commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA
DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 2 TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2010-2011
SKRIPSI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
ROMDONI
NIM X1808048
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
ABSTRAK
Romdoni
. Peningkatan Kemampuan Belajar IPA Tentang Gaya Dengan
Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tegalgiri Nogosari
Boyolali Tahun Ajaran 2010-2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Juni 2011.
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Membuktikan bahwa
pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan kemampuan belajar tentang gaya
siswa SDN 2 Tegalgiri, Nogosari, Boyolali. (2) Menemukan hambatan dalam
metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya.
Penerapan metode eksperimen dalam penelitian tindakan kelas ini
ditempuh dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 x pertemuan.
Didalam setiap siklus tersebut terdapat empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta analisis dan refleksi. Tindakan penelitian
dalam setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran dengan
metode eksperimen, dimana siswa dibagi dalam kelompok kecil, kemudian setiap
kelompok melakukan percobaan/eksperimen sendiri sehingga siswa akan lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran dan diakhiri dengan pemberian tes akhir
siklus.
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian tindakan adalah: (1)
keaktifan siswa menjadi lebih meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya.
(2) persentase ketuntasan belajar pada akhir siklus I sudah mencapai 80% , tetapi
rata-rata nilai tes baru mencapai 66 sehingga perlu tindakan perbaikan pada siklus
II. Berdasarkan pengamatan terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu
mencapai 90% sedangkan rata-rata nilai menjadi 76. Adapun simpulan dari
penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen dalam pelajaran IPA khusunya
dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa. Oleh karena itu disarankan agar
guru dapat menerapkan metode eksperimen dalam materi yang tepat setiap
pembelajaran.
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rosulullah, keluarganya, dan para sahabatnya. Alhamdulillah atas
semua karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Skripsi Penelitian
Tindakan Kelas ini. Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mengahaturkan rasa
syukur dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1.
Prof. Dr. H. M Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. R. Indianto, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dra. Rukayah, M.Hum. Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing
dan mengarahkan hingga selesainya penelitian ini
5.
Suyadi, S.Pd, Kepala SD Negeri 2 Tegalgiri Kecamatan Nogosari Kabupaten
Boyolali yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD
Negeri 2 Tegalgiri ini.
6.
Semua pihak yang telah memberikan saran, pendapat, dan kritik pada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Sebagai insan biasa, tentu penulis masih banyak memiliki kekurangan
dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini. Oleh karena itu dengan segala
keterbukaan penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan pendapat dari
semua pihak guna perbaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Akhirnya penulis
sangat mengharapkan semoga Penelitian Tindakan Kelas ini akan dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembaca demi perbaikan mutu
pendidikan di tanah air tercinta ini.
Nogosari, Mei 2011
Penulis
commit to user
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
ABSTRAK...iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTRA GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Perumusan Masalah ... 3
C.
Tujuan Penelitian ... 3
D.
Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4
A.
Kajian Teori ... 4
1.
Tinjauan tentang belajar ... 4
2.
Tinjauan tentang Pembelajaran IPA ... 6
3.
Tinjauan tentang gaya ... 8
4.
Tinjauan tentang metode eksperimen ... 9
B.
Kerangka Berfikir ... 17
C.
Hipotesis Tindakan ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A.
Pendekatan Penelitian ... 18
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
C.
Data dan Sumber Data ... 21
D.
Teknik Pengumpulan Data ... 21
E.
Validitas Data ... 22
commit to user
vii
G.
Indikator Kinerja/Keberhasilan ... 23
H.
Prosedur Penelitian ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN ... 26
A.
Diskripsi dan Lokasi Penelitian ...26
B.
Diskripsi Prosedur Penelitian dan Hasil Penelitian...27
1.
Tindakan Siklus 1... 27
a.
Perencanaan ... 27
b.
Tindakan ... 29
c.
Pengamatan ... 32
d.
Refleksi ... 33
2.
Tindakan Siklus 2 ... 38
a.
Perencanaan ... 38
b.
Tindakan ... 38
c.
Pengamatan ... 43
d.
Refleksi ... 44
C.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 48BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 52
A.
Simpulan ... 52
B.
Implikasi ... 52
C.
Saran ... 53
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Jadwal Penelitian ... 20
Tabel 2.
Jumlah Siswa – Siswi SD N 2 Tegalgiri... 26
Tabel 3.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Sebelum
dilakukan tindakan ... 28
Tabel 4.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Siklus 1
Pertemuan ke 1 ... 34
Tabel 5.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
Interval Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 34
Tabel 6.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Siklus 1
Pertemuan ke 2 ... 35
Tabel 7.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
Interval Siklus 1 Pertemuan ke 2 ... 35
Tabel 8.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Siklus 1
Pertemuan ke 3 ... 36
Tabel 9.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
Interval Siklus 1 Pertemuan ke3 ... 36
Tabel 10.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Pertemuan
Pertama Siklus 2 ... 45
Tabel 11.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
Interval Siklus2 Pertemuan ke 1 ... 45
Tabel 12.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Pertemuan 2
Siklus 2 ... 46
Tabel 13.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
Interval Siklus2 Pertemuan ke 2 ... 46
Tabel 14.
Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Pertemuan 3
Siklus 2 ... 47
Tabel 15.
Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Kerangka Berfikir ... 17
Gambar 2.
Rangkaian Langkah Tindakan ... 19
Gambar 3.
Teknik Analisis Data ... 22
Gambar 4.
Prosedur Penelitian Siklus I dan II ... 25
Gambar 5.
Grafik tingkat ketuntasan pada siklus I ... 37
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus 1 ... 56
Lampiran 2. RPP Siklus 2 ... 65
Lampiran 3. Daftar Nilai Tes Sebelum Tindakan ... 84
Lampiran 4. Pendapat Siswa Sebelum Tindakan ... 85
Lampiran 5. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 86
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 88
Lampiran 7. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 90
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktifitas dalam pembelajaran ... 91
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 92
Lampiran 10. Nilai Tes Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 93
Lampiran 11. Pendapat Siswa Siklus 1 Pertemuan ke 1 ... 94
Lampiran 12. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 1 Pertemuan ke 2 ... 95
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan ke 2 ... 97
Lampiran 14. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan ke 1 ... 99
Lampiran 15. Lembar Observasi Atifitas Siswa dalam Pembelajaran... 100
Lampiran 16. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 1 Pertemuan ke 2 ... 101
Lampiran 17. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 1 Pertemuan ke 3 ... 102
Lampiran 18. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan ke 3 ... 104
Lampiran 19. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 3 Pertemuan ke 3 ... 106
Lampiran 20. Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran... 107
Lampiran 21. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 1 Pertemuan ke 3 ... 108
Lampiran 22. Nilai Tes Siklus 1 Pertemuan ke 3 ... 109
Lampiran 23. Pendapat Siswa Siklus 1 Pertemuan ke 3 ... 110
Lampiran 24. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 2 Pertemuan ke 1 ... 111
commit to user
xi
Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 2
Pertemuan ke 1 ... 115
Lampiran 27. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 116
Lampiran 28. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 2 Pertemuan ke 1 ... 117
Lampiran 29. Nilai Tes Siklus 2 Pertemuan ke 1 ... 118
Lampiran 30. Pendapat Siswa Siklus 2 Pertemuan ke 1 ... 119
Lampiran 31. Hasil Penilaian pada Siklus 2 ... 120
Lampiran 32. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 2 Pertemuan ke 2 ... 121
Lampiran 33. Nilai Tes Pertemuan 2 Siklus 2 ... 123
Lampiran 34. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan ke 2 ... 124
Lampiran 35. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan ke 2 ... 126
Lampiran 36. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 127
Lampiran 37. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 2 Pertemuan ke 2 ... 128
Lampiran 38. Pendapat Siswa Siklus 2 Pertemuan ke 2 ... 129
Lampiran 39. Instrumen Penilian Pelaksanaan PTK Pada Proses Pembelajaran di Kelas Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 130
Lampiran 40. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 132
Lampiran 41. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 134
Lampiran 42. Lembar Aktivitas Siswa ... 135
Lampiran 43. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PTK Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 136
Lampiran 44. Nilai Tes Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 137
Lampiran 45. Pendapat Siswa Siklus 2 Pertemuan ke 3 ... 138
Lampiran 46. Daftar Riwayat Hidup Peneliti ... 139
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di dalam kegiatan pembelajaran berlangsung suatu proses pembelajaran
dan evaluasi untuk mendapat hasil belajar mengajar yang berkualitas diharapkan
kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan dilaksanakan dengan baik dan
berarti. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi strukturisasi situasi
perubahan tingkah laku siswa.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (KTSP) terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP.
Panduan umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu,
dijabarkan dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat
dalam UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005, serta aturan pada
umumnya yang berlaku dalam mengembangkan kurikulum. Panduam umum
diterbitkan terpisah dari model KTSP. Satuan pendidikan yang telah melakukan
uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri
mengembangkan kurikulumnya berdasar SKL, SI dan Panduan Umum. Sesuai
dengan peraturan pemerintah tersebut maka sekolah berkewajiban untuk
meningkatkan kualitas pendidikan menurut jenjangnya. Hal itu yang membuat
setiap pelaku pendidikan harus merasa berkewajiban membawa perubahan yang
menuju kepada keberhasilan setiap anak didiknya.
Salah satu mata pelajaran yang ada di SDN 2 Tegalgiri yang perlu
ditingkatkan kualitasnya adalah Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains terutama
tentang gaya nilainya sangat rendah. Hal ini terlihat dari siswa yang tuntas
belajar hanya 3 siswa dari jumlah keseluruhan 10 siswa. Kriteria ketuntasan
commit to user
Prestasi belajar yang demikian tentunya banyak penyebabnya, antara lain
karena siswa kurang tertarik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebab
bahan kajiannya banyak, karena kurangnya alat peraga dan media yang
mendukung, karena guru kurang menarik siswa, dan juga kurangnya kreatifitas
pemilihan metode dan penggunaan alat peraga, atau karena lingkungan
masyarakat yang kurang mendukung.
Agar siswa merasa senang dalam pembelajaran Sain maka harus dipilih
metode pembelajaran yang cocok agar menuju Pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Salah satu dari pembelajaran tersebut adalah menggunakan
metode eksperimen. Karena metode tersebut jika dilaksanakan secara
bersungguh-sungguh akan dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam tentang gaya.
Eksperimen atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati
masyarakat secara aman. Eksperimen dilakukan orang agar diketahui kebenaran
gejala dan dapat menguji dan mengembangkannya menjadi suatu teori (Mulyani
Sumantri, 2001: 135).
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tergerak untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Belajar Tentang Gaya
Dengan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tegalgiri
Nogosari Boyolali.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas banyak muncul
permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan yang ada dalam penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Dapatkah pembelajaran eksperimen meningkatkan kemampuan belajar tentang
gaya pada siswa kelas V SDN 2 Tegalgiri, Nogosari, Boyolali?
2.
Adakah hambatan untuk meningkatkan kemampuan belajar tentang gaya
commit to user
C.
Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatkan kemampuan belajar tentang gaya melalui pembelajaran eksperimen
pada siswa kelas V SDN 2 Tegalgiri, Nogosari, Boyolali.
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan kemampuan belajar tentang gaya siswa SDN 2 Tegalgiri,
Nogosari, Boyolali.
2.
Menemukan hambatan dalam metode eksperimen untuk meningkatkan
kemampuan belajar IPA tentang gaya.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a.
Diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
bagi
perkembangan
pendidikan, terutama dapat mengembangkan khasanah ilmu tentang
peningkatan kemampuan belajar tentang gaya melalui pembelajaran
eksperimen.
b.
Diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang
terkait dengan penelitian ini.
2.
Manfaat Praktis
a.
Siswa:
Meningkatnya kemampuan belajar tentang gaya dengan metode
pembelajaran eksperimen.
b.
Guru:
Berkembangnya penguasaan metode pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran tentang gaya di kelas V.
c.
Sekolah:
Sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi IPA kelas V SDN 2 Tegalgiri,
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1.
Tinjauan tentang Belajar.
a.
Pengertian Belajar
Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford (1992) dalam
Nabisi Lapono, dkk (2009: 1-14) mendefinisikan belajar sebagai kegiatan
pengolahan informasi, membuat penalaran, mengembangkan pemahaman dan
meningkatkan penguasaan keterampilan dalam proses pembelajaran.
Menurut Slameto (1995) dalam Ingridwati Kurnia, dkk (2007: 1-3)
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (1989) dalam
Ingridwati Kurnia, dkk (2007: 1-3) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi
aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang
relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian-belajar.html diakses
10 Januari 2011).
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah,
1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. (http://membuatblog.web.id/2010/08/pengertian-belajar efektif.
html diakses 10 Januari 2011)
commit to user
B.F. Skinner dalam Nabisi Lapono, dkk (2009: 1-5) berpendapat
bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang diamati, sedang perilaku
dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Pembelajaran dapat diartikan
sebagai upaya membuat individu belajar, yang dirumuskan Robert W. Gagne
(1977) dalam Nabisi Lappono, dkk (2009: 1-14) sebagai pengaturan peristiwa
yang ada di luar diri seseorang peserta didik, dan dirancang serta
dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar.
Delors dalam Ingridwati Kurnia, dkk (2007: 1-3) mengungkapkan
konsep belajar sepanjang hayat (
life long learning
) dan belajar bagaimana
belajar (
learning how to learn
). Konsep ini bertumpu pada empat pilar
pembelajaran yaitu:
1.
Learning to know
(belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan
umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui
kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga diperoleh
keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang
tersedia;
2.
Learning to do
(belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu
keterampilan kerja tetapi juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan
dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai kondisi sosial yang informal;
3.
Learning to be
(belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan
dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus mengembangkan pertimbangan
berdasarkan tanggung jawab pribadi.
4.
Learning
to live together
(belajar hidup bersama) dengan cara
mengembangkan pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup bersama
dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat global yang semakin
pluralistik secara damai dan harmonis, yang didasari dengan nilai-nilai
demokrasi,
perdamaian,
hak
asasi
manusia,
dan
pembangunan
berkelanjutan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup
commit to user
penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan,
kepribadian dan bahkan persepsi manusia
b.
Model Pembelajaran
Menurut Joyce dan Weil dalam Soli Abimanyu dkk (2009: 2-4) Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar
di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam pengorganisasian
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
(http://penddk.inyouge.com/modelpembelajaran.html. diakses 10 Januari
2011).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan rencana, pola yang digunakan dalam mengatur kegiatan guru dan
peserta didik yang menunjukkan adanya interaksi antara unsur-unsur yang
terkait dalam pembelajaran.
2.
Tinjauan tentang Pembelajaran IPA
Hakikat IPA Dorongan ingin tahu telah terbentuk secara kodrati
mendorong manusia mengagumi dan mempercayai adanya keterampilan pada
alam. Hal ini mendorong munculnya sekelompok orang berfikir. Pemikiran
dilakukan secara terpola sehingga dipahami oleh orang lain. Dorongan ingin tahu
meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya. Penemuan yang dapat
diuji kebenarannya oleh orang lain dapat diterima secara universal. Dengan
demikian dari pengetahuan akan berkembang menjadi ilmu pengetahuan.
commit to user
metode berfikir secara sistematis dapat diterima sebagai ilmu pengetahuan yang
selanjutnya disebut produk, sedangkan langkah-langkah dilakukan merupakan
suatu proses. Langkah-langkah atau proses ditempuh dalam mengembangkan ilmu
menjadi cara atau metode memungkinkan berkembangnya pengetahuan. Ada
hubungan antara fakta dan gagasan. Pola memecahkan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah dianut orang secara umum. Orang yang terbiasa
menggunakan metode ilmiah berarti mempunyai sikap ilmiah. (Wahyana, 1977:
291-293)
Menurut Hendro Darmodjo dan Kaligis (1991: 3-5) IPA dapat dipandang
sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam.
Untuk itu diperlukan cara tertentu yang sifatnya analisis, cermat, lengkap dan
menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain. IPA dapat
dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia memahami berbagai gejala
alam. IPA dapat pula dipandang sebagai fakta yang menyebabkan sikap dan
pandangan yang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah. Mata pelajaran IPA
adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pelajaran IPA tidak semata-mata
memberi pengetahuan tentang IPA pada siswa, tetapi juga ikut membina
kepribadian anak. Mata pelajaran IPA berfungsi untuk:
a.
Memberi pengetahuan tentang berbagai jenis dan lingkungan alam dan
lingkungan dalam kaitan dengan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.
b.
Mengembangkan keterampilan proses.
c.
Mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d.
Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi.
e.
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
commit to user
pembelajaran IPA adalah berusaha agar siswa ikut aktif dalam proses
pembelajaran.
3.
Tinjauan tentang Gaya
a.
Pengertian Gaya
Gaya atau kakas adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah
benda
bermassa
mengalami
percepatan
(http://id.wikipedia.org/wiki/
gaya_(fisika) diakses 10 Januari 2011).
Gaya adalah tarikan dan dorongan (Depdikbud, 1995: 82), dalam mata
pelajaran IPA kelas V semester 2 pada kompetensi dasar 5.1 mendeskripsikan
hubungan antara gaya gesek, gerak dan energi melalui percobaan (gaya
gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Berdasarkan pengertian gaya di atas
dalam penelitian ini, gaya adalah keadaan apapun yang dapat menyebabkan
sebuah benda bermassa mengalami percepatan yang berupa gaya magnet, gaya
gravitasi dan gaya gesekan
b.
Jenis-jenis Gaya
Menurut Haryanto (2004: 109) bahwa gaya dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
1.
Gaya Magnet
Gaya magnet menurut Haryanto (2004: 109) adalah gaya yang
ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan magnet. Gaya magnet dapat
menembus bendan nonmagnetis. Kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi
oleh (a) ketebalan benda yang menjadi penghalang antara magnet dengan
benda magnetis, dan (b) jarak magnet dengan benda magnetis.
Daerah tertentu disekitar magnet yang dipengaruhi oleh gaya tarik
magnet disebut medan magnet. Medan inilah yang menyebabkan
terbentuknya pola tertentu. Pola tersebut disebut garis-garis gaya magnet.
Garis-garis tersebut saling bertemu di ujung kedua kutub magnet. Gaya
tarik magnet yang paling kuat terletak di bagian kutubnya. Magnet
memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dua kutub
magnet yang senama akan tolak-menolak. Dua kutub magnet yang tidak
commit to user
2.
Gaya Gravitasi
Segala benda dapat jatuh menuju bumi katena bumi menarik benda
tersebut. Gaya tarik bumi dinamakan gaya gravitasi. Gaya inilah yang
menarik semua benda jatuh menuju bumi. Gerak jatuh disebabkan oleh
gaya gravitasi disebut gerak jatuh bebas.
3.
Gaya Gesekan
Gaya gesekan adalah hambatan yang terjadi ketika dua permukaan
benda saling bersentuhan (Haryanto, 2004: 109). Manfaat gaya gesekan:
(1) Membantu benda bergerak tanpa tergelincir, (2) Untuk menghentikan
benda yang sedang bergerak, (3) Menahan benda-benda agar tidak
bergeser.
Kerugian gaya gesekan adalah menghambat gerakan, mengikis
permukaan dan memboroskan energi. Untuk mengurangi kerugian yang
ditimbulkan, gaya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan roda,
bantalan peluru, pelumasan, serta menghaluskan permukaan benda.
Berdasarkan tinjauan tentang gaya di atas disimpulkan bahwa gaya
adalah keadaan apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa
mengalami percepatan yang berupa gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya
gesekan. Gaya juga bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari.
4.
Tinjauan tentang Metode Eksperimen
a.
