• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT TIGA BINTANG PUTRA DI GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT TIGA BINTANG PUTRA DI GRESIK."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PT TIGA BINTANG PUTRA DI GRESIK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh : M Cahyo Aminullah

NPM : 0642010069

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Judul Penelitian : BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TEHADAP PROKDUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT TIGA BINTANG PUTRA DI GRESIK

Nama Mahasiswa : M Cahyo Aminullah

NPM : 0642010069

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian lisan Skripsi

KETUA JURUSAN

Sadjudi, Drs.,S.E,M.Si. NIP. 030 134 635

PEMBIMBING

Lia Nirawati, Dra.,M.Si. NIP. 030 223 072

   

(3)

BINTANG PUTRA DI GRESIK

Oleh :

M. Cahyo Aminullah 0642010069

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi  

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas  Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur  

Pada Tanggal 20 Mei 2010 

Pembimbing Utama : 1.

Lia Nirawati, Dra, M.Si NIP. 030 223 072

Ketua Tim Penguji :

Sadjudi, Drs, S.E, M.Si NIP. 030 134 635 Pembimbing Pendamping :

2.

Siti Ning Farida, Dra, M.Si NIP. 030 207 136

Sekretaris :

Lia Nirawati, Dra, M.Si NIP. 030 223 072

Anggota Penguji :

(4)

Judul Penelitian : PENGARUH RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA TOBACCO MANUFACTURE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Nama Mahasiswa : Galih Aji Panuto

NPM : 0642010071

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui,

Pembimbing Tim Penguji :

1.

Drs. Nurhadi, MSi Dr. JOJOK D. S.Sos, MSi

NIP. 030 227 930 NIP. 957 000 042

2.

Dra. Sonja Andarini, MSi NIP. 030 223 612

3.

Drs. Eddy Poernomo, MM NIP. 030 178 443

Mengetahui,

KETUA JURUSAN

Drs. SADJUDI, MSi NIP. 030 134 635

 

(5)

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Tiga Bintang Putra Di Gresik”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ibu Lia Nirawati, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Sadjudi, Drs., S.E., M.Si., selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak. Nurhadi, Drs., M.Si., selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak H. Tohiron Iskhaq selaku direktur utama PT Tiga Bintang Putra Di

Gresik yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan sumber data.

(6)

ii

7. Saudara dan teman – teman yang sudah memberi semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Mei 2010

(7)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Landasan Teori... 7

2.1.1 Manajamen Sumber Daya Manusia ... 7

2.1.1.1 Pengertian Manajamen Sumber Daya Manusia ... 7

2.1.1.2 Fungsi Manajamen Sumber Daya Manusia... 8

2.1.1.3 Tujuan Manajamen Sumber Daya Manusia ... 13

2.1.2 Disiplin Kerja... 15

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja ... 15

2.1.2.2 Pentingnya Disiplin Kerja Karyawan ... 16

2.1.2.3 Pendekatan Disiplin Kerja ... 18

(8)

2.1.3.1 Pengertian Pelatihan Kerja ... 20

2.1.3.2 Manfaat-manfaat Pelatihan ... 22

2.1.3.3 Jenis-jenis Pelatihan... 23

2.1.4 Lingkungan Kerja ... 24

2.1.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 24

2.1.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 25 2.1.5 Motivasi Kerja ... 28

2.1.5.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 28

2.1.5.2 Pendekatan Terhadap Motivasi... 32

2.1.5.3 Jenis Motivasi Yang Diberikan Kepada Karyawan... 34

2.1.6 Produktivitas Kerja ... 35

2.1.6.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 35

2.1.6.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan ... 36

2.1.7 Pengaruh disiplin Kerja, Pelatihan Kerja, Lingkungan Kerja dan motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... 38

2.2 Kerangka Berpikir... 39

2.3 Hipotesis Penelitian ... 41

(9)

3.2 Pengukuran Variabel... 44

3.2.1 Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 45

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 47

3.3.1 Jenis Data ... 47

3.3.2 Sumber Data ... 47

3.3.3 Pengumpulan Data ... 48

3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis ... 48

3.4.1 Uji Validitas ... 48

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 49

3.5 Uji Asumsi Klasik ... 50

3.6 Teknik Analisa Data ... 53

3.7 Uji Hipotesis... 54

3.7.1 Uji F... 54

3.7.2 Uji t... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 58

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 58

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 58

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 60

4.1.2.1 Visi ... 60

(10)

4.1.4 Jam Kerja Perusahaan ... 61

4.1.5 Struktur Organisasi ... 61

4.1.6 Personalia... 71

4.2 Hasil Penelitian ... 71

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 71

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas... 79

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 81

4.2.4 Analisa Data ... 85

4.2.5 Uji Hipotesis ... 88

4.2.6 Analisis Korelasi Parsial... 95

4.3 Pembahasan ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA

(11)

1.1 Realisasi Pendapatan Tahun 2008 dan tahun 2009 ... 3

3.1 Jumlah Sampel... 46

4.1 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tingkat Disiplin Kerja ... 72

4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Model Pelatihan Kerja ... 73

4.3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kondisi Lingkungan Kerja ... 75

4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tingkat Motivasi Kerja.. 77

4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan ... 78

4.6 Hasil Uji Validitas ... 80

4.7 Hasil Pengujian Reliabilitas... 81

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas... 82

4.9 Penentuan Nilai Durbin Watson ... 83

4.10 Uji Heterokedastitas ... 84

4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 85

4.12 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 87

4.13 Hasil Perhitungan Uji F ... 88

4.14 Hasil Perhitungan Uji t ... 90

4.15 Nilai Koefisien Korelasi Parsial ... 96

(12)

2.1 Kerangka Berpikir ... 40

3.1 Uji F ... 55

3.2 Uji t ... 57

4.1 Struktur Organisasi PT Tiga Bintang Putra Di Gresik ... 62

4.2 Uji Asumsi Normalitas ... 84

4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji F ... 89

4.4 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel Tingkat Disiplin Kerja X1... 91

4.5 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel Model Pelatihan Kerja ... 92

4.6 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel Kondisi Lingkungan Kerja... 94

4.7 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel Tingkat Motivasi Kerja ... 95

(13)

  ix Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Jawaban Responden Lampiran 3. Statistik Deskriptif Lampiran 4. Uji Validitas Lampiran 5. Uji Reliabilitas Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik

Lampiran 7. Analisis Regresi Linear Berganda Lampiran 8. Tabel t

Lampiran 9. Tabel F Lampiran 10.Tabel r

(14)

M Cahyo Aminullah

ABSTRAKSI

Di tengah era globalisasi seperti yang terjadi pada saat ini, perkembangan dunia bisnis dan organisasi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kualitas. Untuk itu, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah peningkatan produktivitas kerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka perusahaan harus benar-benar memperhatikan masalah produktivitas kerja karyawan dengan kata lain produktivitas karyawan menyiratkan hubungan karyawan dengan perusahaan atau organisasi secara aktif. Karyawan yang menunjukkan produktivitas tinggi memilki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja, dan tingkat motivasi kerja secara simultan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan, 2) pengaruh tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja, dan tingkat motivasi kerja secara parsial terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan, dan 3) variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT Tiga Bintang Putra Di Gresik yang berjumlah 185 orang. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 126 orang yang diambil dengan menggunakan teknik penarikan sampel Disproporsionate Random Sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda.

Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa 1) hasil uji F menunjukkan bahwa variabel tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara simultan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan, 2) Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan, 3) dari seluruh variabel bebas yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan, variabel tingkat motivasi kerja memiliki pengaruh yang dominan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap organisasi perusahaan, prinsip kelangsungan hidup usaha dengan menekankan pada kualitas dari usaha tersebut baik dalam organisasi bisnis maupun organisasi non bisnis adalah merupakan salah satu asumsi dasar dari organisasi perusahaan. Dalam hal ini, keberadaan dan keterlibatan suatu sumber daya manusia adalah faktor yang sangat penting dan erat hubungannnya dalam mengelola dan mengendalikan faktor-faktor produksi yaitu : Manusia (man), Uang (money), Bahan Baku (material), Mesin (machine) dan Pasar (market).

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi yang paling penting, hal ini dikarenakan tumbuh kembangnya organisasi tergantung dari sumber daya manusia. peran manajer sumber daya manusia akhirnya bergeser, mula-mula peran yang dominan untuk membantu manajemen puncak dalam usaha memperoleh dan memelihara sumber daya manusia, kemudian manajer terus menerus mencari program yang akan mendukung tercapainya sasaran organisasi dan sasaran individu.

Dalam era pembangunan sekarang ini manajamen di bidang sumber daya manusia juga mengalami kemajuan yang pesat. Karena itulah perlunya diadakan perencanaan dan pembangunan yang baik terhadap sumber yang ada, khususnya sumber daya manusia untuk masa sekarang maupun yang akan datang.

(16)

Masalah tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang serius untuk mendapatkan perhatian. Karena keberhasian suatu perusahaan tergantung pada baik buruknya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Agar suatu perusahaan dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan maka kontinuitas kerja karyawan harus selalu dapat dipertahankan. Dalam hal ini karyawan yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi harus dipertahankan.

Untuk dapat mengatasi hal tersebut perusahaan mempunyai cara agar dapat membangkitkan semangat kerja dan efisiensi kerja antar karyawan, hal ini dapat dilakukan dengan membuat peraturan-peraturan agar para karyawan dapat mematuhi dan disiplin dalam bekerja, Lingkungan kerja ini tidak hanya lingkup dari fisik bangunan tetapi meliputi juga hubungan atau interaksi antara pimpinan dengan karyawan serta karyawan dengan karyawan yang lain sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik.

(17)

PT Tiga Bintang Putra Di Gresik sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang persewaan, penyediaan alat berat dan pengurukan lahan tanah beserta sarana infrastruktur yang mendukung property dan juga penyediaan suku cadang alat berat, namun dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan ini mengalami hambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni disiplin kerja karyawan, karena pada perusahaan ini karyawan kurang bisa mematuhi peraturan yang berlaku seperti datang kerja tidak tepat waktu dan penundaan pekerjaan. Ini dampak kurang seriusnya dari pihak perusahaan mengenai pelatihan kerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan produktivitas kerja karyawan menurun.

TABEL 1.1

Realisasi pendapatan tahun 2008 dan 2009 (Dalam miliar rupiah)

Uraian Realisasi tahun Realisasi tahun 2008 2009

Pendapatan usaha 87,10 68,91 Pendapatan non usaha 9,89 5,52

Sumber : PT Tiga Bintang Putra Di Gresik.

(18)

harus diperhatikan secara serius oleh pimpinan agar karyawan mematuhi segala ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai, selain itu lingkungan kerja karyawan yang merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan sedikit banyak kondisi tersebut mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan yang bersangkutan serta pemberian motivasi yang lebih agar karyawan tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja perusahaan, dan apabila kebijakan perusahaan tersebut dapat tercapai dengan baik maka tujuan dari perusahaan akan mudah dicapai.

Dengan demikian maka PT Tiga Bintang Putra Di Gresik tertuntut untuk mengelola dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan baik agar mampu memenuhi kebutuhan organisasi sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan industri jasa dan perdagangan yang semakin berkembang. Oleh karena itu melihat permasalahan dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Tiga Bintang Putra Di Gresik”.

1.2 Rumusan Masalah

(19)

Bertitik tolak pada dari uraian di atas permasalahan pokoknya adalah :

1. Apakah tingkat disiplin kerja, model pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada perusahaah PT Tiga Bintang Putra Di Gresik?

2. Apakah tingkat disiplin kerja, model pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada perusahah PT Tiga Bintang Putra Di Gresik?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja, kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara simultan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT Tiga Bintang Putra Di Gresik.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah : 1. Secara praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sumbangan pikiran bagi pemimpin perusahaan dalam menerapkan kebijakan dalam menilai produktivitas karyawan

2. Secara teoritis

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian proses dalam

mencapai tujuannya. Setelah arah dan strategi umum ditentukan, maka langsung

berikutnya adalah merumuskan tujuan yang lebih tegas dan mengembangkan

dalam bentuk rencana kerja.

Menurut Handoko (2001 : 4), manajemen sumber daya manusia adalah

penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya

manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Selanjutnya Mangkunegara (2001 : 4), mengatakan sumber daya manusia

merupakan suatu perencanaan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian

balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam

rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses di dalam penarikan,

seleksi, pengembangan, pemeliharaan, pengelolahan, dan pendayagunaan sumber

daya manusia dengan adanya kerjasama dengan orang lain yang dikembangkan

secara maksimal untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat.

(22)

2.1.1.2Fungsi Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2002 : 21), terdapat enam fungsi Manajemen Sumber

Daya Manusia yaitu antara lain :

1. Pengadaan tenaga kerja kerja terdiri dari :

a. Perencanaan sumber daya manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan peramalan secara sistematis

terhadap persiapan dan permintaan pegawai untuk waktu yang akan

datang. Perencanaan sumber daya manusia dapat juga dipergunakan

sebagai pedoman bagi kegiatan – kegiatan lainnya seperti, mendapatkan

karyawan baru

b. Analisis jabatan

Analisis jabatan secara sistematis mengumpulkan, menilai dan menyusun

atau mengatur informasi tentang jabatan-jabatan. Pada dasarnya analisis

jabatan merupakan suatu proses untuk membuat uraian pekerjaan

sedemikian rupa, sehingga dari uraian tersebut dapat diperoleh keterangan

yang perlu untuk dapat menilai jabatan itu guna suatu keperluan.

c. Penarikan pegawai

Penarikan pegawai adalah suatu pro ses mencari, menemukan dan

menarik pelamar yang cakap untuk melamar pekerjaan serta untuk

(23)

d. Orientasi kerja ( Job Orientasi)

Orientasi kerja merupakan kegiatan perkenalan pegawai-pegawai baru

dengan tugas-tugas mereka, dengan organisasi dan dengan

pegawai-pegawai baru.

