• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TOPIK PENELITIAN

B. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan tindakan manajer untuk mendorong anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan kata lain, pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya menurut Siagian (2008). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. (Malayu, 2007).

Adapun indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (Dharma, 2003) adalah:

1). Kehadiran karyawan setiap hari

Karyawan wajib hadir di perusahaannya sebelum jam kerja, dan pada biasanya digunakan sarana kartu kehadiran pada mesin absensi.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

Pada Fakultas Ekonomi setiap hari pegawai wajib mengisi absensi di kepegawaian dan bagi pegawai yang sakit, harus menyertakan surat sakit dokter yang menyatakan bahwa pegawai tersebut benar sakit.

2) Ketepatan jam kerja

Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur atau ditentukan oleh perusahaan. Karyawan diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja per hari.

Pada Fakultas Ekonomi, para pegawainya harus mematuhi ketetapan jam kerja yang telah ditentukan yaitu mulai pukul 08.00-14.00. Namun, sebagian pegawai hadir pada pukul 08.30. Memang terkadang masih ada terjadi pelanggaran-pelanggaran di dalam ketepatan jam kerja ini seperti yang kita lihat di Fakultas Ekonomi USU. Namun, hal itu tidak begitu berarti karena masih bisa diatasi oleh pimpinannya.

3) Mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal

Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yg rapi dan sopan, dan mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. Bagi sebahagian besar perusahaan biasanya menyediakan pakaian seragam yang sama untuk semua karyawannya sebagai bentuk simbol dari kebersamaan dan keakraban di sebuah perusahaan.

Pada Fakultas Ekonomi, pegawai tidak menggunakan pakaian atau tanda pengenal khusus, yang terpenting adalah para pegawai menggunakan pakaian yang bersih, rapi, dan sopan.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

4) Ketaatan karyawan terhadap peraturan.

Adakalanya karyawan secara terang–terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan menimbulkan dampak atas kinerjanya, para pemimpin harus siap melakukan tindakan pendisiplinan.

Kedisiplinan kerja di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan menetapkan peraturan–peraturan dan tata terbit yang akan mengalami rambu–rambu yang akan dipatuhi oleh pimpinan dan seluruh pegawai di dalam suatu perusahaan.

Adapun peraturan yang berkaitan dengan disiplin, antara lain : a. Peraturan jam masuk, pulang kerja dan istirahat

b. Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam pekerjaan c. Peraturan cara–cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan

unit-unit kerja

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai selama dalam melakukan pekerjaannya.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Faktor–faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah sebagai berikut (Fathoni, 2006):

a. Tujuan dan kemampuan. b. Keteladanan pimpinan c. Keadilan

d. Waskat merupakan tindakan nyata dan paling efektif untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan. Atasan harus aktif dan langsung mengawasi

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

perilaku, moral, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir di tempat kerjanya agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan.

e. Sanksi hukuman. f. Ketegasan

Semua organisasi atau perusahaan pasti mempunyai standar perilaku yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pekerjaan dan menginginkan para karyawan untuk mematuhinya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas.

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Dekan selaku pimpinan melakukan tindakan waskat untuk mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan pimpinan, menggali sistem kerja yang efektif dan menciptakan sistem internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan fakultas, karyawan dan masyarakat.

3. Tindakan Pendisiplinan Kerja

Hariandja (2002) menyebutkan beberapa pendekatan untuk meningkatkan disiplin kerja meliputi :

a. Disiplin preventif merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendorong karyawan untuk menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran, atau bersifat mencegah tanpa ada yang memaksa yang pada akhirnya akan menciptakan disiplin diri. Ini tentu saja mudah dipahami sebagai tanggung jawab yang melekat pada pemimpin.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

b. Disiplin korektif merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya kesalahan tidak terulang kembali sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya. Disiplin progresif merupakan pengulangan kesalahan yang sama akan mengakibatkan hukuman yang lebih berat.