Pengertian Metode Eksperimen
Metode Eksperimen atau percobaan adalah metode pemberian kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 135) Eksperimen
atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati
masyarakat secara aman. Eksperimen dilakukan orang agar diketahui
kebenaran gejala dan dapat menguji dan mengembangkannya menjadi suatu
teori.
commit to user
Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan adalah suatu metode
mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.
Misalnya di Laboratorium. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen
adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
(http://www.nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81)
metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains,
karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa
diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur
kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
(http://www.nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
(http://www.nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang
bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur
kerjanya
berpegang
pada
prinsip
metode
ilmiah.
(http://www.nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
Adapun menurut Sagala, Sumantri dan Permana dalam (Soli Abimanyu,
2009: 7-17) eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu
pertanyaan atau hipotesis. Kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik
commit to user
mereka mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, berfikir ilmiah dan
rasional serta lebih lanjut pengalamannya itu bisa berkembang di masa datang.
Metode eksperimen atau percobaan diartikan sebagai cara belajar mengajar
yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri
proses dan hasil percobaan itu.
Jadi metode eksperimen adalah cara belajar mengajar di mana anak
membuktikan atau mencari jawaban dari pertanyaan atau hipotesis dengan
membuktikan sendiri melalui percobaan atau eksperimen.
b.
Tujuan Metode Eksperimen
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Menurut Mulyani Sumantri (2001: 135), tujuan dari metode
eksperimen ini adalah:
1) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data
yang diperoleh.
2) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan.
3) Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.
c.
Tahap-tahap Metode Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:
82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut
(http://nilaieka.blogspot.com
diakses
9 Januari 2011)
:
1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
commit to user
2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila
siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam
kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep
terkait dengan pokok bahasan.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2)
Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3)
Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4)
Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
commit to user
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
5)
Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah
itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
(http://nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
d.
Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
Ada beberapa alasan penggunaan eksperimen adalah (Soli Abimanyu,
dkk, 2009: 17):
1)
Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
2)
Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
3)
Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya
sebelum ada bukti-bukti nyata.
Mulyani Sumantri (2001: 136) mengemukakan tujuan penggunaan
metode eksperimen adalah:
a.
Metode eksperimen diberikan untuk member kesempatan kepada peserta
didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu.
b.
Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan
ilmiah.
Prosedur
eksperimen
menurut
Roestiyah
(2001:81)
adalah
(http://www.nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011):
1)
Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
2)
memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan
yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol
commit to user
3)
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4)
Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya
jawab.
e.
Kekuatan dan keterbatasan metode eksperimen
Menurut Mulyani Sumantri (2001: 136) kekuatan dan keterbatasan
metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1)
Kekuatan:
a)
Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan
percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.
b)
Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data
yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
c)
Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan
berfikir ilmiah.
d)
Memperkaya dengan hal-hal yang bersifat objektif, realities dan
menghilangkan verbalisme.
e)
Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertalian lama.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000) kelebihan metode
eksperimen adalah:
a)
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
b)
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c)
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
commit to user
2)
Keterbatasan metode eksperimen:
a)
Memerlukan peralatan percobaan yang komplit
b)
Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang
memerlukan waktu yang lama
c)
Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang
berpengalaman dalam penelitian
d)
Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada
kesalahan menyimpulkan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Kekurangan metode
percobaan sebagai berikut:
a)
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
b)
Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c)
Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi (http://nilaieka.blogspot.com diakses 9 Januari 2011).
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa
untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika.
Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya.
Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil
yang diperoleh selama pembelajaran.
Metode eksperimen dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan
seperti: ketrampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat pola,
commit to user
mengintrespresikan data, membuat kesimpulan sementara, meramal,
menerapkan, mengkomunikasikan dan mengajukan pertanyaan. (Bahan
Penataran CBSA, 1991: 119).
Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari ilmu pengetahuan
alam, dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini
mempunyai arti penting karena memberi pengalaman praktis yang dapat
membentuk persamaan dan kemauan anak.
Hal-hal yang diperhatikan dalam eksperimen adalah melakukan hal-hal
praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, memberi pengertian
sejelas-jelasnya tentang landasan teori yang akan dieksperimenkan. Metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA memiliki keuntungan antara lain : siswa
aktif melakukan kegiatan, memberi kesempatan mengggunakan seluruh panca
indra, melatih intelektual anak, siswa dapat melakukan kegiatan sesuai metode
ilmiah dan dapat menemukan sendiri temuan yang baru.
Hal yang harus diperhatikan oleh guru antara lain : guru harus melatih
untuk melaksanakan metode ilmiah, perlu perencanaan yang matang sebelum
melakukan eksperimen, memerlukan peralatan yang harus dipersiapkan
terlebih dahulu, eksperimen menjadi gagal apabila kondisi peralatan tidak
cocok sehingga kesimpulan salah.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa, Ilmu Pengetahuan
Alam dapat berkembang pesat berkat metode ilmiah. Proses pembelajaran IPA
menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
metode eksperimen dalam proses pembelajaran dapat melatih siswa
mengembangkan ketrampilan intelektualnya. Diharapkan metode eksperimen
dalam proses pembelajaran IPA akan dapat meningkatkan presentasi belajar
commit to user
B.
