BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
B. Diskripsi Prosedur Penelitian dan Hasil Penelitian
1. Kegiatan Siklus I
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus, yaitu siklus satu dan 2.
Kegiatan dalam siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan 6 X 35 menit.
Pelaksanaan siklus 1 pada tanggal 7 Februari 2011, 21 Februari 2011, dan 23
Februari 2011. Adapun tahapan siklus 1 adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan hasil ulangan awal dan hasil pengamatan
langsung yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran IPA kelas V materi gaya
ternyata masih terdapat beberapa kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tesawal.
Sedangkan bentuk soal uraian yang terdiri dari 10 soal yang sudah diujikan
validitasnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat tes prestasi. Tes tersebut diberikan
kepada anak sebelum melaksanakan tindakan. Hasil tes tersebut digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk langkah pada pertemuan ke 2 dan hasilnya digunakan
sebagai bahan perbandingan dengan hasil pada pertemuan ke dua nantinya dan
pertemuan berikutnya.
commit to user
Dari hasil tes awal yang dilaksanakan sebelum melakukan tindakan
menunjukan bahwa dari 10 soal yang diberikan hanya ada 3 anak (30%) yang
memperoleh nilai di atas KKM (60) atau tuntas. Sedangkan 7 anak (70%) yang lain
mendapat nilai kurang dari KKM atau belum tuntas. Begitu pula dengan rata-rata
kelas hanya mencapai 48. Untuk lebih jelasnya hasil tes awal/sebelum tindakan dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Sebelum
dilakukan tindakan
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 60 60 Tuntas
2 60 40 Tidak Tuntas
3 60 70 Tuntas
4 60 50 Tidak Tuntas
5 60 50 Tidak Tuntas
6 60 40 Tidak Tuntas
7 60 60 Tuntas
8 60 30 Tidak Tuntas
9 60 40 Tidak Tuntas
10 60 40 Tidak Tuntas
Jumlah 480
Rata-rata 48
Di dalam melaksanakan tindakan ini dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen/percobaan. Kegiatan pada pertemuan 1 diadakan pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan observer/teman sejawat tersebut
kemudian dilakukan konsultasi untuk menemukan pokok permasalahan yang
hasilnya digunakan sebagai pegangan pelaksanaan tindakan perbaikan selanjutnya.
Langkah-langkah tindakan pada pertemuan ke 2, direncanakan secara teliti
oleh peneliti yang selalu berkonsultasi dengan teman sejawat. Pada pertemuan ke 2
ini peneliti menyiapkan pelaksanaan pembelajaran dengan mengefektifkan dan
memaksimalkan penggunaan metode eksperimen/percobaan.
commit to user
Materi yang dipilih sengaja dibedakan dengan materi pada pertemuan
pertama, tetapi masih dalam ranah gaya. Hal ini dilkukan peneliti agar materi yang
diajarkan tidak dihafalkan siswa lebih dahulu karena diajarkan berulang-ulang.
Sehingga efektifitas penerapan metode eksperimen keberhasilannya dapat teruji.
Begitu pula dengan tindakan pada pertemuan ke 3.
b. Kegiatan Tindakan
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama ini guru menyampaikan materi gaya dengan indikator
sebagai berikut :
5.1.1 Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat, bentuk, dan
ukuran) dari ketinggian tertentu.
5.1.2 Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menetapkan benda bergerak ke bawah.
Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Berdo’a
b) Mengabsen kehadiran siswa
c) Mempersiapkan alat/ media pembelajaran
d) Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya:
(1) Siapa yang memiliki magnet?
(2) Siapa yang sepedanya ada magnetnya?
(3) Untuk apa magnet pada sepeda itu?
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan. Tahapan-tahapan
dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut:
a) Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan
dipelajari, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk melaksanakan
percobaan/eksperimen.
commit to user
b) Tahap Elaborasi
Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah
satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
c) Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan pujian dan
penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Setelah semua tahapan dilalui kemudian masuk pada kegiatan akhir. Pada
kegitan akhir ini digunakan guru untuk mendapatkan umpan balik atas keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengadakan evaluasi.
2) Pertemuan ke 2
Pada pertemuan ke 2 ini materi yang diajarkan tetap dalam ranah yang sama
yaitu mengenai gaya namun dengan indikator yang berbeda. Indikator yang
digunakan dalam pertemuan ke 2 ini adalah gaya gesek
Pada dasarnya kegiatan pada pertemuan ke 2 ini hampir sama dengan kegiatan
pada pertemuan ke 1, akan tetapi pada pertemuan ke 2 lebih ditingkatkan lagi, dengan
melihat hasil pengamatan dan konsultasi dengan teman sejawat.
Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Berdo’a
b) Mengabsen kehadiran siswa
c) Mempersiapkan alat/media pembelajaran
d) Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya :
(1) Jelaskan tentang gaya gesek?
(2) Berilah contoh bahwa gaya gesek dapat terjadi karena sentuhan 2 permukaan
benda yang saling bergesekan?
commit to user
Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut:
a) Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi gaya
gesek, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk melaksanakan
percobaan/eksperimen
b) Tahap Elaborasi
Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah
satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
c) Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan pujian dan
penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.
Kemudian diadakan evaluasi dan guru memberikan tindak lanjut.
3) Pertemuan ke 3
Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Berdo’a
b) Mengabsen kehadiran siswa
c) Mempersiapkan alat/media pembelajaran
d) Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya:
(1) Apakah yang kamu ketahui tentang gaya gesek?
(2) Bagaimana cara memperkecil gaya gesek?
(3) Bagaimana cara menaikan drum yang bersisi aspal ke dalam truk agar lebih
ringan?
(4) Pernahkah kamu ke pegunungan?
commit to user
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut:
a) Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi gaya
memperkecil dan memperbesar gaya gesek, kemudian siswa dibentuk dalam
kelompok-kelompok untuk melaksanakan percobaan/eksperimen
b) Tahap Elaborasi
Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah
satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
c) Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan pujian dan
penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.
Kemudian diadakan evaluasi dan guru memberikan tindak lanjut.
c. Pengamatan
Untuk mengetahui efektifitas dari penerapan metode eksperimen ini diperlukan
data-data penunjang yang obyektif. Oleh karena itu pengamatan dilakukan oleh dua
orang yaitu peneliti sendiri dan teman sejawat. Sebenarnya dalam setiap kegiatan
pembelajaran peneliti merasa sudah mempersiapkan diri baik perencanaan, metode,
alat dan media pembelajaran sampai dengan kegiatan itu sendiri dengan baik. Akan
tetapi semua itu belum cukup tanpa pengamatan dari teman lain.
Dengan melihat hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat ternyata
dalam proses pembelajaran secara umum sudah baik akan tetapi masih terdapat
bebrapa kekurangan di sana-sini. Baik dari peneliti itu sendiri maupun dari pihak
siswa. (lampiran Instrumen Penilaian Pelaksanaan PTK pada Proses Pembelajaran di
Kelas). Kekurangan yang terdapat pada peneliti antara lain:
commit to user
1) Guru belum menyampaikan pesan dengan baik sehingga pesan itu masih kurang
dimengerti oleh siswa.
2) Hubungan antara guru dan siswa masih terlihat kesenjangan. Siswa belum terlihat
santai dan masih kaku dalam melaksanakan kegiatan. Terlihat sekali bahwa
hubungan antar pribadi kurang kondusif
3) Guru kurang memantau kemajuan belajar siswa dalam kelompok. Kadang-kadang
kegiatan hanya didominasi oleh sebagian dari anggota kelompok saja.
4) Dalam menyusun rangkuman guru masih mendominasi kegiatan dan kurang
melibatkan siswa.
5) Sedangkan tindak lanjut yang diberikan oleh guru kurang maksimal
Dari beberapa kekurangan tersebut berimbas pada kegiatan siswa. Hal ini dapat
dilihat dalam lampiran Lembar Observasi aktifitas Belajar Siswa dalam
Melaksanakan PTK pada Proses Pembelajaran di Kelas.
a) Siswa kurang mampu menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan guru
b) Siswa kurang mampu menyampaikan pendapat, karena kegiatan didominasi anak
tertentu saja dalam kelompok.
c) Dalam menjawab pertanyaan, masih sedikit siswa yang mau menjawab sedang
yang lain lebih banyak diam.
d) Tidak semua siswa melaksanakan kegiatan dengan semangat yang tinggi, rata-rata
mereka melakukan kegiatan dengan biasa-biasa saja. (lampiran: Lembar
Pengamatan Pendapat siswa).
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh teman sejawat maupun oleh
peneliti sendiri pada siklus I, guru masih perlu mengadakan
pembenahan-pembenahan untuk meningkatkan efektifitas penerapan metode eksperimen.
