:

a) Penentuan luas materi pelajaran tergantung dari kebutuhan siswa. b) Mendorong siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran. c) Memberikan pandangan sendiri terhadap pelajaran.

d) Bergaya memimpin lebih demokratis.

e) Menanggapi dengan baik pikiran kritis siswa.

f) Menekankan agar siswa belajar demi perkembangan diri sendiri.

(30)

d. Variasi Gaya Mengajar

Kebosanan merupakan salah satu masalah penting didalam kelas. Murid-murid duduk dengan tenang mendengar dan melihat guru mengajar selama berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh kebosanan. Gaya mengajar yang monoton akan membuat siswa malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Hal yang diperlukan oleh guru adalah mengadakan variasi dalam mengajar. Variasi dalam mengajar banyak sekali bila dilakukan dengan benar-benar akan sangat menarik dan dapat mempertahankan minat dan semangat siswa dalam belajar. Biasanya variasi muncul dalam komponen-komponen, sebagai berikut (Raflis Kosasi,1984:6-7):

1) Pengertian variasi suara

Variasi suara adalah perubahan nada suara keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2) Pemusatan perhatian

(31)

3) Kesenyapan

Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian. Perubahan stimulus dari adanya suara ke keadaan tenang atau senyap atau dari keadaan adanya kesibukan kegiatan dan kemudian dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.

4) Mengadakan kontak pandang

Bila guru berbicara berinteraksi dengan siswanya hendaknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka.

5) Gerakan badan dan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak hanya sekedar menarik perhatian, tetapi lebih dari itu dapat menyampaikan arti dari pesan lisan yang disampaikan.

6) Pergantian posisi guru dalam kelas

(32)

Salah satu tujuan untuk mendapatkan hasil dalam belajar, guru tidak terikat pada teknik atau metode atau media tertentu akan tetapi guru dapat memanfaatkan salah satu atau semuanya secara berkombinasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cara efektif untuk memperoleh hasil pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melibatkan penuh pembelajaran bersama siswa, variasi dan keragaman dalam metode mengajar, motivasi internal, dan integritas belajar yang menyeluruh.

3. Disiplin Belajar Siswa

a. Pengertian Disiplin Belajar

Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari, dimanapun tempatnya kita tidak dapat melepaskan diri dengan norma atau aturan yang berlaku. Aturan-aturan itu harus diikuti baik secara paksa atau kerelaan diri seseorang.

Adanya norma atau aturan itu dimaksudkan untuk mengatur perilaku dan mendorong serta menekan orang-perorang, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai dan mentaati nilai-nilai sosial yang ada.

(33)

bertingkah laku sesuka hatinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan harus disertai rasa tanggung jawab dengan penuh disiplin.

Dalam Kamus Umum Bahas Indonesia disiplin diartikan sebagai suatu aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi. Disiplin secara umum dapat diartikan sebagai suatu sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Entang, 1984:11).

Pusat pengembangan inovasi dan Fakultas Filsafat UGM bekerja sama dengan Balitbang Dikbud menyampaikan makna disiplin adalah kepatuhan dan ketaatan terhadap nilai-nilai di dalam suatu sistem sosial demi kualitas kehidupan. Dengan demikian di dalam disiplin terkandung adanya sistem nilai, sistem sosial, bentuk kepribadian pendukungnya, serta perspektif masa depan yang akan dicapai dari pola interaksi yang terjadi.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

a) Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri) yang meliputi:

(34)

2. Kesehatan. Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang sedang tidak sehat akan sulit mentaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat akan lebih mudah mentaati segala sesuatu yang telah direncanakan.

3. Minat. Seorang yang mempunyai minat dalam segala kegiatan maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibanding orang yang tidak mempunyai minat terhadap apa yang akan dilakukan.

b. Faktor ekstern, yang meliputi sebagai berikut:

1. Peralatan. Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar lebih memiliki jiwa disiplin dibanding dengan pelajar yang tidak mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

(35)

kawannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum tentu berhasil.

b. Manfaat Disiplin

Menurut Havinghurst (dalam Hurlock, 1999 : 97) ada beberapa fungsi disiplin yang bermanfaat bagi anak yaitu:

a) Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

b) Untuk menyadarkan kepada anak suatu tingkatan penyelesaian yang wajar, tanpa menuntut komformitas yang berlebihan.

c) Untuk membantu anak dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka.

Gunarsa (2000:136) menjelaskan “manfaat utama disiplin adalah agar anak mengendalikan diri dengan baik, mampu menghormati, dan mematuhi otoritas orang tua”. Gunarsa menegaskan dalam mendidik anak perlu disiplin yaitu tegas dalam hal yang harus dilakukan. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi disiplin perlu dalam mendidik anak, supaya anak dengan mudah:

a) Saling menghargai dan menghormati hak milik orang lain.

(36)

c) Dapat membedakan tingkah laku yang baik dan buruk.

d) Belajar mengendalikan keinginan dan melaksanakan sesuatu tanpa ada perasaan takut.

e) Belajar untuk berkorban demi kepentingan orang lain. c. Unsur-unsur Disiplin

Menurut Triana Noor Edwina DS (1997:13-2) unsur kedisiplinan meliputi: peraturan, hukum, penghargaan dan konsistensi.

