• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISIPLIN PNS

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Gresik, Agustus 2021 (Halaman 87-92)

SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

E. DISIPLIN PNS

Sudah menjadi rahasia umum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Negara tercinta ini menjadi sorotan dalam masalah disiplin, masyarakat banyak menyaksikan di televisi bagaimana PNS di kejar-kejar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena meninggalkan tempat tugas dan berada di pusat perbelanjaan tanpa izin atau sepengatahuan atasanya. Demikian pula ketika masyarakat menguruskan sesuatu yang berhubungan dengan birokrasi sudah pasti merasa malas karena pelayanan yang kurang baik dari para aparatur pemerintah, padahal kita semua tahu apabila PNS itu digaji dari uang rakyat, dan sudah semestinya mengabdi dan menjadi pelayan masyarakat, akan tetapi dalam pelaksanaannya PNS bekerja seolah-olah instansi tempatnya bekerja adalah milik keluarganya sehingga kurang disiplin dalam bekerja. Sebenrnya pemerintah juga sudah mengantisipasi berbagai keluhan masyarakat yang berhubungan dengan disiplin, diantaranya dengan membuat banyak peraturan yang harus ditaati oleh seluruh PNS dalam rangka menegakkan disiplin, tetapi berbagai macam peraturan tersebut belum

78 mampu meningkatkan disiplin kerja PNS, bahkan pemerintah juga telah memberikan berbagai macam penghargaan kepada PNS yang memiliki kinerja baik, tapi tetap belum mampu secara signifikan meningkatkan disiplin dalam bekerja.

Menurut definisi disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb). Jadi, bila disimpulkan secara umum, disiplin merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada sesuatu peraturan yang telah dibuat. Demikian arti disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sedangkan menurut Wikipedia disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab (http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin).

Sementara itu menurut Soegeng Prijodarminto (1992) seperti yang dikutip oleh Asrori bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, keterarturan, dan ketertiban. Selanjutnya Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di

79 dalamnya mencakup: (1) adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan; (2) adanya kepatuhan para pengikut; dan (3) adanya sanksi bagi pelanggar. Pemerintah saat ini sedang giat-giatnya melakukan reformasi birokrasi di semua bidang, reformasi birokrasi tidak bisa ditawar-tawar lagi karena sudah menjadi tuntutan masyarakat saat ini. Salah satu kebijakan lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS, peraturan tersebut merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS. Namun demikian tentunya merubah sesuatu yang sudah lama melekat terhadap perubahan yang berlaku sangat sulit diterima, karena selama ini PNS sudah merasa ”nyaman” dengan kondisi yang ada, dan sudah menjadi rahasia umum di masyarakat bahwa PNS itu kurang disiplin dalam bekerja dan lambat dalam pelayanan.

80 F. REMUNERASI PNS

Remunerasi adalah merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari Kebijakan Reformasi Birokrasi. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran sekaligus komitmen pemerintah untuk mewujudkan “clean and good governance”. Pada kenyataan pelaksanaannya, perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang layak dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi pengggerak roda pemerintahan. Reformasi Birokrasi harus dilakukan untuk menghapus memperbaiki citra Pemerintahan yang selama ini telah terpuruk di mata masyarakat, beberapa indator yang dapat dilihat selama ini diantaranya:

a. Buruknya kualitas pelayanan publik (lambat, tidak ada kepastian aturan/hukum, berbelit belit, arogan, minta dilayani atau feodal style dan sebagainya).

b. Sarat dengan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

c. Rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja Pegawai Negeri Sipil.

d. Kuaiitas manajemen pemerintahan yang tidak produktif, tidak

efektif dan tidak efisien.

e. Kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak

transparan.

Pemberian remunerasi hanya berdasarkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan saja ternyata juga tidak serta merta dapat mengeleminir permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga diperlukan manajemen strategi dalam pemberian remunerasi, salah satunya dengan cara “remunerasi berbasis kinerja”.

81 Remunerasi bermakna sangat strategis terhadap suksesnya Reformasi Birokrasi, mengingat dampak paling signifikan terhadap kinerja lembaga akan sangat ditentukan oleh perubahan kultur PNS di dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sedangkan keberhasilan merubah kultur tersebut akan sangat ditentukan oleh tingkat kesejahteraan anggotanya. Prinsip dasar kebijakan Remunerasi adalah adil dan proporsional. Artinya kalau kebijakan masa lalu menerapkan pola sama rata (generalisir), sehingga dikenal adanya istilan PGPS (Pinter Goblok Penghasilan Sama), maka dengan kebijakan Remunerasi, besar penghasilan (reward) yang diterima oleh seorang pejabat akan sangat ditentukan oleh bobot dan harga jabatan yang disandangnya serta kinerja yang dihasilkan.

Pertama harus disadari bahwa sejalan dengan perkembangan demokrasi dan kesadaran hukum masyarakat yang semakin matang, maka tuntutan masyarakat untuk dilayani, dilindungi dan disejahterakan oleh Pemerintah sebagai representasi negara juga semakin meningkat. Termasuk tekanan dan tuntutannya terhadap perobahan kinerja PNS. Oleh sebab itu pemerintah harus segera menyesuaikan diri dengan tuntutan perobahan tersebut. Oleh karena jika tidak responsif dan tidak adaptif dengan perobahan tersebut pemerintah akan kehilangan legitimasinya dimata masyarakat.

Oleh sebab itu Momentum Remunerasi harusnya dapat dijadikan sebagai media atau momentum dengan sebaik-baiknya oleh para birokrat dalam memotivasi bawahannya untuk dapat meningkatkan profesionalismenya. Kebijakan masa lalu sebelum Reformasi mungkin hanya dianggap hanya menuntut perobahan dan peningkatan kinerja tanpa ada imbalan apapun. Akan tetapi kali ini mereka sudah jelas akan diberi imbalan dengan peningkatan kesejahteraan baik berupa tunjangan kinerja dan atau kenaikan gaji.

82 Pelaksanaan remunerasi saat ini hanya menitik beratkan pada instansi rumpun pengelola keuangan Negara, rumpun pemeriksa dan pengawas keuangan Negara serta lembaga penertiban aparatur Negara. Selain dapat menimbulkan kecemburuan sosial pada rumpun kerja yang lainnya, remunerasi saat ini tidak berdasarkan pada kinerja yang dihasilkan, namun hanya berdasarkan pada beban kerja dan strategis atau tidaknya pekerjaan tersebut dalam aspek keuangan negara, sehingga menurut pemerintah jika korupsi ingin di hindari maka peningkatan gaji/upah merupakan solusinya.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Gresik, Agustus 2021 (Halaman 87-92)

Dokumen terkait