Kekurangan-kekurangan dari kegiatan pada pertemuan 1,2, dan 3 tentu akan berimbas
pada prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa pada tiap
akhir pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I mengenai keberhasilan siswa dalam
menerima konsep dapat diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:
commit to user
1) Tabel Nilai Pertemuan ke 1
Tabel 4 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Siklus 1
Pertemuan ke 1
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 60 70 Tuntas
2 60 40 Tidak Tuntas
3 60 80 Tuntas
4 60 60 Tuntas
5 60 50 Tidak Tuntas
6 60 50 Tidak Tuntas
7 60 70 Tuntas
8 60 40 Tidak Tuntas
9 60 50 Tidak Tuntas
10 60 50 Tidak Tuntas
Jumlah 560
Rata-rata 56
2) Frekwensi sebaran nilai siswa dengan kelas interval
Tabel 5 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval
Siklus 1 Pertemuan ke 1
No. Rentang Nilai Frekwensi Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 41-50 6 60% √
2 51-60 1 10% √
3 61-70 2 20% √
4 71-80 1 10% √
commit to user
3) Tabel Nilai Pertemuan ke 2
Tabel 6 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya
Siklus 1 Pertemuan ke 2
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 60 70 Tuntas
2 60 50 Tidak Tuntas
3 60 90 Tuntas
4 60 80 Tuntas
5 60 60 Tuntas
6 60 60 Tuntas
7 60 80 Tuntas
8 60 60 Tuntas
9 60 60 Tuntas
10 60 50 Tidak Tuntas
Jumlah 660
Rata-rata 66
4) Frekwensi sebaran nilai siswa dengan kelas interval
Tabel 7 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval
Materi Gaya Siklus 1 Pertemuan ke 2
No. Rentang Nilai Frekwensi Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 41-50 2 20% √
2 51-60 4 40% √
3 61-70 1 10% √
4 71-80 2 20% √
5 81-90 1 10% √
Jumlah 10 100%
commit to user
5) Tabel Nilai Pertemuan ke 3
Tabel 8 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Siklus 1
Pertemuan ke 3
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1 60 80 Tuntas
2 60 50 Tidak Tuntas
3 60 90 Tuntas
4 60 80 Tuntas
5 60 60 Tuntas
6 60 60 Tuntas
7 60 80 Tuntas
8 60 60 Tuntas
9 60 60 Tuntas
10 60 50 Tidak Tuntas
Jumlah 670
Rata-rata 67
6) Frekwensi sebaran nilai siswa dengan kelas interval
Tabel 9 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval
Materi Gaya Siklus 1 Pertemuan ke3
No. Rentang Nilai Frekwensi Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 41-50 2 20% √
2 51-60 4 40% √
3 61-70
4 71-80 3 30% √
5 81-90 1 10% √
Jumlah 10 100%
Dari tabel di atas ternyata pelaksanaan penerapan metode eksperimen pada
pelajaran IPA kelas V dengan materi gaya ternyata belum maksimal bahkan belum
berhasil. Hal ini terlihat dari tingkat ketutasan berdasarkan KKM. Dari 10 anak hanya
ada 4 anak yang mencapai nilai sesuai KKM (40%) dan terdapat 6 anak yang
commit to user
mencapai KKM (60%). Sedangkan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dengan
benar rata-rata baru mencapai 56. Niai tersebut masih di bawah harapan peneliti yaitu
minimal 60 sesuai dengan KKM.sedang pada pertemuan ke 2 sudah ada peningkatan
baik dari ketutantasa hasil belajar maupun dari rata-rata nilai kelas. Akan tetapi
peningkatan itu belum signifikan yaitu dari tuntas 4 anak (40%) menjadi 8 anak
(80)%. Sedangkan pada pada nilai rata-rata juga meningkat yaitu dari 56 menjadi 66.
Begitu pula dengan pertemuan ke 3, dalam pertemuan ini hanya ada sedikit
peningkatan baik pada ketuntasan maupun pada rata-rata kelas. Dapat kita ketahui
pada ketuntasan tidak terjadi peningkatan yaitu dari 80% tetap 80% pada pertemuan
ke 3. Sedangkan pada nilai rata-rata hanya sedikit peningkatanya yaitu dari 66
menjadi 67. Nilai tersebut masih di bawah ketuntasan sekolah yaitu 7,5.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam grafik berikut :
Gambar 5 Grafik tingkat ketuntasan siswa pada siklus I
Melihat dari tingkat keberhasilan berdasarkan kenaikan baik rata-rata kelas
maupun tingkat ketuntasan seperti grafik di atas, ternyata penerapan metode
eksperimen pada Pelajaran IPA dengan materi gaya di SD N 2 Tegalgiri belum
maksimal. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk siklus ke 2 untuk
mengetahui efektifitas penerapan metode eksperimen terhadap keberhasilan belajar
siswa kelas V.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Rata- Rata Kelas Ketuntasan