• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Latar Belakang Perjuangan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

5.2.1 Diskusi, Konsolidasi dan Afiliasi

ketiadaan respon dari perusahaan dan Disnaker engakibatkan kaum buruh untuk berpikir keras terhadap nasib mereka. Dari banyaknya tekanan dan kaum buruh semakin giat melakukan aktivitas organisasinya untuk perjuangan yang lebih besar.SBSU menyadari bahwa mereka harus memiliki kekuatan yang besar untuk melakukan perlawanan terhadap intimidasi yang telah berlangsung cukup lama keada mereka. SBSU pun giat melakukan proses penyadaran kelas terhadap kaum buruh, diskusi sebagai sarana yang dilakukan mereka untuk proses penyadaran kelas. SBSU sering melakukan diskusi-diskusi internal dengan seluruh buruh yang ada untuk membangun kesadaran kaum buruh agar sadar akan permasalahan yang hadir dalam kehidupan perburuhan. Karena tidak semua buruh sadara

akan peraturan yang mengatur tentang perburuhan, dan adanya rasa ketakutan dari pihak buruh itu sendiri untuk melakukan perlawanan.

Rasidah Selian menyampaikan bahwa

“Diskusi dan konsolidasi merupakan kekuatan uang dibangun untuk diri sendiri dan

SBSU, dan kami secara terus menerus membangun pemahaman kepada kaum buruh, penguatan basis-basis yang ada serta mencari buku-buku yang berkaitan dengan buruh dan Undang-Undang tentang perburuhan, agar buruh bergerak sesuai dengan peraturan dan Undang-Undang yang ada.”

Beberapa proses itulah yangdilakukan oleh kaum buruh untuk memulai kaum sosialnya yang lebih besar, jika dilihat dari perspektif Marxist, gerakan sosial dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadi proses eksploitasi dan dominsai satu kelas terhadap kelas lain. Singkatnya gerakan sosial ini adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran kelas. Diskusi-diskusi yang dilakukan oleh SBSU berlangsung disela-sela waktu tertentudan ditempat yang berpindah-pindah, karena SBSU juga menyadari pentingnya peningkatan kualitas buruh dari segi pemahaman dan keilmuar agar cukup kuat untuk melewati proses birokrasi yang rumit. SBSU buka hanya melakukan diskusi-diskusi untuk melakukan proses penyadaran kelas, melainkan sekaligus mengkonsolidasikan seluruh elemen-elemen buruh yang ada. Mengingat juga jumlah buruh cukup banyak di PT.Asia Karet Medan tersebut dan ditempat kerja yang berbeda-beda juga.

Konsolidasi bertujuan agar kaumburuh bukan hanya sadar akan bentuk-bentuk eksploitasi yang terjadi, tetapi agar menciptakan buruh-buruh yang militant dan terjadinya kekuatan besar yang bisa bertahan cukup lama. Konsolidasi juga akan menciptakan kedekatan emosional yang nantinya akan bertahan secara terus menerus dalam perjuangan jangka panjang kaum buruh. Konsolidasi yang dilakukan SBSU juga bertujan untuk

menhindari adanya penyusup atas suruhan perusahaan yang masuk kedalam barisam gerakan SBSU, karena beberapa buruh pernah dipanggil oleh perusahaan dan ditawarkan hal-hal yang menggiurkan dengan caatatan keluar dari SBSU serta membubarkanya.

SBSU tidak hanya melakukan proses konsolidasi ditataran internal mereka saja, tetapi SBSU menyadari untuk membangun kekutan politik yang lebih besar lagi dengan beralifiliasi dengan beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) seperti, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), Bantuan Hukum Sumatera Utara (BAKUMSU), Kelompok Kajian Sosial Perkotaan (KKSP), Yayasan Kolektif Medan. Beberapa organisasi ini lah yang mendapingi SBSU dalam melakukan advokasi dan strategi perjuangan terhadap kasus yang ada. Hal ini juga dipaparkan oleh Aty Sidabutar:

”SBSU dalam perjuangannya beralifiliasi dengan beberapa organisasi lain, termasuk serikat buruh lain, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), KONTRAS, KKSP, Yayasan Kolektif Medan, BAKUMSU, dan organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI Komisariat FISIP USU)”