Peraturan dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma, aturan yang harus ditaati seseorang. Hukuman dimaksudkan jika seseorang melanggar surat aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman, bisa hukuman fisik, non fisik, membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan dimaksudkan jika seseorang melakukan tindakan yang benar, maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa denda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian dan sebagainya. Konsistensi berkait dengan tingkat keajekan dalam memberikan hukuman dan penghargaan. d. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin

(37)

ketidaksinambungan pada diri siswa yang bersangkutan, sehingga siswa akan berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan berbagai cara yang sering kurang dapat diterima oleh masyarakat (termasuk pelanggaran disiplin).

Abraham Maslow (dalam Winkel 1996:155) menjelaskan hirarki kebutuhan manusia dengan urutan hirarki dari bawah ke atas, yaitu:

a) Kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan jasmani seperti: makanan, minuman, tempat tinggal dan seks.

b) Kebutuhan untuk menjamin keamanan secara fisik dan psikologis: seperti aman dan terteram.

c) Kebutuhan untuk menikmati hubungan sosial yang memuaskan seperti: dicintai, disayangi, dan diterima oleh orang lain.

d) Kebutuhan untuk menikmati rasa harga diri seperti: mengakui diri sendiri sebagai orang yang patut dihargai dan mendapat pengakuan itu pula dari orang lain.

e) Kebutuhan untuk mengembangkan diri secara intelektual seperti: pengetahuan dan pemahaman sebagai pengayaan alam kognitif.

f) Kebutuhan untuk menikmati dan menghargai keindahan dalam berbagai bentuknya seperti keteraturan dan keseimbangan.

(38)

Pelanggaran disiplin dapat terjadi di lingkungan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Pelanggaran disiplin yang terjadi di dalam keluarga, karena pendisiplinan yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau “kekanak-kanakan”, sehingga remaja memberontak. Pemberontakan yang biasanya terjadi di dalam keluarga karena salah satu orang tua lebih dominan daripada yang lain (orang tua kurang selaras) atau kurang kompak dalam hal pendisiplinan (Hurkock, 1997:232).

Pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah itu sendiri seperti:

a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter, senantiasa mendiktekan kehendak tanpa memperhatikan kedaulatan anak didik.

b) Sebagian besar siswa dikurangi hak-haknya sebagai siswa yang seharusnya turut menentukan rencana masa depannya di bawah bimbingan guru.

c) Tidak/atau kurang memperhatikan kelompok minoritas.

d) Siswa kurang diikut sertakan dan dilibatkan dalam tanggung jawab sekolah.

(39)

f) Sekolah kurang mengadakan kerjasama dengan orang tua dan antara keduanya saling melepaskan tanggung jawab.

Sebab-sebab lain adalah kebosanan dalam kelas, perasaan kecewa, dan tertekan karena siswa dituntut bertingkah laku yang kurang wajar sebagai remaja (Entang, 1984:17).

4. Minat Belajar a. Minat

(40)

Menurut Winkel (1987:30) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan Bimo Walgito (1977:38) minat adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut.

(41)

tersebut dengan jalan terus mencari cara agar siswa tersebut tetap berminat terhadap pelajaran akuntansi.

Mappiare (1982:62) berpendapat bahwa timbulnya minat berasal dari harapan. Sebab minat terdiri dari perasaan, prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada suatu pilihan. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap obyek, memiliki pandangan terhadap dirinya dan ada kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang mendukung. Sedangkan Suhirin (1980:12) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek atau mengenai suatu obyek. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila siswa lebih dekat dengan mata pelajaran yang diminati, karena rasa tertarik tersebut, kemauan atau keinginan untuk dekat dan menekuni timbul dari dalam dirinya sendiri.

(42)

Elita D. Nugroho (1982:18) mengatakan bahwa pengetahuan mengenai minat dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:

a) Penempatan, yaitu minat merupakan alat yang digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan yang benar.

b) Perbaikan belajar, yaitu membantu guru mengenal siswa yang perlu mendapat perhatian khusus.

c) Penilaian program, yaitu menentukan efektivitas suatu program.

(43)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Giartama (1990:6) digolongkan menjadi dua antara lain yaitu:

a. Minat secara intrinsik, merupakan minat yang timbul dari individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar yang baik, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik, merupakan akibat pengaruh dari luar individu. Timbul karena latar belakang sosial ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya. c. Unsur-unsur minat

The Liang Gie (1984:24) mengemukakan ada beberapa unsur dalam minat antara lain yaitu:

a. Minat melahirkan perhatian.

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.

(44)

d. Meningkatkan Minat Siswa

Slameto, 1988:83 mengatakan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada maka, disarankan agar pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini bisa dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya, bagi siswa di masa yang akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap dijaga serta suasana pelajaran. Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan atau yang tidak dilakukannya dengan baik, yang diharapkan akan muncul minat terhadap bahan yang diajarkan.

