• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Definisi Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan, tanpa paksaan dari luar. Sikap dan

perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Hal ini berkait dengan kemauan dan kemampuan seseorang menyesuaikan interennya dan mengendalikan dirinya agar sesuai dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan sosial budaya setempat.

Menurut Rivai (2009:824). Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan pada perusahaan, maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai.

Menurut Sutrisno (2009:94). Disiplin pegawai adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu ketaatan mengikuti aturan, norma yang berlaku dalam masyarakat atau dalam suatu perusahaan (pegawai) dengan tujuan agar menjadi lebih tertib atau lancar dalam pelaksanaan kegiagatannya.

2. Faktor yang mempengaruhi disiplin karyawan

Kedisiplinan kerja karyawan seperti yang dijelaskan oleh Hasibuan (2014) dipepengaruhi oleh beberapa indikator berikut ini :

a) Kapabilitas dan Sasaran Kerja

Kedisiplinan kerja karyawan dipengaruhi berdasarkan tingkat kesanggupan atau kemampuan dan tujuan atau sasaran yang terukur dan

jelas berdasarkan skala prioritas perusahaan tersebut. Hal ini bertujuan agar beban kerja yang telah diberikan dapat dikerjakan dengan sunggung-sungguh agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai target perusahaan b) Keteladanan Pemimpim

Kepemimpinan yang teladan dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat dibutuhkan sebagai contoh bagi karyawannya. Kepemimpinan yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawannya.

Dengan demikian kinerja pegawai dapat tercapai melalui kedisiplinan kerja karyawannya.

c) Balas Budi

Tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan atau organisasi dapat terpenuhi apabila adanya balas jasa atau balas budi yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada karyawannya. Balas jasa dalam hai ini dapat berupa gaji yang layak yang tentu akan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan karyawan.

d) Keadilan

Kesamaan perlakukan yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada para karyawannya juga menjadi salah satu faktor yang mendukung disiplin kerja karyawan. Dalam hal ini tidak ada yang diistimewahkan, kebijaksanaan seorang atasan akan menimbulkan respon yang baik melalui perlakuan yang adil terhadap semua karyawannya.

e) Kontrol yang mendalam atau melekat

Kehadiran langsung seorang atasan ditengah-tengah karyawannya adalah sebagai bentuk pengawasan terhadap aktivitas kerja pegawainya.

f) Hukuman atau sanksi yang adil

Adanya sanksi atau hukuman yang jelas dan berkeadilan akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Pemberikan sanksi atau hukuman kepada karyawan tentu harus proposional berdasarkan kadar pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. Hal ini dilakukan agar karyawan merasa tidak ada perbedaan perlakukan yang diberikan kepada masing-masing karyawan yang melanggar yang berdampak langsung kepada semangat dan etos kerja karyawan yang bersangkutan.

g) Ketegasan

Ketegasan dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah hal yang harus diperhatikan oleh seorang atasan. Ketegasan seorang pemimpin melalui kata-kata dan tindakan yang terukur sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai.

h) Hubungan kemanusiaan.

Lingkungan kerja yang aman dan nyaman akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis, baik secara vertikal antara bawahan dan atasan dan secara horizontal antara sesama karyawan yang ada.

3. Indikator Disiplin Kerja

Indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisplinan karyawan suatu organisasi (Hasibuan 2012:194), adalah:

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal, serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh- sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

b. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, seperti berdisiplin, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik.

Sebaliknya, apabila teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin) maka para bawahan pun akan kurang disiplin.

c. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya, semakin besar balas jasa maka semakin baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil maka

kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

d. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Seorang manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.

Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

e. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, semangat kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir di tempat kerja untuk mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waskat lebih efektif dalam

merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya.

f. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

g. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan

diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan- hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya berjalan harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan

suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja

yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

Dokumen terkait