2. Pengembangan (karier) mencakup :

a. Pendidikan dan pelatihan (training and development)

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumber

daya manusia, sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu

dalam waktu yang relatif singkat. Pendidikan dan pelatihan dapat

dilaksanakan baik oleh karyawan baru atau karyawan lama guna

meningkatkan kualitas dan mutu pelaksanaan tugasnya baik sekarang

maupun dimasa yang akan datang.

b. Pengembangan (karier)

Pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan untuk mengatasi

beberapa tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan organisasi yang benar

misalnya kekurangan pegawai, perubahan sosio teknik dan perpindahan

pegawai.

c. Penilaian prestasi kerja

Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses, dimana perusahaan

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dalam pelaksanaan

(24)

3. Pemberian balas jasa, mencakup:

a. Balas jasa yang terdiri dari :

1. Gaji (Upah)

Gaji (Upah) karyawan merupakan suatu bentuk pemberian kompensasi

yang bersifat “finansial” yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi

yang ada, bagi karyawan motivasi dasar bagi kebanyakan orang

menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari

nafkah.

2. Intensif

Intensif dimaksudkan untuk memberikan uph atau gaji yang berbeda

tetapi bukan didasarkan evaluai jabatan namun ditentukan karena

perbedaan, prestasi kerja sehingga mendorong produktifitas yang lebih

tinggi.

b. Balas jasa tak langsung terdiri dari :

1. Keuntungan (benefits)

Keuntungan perusahaan merupakan salah satu bentuk pemberian

kompensasi berupa penyedia paket “benefit” dan program-program

pelayanan karyawan, dengan maksud pokok program untuk

mempertahankan keberadaan karyawan sebagai anggota organisasi

dalam jangka panjang.

2. Pelayanan atau kesejahteraan (service)

Pelayanan atau kesejahteraan diberikan oleh suatu organisasi kepada

(25)

besar daripada gaji atau upah yang diterima oleh karyawan. Pelayanan

tersebut dapat berupa asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi

dinas, asuransi keluarga, asuransi kecelakaan, dan lain-lain.

4. Integrasi, mencakup :

a. Kebutuhan karyawan

Kebutuhan karyawan dalam suatu perusahaan harus diperhatikan karena

jika tidak dipenuhi maka dapat mempengaruhi perusahaan dalam

mencapai tujuan. Misalnya kesehatan kerja, penghargaan atas prestasi

yang dicapai, bonus atau komisi dan masih banyak lagi.

b. Motivasi kerja

Merupakan dorongan seseorang untuk mengambil tindakan, motivasi

diberikan kepada karyawan secara tepat akan mendorong para karyawan

tersebut dalam melaksanakan tugasnya semaksimal mungkin. Karena

punya keyakinan bahwa keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai

tujuan dan berbagai maka kepentingan – kepentingan pribadi para anggota

organisasi tersebut akan terpelihara.

c. Kepuasan kerja

Dengan kepuasan kerja dimaksudkan “keadaan emosional karyawan”,

dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas kerja

karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat balas jasa yang

memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Dengan kata lain

kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik bersifat positif

(26)

d. Disiplin kerja

Merupakan bentuk dari pelatihan dengan berusaha memperbaiki dan

membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan. Sehingga para

karyawan tersebut secara suka rela bekerja secara kooperatif dengan para

karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

e. Partisipasi kerja

Bentuk keterlibatan karyawan dalam peningkatan mutu kehidupan

berkarya dapat beraneka ragam. Berbagi teknik digunakan pada intinya

berkisar para karyawan. Dalam proses pengambilan keputusan yang

menyangkut pekerjaan mereka dalam hubungannya dengan organisasi.

Dengan demikian bukan hanya rasa tanggung jawab karyawan yang

ditingkatkan, tetapi yang diharapkan ialah timbulnya rasa memiliki

organisasi.

5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup

a. Komunikasi kerja

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi

sebagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu

pihak.

b. Kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu bentuk kompensasi

(27)

c. Pengendalian konflik kerja

Dengan adanya konflik dalam suatu organisasi jelas memerlukan

penanganan dan penanggulangan yang sebaik-baiknya. Dimana konflik

tersebut harus dicarikan jalan keluarnya yang harus dikelola sedemikian

rupa sehingga mengakibatkan sesuatu yang negatif bagi organisasi.

d. Konseling kerja

Konseling kerja disini mencakup pemeliharaaan hubungan yang serasi

dengan para karyawan, khususnya melalui pemberian bantuan dalam

mengatasi bebagai masalah yang mereka hadapi, baik yang sifatnya

kedinasan maupun pribadi.

6. Pemisahan tenaga kerja, mencakup :

1. Pemberhentian karyawan

Lepas dari hubungan kerja secara resmi yang saat ini dikenal istilah PHK

(pemutusan hubungan kerja) dapat mengandung arti “positif” apabila

pemberhentian personil tersebut dilaksanakan pada masa atau jangka

pemberhentian dan sesuai dengan ketentuan – ketentuan tersebut yang

berlaku secara wajar. Sedangkan yang bersifat “negatif” apabila proses

dan pelaksanaan pemberhentian tersebut menyimpang dari ketentuan –

ketentuan tersebut yang berlaku secara tidak wajar.

2.1.1.3Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Martoyo (2000 : 13), tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

(28)

1) Tujuan Organisasi

Pada dasarnya adalah untuk tercapainya efektifitas maksimal dari suatu

organisasi, dengan menggerakkan dan mengefektifkan sumber daya manusia

pada masing – masing organisasi. Oleh karena itu bagi setiap manajer harus

dapat menggerakkan, memotivasi, dan mengarahkan secara tepat, baik dan

benar anak buahnya dalam mencapai sasaran tugas pokonya masing – masing.

2) Tujuan Fungsional

Secara fungsional tujuan sumber daya manusia pada setiap organisasi adalah

harus sesuai dengan tujuan organisasi yang tidak berlebihan maupun tidak

kekurangan dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebab, dengan adanya

“kekurangan” dan “kelebihan” pencapaian sasaran di tiap masing – masing

unit organisasi tersebut menunjukkan adanya “wasted” atau pemborosan

penggunaan sumber daya manusia.

3) Tujuan Sosial

Setiap organisasi, apapun tujuannya harus mengingat akibatnya bagi

kepentingan masyarakat, disamping untuk kepentingan internal organisasinya.

Sebab suatu organisasi juga merupakan tanggung jawab organisasi yang

didalamnya terdapat manusia – manusia yang menangani, yang tidak lain juga

(29)

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Suatu perusahaan yang hendak hidup tertib dan teratur memerlukan sikap

dan perilaku yang disiplin. Seorang karyawan yang berdisiplin selalu bersikap

dan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang dianggap baik perusahaan dan

berwujud nilai-nilai dan kaidah – kaidah sosial yang positif.

Menurut Mangkunegara (2005 : 129), yang mengutip pendapat keith Davis

(1985) mengemukakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan

manajemen utuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Hasibuan (2003 : 193) mengemukakan bahwa disiplin kerja

adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Sastrohardiwiryo (2003 : 291) Berdasarkan beberapa pengertian

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin menghendaki ditaatinya sebagai

peraturan – peraturan oleh para karyawannya dan sasarannya bukan pada

konsumen yang bersifat fisik tetapi pada perubahan tingkah laku tersebut

merupakan sasaran dalam lingkungan kerja.

Sehingga berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin

kerja merupakan suatu ketaatan karyawan terhadap peraturan – peraturan yang

(30)

2.1.2.2Pentingnya Disiplin Kerja Karyawan

Menegakkan suatu disiplin kerja karyawan penting bagi suatu perusahaan.

Sebab dengan disiplin kerja karyawan tersebut diharapakan pekerjaan akan

dilakukan dapat dikerjakan seefektif dan sesefisien mungkin untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, maka jelaslah bahwa bilamana disiplin kerja

karyawan tidak dapat ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang ditetapkan oleh

perusahaan tidak akan dapat tercapai dengan semestinya.

Oleh karena itu setiap tenaga kerja hendaknya menyadari bahwa

kepentingan perusahaan adalah kepentingan yang harus diutamakan setiap tenaga

kerja harus merelakan dan menjauhkan segala kepentingan pribadi kiranya dapat

melemahkan dasar tujuan yang murni. Hendaknya setiap tenaga kerja tersebut

dapat memerintahkan dan menahan hawa nafsu pribadinya masing-masing.

Menurut Ranupandjojo dan Husnan (1999 : 241), pendisiplinan tenaga

kerja terdiri dari beberapa pedoman, yaitu antara lain:

1. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi

Seorang pimpinan tidak diperkenankan menegur staf di hadapan orang banyak

hal tersebut akan membuat perasaan malu bawahan yang ditegur itu, sehingga

dapat menimbulkan rasa dendam bawahan tersebut terhadap pimpinnya.

2. Pendisiplinan haruslah bersifat membangun

Seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana, akan memberi teguran kepada

bawahannya yang melakukan kesalahan, hendaknya juga disertai dengan saran

tetapi tentang bagaimanan eharusnya membuat untuk tidak mengulangi lagi

(31)

3. Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera seorang

pemimpin perusahaan hendaknya jangan sampai menunda-nunda pemberian

pendisiplinan kepada bawahannya, sampai masalahnya terlupakan.

4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan

Jika terdapat suatu kesalahan yang sama, seorang pemimpin perusahaan

hendaknya memberikan hukuman yang sama pula kepada bawahan yang

melakukan kesalahan tersebut. Jangan sampai pemimpin perusahaan

melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para karyawan, sehingga

keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan Jangan sampai pemimpin

perusahaan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih diantara para

karyawan, sehingga keadilan dalam pendisiplinan dapat direalisasikan.

5. Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan

sedang absen.

Seorang pemimpin pemimpin tidak diperbolehkan memberikan pendisiplinan

pada waktu bawahannya sedang absen, sebab bawahannya akan merasa

seolah-olah dicari-cari saja kesalahannya dan akhirnya dia akan merasa bahwa

perusahaan tersebut melakukan pilih kasih terhadap diri karyawan tersebut.

6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.

Tidak dibenarkan untuk seorang pimpinan perusahaan untuk apabila setelah

melakukan pendisiplinan, pimpinan tersebut tetap membenci kepada

bawahanya yang telah melakukan kesalahan, yang sudah terus dianggap telah

(32)

2.1.2.3Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2005 : 130), ada tiga pendekatan disiplin, yaitu

pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi dan disiplin bertujuan.

1. Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau

kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1. disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman

2. melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

berlaku

3. keputusan – keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka

harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan

mendapatkan fakta-faktanya.

4. melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap

kasus disiplin

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2. disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaan harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggaranya.

3. pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

(33)

4. peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras

5. pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan.

Pendekatan bertujuan berasumsi bahwa:

1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai

2. disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku

3. disiplin ditujukan untuk perbuatan perilaku yang lebih baik

4. disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab dengan

perbuatannya.

2.1.2.4Faktor-faktor Disiplin

Menurut Hasibuan (2003:195), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin

karyawan suatu organisasi sebagai berikut:

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.

tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan

yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan

karyawan. agar dia bersungguh-sungguh dan disiplin dalam pekerjaanya.

b. Teladan pemimpin

Teladan pemimpin sangat berpengaruh penting dalam menentukan disiplin

(34)

Pimpinan harus memberikan contoh yang baik seperti disiplin tinggi, jujur,

adil. Dengan teladan pimpinan yang baik kedisiplinan bawahan akan ikut baik.

c. Balas Jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi disiplin karyawan karena balas jasa akan

memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaan dan

perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan maka

disiplin karyawan akan bertambah.

d. Sanksi Hukum

Sanksi Hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan

dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin

takut untuk melanggar peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pihak

perusahaan sehingga sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan semakin

berkurang.

2.1.3 Pelatihan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Pelatihan Kerja

Pelatihan kerja atau training adalah proses sistematik pengubahan perilaku

karyawan suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Dalam

pelatihan diciptakan suatu lingkungan yang mana karyawan dapat memperoleh

atau mempelajari sikap, keahlian, kemampuan, pengetahuan dan perilaku yang

spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.

Pelatihan biasanya terfokus pada penyediaan bagi para karyawan

(35)

kinerja mereka. Dalam pelatihan diberikan instruksi untuk mengembangkan

keahlian-keahlian yang dapat langsung terpakai pada pekerjaan.

Menurut Hariandja (2002 : 168) menyatakan bahwa pelatihan merupakan

usaha yang terencana dari organisasi untuk menungkatkan pengetahuan,

ketrampilan dan kemampuan pegawai. Selain itu Hariandja, pelatihan lebih baik

ditekankan pada saat ini dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan

pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang yang akan

dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk

mengubah perilaku kerja.

Menurut Handoko (2000 : 104) menyatakan bahwa latihan (training)

dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan teknik

pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan

untuk memegang tanggung jawab pekerjaan diwaktu yang akan datang dan

lazimnya kegiatan ini sama dengan pengembangan sumber daya manusia

Menurut Henry. S (2001 : 345) pelatihan kerja adalah serangkaian

aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan

ataupun perubahan sikap seseorang. Pelatihan berkenaan dengan perolehan

keahlian atau pengetahuan tertentu. Program-program pelatihan berusaha

mengajarkan kepada para peserta bagaimana menunaikan aktivitas-aktivitas atau

pekerjaan tertentu.

Pelatihan kerja dapat diselenggarakan dalam dua situasi : (1) Pada saat

pekerjaan mewajibkan individu-individu supaya memiliki keahlian-keahlian,

(36)

(2) Ketika kemajuan di dalam organisasi mensyaratkan individu agar memiliki

keahlian, pengtahuan atau sikap yang berbeda atau yang baru.

2.1.3.2 Manfaat-manfaat Pelatihan

Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektivitas dan

efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang diambil dari program pelatihan

kerja adalah :

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.

2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai

standar-standar-standar kinerja yang dapat diterima.

3. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerja sama yang lebih menguntungkan.