(45)

merupakan “saat siap belajar” yaitu saat anak-anak siap belajar, karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh lewat pengalaman belajar.

e. Minat Belajar Siswa

Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Berbicara mengenai minat tentu saja tidak terlepas dari keadaan psikologis seseorang. Minat diartikan sebagai: “Kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dalam hal ini minat dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya. Karena itu terlebih dahulu orang harus mempunyai pengetahuan dan informasi mengenai objek tersebut (Whinterington, 1963:90). Selanjutnya Whinterington membagikan minat menjadi dua yaitu:

1) Minat primitif yaitu minat yang tumbuh karena kebutuhan biologis yang dapat berupa makanan, minuman, seks dan kebutuhan sejenisnya.

(46)

5. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil puncak yang telah dicapai. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi (Mulyono, 1990:700. Selanjutnya Sunaryo (1983:10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil dari proses belajar yang telah dicapai oleh seorang siswa yang diuji melalui kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran dapat dicapai. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Dimyati Mahmud (1990:84-87) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi, yaitu:

(47)

a) N. Ach (Need for Achievement)

N. Ach adalah dorongan atau motif untuk berprestasi atau suatu motif intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.

b) Takut gagal

Takut gagal seperti perasaan cemas (nervous) dalam menghadapi ujian atau tes akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau tingkat prestasi seseorang.

c) Takut sukses

Seorang wanita memiliki karakteristik lebih takut sukses dari pada pria. Apabila cukup kuat takut sukses ini merongrong N Ach seseorang dan melahirkan perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.

d) Persepsi

Persepsi seseorang terhadap prestasinya terkait dengan kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas, dan keberuntungan.

2) Faktor eksternal

(48)

c. Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh akibat adanya belajar akuntansi, dalam usaha memperoleh suatu hasil sangat ditentukan adanya evaluasi terhadap suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar yang diberikan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

(49)

mengajar di dalam kelas, sehingga dampak yang timbul adalah prestasi belajar siswa akan meningkat.

Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan, karena dalam pembelajaran tidak hanya guru saja yang harus aktif. Kurikulum yang telah dirancang dengan baik tidaklah banyak artinya bila penjabarannya dalam proses belajar mengajar tidak ikut menunjang tujuan kurikulum tersebut. Proses belajar mengajar menjadi faktor yang sangat penting karena banyak tuntutan keterampilan yang diharapkan oleh para pengguna lulusan yang tidak secara langsung dapat diwujudkan dalam mata pelajaran khusus ini. Agar proses belajar mengajar dapat tercapai perlu adanya interaksi yang baik didukung dengan adanya variasi-variasi mengajar yang diciptakan guru dalam belajar guna memacu semangat belajar siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa dapat menjadi baik.

(50)

adalah prestasi belajar akuntansi. Dari beberapa penulis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil tertinggi yang telah dicapai dalam bidang tertentu, yang berdasarkan prestasi tersebut seorang guru.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Variasi gaya mengajar yang digunakan oleh seorang guru sangat mempengaruhi tingkat prestasi belajar akuntansi. Variasi gaya mengajar akan mengurangi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar. Variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh guru banyak sekali komponennya dan jika dilakukan dengan benar-benar akan sangat menarik sehingga dapat mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar. Variasi gaya mengajar jika digunakan pada kondisi yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

(51)

belajar mengajar dengan baik dan tepat waktu. Seorang siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi tentu saja mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam belajarnya. Rasa tanggung jawab dalam kegiatan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar.

Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam kategori yang sulit untuk dipelajari, karena terdapat konsep-konsep akuntansi yang sulit untuk dimengerti, sehingga mempelajarinyapun membutuhkan suatu ketekunan, kejelian dalam menghitung angka-angka. Namun bila siswa tersebut memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi akan cenderung memiliki prestasi belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kedisiplinan belajarnya rendah. 3. Hubungan Antara Minat Belajar Akuntansi Dengan Prestasi Belajar Akuntansi. Minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang

(52)

tinggi akan dapat meningkatkan atau mempertahankan prestasi belajar akuntansi siswa itu sendiri.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prnyataan yang masih lemah, karenanya masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.

2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian sebelumnya dan jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu jenis penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hanya berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya terbatas pada obyek tertentu saja yaitu sekolah dan siswa sebagai respondennya. Secara khusus, yang akan diteliti dari responden adalah persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa dan minat belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK BOPKRI I Yogyakarta Alamat: Jln. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta

2. Waktu penelitian

(54)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi sumber informasi khususnya siswa. Responden penelitian dalam hal ini adalah siswa siswi kelas satu dan kelas dua jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta.

D.Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan, populasi juga disebut sebagai keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 1 dan 2 jurusan akuntansi SMK BOPKRI I sebanyak 94 siswa, sedangkan siswa siswi kelas 3 jurusan akuntansi tidak ikut diambil menjadi populasi karena pada saat penelitian dilakukan siswa siswi kelas 3 baru saja menempuh ujian akhir dan sedang libur sekolah.

E. Sampel

(55)

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel. Teknik sampling dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok nonprobability sampling yaitu teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling aksidental karena dalam penelitian tersebut teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Jadi, penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 62 responden.

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel yang Akan Diteliti

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah: a. Variabel bebas (Independence variable)

1) Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru (X1)

(56)

rangsang dari lingkungan dalam hal ini adalah variasi gaya mengajar guru melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.

