• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Suatu perusahaan yang hendak hidup tertib dan teratur memerlukan sikap dan perilaku yang disiplin. Seorang karyawan yang berdisiplin selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang dianggap baik perusahaan dan berwujud nilai-nilai dan kaidah – kaidah sosial yang positif.

Menurut Mangkunegara (2005 : 129), yang mengutip pendapat keith Davis (1985) mengemukakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen utuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Hasibuan (2003 : 193) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Sastrohardiwiryo (2003 : 291) Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin menghendaki ditaatinya sebagai peraturan – peraturan oleh para karyawannya dan sasarannya bukan pada konsumen yang bersifat fisik tetapi pada perubahan tingkah laku tersebut merupakan sasaran dalam lingkungan kerja.

Sehingga berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu ketaatan karyawan terhadap peraturan – peraturan yang berlaku.

2.1.2.2Pentingnya Disiplin Kerja Karyawan

Menegakkan suatu disiplin kerja karyawan penting bagi suatu perusahaan. Sebab dengan disiplin kerja karyawan tersebut diharapakan pekerjaan akan dilakukan dapat dikerjakan seefektif dan sesefisien mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka jelaslah bahwa bilamana disiplin kerja karyawan tidak dapat ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan tidak akan dapat tercapai dengan semestinya.

Oleh karena itu setiap tenaga kerja hendaknya menyadari bahwa kepentingan perusahaan adalah kepentingan yang harus diutamakan setiap tenaga kerja harus merelakan dan menjauhkan segala kepentingan pribadi kiranya dapat melemahkan dasar tujuan yang murni. Hendaknya setiap tenaga kerja tersebut dapat memerintahkan dan menahan hawa nafsu pribadinya masing-masing.

Menurut Ranupandjojo dan Husnan (1999 : 241), pendisiplinan tenaga kerja terdiri dari beberapa pedoman, yaitu antara lain:

1. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi

Seorang pimpinan tidak diperkenankan menegur staf di hadapan orang banyak hal tersebut akan membuat perasaan malu bawahan yang ditegur itu, sehingga dapat menimbulkan rasa dendam bawahan tersebut terhadap pimpinnya. 2. Pendisiplinan haruslah bersifat membangun

Seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana, akan memberi teguran kepada bawahannya yang melakukan kesalahan, hendaknya juga disertai dengan saran tetapi tentang bagaimanan eharusnya membuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang lalu.

3. Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera seorang pemimpin perusahaan hendaknya jangan sampai menunda-nunda pemberian pendisiplinan kepada bawahannya, sampai masalahnya terlupakan.

4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan

Jika terdapat suatu kesalahan yang sama, seorang pemimpin perusahaan hendaknya memberikan hukuman yang sama pula kepada bawahan yang melakukan kesalahan tersebut. Jangan sampai pemimpin perusahaan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para karyawan, sehingga keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan Jangan sampai pemimpin perusahaan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para karyawan, sehingga keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan.

5. Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan

sedang absen.

Seorang pemimpin pemimpin tidak diperbolehkan memberikan pendisiplinan pada waktu bawahannya sedang absen, sebab bawahannya akan merasa seolah-olah dicari-cari saja kesalahannya dan akhirnya dia akan merasa bahwa perusahaan tersebut melakukan pilih kasih terhadap diri karyawan tersebut. 6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.

Tidak dibenarkan untuk seorang pimpinan perusahaan untuk apabila setelah melakukan pendisiplinan, pimpinan tersebut tetap membenci kepada bawahanya yang telah melakukan kesalahan, yang sudah terus dianggap telah selesai. Rasa benci hanya akan menimbulkan rasa perlakuan yang tidak adil.

2.1.2.3Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2005 : 130), ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi dan disiplin bertujuan.

1. Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1. disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman

2. melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

berlaku

3. keputusan – keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka

harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4. melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap

kasus disiplin

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2. disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaan harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggaranya.

3. pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

4. peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras

5. pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang lebih berat. c. Pendekatan disiplin bertujuan.

Pendekatan bertujuan berasumsi bahwa:

1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai 2. disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku 3. disiplin ditujukan untuk perbuatan perilaku yang lebih baik

4. disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab dengan

perbuatannya.

2.1.2.4Faktor-faktor Disiplin

Menurut Hasibuan (2003:195), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin karyawan suatu organisasi sebagai berikut:

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan. agar dia bersungguh-sungguh dan disiplin dalam pekerjaanya.

b. Teladan pemimpin

Teladan pemimpin sangat berpengaruh penting dalam menentukan disiplin karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh bawahan.

Pimpinan harus memberikan contoh yang baik seperti disiplin tinggi, jujur, adil. Dengan teladan pimpinan yang baik kedisiplinan bawahan akan ikut baik. c. Balas Jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi disiplin karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan maka disiplin karyawan akan bertambah.

d. Sanksi Hukum

Sanksi Hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin takut untuk melanggar peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pihak perusahaan sehingga sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan semakin berkurang.

Dokumen terkait