4. Mengurangi jumlah biaya dan kecelakaan kerja.

5. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Manfaat-manfaat ini membantu baik individu maupun organisasi.

Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang penting dalam perencanaan

karir dan sering dipandang sebagai penyembuh penyakit-penyakit organisasional.

Seperti produktivitas anjlok, pada saat ketidakhadiran dan perputaran karyawan

tinggi dan juga menakala kalangan karyawan menyatakan ketidak puasannya.

Menurut Kusriyanto (2002 : 10) Pelatihan kerja untuk menambah

pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan pekerja mempunyai dampak paling

langsung terhadap produksi atau ini menjadikan pertumbuhan yang

terus-menurus. Bila perusahaan alur menyelenggrakan pelatihan bagi pegawai, maka

(37)

para pegawai mengetahui maka tinggal melanjutkan upaya yang diperoleh dari

pelatihan yang disertai dengan desain pelatihan, sejauh mana sasaran program

tercapai demi prestasi dan produktivitas perusahaan.

2.1.3.3 Jenis-jenis Pelatihan

Sesuaui pendapat Kusriyanto (2002 : 10), terdapat banyak pendekatan

untuk pelatihan, jenis-jenis pelatihan yang dapat digunakan dalam organisasi,

adalah :

1. Pelatihan-pelatihan keahlian

Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang kerap dijumpai di dalam

organisasi-organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana, kebutuhan atau

kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli.

2. Pelatihan ulang

Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahlian-keahlian pelatihan ulang

berupaya memberikan kepada karyawan keahlian-keahlian yang mereka

butuhkan untuk mengejar tuntutan-tuntutan yang berubah dari pekerjaan

mereka.

3. Pelatihan fungsional silang

Pada dasarnya organisasi telah mengembangkan fungsi-fungsi kerja yang

terspesialisasi dan deskripsi-deskripsi pekerjaan yang rinci. Sungguhpun begitu

organisasi-organisasi dewasa ini lebih menekankan keahlian banyak hal

(38)

4. Pelatihan Tim

Dewasa ini terdapat tekanan yang menguat terhadap kinerja tim. Tim

manajamen, tim riset dan satuan tugas temporer merupakan karakteristik yang

lazim dalam banyak organisasi. Tim adalah sekelompok individu yang bekerja

bersama demi tujuan bersama.

5. Pelatihan kreativitas

Pelatihan kretivitas adalah didasarkan pada asumsi bahwa kreativitas dapat

dipelajari. Terdapat beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas, yang

semuanya berusaha membantu orang-orang memecahkan masalah dengan kiat

baru. Salah satu rancangan yang lazim dipakai adalah brain storming yang

mana para partisipan diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan-gagasan

sebebas mungkin.

2.1.4 Lingkungan Kerja

2.1.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Siswanto (2007 : 37) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi para pekerja tersebut dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

Menurut Nitisemito (2001 : 183) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Menurut Siswanto (2003 : 41) Lingkungan kerja dapat dibedakan menjadi

(39)

1. Lingkungan fisik kerja

Merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena merupakan tempat atau

wadah yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan. Apabila tempatnya tidak memungkinkan mendukung timbulnya

pelaksanaan kerja yang baik, maka memungkinkan dan tidak mendukung

timbulnya pelaksanaan kerja yang baik, maka memungkinkan dan tidak

mendukung timbulnya pelaksanaan kerja yang baik.

2. Lingkungan sosial

Merupakan lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat interaksi

individu dengan individu lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya setiap

karyawan menginginkan lingkungan kerja yang nyaman, menyenangkan dan jam

kerja yang tidak terlalu lama sehingga karyawan tidak merasa bosan. Menciptakan

tempat kerja yang menyenangkan dapat menimbulkan perasaan puas dikalangan

karyawan, sehingga dapat mengurangi dan menghindari adanya pemborosan

waktu, biaya, tenaga, menurunnya kesehatan karyawan, absensi karyawan dan

tingkat kecelakaan kerja.

2.1.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Tohardi (2002 : 134) faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja adalah :

1. Lingkungan Sosial yang meliputi :

(40)

Adanya saling memahami hasil kerja karyawan, memberikan petunjuk dan

saran kepada karyawan.

b. Hubungan sosial antara karyawan

Adanya timbal balik antara karyawan yang satu dengan yang lain dalam

menyelesaikan pekerjaan.

c. Sikap rekan sekerja

Terjalinnya hubungan yang baik antara sesama karyawan dalam suatu

kondisi kerja.

d. Situasi kerja

Keadaan tempat kerja yang mempengaruhi karyawan dalam bekerja.

2. Lingkungan Fisik yang meliputi :

a. Penerangan

Penerangan disini bukan terbatas pada penerangan listrik saja, tetapi juga

penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan pekerjaan seringkali

karyawan membutuhkan penerangan yang cukup, apalagi pekerjaan yang

dilakukan tersebut menuntut ketelitian. Meskipun demikian haruslah dijaga

bahwa sinar matahari yang masuk ruangan hendaknya jangan terlalu silau

ataupun udara lembab sehingga karyawan tidak merasa nyaman dalam

bekerja.

b. Pewarnaan

Disain warna dapat berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang,

sehingga pemanfaatan warna dalam perusahaan dapat mempengaruhi

(41)

warna yang memiliki kesan sejuk dan nyaman seperti warna abu-abu muda,

coklat muda atau krem.

c. Kebersihan

Perusahaan hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan, sebab dengan

lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan perasaan senang. Dengan

adanya lingkungan kerja yang bersih ini dapat mempengaruhi seseorang

untuk bekerja lebih bersemangat dan bergairah.

d. Pertukaran udara

Pertukaran udara yang baik terutama diruang kerja sangat diperlukan

apalagi dalam ruangan tersebut penuh dengan karyawan. Pertukaran udara

yang baik ini akan menyebabkan kesegaran fisik dari para karyawan.

Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan menyebabkan karyawan

cepat lelah.

e. Keamanan kerja

Perasaan aman yang dirasakan karyawan disaat melakukan pekerjaan sangat

penting. Apabila karyawan tidak merasa aman disaat melakukan pekerjaan

yang dikarenakan lingkungan kerjanya tidak aman, maka akan mengurangi

konsentrasi kerja karyawan.

f. Kebisingan suara

Setiap orang tidak senang mendengar suara bising karena kebisingan

merupakan gangguan terhadap seseorang. Dengan adanya kebisingan maka

(42)

setiap perusahaan hendaknya dapat mengurangi kebisingan tersebut. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan alat peredam suara.

2.1.5 Motivasi

2.1.5.1 Pengertian Motivasi

Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi untuk berusaha dan

bertindak. Kemampuan berusaha diri dan bertindak manusia itu diperoleh dari

manusia itu sendiri baik secara alami ( di bawa lahir) maupun dipelajari. Suatu

perusahaan dapat dikatakan bisa mencapai tujuannya dengan baik. Jika salah satu

indikatornya bisa dikelola lebih sempurna yaitu dengan pendayagunaan sumber

daya manusianya dikelola dengan baik. Seorang pemimipin dalam suatu

perusahaan sangat perlu mamahami sekaligus melaksanakan teknis-teknis untuk

memelihara dan meningkatkan semangat kerja karyawan tersebut diantaranya

adalah memberikan motivasi kepada karyawannya. Sehingga karyawan tersebut

bisa terdorong untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikannya

dengan baik.