2) Disiplin siswa (X2)

Disiplin siswa adalah keteraturan dalam segala usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang optimal serta merencanakan terlebih dahulu dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

3) Minat (X3)

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

b. Variabel terikat (Dependence variable) Prestasi belajar akuntansi (Y)

Prestasi belajar akuntansi adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran akuntansi.

2. Kategori Kecenderungan Variabel

(57)

Tabel 3.1 Tabel PAP Tipe II

Derajat Penguasaan Nilai akhir 81%-100%

66%-80% 56%-65% 46%-55%

<46%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3) Pengukuran Variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing variabel. Maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:

a. Variabel Bebas

(58)

hanya memilih jawaban yang telah tersedia dan kuesioner ini dibagikan pada siswa.

Penulis menggunakan skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner karena jawaban bersifat kualitatif. Ada dua kategori yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan pilihan Selalu (S), Kadang-kadang (Kdg), dan Tidak Pernah (TP). Pembagian pernyataan menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap seseorang terhadap obyek tertentu terdiri dari sikap mendukung (positif), sikap menolak (negatif), dan sikap netral. Penulis mengharap responden mempunyai sikap mendukung atau menolak, oleh karena itu jawaban netral dihilangkan. Adapun skor yang digunakan dalam menilai pertanyaan tersebut adalah:

Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor

Instrumen Variasi Gaya Mengajar Guru & Minat Belajar No. Keterangan Skor untuk

pernyataan positif

Skor untuk pernyataan negatif

1. Selalu 4 1

2. Sering 3 2

3. Kadang-kadang 2 3

4. Tidak pernah 1 4

Sedangkan dalam mengukur sikap siswa dalam proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan kedisiplinan dan minat belajar siswa digunakan skala pengukuran yaitu disediakan alternatif jawaban a, b, c, dan d. Masing-masing alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

(59)

Jawaban b diberi skor 3 Jawaban c diberi skor 2 Jawaban d diberi skor 1 b. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang merupakan akibat atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi.

Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan hasil raport siswa semester genap atau semester 2 khusus bidang studi akuntansi

Tabel 3.3 Kisi – kisi Kuesioner

No Tolok Ukur Pernyataan

Negatif (Nomor Item Dalam Kuesioner) Pernyataan Positif (Nomor Item Dalam Kuesioner) 1 2

Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru Disiplin Siswa

1) Perencanaan jadwal belajar

2) Teknik/cara belajar yang baik

3) Keteraturan dalam

2,3,4,6,8 1,5,7,9,10

1,4,6

9,10

(60)

3

waktu

4) Pelaksanaan peraturan sekolah

Minat belajar siswa

2,3,5

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10

H. Data yang Diperlukan 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh responden melalui daftar pertanyaan atau kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah melalui identitas diri siswa, hasil persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa di sekolah yang dapat diperoleh hasilnya melalui kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa.

2. Data Sekunder

(61)

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998:140). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data variabel bebas yaitu variabel variasi gaya mengajar guru, kedisiplinan belajar siswa, dan minat belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan benda-benda tertulis yang tersedia di sekolah, misalnya nilai raport atau suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat historis, data yang diperoleh dari dokumen yang diyakini kebenarannya. 3. Wawancara

(62)

J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Dalam penelitian ini validitas akan dihitung dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment

dari Karl Pearson dengan rumus (Suharsimi Arikunto,1997:146) sebagai berikut: rxy=

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan:

rxy = korelasi skor item dengan skor total N = jumlah populasi

∑X = total skor dari setiap item ∑Y = total dari skor seluruh item

(63)

kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5%, n = 30, dan df sebesar n-2 yaitu 30 - 2 = 28. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

¾ Instrumen Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru No. Item RHitung RTabell Haslil Analisis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,4413 0,5475 0,4877 0,4345 0,4449 0,4520 0,4510 0,4417 0,3973 0,3985 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

¾ Instrumen Disiplin Siswa

(64)

¾ Instrumen Minat Belajar Siswa

No. Item R Hitung R Tabel Hasil Analisis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,7746 0,6689 0,5739 0,7588 0,5677 0,4836 0,6721 0,3643 0,5655 0,7660 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dari hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

a.Untuk kuesioner persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru yang terdiri dari 10 butir item pernyataan, yang terdiri dari 5 item pernyataan negatif dan 5 item pernyataan positif diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

b. Untuk kuesioner disiplin belajar siswa yang terdiri dari 10 item pernyataan positif diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

c.Untuk kuesioner minat belajar siswa di sekolah yang terdiri dari 10 item pernyataan positif diperoleh hasil bahwa semuanya sahih.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

(65)

ketepatan dan ketelitian hasil. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas dari Spearman Brown (Masidjo, 1995:242):

gg gg tt r r r + × = 1 2 Keterangan:

rtt = angka reliabilitas keseluruhan item.

rgg = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Kriteria pengujiannya yaitu dengan taraf signifikan 5%, jika rttlebih besar dari r tabel , maka reliabilitas butir kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur tersebut signifikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa n = 30 dan db = n-2, jadi derajat kebebasannya sebesar 28 (db = 30 – 2) sehingga r tabel dari 0,05;28 adalah 0,239

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas

No. Variabel Penelitian Koef. Reliabilitas 1. Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya

Mengajar Giru

0,7559

2. Disiplin Siswa 0,7195

3. Minat Belajar Siswa 0,8238

(66)

sehingga dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Reliabel.

K. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji sampel dari Kolmogorov Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar, artinya distribusi sampling yang diamati benar.

r-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga F0(X)-Sn(X) terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut (Sugiyono,1999:225):

D = maksimum F0(X)-Sn(X)

(67)

D : deviasi maksimum

F0 : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn(X) : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah persamaan garis regresi dengan menghitung nilai F atau analisis varians untuk uji linieritas (Sudjana, 1989:317).

Rumus untuk menguji linieritas yaitu:

F =

2 2 e TC S S Keterangan :

STC2 = JK (TC)

S2e = k n E JK − ) (

Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika

FF(1α)(k2,nk). Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k).

(68)

2. Uji Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis regresi linier, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan Hipotesis

H0: p≤0, Variasi gaya mengajar guru tidalk berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi.

H1: p>0, Variasi gaya mengajar guru berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar akuntansi.

2) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − y y n x x n y x xy n Keterangan:

r : koefisien variabel n : banyaknya sampel

x : variabel variasi gaya mengajar guru / disiplin siswa / minat belajar siswa

y : variabel prestasi belajar akuntansi

(69)

4) Interpretasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan pedoman sebagai berikut Suharsimi 2002: 245):

Tabel 3.6 Interpretasi Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

(Tak berklorelasi)

5) Menarik kesimpulan yaitu jika thitung < ttabel maka HO diterima, dan jika thitung> ttabel maka H0 ditolak.

Pengujian hipotesis kedua dan ketiga, dilakukan dengan langkah yang sama dengan pengujian hipotesis pertama.

b. Untuk menguji hipotesis keempat yaitu untuk mengetahui hubungan antara variasi gaya mengajar guru akuntansi (X1), kedisiplinan belajar siswa (X2), dan minat belajar siswa (X3) secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi(Y) digunakan teknik analisis korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1990:500):

Rxy(1,2,3)=

(70)

Keterangan:

Rxy(1,2,3) : Koefisien korelasi antara Y dan X1,X2,X3

a1 : Korelasi variabel bebas X1 yaitu variasi gaya mengajar guru akuntansi

a2 : Koefisien variabel bebas X2 yaitu kedisiplinan belajar a3 : Koefisien variabel bebas X3 yaitu minat belajar siswa

Y X1

∑ : Jumlah hasil kali antara variabel variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

Y X2

∑ : Jumlah hasil kali antara variabel disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi

Y X3

∑ : Jumlah hasil kali antara variabel minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi

2 Y

∑ : Jumlah kuadrat variabel terikat prestasi belajar akuntansi

Untuk mengetahui apakah Rxy(1,2,3) tersebut signifikan atau tidak maka digunakan analisis regresi. Dari analisis regresi akan ditemukan harga F regresi, yang kemudian dapat kita uji, apakah harga tersebut signifikan atau tidak. Rumus F regresi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2003:219-220).

Fh = ) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − −R n k

(71)

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independent n = jumlah anggota sampel

(72)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Sekolah

Pendidikan sangat penting dalam usaha meningkatkan kemajuan bangsa. Kemajuan bangsa tersebut dapat diwujudkan dengan banyak didirikannya lembaga pendidikan atau sekolah dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, salah satunya telah didirikannya SMK BOPKRI I di Yogyakarta.

(73)

menjadi SMK BOPKRI I Yogyakarta. Pada tahun 1998 akreditasi yang ketiga statusnya tetap sama yaitu Disamakan.

B. Tujuan Pendidikan Sekolah

SMK BOPKRI I Yogyakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berkualitas mempunyai visi dan misi sebagai dasar dalam perkembangan dan kemajuan sekolah. Adapun visi dan misi SMK BOPKRI I Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Visi:

Membentuk manusia yang beriman, mengasihi Tuhan dan sesama manusia. 2. Misi:

Mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, handal dan profesional serta mampu berkompetisi dalam era globalisasi.

3. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah menciptakan sumber daya manusia yang siap pakai, atau siap untuk terjun langsung ke kehidupan nyata/lapangan kerja, setelah mereka lulus sekolah. SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam pendidikan nasional bertujuan:

(74)

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.

c. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dalam bidang bisnis dan manajemen.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

C. Sistem Pendidikan Sekolah

Sistem Pendidikan di SMK adalah PSG (Pendidikan Sistem Ganda) yang didalamnya terdapat program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian kerja yang diperoleh melalui pengenalan langsung dengan dunia kerja, yaitu melaksanakan Praktik Industri (PI), sehingga belajar siswa lebih terarah kepada bidangnya dan dapat melaksanakan keahlian yang dimiliki secara profesional.

1. Komponen-komponen PI (Praktik Industri) Isi pendidikan ini mempunyai komponen:

(75)

b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (adaptif), dimaksudkan untuk memberikan bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemapuan mengikuti perkembangan IPTEK.

c. Komponen Produtif

1) Komponen teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.

2) Komponen praktik dasar profesi adalah berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi.

3) Komponen keahlian profesi berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap profesional.

2. Keuntungan PI

a. Bagi Dunia Usaha atau Dunia Industri

1) Mengenal dan mengamati keahlian siswa PI di tempat tersebut. 2) Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan sebagai karyawan. 3) Ikut serta dalam memajukan bidang pendidikan.

(76)

b. Bagi Siswa

1) Hasil belajar siswa akan lebih bermakna karena setelah selesai sekolah, siswa mempunyai keahlian dan kemampuan secara profesional.

2) Siswa sudah siap memasuki dunia kerja.

3) Menambah kemampuan dan keterampilan praktis.

4) Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri. 5) Memupuk rasa tanggung jawab.

6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

3. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan untuk menyusun Program Pendidikan dan Latihan yang Mengacu Pada Tamatan.

a. Pemetaan Profesi Kemampuan

Pemetaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahan kajian komponen khusus teori kejuruan, praktik dasar profesi dan praktik dasar keahlian profesi untuk masing-masing profil kemampuan tamatan.

b. Pemetaan Jenis Pekerjaan Industri

Pemetaan dimaksudkan untuk mengidentifikasikan jenis keterampilan kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di industri atau di dunia usaha.

c. Sinkronisasi Kurikulum dengan Pekerjaan Industri

(77)

Komponen-komponen program pendidikan yang disinkronisasikan dengan pekerjaan di industri atau di dunia usaha, terutama adalah komponen praktik keahlian profesi dan praktik dasar profesi. Khusus untuk praktik dasar profesi, sinkronisasi ini dilakukan bila industri tersebut memiliki fasilitas semacam pusat latihan.

d. Penyusunan Rencana Program Pengajaran

Setelah diketahui dan diterapkan bagian-bagian mana yang akan mereka pelajari di industri atau dunia usaha, maka dibuatlah rencana program di sekolah.

D. Kurikulum Sekolah

Kurikulum adalah seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenal isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum SMK tahun 2004. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum 1999. Penyempurnaan kurikulum 1999 ke kurikulum SMK tahun 2004 dapat dilihat dari:

1. Sistematika

Kurikulum SMK Edisi 2004 terdiri atas tiga bagian yaitu:

(78)

b. Bagian kedua merupakan Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan yang berisi tujuan program pelatihan keahlian, kompetensi, keahlian, level kualifikasi tamatan, substansi pemelajaran, susunan program pendidikan dan pelatihan serta deskripsi pemelajaran.

c.Bagian ketiga, pedoman pelaksanaan kurikulum berisi penjelasan tentang penyusunan program pemelajaran, penyusunan modul, pengelolaan pemelajaran, penilaian kegiatan belajar, dan penilaian hasil belajar.

2. Pendekatan

a. Pendekatan Akadelmik

Pendekataln ini disusun dengan kaidah-kaidah kurikulum. b. Pendekatan Kecakapan Hidup

Pendekatan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup.

c. Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competency Based Curriculum) Pendidikan ini menitik beratkan pada kemampuan seseorang yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut.

d. Pendekatan Berbasis Luas dan Mendasar (Broad Based Curriculum)

Pendekatan ini memahami dan menguasai konsep, prinsip, dan keilmuan yang mendasari bidang keahliannya.

(79)

Pendekatan ini melalui proses produksi sebagai media pelajaran dapat dilaksanakan dalam DU/DI.

Semua pendekatan diatas penyajiannya dikemas dalam bentuk modul. 3. Pelaksanaan

a. Dilaksanakan dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) praktik industri dilaksanakan antara 4 sampai 12 bulan.

b. Setiap guru memahami kurikulum untuk semua bagian (bagian I, II, dan III). c. Penyusunan program pelajaran melalui Satuan Acara Pemelajaran (SAP).

d. Pemelajaran dilakukan dengan menggunakan modul, untuk satu kompetensi minimum satu modul, maksimum tiga modul.

e. Hasil pemelajaran menjadi dua bagian yaitu sudah kompetensi atau belum kompetensi, jika sudah kompetensi siswa dapat mempelajari modul berikutnya dan jika belum kompetensi siswa harus mengulang modul yang sama. Siswa sudah dikatakan kompetensi jika sudah mendapat nilai minimum 75 (skor 1-100).

f. Pada prinsipnya tidak dikenai kelas/tingkat, yang dikenal adalah kompetensi yang sudah lulus pada tahun ke-1 (pertama), tahun ke-2 (kedua), dan tahun ke-3 (ketiga). g. Karena tidak ada kenaikan kelas sehingga tidak ada raport yang ada adalah skill

(80)

keluar sebelum lulus, hanya diberikan sertifikat kompetensi yang telah ditempuh dan lulus.

E. Sumber Daya Manusia

Struktur Organisasi SMK BOPKRI I Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran.

Kepala sekolah membagi tugas pekerjaan baik KBM maupun non KBM kepada guru dan staf tata usaha sesuai dengan kompetensinya. Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah yang dibagi berdasarkan urusan atau pandega masing-masing dan staf karyawan yang lain.

