• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel Dan Jenis Troli Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Pada Siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel Dan Jenis Troli Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Pada Siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA SEKOLAH DASAR

YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH,

MEDAN

Oleh:

MUHAMAD IZZAT BIN YUSOFF

NIM: 100100407

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN TAS JENIS RANSEL DAN JENIS TROLI TERHADAP KEJADIAN NYERI PUNGGUNG PADA SISWA SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL

AMALIYYAH, MEDAN

NAMA : MUHAMAD IZZAT BIN YUSOFF

NIM : 100100407

Pembimbing Penguji I

(dr. Juliandi Harahap, M.A) (dr. H. Emil Azlin, Sp.A(K))

NIP : 197007021998021001 NIP : 140355822

Penguji II

(dr. Kiking Ritarwan,MKT,Sp.S(K))

NIP : 196811171997021002

Medan, Desember 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH)

(3)

ABSTRAK

Nyeri punggung merupakan suatu masalah kesehatan pada anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka. Nyeri punggung pada usia muda dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak-anak. Kebanyakan anak-anak sekolah membawa tas melebihi berat yang direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan tas terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dengan desain

cross sectional. Sampel diambil dengan metode total sampling dari populasi yang digunakan yaitu sebanyak 70 orang siswa kelas V Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. Data demografis berupa berat badan, tinggi badan dan berat tas siswa diukur oleh peneliti. Manakala, kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa untuk dijawab setelah penjelasan diberikan.

Terdapat 6 variabel independen yang dikaji yaitu jenis tas, persentase berat tas berbanding berat badan siswa, lama penggunaan tas, usia, jenis kelamin, dan status gizi yang kemudian dihubungkan dengan keluhan nyeri punggung. Mayoritas responden yaitu sebanyak 49 orang (70,0%) telah mengeluhkan nyeri punggung. Setelah dianalisis, hanya variabel persentase berat tas berbanding berat badan siswa yang menunjukkan ada hubungan signifikan dengan kejadian nyeri punggung dengan nilai p=0,021. Sebanyak 39 orang (79,6%) responden yang membawa tas dengan berat melebihi nilai rekomendasi yaitu 10% dari berat badan dan mengeluhkan nyeri punggung.

Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa adanya hubungan berat tas yang dibawa oleh siswa sekolah terhadap kejadian nyeri punggung. Oleh karena itu, disarankan supaya semua pihak memainkan peran masing-masing agar angka kejadian nyeri punggung pada usia muda dapat dikurangi.

(4)

ABSTRACT

Back pain is a medical problem that occurs among school children which may limits their daily activities. Back pain during young age may cause long term effect to their health. Most of the school children carry their school bags which exceed the recommended weight. This study aims to determine the relationship between the school bag usage and the occurrence of back pain among primary school children.

This research is an analytical study with a cross sectional design. By using total sampling method, the samples were taken from a population of standard 5 students who studied in Primary School of Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. In total, there were 70 respondents involved in this study. For demographic data which includes body weight, height and school bag weight had been measured by the researcher. The tool used for the data collection was a self-administered questionnaire that had been given to the respondents after being explained clearly.

Overall, there are 6 independent variables that were studied which include type of bags, percentage of school bag weight over bodyweight, duration of backpack usage, age, gender and nutritional status. There were 49 respondents (70%) reported to have an occurrence of back pain. After the data being analyzed, only the variable of percentage of school bag weight over bodyweight had shown a significant association with the occurrence of back pain among primary school children with the p value of 0.021. A total of 39 respondents (79,6%) carried their bags which exceeded the recommended weight of 10% of the bodyweight and reported to experience back pain as well.

Based on the result of the study, it can be concluded that there is a significant association between the weight of the school bag used and the occurrence of back pain among primary school children. Therefore, everyone needs to play their vital role in order to reduce the occurrence of back pain among school children.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah ini dengan

judul ‘Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Jenis Troli Terhadap Kejadian

Nyeri Punggung pada Siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Amaliyyah, Medan’.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada dr. Juliandi Harahap, M.A., selaku dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dalam proses penulisan karya tulis

ilmiah ini juga, penulis telah mendapat dukungan, saran dan bantuan dari banyak

pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang ikhlas kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, En. Yusoff bin Kassim dan Pn.

Zaidah binti Daud yang telah banyak memberikan dukungan dan doa

selama menyiapkan karya tulis ilmah ini.

2. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.

dr. H. Emil Azlin, Sp.A(K) dan dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K)

selaku dosen penguji yang telah memberi ide dan saran yang membangun

untuk karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Program Kedokteran Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan

ilmu dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FK USU.

5. Pihak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD YPSA.

6. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan

bantuan dan dukungan dalam menyiapkan penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Semua pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung selama

(6)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dengan rendah hati, penulis menerima kritikan dan saran

dari berbagai pihak. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan makna tersendiri bagi pembaca.

Medan, 4 Desember 2013

(7)

DAFTAR ISI

2.2.4. Jenis-jenis Nyeri Punggung ... 16

2.2.5. Faktor Risiko... 17

(8)

2.2.5.2. Nyeri Punggung Bawah Kronis ... 18

2.2.6. Penyebab Nyeri pada Punggung dan Leher ... 18

2.2.7. Pentalaksanaan ... 20

2.2.7.1. NPB Akut Tanpa Radikulopati ... 20

2.2.7.2. NPB Kronis Tanpa Radikulopati ... 21

2.2.7.3. NPB Kronis dengan Radikulopati... 22

2.3. Skala Pengukuran Nyeri ... 22

2.4. Nyeri Punggung pada Anak Usia Sekolah ... 23

2.5. Kondisi Nyeri Punggung yang Biasa Terjadi pada Anak-anak 24

2.5.1. Ketidakseimbangan dan Ketegangan Otot ... 24

2.5.2. Punggung Bulat (Rounded Back) ... 24

2.5.3. Fraktur Stres pada Tulang Belakang ... 24

2.5.4. Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra) ... 25

2.5.5. Infeksi ... 25

2.5.6. Tumor... 26

2.6. Hasil Penelitian Sebelumnya Tentang Nyeri Punggung ... 26

2.6.1. Berat Tas ... 27

2.6.2. Jenis Kelamin ... 27

2.6.3. Usia ... 28

2.6.4. Status Gizi ... 29

2.6.5. Lama Penggunaan Tas Sekolah ... 29

2.6.6. Faktor Risiko Terhadap Kejadian Nyeri Punggung ... 30

2.6.7. Keluhan Sehubungan Penggunaan Tas ... 30

2.6.8. Gejala/Simptom yang Timbul ... 32

2.6.9. Konsultasi Dokter ... 32

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 33

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 33

3.2. Variabel Penelitian ... 33

3.3. Definisi Operasional... 33

(9)

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 38

4.1. Jenis Penelitian ... 38

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

4.3. Populasi dan Sampel ... 38

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 39

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 41

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

5.1. Hasil Penelitian ... 43

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

5.1.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ... 43

5.1.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Tas ... 46

5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung... 51

5.1.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dampak Nyeri Punggung... 55

5.1.6. Analisis Hasil Data ... 57

5.2. Pembahasan ... 63

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

6.1. