• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan juga berat tas yang digunakan oleh siswa pada hari tersebut. Data yang diperoleh telah ditabulasikan dalam Tabel 5.4 untuk menunjukkan nilai rerata atau mean, standar deviasi, nilai maksimum dan juga nilai minimum berat badan, tinggi badan dan juga berat tas siswa.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan, Tinggi Badan, dan Berat Tas Siswa

Nilai Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm) Berat Tas (kg)

Mean/Rerata 35,3 134,0 4,3

Standar Deviasi 11,67 6,49 1,16

Minimum 20,0 121,0 1,1

Maksimum 77,0 152,0 6,9

Melalui pengukuran yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka didapatkanlah nilai rerata bagi berat badan siswa adalah 35,3 kg, diikuti dengan nilai rerata bagi tinggi badan siswa yaitu 134,0 cm dan nilai rerata bagi berat tas pula adalah sebanyak 4,3 kg. Data-data ini penting untuk menilai perbandingan berat tas berbanding berat badan siswa bilamana perhitungan tersebut menggunakan nilai rerata yang mempresentasikan siswa secara keseluruhan dan dapat dilihat di bagian pembahasan.

b. Beban Tas Pembawa

Tas yang digunakan oleh siswa merupakan beban yang harus dibawa setiap hari. Beban yang terlalu berat dapat memberikan dampak jangka panjang yang buruk terhadap kesehatan anak-anak tersebut khususnya pada bagian punggung. Hal ini haruslah ditanggapi oleh semua pihak karena siswa yang pada saat ini masih kecil merupakan pemimpin bangsa di masa akan datang dan sudah pasti kesehatan mereka menjadi keutamaan kita. Beban tas ini dapat dihitung

dengan memperkirakan persentase berat tas yang digunakan berbanding berat badan siswa. Nilai yang direkomendasikan haruslah di bawah 10% untuk menghindari efek jangka panjang yang tidak diinginkan. Data distribusi frekuensi berat tas berbanding berat badan siswa dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa

No. Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan

Siswa Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. Di Bawah 10% 20 28,6 2. Di Atas 10% 50 71,4 Total 70 100,0

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara membagi berat tas dengan berat badan siswa dan kemudian dilihat hasil tersebut untuk mendapatkan perbandingan berat tas terhadap berat badan siswa yang telah dipresentasikan di Tabel 5.5. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden dengan persentase berat tas berbanding berat badan di atas 10% adalah lebih banyak berbanding siswa yang memiliki persentase berat tas di bawah 10%. Sebanyak 50 orang (71,4%) responden memiliki persentase berat tas berbanding berat badan di atas 10% dan ini diikuti dengan 20 orang (28,6%) responden yang memiliki persentase berat tas berbanding berat badan di bawah 10%.

c. Jenis Tas

Dari total 70 responden yang terdiri dari siswa kelas V SD YPSA, jenis tas yang digunakan adalah jenis ransel dan jenis troli. Kedua jenis tas tersebut merupakan jenis tas yang lazim digunakan bagi siswa sesuai dengan umur mereka. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh siswa telah ditabulasi ke Tabel 5.6 untuk melihat distribusi frekuensi jenis tas sekolah yang digunakan.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jenis Tas Sekolah yang Digunakan oleh Siswa

No. Jenis Tas Sekolah Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. Ransel 65 92,9

2. Troli 5 7,1

Total 70 100,0

Tabel 5.6. menunjukkan distribusi frekuensi tentang jenis tas sekolah yang digunakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa responden yang menggunakan tas sekolah jenis ransel adalah lebih banyak berbanding responden yang menggunakan tas sekolah jenis troli. Sebanyak 65 orang (71,4%) responden menggunakan tas sekolah jenis ransel dan ini diikuti dengan 5 orang (28,6%) responden yang menggunakan tas sekolah jenis troli.

d. Cara Membawa Tas Sekolah

Siswa sekolah membawa tas masing-masing mengunakan berbagai cara. Ada yang mengunakan cara yang benar dan ada yang salah. Sudah tentu cara membawa tas sekolah yang salah memberikan efek terhadap kesehatan punggung siswa yang dampaknya dapat dilihat secara jangka panjang. Cara yang salah adalah dengan membawa tas ransel pada satu bahu yang mengakibatkan distribusi beban yang tidak simetris ke seluruh batang tubuh pembawa. Tas seharusnya dibawa pada kedua bahu atau ditarik dengan menggunakan tangan jika tas tersebut merupakan tas jenis ransel. Dari penelitian ini, didapatkan distribusi frekuensi cara siswa membawa tas sekolah masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Cara Membawa Tas Sekolah

No. Cara Membawa Tas Sekolah Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. Pada Satu Bahu 2 2,9

2. Pada Kedua Bahu 63 90,0

3. Menarik Tas Menggunakan

Tangan 5 7,1

Dari hasil penelitian ini dapat diperhatikan bahwa responden yang membawa tas sekolah pada kedua bahu adalah yang terbanyak, diikuti dengan responden yang menarik tas menggunakan tangan. Responden yang membawa tas pada satu bahu adalah yang paling sedikit. Sebanyak 63 orang (90,0%) responden membawa tas sekolah pada kedua bahu, 5 orang (7,1%) responden yang menarik tas menggunakan tangan dan diikuti dengan 2 orang (2,9%) responden yang membawa tas sekolah pada satu bahu. Ini memberikan implikasi bahwa hanya sedikit siswa yang membawa tas dengan cara yang salah dan mayoritas membawa dengan cara yang benar yaitu dengan membawa tas ransel pada kedua bahu ataupun menarik tas troli dengan menggunakan tangan.

e. Durasi Penggunaan Tas Sekolah Setiap Hari

Durasi penggunaan tas sekolah setiap hari merupakan salah satu variabel yang berkemungkinan dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung pada siswa. Durasi ini dapat dibagikan kepada 2 kategori yaitu kurang dari 30 menit atau lebih dari 30 menit penggunaan dalam satu hari. Durasi yang dikatakan lama apabila melebihi 30 menit setiap hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haselgrove et al. (2008). Tabel 5.8 menggambarkan distribusi frekuensi durasi penggunaan tas oleh siswa setiap hari.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Tas Setiap Hari

No. Durasi Penggunaan Tas Setiap Hari

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

1. Kurang dari 30 menit 49 70,0

2. Lebih dari 30 menit 21 30,0

Total 70 100,0

Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa responden yang menggunakan tas sekolah selama kurang dari 30 menit setiap hari adalah lebih banyak berbanding responden yang menggunakan tas sekolah selama lebih dari 30

menit setiap hari . Data tersebut secara jelas dapat dilihat pada Tabel 5.8. Sebanyak 49 orang (70,0%) responden menggunakan tas sekolah selama kurang dari 30 menit setiap hari dan ini diikuti dengan 21 orang (30,0%) responden yang menggunakan tas sekolah lebih dari 30 menit setiap hari.

f. Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah

Dari hasil penelitian ini, akan diketahui persepsi siswa terhadap pembawaan tas sekolah dari sudut kesulitan yang dirasakan. Sesuatu harus dilakukan untuk memperbaik kondisi ini jika ternyata mayoritas dari siswa merasakan tas mereka sulit untuk dibawa. Untuk mengetahui hasil tersebut, maka dilihat dari Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah

No. Persepsi Kesulitan Membawa Tas Sekolah

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

1. Tas sulit dibawa 46 65,7

2. Tas tidak sulit dibawa 24 34,3

Total 70 100,0

Dari hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ternyata responden yang merasakan tas sekolah mereka sulit dibawa adalah lebih banyak berbanding responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit untuk dibawa. Angka tersebut dapat dilihat dari Tabel 5.9 yang mempresentasikan distribusi frekuensi persepsi responden terhadap kesulitan membawa tas sekolah. Sebanyak 46 orang (65,7%) responden merasakan tas sekolah sulit dibawa dan ini diikuti dengan 24 orang (34,3%) responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit dibawa.

5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung a. Nyeri Punggung

Nyeri punggung yang dirasakan pada usia muda merupakan satu hal yang harus dipandang serius oleh semua pihak karena dampak jangka panjang yang bakal didapatkan saat mereka menjadi dewasa. Hal ini merupakan suatu yang penting karena merekalah sumber daya manusia yang menjadi tonggak pembangunan negara suatu saat nanti. Untuk mendapatkan distribusi frekuensi nyeri pada usia muda, maka dilakukan penelitian ini dan hasil tersebut telah ditabulasikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Nyeri Punggung

No. Nyeri Punggung Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. Nyeri Punggung 49 70,0

2. Tidak Nyeri Punggung 21 30,0

Total 70 100,0

Tabel 5.10. menunjukkan distribusi frekuensi tentang nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa responden yang merasakan nyeri punggung adalah lebih banyak berbanding responden yang tidak merasakan nyeri punggung. Sebanyak 49 orang (70,0%) responden merasakan nyeri punggung dan ini diikuti dengan 21 orang (30,0%) responden yang tidak merasakan nyeri punggung.

Secara teknis sewaktu penelitian ini dijalankan, sebanyak 49 orang responden yang merasakan nyeri punggung, mereka telah diarahkan untuk terus menjawab pertanyaan pada bagian B dari kuesioner yang terdiri atas 6 pertanyaan tentang nyeri punggung yang dirasakan. Namun, bagi 21 orang responden yang menjawab tidak nyeri punggung, mereka tidak diarahkan untuk menjawab pertanyaan di bagian B. Maka, untuk pengkajian hal seterusnya hanyalah tertumpu kepada 49 orang responden yang mengeluhkan nyeri punggung untuk mendalami

tentang karakteristik dari nyeri tersebut dan dampak terhadap siswa yang mengalaminya.

b. Regio Nyeri Punggung

Secara anatomis, punggung atau tulang belakang manusia dapat dibagikan kepada 4 regio utama yaitu servikal, thorakal, lumbal dan sacrum/coccygeus. Pada kuesioner yang telah diberikan, siswa dapat memilih regio nyeri punggung yang dirasakan dan jawaban yang ditandai tidak terbatas pada satu regio saja. Hasil dari penelitian ini telah ditabulasi di Tabel 5.11 untuk menunjukkan distribusi frekuensi regio nyeri punggung pada responden.

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Regio Nyeri Punggung

No. Regio Nyeri Punggung Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. Servikal 2 2,9 2. Thorakal 9 12,9 3. Lumbal 8 11,4 4. Sacrum/Coccygeus 0 0,0

5. Servikal & Thorakal 16 22,9

6. Servikal & Lumbal 4 5,7

7. Servikal & Sacrum/Coccygeus 2 2,9

8. Thorakal & Lumbal 2 2,9

9. Servikal & Thorakal & Lumbal 5 7,1

10. Servikal & Thorakal & Sacrum/Coccygeus

1 1,4

Total 49 70,0

Untuk mengetahui distribusi frekuensi tentang regio nyeri punggung yang dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5.11 yang telah menunjukkan bahwa regio nyeri punggung paling banyak dirasakan oleh responden adalah di regio servikal dan thorakal yaitu sebanyak 16 orang (22,9%) dan tidak ada

responden yang merasakan nyeri punggung hanya di regio sacrum/coccygeus saja. Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, ternyata hanya minoritas dari siswa yang merasakan nyeri punggung pada satu regio saja yaitu sebanyak 19 orang dan selebihnya yaitu sebanyak 30 orang merasakan nyeri punggung di lebih dari satu regio.

c. Tingkat Keparahan Nyeri

Dari penelitian ini, telah dinilai tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden dengan menggunakan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. Peneliti telah mendapatkan izin tertulis dari pihak Wong-Baker FACES Foundation yang memperkenalkan skala nyeri ini. Skala pengukuran ini direkomendasikan untuk anak usia 3 tahun dan ke atas dan poin pada setiap muka mendeskripsikan intensitas nyeri yang dirasakan. Anak tersebut disuruh utuk memilih muka yang paling hampir mendeskripsikan nyeri tersebut setelah sebelumnya dijelaskan tentang makna dari setiap gambar muka tersebut. Arti dari setiap muka pada skala tersebut telah dijelaskan di bab 3. Data yang didapatkan telah ditabulasikan ke Tabel 5.12 untuk mempresentasikan distribusi frekuensi tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden.

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Nyeri

No. Skala Nyeri Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. 0 3 4,3 2. 2 9 12,9 3. 4 19 27,1 4. 6 14 20,0 5. 8 3 4,3 6. 10 1 1,4 Total 49 70,0

Tabel 5.12. menunjukkan distribusi frekuensi tentang skala keparahan nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Telah didapatkan dalam

penelitian ini bahwa nyeri punggung yang dirasakan oleh responden paling banyak berada di skala 4 (sedikit nyeri) dan paling sedikit pada skala 10 (teramat nyeri). Sebanyak 19 orang (27,1%) responden merasakan nyeri punggung pada skala 4, 14 orang (20,0%) pada skala 6, kemudian 9 orang (12,9%) pada skala 2, diikuti skala 0 dan 8 dengan masing-masing sebanyak 3 orang (4,3%) dan hanya 1 orang (1,4%) merasakan nyeri punggung pada skala 10.

d. Durasi Nyeri Punggung

Durasi merupakan lamanya nyeri punggung tersebut telah dirasakan oleh responden. Dari penelitian sebelum ini, durasi tersebut dibagikan kepada 4 bagian yaitu kurang dari sebulan, 1 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, atau 7 bulan – 1 tahun. Hasil penelitian ini tentang durasi nyeri punggung yang dirasakan dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Durasi Nyeri Punggung yang Dirasakan

No. Durasi Nyeri Punggung Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. Kurang dari sebulan 40 57,1

2. 1 – 3 bulan 6 8,6

3. 4 – 6 bulan 1 1,4

4. 7 bulan – 1 tahun 2 2,9

Total 49 70,0

Dari penelitian ini, didapatkan bahwa durasi nyeri punggung selama kurang dari sebulan menyumbangkan responden paling banyak yaitu 40 orang (57,1%) dan durasi nyeri punggung selama 4 – 6 bulan menyumbangkan jumlah responden paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang (1,4%). Ternyata dari Tabel 5.13 tersebut merefleksikan bahwa mayoritas dari siswa merasakan nyeri dalam waktu yang tidak lama yaitu kurang dari sebulan.

e. Frekuensi Nyeri Punggung

Dari keluhan nyeri punggung tersebut, telah didapatkan juga frekuensi nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Frekuensi tersebut telah dibagikan kepada 4 bagian yang terdiri dari 1 – 2 kali setahun, 1 kali sebulan, 1 kali dalam seminggu, dan 1 kali dalam sehari. Dari hasil yang didapatkan, telah diolah data ke dalam bentuk tabel untuk mempresentasikan distribusi frekuensi dari frekuensi nyeri punggung dan dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Frekuensi Nyeri Punggung

No. Frekuensi Nyeri Punggung Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. 1 – 2 kali dalam setahun 12 17,1

2. 1 kali dalam sebulan 13 18,6

3. 1 kali dalam seminggu 10 14,3

4. 1 kali dalam sehari 14 20,0

Total 49 70,0

Tabel 5.14. menunjukkan distribusi frekuensi tentang frekuensi nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa frekuensi nyeri punggung 1 kali dalam sehari menyumbangkan responden paling banyak yaitu 14 orang (20,0%) dan frekuensi nyeri punggung 1 kali dalam seminggu menyumbangkan jumlah responden paling sedikit yaitu sebanyak 10 orang (14,3%). Namun, secara garis besar tidak begitu banyak perbedaan jumlah responden dari keempat pilihan frekuensi nyeri punggung yang telah ditanyakan kepada responden.

5.1.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dampak Nyeri Punggung a. Dampak Nyeri Punggung

Nyeri punggung yang dialami oleh siswa dapat memberikan dampak dalam berbagai hal termasuklah salah satunya adalah terhadap kehadiran siswa ke sekolah. Jika ternyata siswa tidak dapat hadir ke sekolah dikarenakan nyeri punggung tersebut sudah tentu aktivitas pembelajarannya terganggu sehingga

haruslah ditanggulangi oleh semua pihak. Hal ini karena pendidikan yang benar sejak usia muda tanpa adanya gangguan adalah penting demi masa depan mereka. Dari penelitian ini, didapatkanlah distribusi frekuensi dampak nyeri punggung terhadap kehadiran siswa ke sekolah dan telah ditabulasikan pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Dampak Nyeri Punggung Terhadap Kehadiran Responden ke Sekolah

No. Tidak Dapat Hadir ke Sekolah karena Nyeri Punggung

Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. Pernah 6 8,6 2. Tidak Pernah 43 61,4 Total 49 70,0

Setelah penelitian ini dijalankan, diketahui bahwa responden yang tidak pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri punggung adalah lebih banyak yaitu sebanyak 43 orang (61,4%) berbanding responden yang pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri punggung tersebut yaitu sebanyak 6 orang (8,6%). Hal ini merefleksikan bahwa hanya sedikit siswa yang mendapatkan dampak ketidakhadiran ke sekolah dikarenakan nyeri punggung yang dirasakan.

b. Konsultasi ke Dokter

Seharusnya nyeri punggung yang dirasakan tidak boleh dipandang enteng oleh semua pihak khususnya orang tua siswa tersebut. Nyeri yang dirasakan setiap hari haruslah dibawa ke dokter untuk mendapatkan nasihat dan konsultasi agar suatu hal yang buruk terhadap kesehatan siswa dapat dicegah sebelum terlambat. Dari penelitian ini, dapat diketahui distribusi frekuensi siswa yang mendapatkan konsultasi dokter karena nyeri tersebut dan dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Konsultasi/Berobat ke Dokter karena Nyeri Punggung

No. Berobat ke Dokter karena Nyeri Punggung Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. Pernah 3 4,3 2. Tidak Pernah 46 65,7 Total 49 70,0

Tabel 5.16. menunjukkan distribusi frekuensi tentang berobat ke dokter karena nyeri punggung tersebut. Dapat dilihat bahwa responden yang tidak pernah berobat ke dokter karena nyeri punggung tersebut adalah lebih banyak yaitu sebanyak 46 orang (65,7%) sedangkan responden yang pernah berobat ke dokter karena nyeri punggung yaitu sebanyak 3 orang (4,3%).

Dokumen terkait