Adapun tugas-tugas perangkat sekolah yang utama, adalah sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah

Secara umum Kepala Sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memimpin dan bertanggung jawab atas semua kegiatan persekolahan.

b. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan sekolah terhadap Kakanwil Depdikdud Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Sebagai supervisi mengenai kegiatan BK, Ketatausahaan. dll.

(81)

sekolah jika kepala sekolah berhalangan hadir. Di SMK BOPKRI I Yogyakarta memiliki 2 wakil kepala sekolah yaitu:

a. Wakasek Urusan Kurikulum dan Sarpras oleh Dra. Indri Pamiyarti b. Wakasek Urusan Kesiswaan dan Humas oleh Drs. Y. Sumardjo

Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal diperlukan adanya kerjasama dari semua komponen yang ada. Wakasek sebagai tangan kanan kepala sekolah harus bisa mengkoordinator staf yang ada. Sehingga keberhasilan sekolah ini dapat dilihat dari program pencapaian tujuan sekolah.

2. Guru

Guru SMK BOPKRI I Yogyakarta terdiri dari guru tetap dan tidak tetap. Pada tahun pelajaran 2005/2006 jumlah guru ada 30 orang, terdiri dari guru tetap negeri DPK 9 orang dan guru tetap Yayasan 2 orang dan 19 orang guru tidak tetap.

a. Guru mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Disamping tugas pokok tersebut, guru membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan dan mengatur:

(82)

5) Administrasi perkantoran 6) Administrasi perpustakaan

7) Administrasi pembinaan siswa, termasuk program B dan P 8) Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat

9) Tugas tambahan tersebut terutama diberikan kepada guru yang disekolahnya belum tersedia tenaga khusus Tata Usaha sekolah.

b. Bagi guru pada sekolah menengah umum/kejuruan, disamping melaksanakan tugas pokok pendidikan dan pengajaran mereka mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dalam hal mengatur:

1) Program pengajaran

2) Pembinaan kesiswaan termasuk program B dan P 3) Pengolahan kelas

4) Pengolahan perpustakaan 5) Kegiatan jurusan/instalasi

6) Pengelolaan laboratorium/ruang praktik

c. Guru mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang program pengajaran melakukan kegiatan:

(83)

4) Penyusunan jadwal evaluasi belajar

5) Penyusunan laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala

d. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang kesiswaan melakukan kegiatan:

1) Penyusunan program pembinaan siswa/OSIS

2) Pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.

3) Pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS 4) Pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

5) Penyusunan pembinaan siswa secara berkala dan insidental 6) Pemilihan calon penerima bea siswa bagi siswa yang berbakat

e. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang Bimbingan dan Penyuluhan, melakukan kegiatan:

1) Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang meliputi waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan peralatan dan biaya, teknik pengolahan data hasil bimbingan dan penyuluhan, serta petugas bimbingan dan penyuluhan.

(84)

3) Penyusunan dan pelaksanaan program kerja sama dengan instansi lain yang relevan baik pemerintah maupun swasta.

4) Evaluasi pelaksanaan B dan P.

5) Penyusunan statistik hasil evaluasi B dan P.

6) Penyusunan dan pemberian saran dan pertimbangan pemilihan jurusan bagi siswa.

f. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang wali kelas, melakukan kegiatan:

1) Penyusunan laporan keadaan kelas pada akhir tahun ajaran 2) Pembuatan statistik bulanan siswa

3) Penyusunan jadwal pelajaran kelas

4) Pencatatan jumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan 5) Pencatatan penerimaan uang SPP

6) Pengisian daftar nilai siswa 7) Pendataan alamat siswa

8) Pembuatan catatan khusus tentang siswa 9) Pencatatan mutasi siswa

g. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang perpustakaan sekolah, melakukan kegiatan:

(85)

2) Pengurusan pelayanan perpustakaan 3) Perencanaan pengembangan perpustakaan 4) Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka 5) Penyusunan laporan bulanan

h. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah sebagai ketua jurusan/kepala instansi, melakukan kegiatan:

1) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan jurusan 2) Koordinasi penggunaan laboratorium/tempat praktik

3) Peningkatan prestasi dalam jurusan yang bersangkutan

4) Observasi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam jurusan yang bersangkutan

5) Penyusunan laporan perkembangan jurusan/instansi

i. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah untuk mengajar praktik, melakukan kegiatan:

1) Praktik di laboratorium/tempat praktik

2) Pengembangan praktik di laboratorium/tempat praktik 3) Pemeliharaan alat praktik laboratorium/praktik kejuruan 4) Perencanaan kegiatan praktik

(86)

7) Perencanaan kebutuhan bahan/alat praktik 8) Pengawasan pelaksanaan praktik

9) Koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat/dunia usaha dalam rangka praktik siswa

10)Penyusunan laporan kemajuan praktik siswa

j. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu Kepala Sekolah dibidang hubungan, melakukan kegiatan:

1) Pengaturan dan penyelenggaraan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa 2) Pembinaan hubungan antara sekolah dengan BP3

3) Pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial lainnya

4) Pemberian informasi tentang keadaan sekolah kepada masyarakat lingkungannya

5) Pertemuan konsultasi dengan dunia usaha

6) Penyusunan laporan pengembangan hubungan antara sekolah dengan masyarakat

3. Pegawai/ Karyawan

Karyawan SMK BOPKRI I Yogyakarta sebanyak 9 orang terdiri dari 4 orang karyawan tetap Yayasan dan 5 orang karyawan tidak tetap.

(87)

Kepala TU atau sebagai penanggungajawab TU ditangani oleh Bapak Sumarto B. Sc. Tugas yang dijalankan yaitu: menyusun program kerja TU sekolah, mengkoordinir pelaksanaan tugas, pembinaan san pengembangan pegawai tata usaha sekolah, memonitor keuangan sekolah, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan, menyimpan, menghimpun dokumen kesiswaan, tata persuratan, ketenagaan dan hubungan kerjasama sekolah dengan pihak-pihak terkait, menyusun adminstrasi kelengkapan sekolah, menyusun dan menyajikan data statistik sekolah, menyusun laporan dokumen hasil pelaksanan tugas penangungjawab TU, melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala sekolah. b. Urusan Gaji

Bagian ini ditangani oleh Bapak Maryadi Purwanta yang bertugas mengurus gaji ke Kabupaten, mengurus surat perintah mencairkan uang, membuat laporan bulanan, membuat laporan triwulan, membayarkan uang gaji guru dan karyawan tetap.

c. Urusan Keuangan Siswa

(88)

dan EBTA/UAN, mencatat data komputer barang-barang habis pakai dan mengerjakan buku klaper.

d. Tenaga Perpustakaan

Bagian ini ditangani oleh Ibu Sedep yang mengelola peminjaman buku di perpustakaan, kegiatannya meliputi melayani siswa yang meminjam dan mengembalikan buku, menginventaris buku-buku baru, mengatur buku di almari, membuat katalog, menentukan klasifikasi buku, memperbaiki kerusakan serta menjilid buku, melakukan penagihan peminjam buku yang tidak mengembalikan tepat waktu, dan membuat laporan kegiatan perpustakaan.

e. Pengurus Koperasi

Bagian ini ditangani oleh Eko Haryanto yang bertugas menjaga koperasi, mempersiapkan barang-barang yang akan dijual, membuat pencatatan pemasukan dan pengeluaran dari hasil penjualan, melakukan pembelian kembali barang yang sudah habis.

f. Tenaga Tata Usaha

(89)

g. Pembantu Umum

Pembantu umum ditangani oleh Bapak Suratno yang bertugas membersuhkan ruang kelas/perpustakaan beserta halaman dan tempat kendaraan, mengantar surat-surat ke Dinas P dan instansi lain, mengantar surat kepada guru/karyawan, memabantu menyiapkan pengeras suara setiap upacara dan menjadi satpam sekolah.

h. Petugas kebersihan lingkungan kelas

Bagian ini ditangani oleh Bapak Sri Wahono, sebagai petugas kebersihan lingkungan kelas tugasnya membersihkan ruang praktik komputer dan ruang praktik mengetik, melayani legalisir STTB, mengantar surat kepada

guru/karyawan. i. Petugas kebersihan fasilitas sekolah

(90)

SUSUNAN MAJELIS SEKOLAH (MS) SMK BOPKRI I YOGYAKARTA Pelindung : Kepala Kandep Diknas Kota Yogyakarta Penasehat : 1. Kepala Kandep Naker Kota Yogyakarta

2. Ketua Yayasan BOPKRI I Yogyakarta Ketua I : Drs. Murprihantoro Nugroho.

Kabag. Ketatausahaan, Biro Organisasi Setwilda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketua II : Sigit Wijayanto, SH, MS.

Pimpinan UPKM/CD Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Sekretaris I : Drs. Y. Sarip Hidayat

Kepala SMK BOPKRI I Yogyakarta Sekretaris II : Dra. Endang Pujikartini

Ketua Pokja PSG SMK BOPKRI I Yogyakarta. Anggota : 1. Dr. Nugroho Purwowidagdo Mph.

Kepala Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

2. Drs. J.H.Gondowijoyo

Direktur Percetakan “Andi Offset” Yogyakarta 3. Drs. F.B. Mulyadi

(91)

F. Siswa

Di SMK BOPLKRI I Yogyakarta terdapat tiga program keahlian, yaitu program keahlian akuntansi, administrasi perkantoran, dan sekretaris. Jumlah siswa khusus program keahlian akuntansi secara terperinci adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Siswa

Gambar

Tabel 3.1 Tabel PAP Tipe II
Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor
Tabel 3.3 Kisi – kisi Kuesioner
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

Penerapan Pendekatan Komunikatif (Al Madkhal Al Ittishal) Pada Keterampilan Berbicara (Al Maharah Al Kalam).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 |

Bahan Ajar Matrikulasi Fisika Dasar – Teknik Sipil FST Undana 2009 12 Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama

(6) Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan intensitas Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, maka ketentuan mengenai persyaratan intensitas

Laporan proyek akhir berjudul Miniature Crain Otomatis Pemindah Peti Kemas Pada Truck oleh Edgar Yanuar Pratama NIM 071903102043 telah diuji dan disahkan oleh

Hasil penelitian terhadap tulisan pengumuman resmi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014, yaitu Kemahiran Menulis

pada hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Hal ini penting untuk menjaga motivasi belajar

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,