Pertemuan-pertemuan dari beberapa organisasi ini awalnya sering dilaksanakan di secretariat KONTRAS. Disinilah mereka melakukan diskusi dan konsolidasi terkait mengenai strategi yang akan digunakn untuk perjuangan SBSU, fsn karena SBSU belum memiliki secretariat maka pada saat itu KONTRAS dijadikan sekretariat bersama unutk memenuhi kelengkapan administrasi serikat buruh. Pembentukan tim advokasi merupaka salah satu dari strategi yang digunakan oleh SBSU, karena persoalan ini dilekati dimensi hukum terkait pelanggaran Undang-Undang ketenagakerjaan dan adanya tindak pidana kejahatan tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Tim advokasi yang dibentuk adalah untuk pembelaan pejuang organisasi buruh tertindas PT. Asia Karet Medan.Dalam hal ini untuk kepentingan para

pemberi kuasa yang serahkan kuasanya kepada ti advokasi sehubungan telah terjadinya penggaran ketentuan normatif ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud oleh hukum perburuhan. Tim advokasi ini terdiri dari beberapa aktivis yang berkonsentrasi dibidang hukum dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yaitu, T.R Arif Faisal, SH, Husni Thamrin Simatupang, SH, M Taufik Umar Dhani Harahap, SH, Diah Susilowati, SH, merekalah sebagai yang diberi kuasa oleh SBSU yang akan melakukan proses advokasi pengaduan dan pendampingan terhadap berjalan proses hukum.

Perjuangan dengan proses hukum terus berjalan namun SBSU juga tidak hanya fokus dalam hal itu, SBSU juga melakukan tekanan-tekanan politiknya dengan berbagai agenda sosial. Pembentukan koalisi untuk pembelaan pejuan organisasi buruh tertindas di PT. Asia Karet Medan pun dibentuk untuk melakukan tekanan politiknya dalam bentuk protes sosial. Koalisi ini terdiri dari beberapa koalisi seperti Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) PT. Asia Karet Medan, KONTRAS, SAHdaR. Koalisi ini uga membuat berbagai pernyataan yang berisikan beberapa tuntutan kaum buruh, yang digunakan sebgai media kampanye kepada pihak-pihak terkait agar pelaggaran-pelanggaran oleh pihk perusahaan menjadi sorotan publik melaui media masa.

Wacana-wacana dan pengaduan bukan hanya sebatas kepada pihak perusahaan dan dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan saja, aliansi perjuangan tersebut melakukan komunikasi dan pengaduan kebeberapa instansi yag terkait, baik provinsi maupun nasional seperti, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia R.I, Komisi Nasional Perempuan R.I, Federasi Serikat Pekerja Mandiri, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDASU), DPRD Kota Medan, seluruh serikat buruh/pekerja yang ada di Sumatera Utara, Organisasi non politik di Sumatera Utara, dan lain-lain. Ini merupakan bagian dari strategi agar permasalahan ini menjadi sorotan publik dan mendapat dukungan dari beberapa instansi terkait dansebagai

bentuk tekanan terhadap perusahaan PT. Asia Karet Medan bahwa pergerakan yang dilakuka SBSU cukup berpengaruh dan kuat.

Keterlibatan Organisasi Mahasiswa dalam perjuangan SBSU merupakan agenda perluasan gerakn sosial kaum buruh, yang mana Mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis dan punya sejarah dalam reformasi. Himpunan Masiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP USU ikut berafiliasi dalam perjuangan tersebut, keterlibatan organisasi mahasiswa ini mampu memberi sumbangsih pemikiran secara teoritis kepada kaum buruh da melakukan proses pendampingan dalam perjalanan panjang kaum buruh. Hal ini juga dikarenakan mahasiswa dikenal dengan Agent of change (pembawa perubahan), jadi sudah selayaknya mahasiswa ikut kedalam gerakan-gerakan kerakyatan tanpa ada kepentingan sedikitpun.Dalam gerakan sosial memiliki karakter bahwa agenda tersebut harus memiliki kelompok yang teratur, terdapat pembagian peran dan perbedaan hirarki hak serta tanggung jawab diantara partisipan.Inilah yang mendasari aliansi perjuangan buruh untuk lebih mengkonsolidasikan diri agar lebih terorganisir dan suara mereka didengarkan untuk menekan pihak yang berwenan untuk melakuka tujuan (perubahan).

Dokumen terkait