• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

3. Disiplin

dilakukan secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler termuat dalam mata pelajara, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran. Strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut (a) keteladanan, (b) penanaman kedisiplinan, (c) pembiasaan, (d) menciptakan suasana kondusif, (e) intergrasi dan internalisasi (Ani Wahyuni. 2022:4).

Jadi dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya pembentukan karakter di lingkungan sekolah dapat selain memadukan kesetiap mata pelajara juga bisa dilakukan dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti BTA, sholat berjamaah dll.

“ Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.”

(Departemen Agama Republik Indonesia, 2009:115).

Ayat diatas menurut Tafsir al-Misbah Quraish Shihab yang dikutip oleh Khairunnas Jamal & Kadarusman, menafsirkan bahwa ayat diatas ayat diatas memerintah kaum muslimin agar menaati putusan hukum dari siapapun yang berwewenang menetapkan hukum.

Secara berurut dinyatakan-Nya “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dalam perintah-perintah-Nya yang tercantum dalam Al-Qur’an dan taatilah Rasulnya, yakni Muhammad SAW dalam segala macam perintahnya baik perintah melakukan sesuatu, maupun perintah untuk tidak melakukannya, sebagaimana tercantum dalam sunnahnya yang sahih, dan perkenankan juga perintah Ulul Amri, yakni yang berwewenang menangani urusan-urusan kamu wahai orang-orang mukmin, dan selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah atau perintah Rasul-Nya.

Maka jika kamu tarik-menarik, yaitu berbeda pendapat tentang sesuatu karena kamu tidak menemukan secara tegas petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan tidak juga petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan tidak juga petunjuk Rasul dalam sunnah yang sahih. Maka kembalikanlah ia kepada nilai-nilai dan jiwa tuntutan Rasul yang kamu temukan dalam sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman secara mantap dan bersinabung kepada Allah dan Hari kemudian, yang

demikian itu, yakni sumber hukum ini adalah baik lagi sempurna, sedang selainnya buruk atau memiliki kekurangan, dan disamping itu, ia juga lebih baik akibatnya, baik untuk kehidupan dunia kamu maupun kehidupan akhirat kelak (Khairunnas Jamal & Kadarusman, 2014:122-123).

Jadi ayat di atas pada intinya menjelaskan mengenai perintah Allah kepada manusia agar disiplin dalam menegakkan aturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, serta pemimpin yang mempunyai kekuasaan diantara kita. Selain itu Allah juga membicarakan tentang disiplin waktu melalui ayat-ayat Al-Qur’an, seperti wadduha (demi waktu dhuha), asyr (demi masa) dan wal-fajri (demi waktu fajar). Secara tidak langsung Allah menganjurkan

kita semua untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Dengan itu, seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang disiplin jika ia melaksanakan kegiatan-kegiatan positif secara teratur atau rutin, sebab dengan itu seseorang akan menjadikannya suatu kebiasaan.

Misalnya bangun pagi secara rutin yang dicontohkan oleh Nabi sendiri membuktikan bahwa betapa berharga waktu yang kita miliki yang dapat kita manfaatkan dalam mengerjakan perbuatan baik.

a) Pengertian Disiplin

Disiplin dalam bahasa inggris berasal dari kata discipline yang bermula dari kata disciple yang mempunyai arti murid, pengikut, penganut, atau seseorang yang menerima pengajaran dan

menyebarkan ajaran tersebut. Lalu kata discipline dapat diartikan sebagai peraturan yang harus diikuti, bidang ilmu yang dipelajari, ajaran, hukuman ataupun etika-norma-tata cara bertingkah laku.

Disciplinarian bermakna orang yang menegakkan disiplin,

menegakkan peraturan. Sedangkan Disciplinary yaitu model atau cara untuk memperbaiki atau menghukumi pelanggar peraturan (discipline).

Dari uraian diatas, disiplin dapat diartikan sebagai norma, etika dan kebiasaan yang berlaku umum serta tata cara bertingkah laku dalam suasana dan dalam hubungannya dengan pekerjaan.

Contohnya “Irsyad tidak disukai teman-temannya karena kebiasaanya tidak disiplin, selalu membuang bungkus makanan didalam kelas.” Dalam kalimat tersebut, Irsyad telah melanggar norma dan nilai kelompok (Sindu Mulianto, dkk. 2006:171).

Selain itu disiplin sering disebut sebagai sikap mental seseorang yang berisikan kerelaan mematuhi, ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Adapun pengertian disiplin menurut beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Atmosudirjo yang dikutip oleh Muhammad Arifin.

Mendefinisikan disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat kaitanya rasionalisme, sadar, tidak emosional. Pendapat ini mengilustrasikan bahwa disiplin

sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui pertimbangan yang rasional.

b. Menurut Hasibuan yang dikutip oleh Muhammad Arifin.

Disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian disiplin adalah suatu sikap menaati dan mematuh terhadap peraturan-peraturan yang telah ditentukan, baik peraturan-peraturan yang tersurat maupun tersirat. hal itu harus dijalankan seseorang dan tidak dapat menolak untuk menerima teguran-teguran apabila seseorang melanggar peraturan-peraturan, tugas maupun wewenang yang diberikan kepadanya.

b) Macam-Macam Disiplin

Menurut Hurlock yang dikutip oleh Muhammad Arifin, Menjelaskan ada dua macam ide mengenai disiplin, yaitu disiplin positif dan disiplin negatif. Disiplin positif merupakan suatu pendidikan dan bimbingan yang menekankan pertumbuhan dalam diri manusia yang meliputi disiplin diri (self discipline) yang muncul karena adanya motivasi dari diri seseorang sendiri, dimana

dalam menjalankan sesuatu baik menaati aturan atau norma, hal itu harus datang dari kesadaran dalam diri seseorang. Sedangkan Disiplin negatif merupakan pengelolaan atau pengendalian dari kekuasaan luar yang biasanya dikerjakan karena ada paksaan dan juga dengan cara yang kurang menyenangkan karena takut adanya sanksi (punishment).