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dari pembelajaran metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan belajar IPA adalah sebaga berikut:
Gambar 1 : Kerangka Berfikirr
C.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan belajar tentang gaya pada siswa
kelas V SDN 2 Tegalgiri, Nogosari, Boyolali.
Kondisi Awal
1. Guru belum menggunakan metode eksperimen.
2. Siswa enggan belajar
3. Siswa kurang aktif
4. Hasil belajar IPA rendah
Tindakan
Siklus 1
1. Pembelajaran dengan metode eksperimen
2. Siswa tertarik belajar IPA
3. Siswa aktif
4. Hasil belajar IPA meningkat
Siklus 2
1. Pembelajaran menyenangkan
2. Siswa bersemangat
3. Siswa aktif
4. Hasil belajar meningkat
Kondisi Akhir
1. Prosentase ketuntasan naik
2. Rata-rata kelas naik
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan,
dan
menguji
kebenaran
suatu
pengetahuan
dengan
menggunakan metode-metode ilmiah. Penelitian merupakan upaya untuk
mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) dalam
Aunurrahman, dkk (2009: 1-3) mengemukakan lima langkah pengetahuan melalui
penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi
empiris, (3) menyatukan dan mereview, dan (4) menggunakan dan mengevaluasi
(McMillan dan Schumacher, (2001) dalam Aunurrahman, dkk (2010: 1-3).
Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat social dan bertujuan untuk
memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi di mana
pekerjaan ini dilakukan (Kemmis dan Carr, dalam Aunurrahman, dkk, 2010: 3-5).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, metode
adalah suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran. Dengan demikian dalam
pemecahan suatu masalah dipilih metode yang tepat sehingga hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
karena pendekatan kualitatif mengarah kepada keadaan individu secara holistik
(utuh), yang didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan karakteristik subyek tentang minat belajar Ilmu Pengetahuan
Alam melalui pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan
tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan
tugas sehari-hari di kelas.
commit to user
Perencanaan Perencanaan Perencanaan
Refleksi Aksi Refleksi Aksi Refleksi Aksi
[image:30.595.115.491.113.202.2]Obsevasi Observasi Observasi
Gambar 2 : Rangkaian Langkah dan Tindakan
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan
dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif karena pendekatan
kualitatif mengarah kepada keadaan individu secara holistik (utuh), yang
didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan karakteristik subyek tentang minat belajar Ilmu Pengetahuan
Alam melalui pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tegalgiri, Nogosari,
Boyolali. Alasan pemilihan tempat ini karena sekolah ini sebagai tempat
mengajar peneliti sehingga dengan pertimbangan tempat mengajar dan
data-data yang diperlukan mudah didapatkan serta peneliti dapat secara langsung
menggunakan data-data yang ada sebagai pertimbangan untuk langkah atau
tindakan selanjutnya. Dipilih kelas V karena peneliti melihat bahwa
pembelajaran IPA di kelas V siswanya belum terlibat secara langsung
mengalami dan membuktikan sendiri proses hasil percobaan yang dilakukan
sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Adapun siswa kelas V berjumlah 10 terdiri dari 8 siswa putra dan 2
siswa putri.
2.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2011
Adapun jadwal penelitian dilampirkan sebagai berikut:
JADWAL PENELITIAN
N
o Jenis Kegiatan
Alokasi waktu
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Persiapan penelitian
1. Menyusun proposal
x x
2. Pemantapan proposal x 3. Pembuatan instrumen x x
2 Pelaksanaan Tindakan x
1. Siklus I x
a. Action dan pengambilan data x
b. Pengolahan data X x
c. Interpretasi data X
2. Siklus II x x x
a. Action dan pengambilan data x x
b. Pengolahan data x x
c. Interpretasi data x
3 Pelaporan
a. Perencanaan laporan x
b. Penyempurnaan rancangan x
c. Penyusunan laporan x
[image:31.842.81.735.115.415.2]d. Penyerahan laporan
commit to user
C.
Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan ada tiga, yaitu data yang berhubungan dengan
proses, dampak tindakan yang dilakukan, dan data yang digunakan sebagai dasar
menilai keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan
proses berupa data tentang peningkatan kemampuan belajar IPA melalui
pembelajaran eksperimen.
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang diperlukan dalam
penelitian ini berasal dari siswa, guru kelas V, kepala sekolah atau pihak lain yang
berhubungan. Data yang diperoleh dari siswa bertujuan untuk mengetahui
kemampuan belajar IPA pada siswa kelas V. Sedangkan sumber data sekunder dalam
penelitian ini berasal dari dokumentasi, tes hasil belajar, observasi dan teks
wawancara.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan pada tujuan penelitian yang
akan dicapai juga berdasar pada kebutuhan dan sumber data. Metode digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1.
Mencatat dokumen, teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa
data-data tertulis, yaitu hasil ulangan harian.
2.
Observasi yang dilaksanakan penelitian ini adalah observasi langsung yang
disebut dengan observasi langsung berperan pasif yang dilakukan untuk
mengamati aktivitas selama proses pembelajaran IPA.
3.