Tindakan yang dilakukan Dekan selaku pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam menerapkan disiplin kerja pegawai, antara lain:

1. Pegawai yang absen diberikan sangsi/ denda yang telah ditetapkan di setiap bagian.

2. Agar pegawai lebih meningkatkan kedisiplinnya, maka setiap pegawai yang berprestasi akan mendapatkan penghargaan berupa kenaikan golongan atau kenaikan jabatan

3. Jika ada pegawai yang melakukan korupsi, Dekan tidak akan segan– segan untuk menurunkan jabatannya/memindahkan ke bagian yang lebih rendah

4. Penjadwalan Jam Kerja

Untuk meningkatkan disiplin waktu kerja, pimpinan telah mengeluarkan surat edaran tentang jadwal jam kerja. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan–penyimpangan pelaksanaan waktu kerja khususnya pada jam masuk dan pulang kantor. Adapun jadwal kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yaitu:

• Pada hari Senin s/d Kamis, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 wib, istirahat 12.00-13.00 wib dan pulang pukul 14.00 wib. Dan akan dilanjutkan lagi untuk ekstensi pada pukul 17.00-21.00 wib.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

• Pada hari Jum’at, pegawai masuk pada pukul 08.00 s/d 11.00 wib. Dan untuk ekstensi pukul 17.00-20.00 wib.

• Pada hari Sabtu, pegawai masuk pada pukul 08.00 s/d 13.00 wib. Setiap hari kerja, pegawai diwajibkan untuk mengisi daftar absensi pegawai pada bagian kepegawaian.

4. Hambatan–Hambatan Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja

Pada dasarnya pegawai dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut : 1. Pegawai yang berprestasi dan memiliki potensi, tidak terdapat masalah

yang berarti untuk meningkatkan disiplin kerja karena pegawai yang bersangkutan memiliki motivasi yang baik untuk berprestasi.

2. Pegawai yang berpotensi tetapi mempunyai masalah, pegawai jenis ini memiliki potensi untuk digali dari dalam dirinya tetapi mempunyai masalah yang cukup berarti misalnya kurang disiplin terhadap jam kerja. 3. Pegawai yang biasa–biasa saja dan sulit untuk mengembangkan diri,

pegawai jenis ini cenderung pasif

Hambatan–hambatan yang dihadapi oleh Pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi kerja sehingga kedisiplinan akan waktu tidak begitu dipehatikan.

2. Kurangnya pemberian insentif terhadap pegawai yang memiliki kedisiplinan tinggi dalam bekerja.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab–bab terdahulu yang bersumber pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dapat disimpulkan :

Dekan sekalu pimpinan mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan disiplin kerja pegawainya. Hal ini dapat dilihat dari sikap Dekan yang selalu tegas dalam memberikan peraturan kedisiplinan dan memberikan sangsi yang tegas terhadap peraturan tersebut. Dekan juga mempunyai pribadi tetap waktu dalam kepemimpinannya sehingga dapat memberikan motivasi bagi para pegawai untuk dapat mencontoh kedisiplinan dan keteladannya dalam memimpin.Gaya kepemimpinan Dekan yang mampu berpikir lebih baik dan rasional dalam menyelesaikan masalah-masalah dan mempunyai ide-ide yang cemerlang untuk memajukan fakultas dapat memberikan gambaran para pegawai untuk lebih meningkatkan kedisiplinan. Walaupun terdapat hambatan-hambatan dalam mengembangakan disiplin kerja pegawainya. Namun pimpinan selalu berusaha untuk memberikan arahan dan motivasi kepada bawahannya untuk memperhatikan kedisiplinan guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

B. SARAN

Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai. Adapun saran – saran penulis, antara lain :

1. Dekan selaku pimpinan harus dapat memantau kinerja pegawai langsung ke tempat pegawai bekerja.

2. Dekan harus memberikan kesejahteraan kepada pegawainya berupa fasilitas-fasilitas yang dapat mendorong semangat kerja pegawai guna tercapainya disiplin kerja yang tinggi.

3. Dekan selaku pimpinan juga harus dapat menempatkan pegawai pada posisi yang sesuai dengan keahliannya agar motivasi untuk bekeja dapat terus meningkat.

4. Disiplin kerja yang dimiliki pegawai harus tetap dipertahankan dengan cara melakukan pertemuan–pertemuan antara pegawai dan pimpinannya untuk membicarakan hal–hal yang dapat meningkatkan kedisiplinan tersebut.

5. Agar terjadinya keharmonisan dalam lingkungan kerja, pimpinan harus dapat berlaku adil dalam memberikan sangsi kepada semua bawahannya.

Suryani Safithri Lubis : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia:

Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.

Hasibuan, Malayu S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ritonga. T. John.2007. Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi 2007-2008. Medan:USU Press

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Dokumen terkait