George R, Terry yang dikutip oleh Muhammad Arifin menyebutkan bahwa disiplin ada dua macam yaitu:

a. Self imposed discipline

Disiplin ini muncul dari dalam diri seseorang karena adanya dorongan perasaan, kehendak dan pikiran dalam diri seseorang untuk menaati peraturan.

b. Command discipline

Disiplin ini muncul karena adanya tekanan akan menerima hukuman jika seseorang tidak melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan (Muhammad Arifin, 2018: 124-125).

Menurut Arikunto yang dikutip oleh Bella Puspita & Hady, mengemukakan macam-macam disiplin belajar dapat dilihat dari beberapa perilaku yaitu, menaati tata tertiba sekolah, perilaku kedisiplinan di dalam kelas, disiplin dalam membawa jadwal belajar yang sesuai, dan belajar secara teratur. Adapun menurut Tu’u yang dikutip Bella Puspita & Hady, menjelaskan bahwa kedisiplinan sebagai pendorong dalam mengikuti dan menaati

peraturan sekolah yang mencakup dalam mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, memperhatikan dengan baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas (Bella Puspita & Hady, 2017:235).

Dari pendapat diatas menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin merupakan suatu keadaan yang terbentuk dari serangkaian tingkah laku yang menunjukkan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan terhadap suatu aturan atau norma guna untuk mencapai keamanan, ketentraman dan juga ketertiban.

Adapun beberapa sikap disiplin yaitu seperti datang ke sekolah tepat waktu, patuh terhadap tata tertib, memakai seragam lengkap sesuatu jadwal, membawa buku dan peralatan sekolah sesuai jadwal, bersikap sopan dan santun, berdoa sebelum dan sesuadah belajar, meminta izin kepada guru apabila meninggalkan kelas, dan lain sebagainya.

Sehingga dengan disiplin itu dapat menumbuhkan perilaku disiplin, hal tersebut bisa dilakukan dengan pembiasaan contohnya ibu bapak guru memberikan teladan, pemberian tugas, pemberian sanksi apabila peserta didik melanggar peraturan, dan lain-lain.

a) Faktor-Faktor pembentuk disiplin

Menurut Hurlock yang dikutip Retno Wulan, dkk, berpendapat bawah disiplin dapat terbentuk melalui cara-cara sebagai berikut:

1) Mendisiplinkan secara otoriter, dengan cara menetapkan peraturan dan pengaturan yang keras dan memaksa disertai dengan adanya sanksi terutama sanksi badan apabila tidak dapat memenuhi standar disiplin yang ditentukan.

2) Mendisiplinkan secara permisif dapat diartikan sedikit disiplin, dalam hal ini anak sering tidak diberikan batas-batas atau prosedur yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, sehingga anak bebas mengambil keputusan dan memberlakukan sesuai dengan kehendaknya sendiri.

3) Mendisiplinkan secara demokratis dapat diartikan bahwa disiplin ini lebih menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran dalam membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Cara ini tidak diberikan dalam bentuk hukuman melainkan lebih menekankan pada aspek edukatif (Retno Wulan, dkk. 2020:110-111).

Adapun faktor-faktor lain pendukung pembentukan karakter disiplin yaitu, sebagai berikut:

1) Pembentukan karakter disiplin melalui tata tertib sekolah.

Sangatlah perlu dikelola suatu peraturan guna mengatur disiplin maupun ketertiban peserta didik yang dikenal sebagai tata tertib sekolah.

2) Pembentukan karakter disiplin siswa melalui upacara-upacara di sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan rutin dimana dilaksanakan pada hari senin dan hari besar nasional, hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Sehingga dengan adanya kegiatan ini cukup mendorong sikap tertib peserta didik, sikap tertib tersebut merupakan salah satu cara agar peserta didik memiliki karakter disiplin. Dalam kegiatan ini anak anak harus datang tepat waktu, menggunakan seragam sekolah lengkap.

3) Pembentukan karakter disiplin siswa melalui nilai-nilai dan keyakinan

Pembentukan disiplin dapat dilaksanakan melalui usaha penghayatan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran yang didorong oleh adanya penggunaan macromedia flash. Jadi karakter disiplin dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Implementasi karakter disiplin dapat melalui kegiatan pembelajaran yakni dengan cara memberikan nasehat untuk selalu disiplin, peserta didik diberikan teladan langsung oleh guru (Muhammad Sobri, dkk. 2019:65).

b) Ciri-ciri disiplin

Menurut Athena yang dikutip oleh Monawati, dkk.

Menjelaskan bahwa ciri-ciri orang disiplin yaitu sebagai berikut:

1) Selalu menaati peraturan atau tata tertib yang ada.

2) Selalu mengerjakan tugas dan kewajiban sebagai siswa, serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.

3) Kehidupannya teratur dan tertib.

4) Tidak mengulur-ulur waktu dan menunda pekerjaan (Monawati, dkk. 2016: 24).

Kedisiplinan merupakan ciri dari orang-orang yang mengimani Allah Swt sebagai Rabb-Nya dan Muhammad Saw sebagi uswatun hasanah-Nya. Kedisiplinan adalah ciri orang-orang yang mengimani bahwa kehidupan sejati adalah di akhirat, bukan di dunia. Kedisiplinan merupakan ciri, bagian, dan identitas dari orang-orang yang beriman (Abdullah Gymnastiar, 2017:12).

Dokumen terkait