Wawancara teknik penelitian ini adalah mengumpulkan data yang mengharuskan
seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan, atau tatap muka
dengan sumber daya, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi sengaja
commit to user
4.
Tes
Tes adalah suatu cara digunakan untuk mencari data dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa secara tertulis.
E.
Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang kurang valid atau kurang sahih
memiliki validitas rendah (Arikunto, 1998: 160 dalam Aunurrahman, dkk (2010 ).
Dalam penelitian ini untuk menjamin kesahihan data dan mengembangkan
validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data yaitu
mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda misalnya, data
yang berupa informasi dibandingkan dengan arsip atau dokumen, dan proses
pembelajaran. Sebelum diadakan tindakan 70% nilai siswa di bawah KKM 6,0 pada
pembelajaran tentang gaya. Setelah diadakan tindakan diharapkan siswa yang
memperoleh nilai memenuhi KKM 80% dari jumlah siswa.
F.
Teknik Analisis Data
Menurut Huberman (2007: 19-20) “Analisis mempunyai tiga kegiatan yaitu
:1) Reduksi data, 2) Penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Analisis sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum.
Tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus
dan interaktif. (
http://nilaieka.blogspot.com
diakses 9 Januari 2011).
Penyajian data
Analisis Penarikan kesimpulan
[image:33.595.109.515.238.483.2]Reduksi data
commit to user
G.
Indikator Kinerja/Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perolehan
nilai siswa memenuhi KKM, kemampuan belajar dan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan
siswa yang dapat menguasai materi pelajaran tentang gaya melalui metode
eksperimen.
Proses untuk memperoleh indicator keberhasilan penelitian tindakan dengan
melakukan observasi terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran, mengadakan
evaluasi hasil pembelajaran, dan menganalisis hasil evaluasi siswa.
Untuk mengukur hasil ketercapaian tujuan penelitian, pada siklus terakhir
sekurang-kurangnya:
1.
80% siswa menunjukkan keaktifan dalam dan kesungguhan dalam melakukan
percobaan untuk mendapatkan pengertian tentang gaya pada pembelajaran IPA
kelas V SD.
2.
80 % siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang gaya.
3.
80 % siswa mencapai ketuntasan yang akan dicapai adalah memperoleh nilai
minimal memenuhi KKM yaitu 6,0.
H.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cara-cara meningkatkan
aktivitas siswa sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa. Oleh karena itu guru
IPA, Kepala Sekolah serta peneliti dilibatkan sejak:
a.
Perencanaan tindakan
b.
Pelaksanaan tindakan
c.
Observasi dan monitoring
d.
Refleksi
e.
Evaluasi
Sedangkan langkah-langkah untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran IPA adalah
commit to user
a.
Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a)
Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode eksperimen.
b)
Menyediakan media pembelajaran untuk melakukan eksperimen.
c)
Membuat instrumen observasi.
d)
Membuat lembar evaluasi pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen pada konsep gaya.
b)
Siswa
belajar
IPA
pada
konsep
gaya
dengan
melakukan
percobaan/eksperimen.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi oleh guru kelas 5 (peneliti) bersama supervisor. Tugas
supervisor adalah mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
4) Evaluasi dan Refleksi
Guru melakukan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan guru pembimbing
penelitia (supervisor). Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus I belum terjadi
peningkatan kemampuan siswa, maka dapat dilanjutkan ke siklus II, namun
jika sudah terjadi peningkatan, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus II dan
commit to user
b.
Siklus II
1)
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti mengadakan perbaikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terutama pada penerapan metode
eksperimen.
2)
Pelaksanaan Tindakan.
a)
Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen pada gaya lebih ditingkatkan lagi.
b)
Siswa belajar IPA tentang gaya dengan melakukan eksperimen/
percobaan.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi hampir sama denga siklus I, yaitu guru kelas V
(Peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
4)
Evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan pelaksanaan, dan observasi
yang dikolaborasikan dengan guru pembimbing penelitian (supervisor). Jika
hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator kenerja
penelitian, maka dapat dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi
indicator kinerja penelitian, maka dapat diakhiri pada siklus II.
Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan Kelas
yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini :
Perencanaan 1 Perencanaan 2 Perencanaan 3
Refleksi Aksi Refleksi Aksi
[image:36.595.115.517.159.708.2]Obsevasi Observasi
Gambar 4 : Siklus I dan II
SiklusI
rekomen dasi
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Diskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalgiri, UPT Dikdas dan
LS. Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Sekolah dasar Negeri 2 Tegalgiri
tepatnya terletak di dukuh Kecik Rt 05/04, desa Tegalgiri, kecamatan Nogosari,
kabupaten Boyolali, provinsi Jawa Tengah. Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalgiri
dipimpin oleh seorang kepala sekolah, sedang staf pengajar terdiri dari 6 orang guru
kelas yang semuanya berstatus Pegawai Negeri Sipil dan seorang guru agama yang
juga berstatus pegawai negeri sipil. Selain PNS, juga terdapat seorang guru wiyata
bhakti yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Selain itu masih ada seorang karya bhakti/penjaga dan dua orang tenaga
perpustakaan.
Jumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalgiri tergolong sedikit, yaitu
[image:37.595.112.521.234.636.2]dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2 Jumlah Siswa Siswi SDN 2 Tegalgiri
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
7
9
16
2
II
6
7
13
3
III
7
6
13
4
IV
5
5
10
5
V
8
2
10
6
VI
4
7
11
Jumlah
37
36
73
Dilihat dari tabel tersebut di atas menunjukan bahwa jumlah siswa di Sekolah
Dasar Negeri 2 Tegalgiri terhitung sedikit. Hal ini disebabkan oleh luas wilayah desa
commit to user
Tegalgiri yang hanya sedikit dan dalam satu desa terdapat empat sekolah. Selain itu
juga disebabkan banyaknya pasangan usia subur yang merantau.
Dengan jumlah siswa yang hanya 73 anak dengan rata-rata per kelas terdiri
dari 12 anak, memungkinkan pembelajaran yang lebih efektif. Pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalgiri saat ini menggunakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Tetapi kenyataan yang ada meskipun jumlah siswa kelas V yang hanya
terdiri dari 10 anak, dalam pembelajaran IPA khusunya pada kompetensi dasar gaya
belum memperoleh nilai maksimal sesuai dengan KKM yang telah ditentukan pada
awal tahun pelajaran. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian dengan
menggunakan metode pembelajaran eksperimen untuk meningkatkan prestasi hasil
belajar siswa.
B.
Diskripsi Prosedur Penelitian dan Hasil Penelitian
1.
Kegiatan Siklus I
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus, yaitu siklus satu dan 2.
Kegiatan dalam siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan 6 X 35 menit.
Pelaksanaan siklus 1 pada tanggal 7 Februari 2011, 21 Februari 2011, dan 23
Februari 2011. Adapun tahapan siklus 1 adalah sebagai berikut:
a.
Tahap Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan hasil ulangan awal dan hasil pengamatan
langsung yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran IPA kelas V materi gaya
ternyata masih terdapat beberapa kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tesawal.
Sedangkan bentuk soal uraian yang terdiri dari 10 soal yang sudah diujikan
validitasnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat tes prestasi. Tes tersebut diberikan
kepada anak sebelum melaksanakan tindakan. Hasil tes tersebut digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk langkah pada pertemuan ke 2 dan hasilnya digunakan
sebagai bahan perbandingan dengan hasil pada pertemuan ke dua nantinya dan
commit to user
Dari hasil tes awal yang dilaksanakan sebelum melakukan tindakan
menunjukan bahwa dari 10 soal yang diberikan hanya ada 3 anak (30%) yang
memperoleh nilai di atas KKM (60) atau tuntas. Sedangkan 7 anak (70%) yang lain
mendapat nilai kurang dari KKM atau belum tuntas. Begitu pula dengan rata-rata
kelas hanya mencapai 48. Untuk lebih jelasnya hasil tes awal/sebelum tindakan dapat
[image:39.595.112.516.241.518.2]dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Sebelum
dilakukan tindakan
No. Nama
KKM
Nilai
Keterangan
1
60
60
Tuntas
2
60
40
Tidak Tuntas
3
60
70
Tuntas
4
60
50
Tidak Tuntas
5
60
50
Tidak Tuntas
6
60
40
Tidak Tuntas
7
60
60
Tuntas
8
60
30
Tidak Tuntas
9
60
40
Tidak Tuntas
10
60
40
Tidak Tuntas
Jumlah
480
Rata-rata
48
Di dalam melaksanakan tindakan ini dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen/percobaan. Kegiatan pada pertemuan 1 diadakan pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan observer/teman sejawat tersebut
kemudian dilakukan konsultasi untuk menemukan pokok permasalahan yang
hasilnya digunakan sebagai pegangan pelaksanaan tindakan perbaikan selanjutnya.
Langkah-langkah tindakan pada pertemuan ke 2, direncanakan secara teliti
oleh peneliti yang selalu berkonsultasi dengan teman sejawat. Pada pertemuan ke 2
ini peneliti menyiapkan pelaksanaan pembelajaran dengan mengefektifkan dan
commit to user
Materi yang dipilih sengaja dibedakan dengan materi pada pertemuan
pertama, tetapi masih dalam ranah gaya. Hal ini dilkukan peneliti agar materi yang
diajarkan tidak dihafalkan siswa lebih dahulu karena diajarkan berulang-ulang.
Sehingga efektifitas penerapan metode eksperimen keberhasilannya dapat teruji.
Begitu pula dengan tindakan pada pertemuan ke 3.
b.
Kegiatan Tindakan
1)
Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama ini guru menyampaikan materi gaya dengan indikator
sebagai berikut :
5.1.1 Membandingkan kecepatan jatuh dua benda (yang berbeda berat, bentuk, dan
ukuran) dari ketinggian tertentu.
5.1.2 Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menetapkan benda bergerak ke bawah.
Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut :
a)
Berdo’a
b)
Mengabsen kehadiran siswa
c)
Mempersiapkan alat/ media pembelajaran
d)
Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya:
(1)