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) bahwa motivasi adalah

prakarsa dilaksanakannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Dari aspek

perilaku, motivasi berkaitan dengan sesuatu yang mendorong orang untuk

berperilaku dengan cara tertentu.

Menurut Handoko (2001 ; 253) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

(43)

Menurut Amirullah (2002:146) mengemukakan bahwa motivasi dipandang

dari arti kata Motivasi ( motivation ) berarti pemberian motiv, menimbulkan

dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Atau keadaan yang

menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk

membangkitkan dorongan dalam diri ( drive arousal). sehingga berdasarkan

pendapat diatas dapat disimpulkan beberapa hal untuk mengukur motif, yaitu :

a. Alasan kebutuhan ekonomis

b. Alasan untuk diakuinya harga diri manusia

c. Alasan untuk mendapatkan kesempatan berkembang dan memperoleh

kemajuan

d. Alasan untuk mempertinggi kapasitas kerja

Atas dasar tersebut maka sebaiknya seorang motivator (pimpinan) harus

bisa mengetahui apakah orang yang dimotivasi (bawahan) mempunyai

karakteristik seperti itu, selain itu manajemen perusahaan harus menjaga agar

kebutuhan karyawan terpenuhi,

Motivasi yang telah tertanam dalam diri karyawan dapat berfungsi bagi

perusahaan dan untuk karyawan itu sendiri. fungsi dari motivasi untuk para

karyawan atau pekerja adalah sebagai berikut :

a. Motivasi berfungsi, sebagai energi suatu motor penggerak bagi manusia.

b. Motivasi merupakan pengatur dalam memilih alternatif diantar dua atau lebih

kegiatan yang bertentangan , dengan memperkuat motivasi lain,akan

memperlemah motivasi lain, maka seseorang hanya akan melakukan satu

(44)

c. Motivasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam melakukan tujuan dalam

melakukan aktifitas. Dengan kata lain setiap orang hanya akan memilih dan

berusaha untuk mencapai tujuan yang memotivasinya tinggi dan bukan

mewujudkan tujuan yang lemah motivasinya.

Pada dasarnya motivasi dapat menjadi 2 ( dua ) jenis utama, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi ini adalah pendorongan kerja yang bersumber dari dalam diri

pekerja individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat

pekerjaan yang dilaksanakannya, dengan kata lain motivasi ini bersumber

dari pekerjaan yang dilakukan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan

yang menyenangkan atau, memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun

karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan, misalnya

pekerja yang bekerja secra berdedikasi semata-mata karena memperoleh

kesempatan untuk mengaktualisasi atau mewujudkan realisasi dirinya

secara maksimal.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja

sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya

melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi

dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan atau posisi yang

terhormat atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman, dan

(45)

Di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan terlihat kecenderungan

penggunaan motivasi ekstrinsik. Kondisi itu terutama tidak disebabkan tidak

mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja, sementar kondisi

kerja disekitarnya banyak menggiringnya pada mendapatkan kepuasan kerja yang

hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.

Untuk itu diperlukan adanya kebutuhan manusia dalam suatu teori hierarki

kebutuhan Maslow yang menyatakan kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan

pada 5 (lima) hirarki kebutuhan, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis ( psycogical ) : yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan

untuk untuk makan, minum, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman ( security ) : yaitu kebutuhan akan perlindungan dari

ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan kerja.

c. Kebutuhan untuk rasa cinta dan memiliki : yaitu kebutuhan akan cinta kasih,

dan berhubungan manusiawi.

d. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs ) : yaitu kebutuhan untuk dihormati,

dihargai dan disegani oleh orang lain.

e. Kebutuhan mengaktualisasi diri ( self actualization ) : yaitu kebutuhan untuk

menggunakan skill, potensi untuk mengembangkan diri

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang dimiliki oleh setiap

manusia. Dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor yang membedakan

antara manusia yang lain. Faktor – faktor yang mempengaruhi adalah faktor

(46)

seorang manusia, tingkat pendidikan seseorang, pengalaman akan masa lalu

seseorang, keinginan yang diinginkan oleh harapan seseorang akan masa datang.

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah lingkungan kerja, pemimpin dan

kepimimpinanya.

Dalam kondisi kerja yang ada dalam perusahaan atau organisasi sangatlah

mempengaruhi didalam prestasi dan kepuasan kerja baik untuk perusahaan

maupun untuk karyawan itu sendiri.

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi sebagaimana telah

dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah pemberian

dorongan atau usaha untuk menggerakkan anggota organisasi dari atasan terhadap

bawahan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga bawahan mau bekerja dengan

memberi yang terbaik pada dirinya, baik waktu, tenaga maupun keahliannya demi

tercapainya tujuan organisasi.

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

definisi tentang Motivasi adalah : “Motivasi adalah sesuatu yang dapat

menimbulkan inspirasi, semangat untuk melakukan pekerjaan dengan baik.”

2.1.5.2Pendekatan terhadap Motivasi

Menurut Amirullah ( 2002 : 147 )mengemukakan bahwa pendekatan

terhadap motivasi dapat motivasi dikelompokkan sebagai berikut :

1. Pendekatan tradisional ( Traditional Approach )

Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan klasik. Dalam teori ini, bahwa

(47)

fisik atau biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui intensif

atau gaji yang diberikan, berupa uang atau barang sebagai imbalan atas

prestasi yang telah mereka berikan. Dengan adanya imbalan uang maka para

pekerja akan dapat memotivasi dirinya untuk melakukan pekerjaan.

2. Pendekatan hubungan manusia ( human relation approach )

Pendekatan ini beranggapan bahwa manusia tidak hanya membutuhkan uang

manusia juga membutuhkan interaksi dengan orang lain. Munculnya

pendekatan ini diakibatkan oleh kejenuhan pekerja dalam melakukan

pekerjaan yang berulang – ulang serta menjemukan. Dalam pendekatan ini

pekerja dapat memotivasi dirinya sehinnga akan merasa senang, berguna, dan

penting dilingkungan kerjanya.

3. Pendekatan sumber daya manusia ( Human resuorces approach )

Pendekatan sumber daya manusia berpandangan bahwa manusia tidak secara

otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dikehendaki melainkan

pekerjaan merupakan suatu kesempatan atau peluang yang perlu dikerjakan

untuk memperoleh karir dan mengambil kepuasan.

Ada tiga prinsip utama dalam pendekatan manusia, adalah sebagai berikut :

a. pekerjaan cenderung memperoleh

b. mereka berprestasi bukan karena insentif dan pengakuan sosial

c. motivasi kerja menurut pendekatan sumber daya manusia lebih disebabkan

(48)

2.1.5.3Jenis Motivasi Yang Diberikan Kepada Karyawan

Menurut Siagian (2001 : 194) Meskipun keinginan biasa

bermacam-macam namun ada beberapa motivasi umum yang diberikan kepada

karyawannya:

a. Gaji atau upah yang baik

Gaji dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan psikologis sosial maupun

egoistis. Karena itu tidak heran kalau banyak bahkan sebagaian besar

karyawan menginginkan gaji yang tinggi pada karyawannya.

b. Pekerjaan yang aman secara ekonomis

Pekerjaan yang memberikan penghasilan juga merupakan salah satu harapan

karyawan.

c. Rekan kerja yang kompak

Keinginan ini merupakan cermin dari kebutuhan sosial. Seorang karyawan

mungkin keberatab dipromosikan hanya karena tidak menginginkan

kehilangan rekan kerja yang kompak.

d. Penghargaan terhadap pekerjan yang dijalankan

Keinginan berasal dari kebutuhan egoistis yang biasa diwujudkan dengan

pujian, hadiah dan sebagainya.

e. Pekerjaan yang berarti

Keinginan ini merupakan perwujudan dari kebutuhan untuk berprestasi

f. Kesempatan untuk maju ( promosi jabatan )

Pada umumnya setiap orang menginginkan promosi untuk peningkatan status

(49)

g. Kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik

Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman. Tempat kerja

yang nyaman dan menarik sebetulnya merupakan suatu simbol status

h. Pimpinan yang adil dan bijaksana

Pimpinan yang mampu memerikan rasa nyaman dan tidak berat sebelah.

i. Pengarahan dan perintah yang wajar

Pengarahan diperlukan manjaga agar pelaksanaan tidak menyimpang dan

perintah yang wajar diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan.

j. Organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat

Keinginan ini merupakan pencerminan dari kebutuhan sosial.

2.1.6 Produktivitas Kerja

2.1.6.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Ukuran utama yang digunakan untuk mengukur kinerja dari manajamen

operasi adalah produktivitas. Produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya

suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan

(Eddy Herjanto, 2003 : 11)

Secara umum produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara keluaran

terhadap masukan, atau rasio yang hasil yang diperoleh terhadap sumber daya

yang dipakai.

Menurut Taliziduhu (2002 : 44) Produktivitas kerja adalah product yakni

hasil (output, a thing produced), production adalah kegiatan atau proses

(50)

atau badan yang memproduksi sesuatu. Produktivitas (productivity) mengandung

beberapa pengertian, pada level filosofis, manajerial dan teknik operasional.

Menurut Sedarmayanti (2001 : 58) produktivitas adalah bagaimana

menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan

memanfaatkan sumber daya secara efisiensi.

Menurut Muchdarsyah (2003 : 12) produktivitas diartikan sebagai

tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa.

Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap

sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

produktivitas tenaga kerja adalah input per unit tenaga kerja yang digunakan

untuk menghasilkan output tersebut. Seseorang tenaga kerja dengan tingkat

produktivitas yang lebih tinggi bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan

standar yang ditentukan, dalam satuan waktu yang lebih singkat dan hasilnya

lebih baik.

2.1.6.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Menurut Sedarmayanti (2001 :143) secara umum produktivitas mengambil

pengertian perbandingan terbaik antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan perbandingan tersebut berubah dari waktu ke waktu

(51)

1. Disiplin kerja

Sikap seseorang yang selalu mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan apabila

ketidakdisplinan karyawan dapat mempengaruhi produktivitas

2. Tingkat pendidikan dan pelatihan kerja

Sistem pendidikan dan pelatihan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan yang memerlukan berbagai keahlian dan ketrampilan serta

sekaligus dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas, kualitas, dan efisiensi

kerja.

3. Ketrampilan

Memiliki skill atau ketrampilan, baik teknis maupun manajerial dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

4. Lingkungan kerja

Seorang manajer Sumber daya Manusia mestinya mampu mengelola

lingkungan kerja sedemikian rupa, sehingga tetap dapat tersenyum dari awal

kerja hingga pulang kerja dan akhirnya mampu meningkatkan produktivitas

kerja.

5. Motivasi

Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi, setiap anggota manajamen

harus diberi motivasi tinggi, positif dan secara penuh ikut melakukan pekerjaan

secara bersama-sama, kesamaan sikap relatif diperlukan untuk seluruh

kekuatan kerja.

Sedangkan menurut Payaman Simanjuntak (Taliziduhu, 2002 : 44), produktivitas

(52)

1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan.

2. Sarana pendukung.

2.1.7 Pengaruh Disiplin Kerja, Pelatihan Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Disiplin kerja sangat diperlukan bagi setiap karyawan sebab tanpa

kedisiplinan ini maka proses produksi akan terhambat yang berarti akan

mengganggu produktivitas kerja. Atas dasar pengertian kedisplinan dan

produktivitas tersebut diatas, maka dapatlah dimengerti apabila dalam suatu

perusahaan tenaga kerja kurang disiplin dalam mengerjakan pekerjaanya, maka

hasil produktivitas kerja pun akan rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sikap displin kerja akan mendorong produktivitas atau disiplin merupakan sarana

penting untuk mencapai produktivitas.

Dari uraian diatas dengan mudah kita mengerti bahwa apabila dalam satu

perusahaan kedisiplinan karyawan kurang dilaksanakan akan mengakibatkan

rendahnya produktivitas kerja karyawan dan begitu pula sebaliknya apabila

disiplin kerja karyawan ditingkatkan, maka produktivitas kerja karyawan akan

meningkat pula.

faktor yang turut mempengaruhi produktivitas kerja adalah pemberian

pelatihan kerja juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi produktivitas

kerja. Dengan pemberian pelatihan kerja maka akan meningkatkan kemampuan

(53)

kompeten dalam pekerjaan, selain itu dapat membantu memecahkan masalah

operasional. Dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja.

Selain itu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah

lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik maka dapat menunjang

kepuasan kerja karyawan, sehingga meningkatkan semangat kerja karyawan dan

berdampak pada peningkatan produktivitas karyawan.

Dan faktor yang tidak kalah penting adalah Motivasi kerja. Dengan

dorongan pribadi masing – masing orang dalam meningkatkan produktivitas kerja

seseorang baik yang terlihat dalam organisasi maupun diluar organisasi dengan

motivasi dapat mendukung perilaku seseorang mempunyai kemauan dan

kesediaan untuk bekerja, pemberian motivasi ini dapat memberikan suatu

dorongan bagi karyawan untuk dapat bekerja lebih baik, sehingga pada akhirnya

tujuan perusahaan diperlukan pegawai yang terampil cekatan mempunyai

kemampuan yang memadai dalam melaksanakan pekerjaanya.

2.2 Kerangka berpikir

Sumber daya manusia sangat memegang peranan utama dalam

meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas pada hakekatnya merupakan hasil

yang dapat diraih esok hari haruslah lebih banyak dan lebih bermutu daripada

hasil yang dicapai sekarang.

Untuk meningkatkan produktivitas kerja tersebut harus didukung dengan

kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan, serta displin kerja

(54)

disiplin merupakan sikap mental seorang yang membawanya patuh dan taat

kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam lingkungan.

Peningkatan produktivitas kerja diantaranya dipengaruhi adanya

peningkatan kedisiplinan kerja, pemberian pelatihan kerja, peningkatan

lingkungan kerja serta pemberian motivasi kerja. Dimana dengan berbagai faktor

pendukung tersebut diharapkan akan mendorong terbentuknya tenaga kerja yang

lebih berkualitas dalam berkarya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja

khususnya dan pada akhirnya dapat menguntungkan kedua belah pihak

perusahaan dan pihak pekerja itu sendiri.

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan untuk memudahkan

analisis, serta untuk pendukung hasil penelitian, maka dapat digambarkan dalam

suatu bagan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 : kerangka berpikir

(55)

Dalam alur kerangka berpikir tersebut terdapat tiga variabel yaitu terdiri

dari tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas tersebut

adalah Tingkat Disiplin kerja (X1), Pelatihan Kerja (X2), Kondisi Lingkungan

kerja (X3), Tingkat Motivasi kerja (X4) sedangkan variabel terikat (Y) adalah

Tingkat Produktivitas kerja karyawan.

Kerangka berpikir ini menjelaskan tentang pengaruh antara Tingkat

Disiplin kerja (X1), Pelatihan kerja (X2), Kondisi Lingkungan kerja (X3) serta

Tingkat Motivasi kerja (X4) terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan (Y).

Dimana peningkatan produktivitas kerja diantaranya dipengaruhi adanya

kedisiplinan kerja, pemberian pelatihan kerja, peningkatan lingkungan kerja serta

pemberian motivasi kerja.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diajukan

hipotesis bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang nyata antara tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja,

kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara simultan terhadap

tingkat produktivitas kerja karyawan

2. Terdapat pengaruh yang nyata antara tingkat disiplin kerja, pelatihan kerja,

kondisi lingkungan kerja dan tingkat motivasi kerja secara parsial terhadap

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel ditujukan agar konsep yang

digunakan dapat diukur secara empiris serta menghindarkan dari terjadinya

kesalahan penafsiran dan pengertian makna yang berbeda. Definisi operasional

dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Tingkat Disiplin Kerja (X1)

Disiplin merupakan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak. Karena dengan disiplin

karyawan maka tujuan perusahaan dapat tercapai. Adapun indikatornya adalah

sebagai berikut :

a. Tingkat absensi, adalah ketidak hadiran karyawan ditempat kerjanya, yang

dikarenakan berbagai macam alasan, seperti adanya keperluan keluarga, sakit

atau alpa.

b. Tingkat keterlambatan kerja, adalah kehadiran karyawan yang terlambat

dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan.

c. Pelanggran adalah pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, baik yang

melanggar ataupun maupun prosedur kerja yang telah ditetapkan.

(57)

2. Pelatihan Kerja (X2)

Pelatihan kerja (training) adalah proses sistematik pengubahan perilaku

para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional,

pelatihan diarahkan untuk membantu para karyawan menunaikan pekerjaan

mereka saat ini secara lebih baik. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Kesesuaian antara materi pelatihan dengan tugas

b. Proses dalam pelaksanaan pelatihan

c. Sarana pelatihan yang digunakan.

d. Manfaat Pelatihan dalam melaksanakan tugas.

3. Kondisi Lingkungan Kerja (X3)

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas

yang dibebankan. Indikatornya adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Sosial yang meliputi :

a. Hubungan pimpinan dengan bawahan.

b. Hubungan sosial sesama karyawan.

2. Lingkungan Fisik yang meliputi :

a. Penerangan.

b. Kebersihan.

(58)

4. Tingkat Motivasi kerja (X4)

Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan guna mencapai tujuan.

Indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Peluang Promosi, (penempatan jabatan).

b. Bonus.

c. Pujian dari rekan kerja.

5. Tingkat Produktivitas kerja (Y)

Produktivitas kerja merupakan prosentase hasil kerja karyawan dengan

menggunakan sumber daya untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal.

Perusahaan mengukur tingkat produktivitas kerja karyawan dari banyaknya

realisasi produksi yang dicapai, contonya pengurukan lahan tanah yang setiap

harinya satu kendaraan dum paling tidak seminimal mungkin hasilnya harus 1

tronton = 5x jalan / hari dengan nilai 185 ton. Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Hasil yang di capai.

b. Skil karyawan, untuk menjalankan kendaraan.

c. Fasilitas, berupa kendaraan dan alat berat.

3.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, Menurut

Indriantoro dan Supomo (1999 : 98), skala ordinal merupakan skala pengukuran

yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat

construct yang diukur, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah

(59)

1 = Sangat tidak setuju.

2 = Tidak setuju.

3 = Cukup.

4 = Setuju.

5 = Sangat Setuju.

3.2.1 Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2004 : 56), populasi adalah wilayah generalisasinya

terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT Tiga

Bintang Putra Di Gresik yang semuanya berjumlah 185 orang tahun 2010.

Menurut Sugiyono (2004 : 56), sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penentuan sampel dilakukan secara probability yaitu metode sampling

yang memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur dalam populasi untuk

dipilih. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan Dispropotionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan

untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang

proposional. Menurut Husen Umar (2002 : 108) penentuan sampel dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

n = 2

1 Ne

N

(60)

 = 126, 495,sehingga sampel yang

diperoleh sebesar 126.

Tabel 3.1 Jumlah sampel

No Divisi Jumlah Hasil Penghitungan Sampel

1 Satuan pengawasan

(61)

Bag. Pelayanan

3.3 Teknik pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer

Yaitu data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden

b. Data sekunder

Yaitu data yang diambil dari sumber data dokumentasi yang dimiliki oleh

perusahaan. Kegunaan data ini untuk melengkapi data primer yang ada.

3.3.2 Sumber Data

Semua data penelitian ini diperoleh dari PT Tiga Bintang Putra Di Gresik

dimana penelitian tersebut merupakan hasil dari jawaban kuisioner yang disebar

Gambar

TABEL 1.1
Gambar 2.1 :  kerangka berpikir
Tabel 3.1 Jumlah sampel
Gambar 3.1 : Kurva F
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manusia merupakan salah satu faktor produksi yang perlu diberikan motivasi untuk selalu meningkatkan produktivitas, karena produktivitas sangat diperlukan bagi perusahaan yang

Variable 1 dengan nilai 12-12,75 (gaji dan kondisi kerja) merupakan faktor paling tinggi yang mempengaruhi motivasi karyawan bagian produksi, Variable 2

Untuk mengurangi atau meminimalisir stres akibat kerja pada pekerja bagging yaitu dengan mengatur beban kerja pada masing-masing pekerja yang bersangkutan dengan cara membagi

Nilai koefisien regresi harga (0,516) paling besar dibanding de- ngan nilai koefisien regresi varia- bel promosi (0,238) dan kualitas produk (0,166), sehingga harga

Variable 1 dengan nilai 12-12,75 (gaji dan kondisi kerja) merupakan faktor paling tinggi yang mempengaruhi motivasi karyawan bagian produksi, Variable 2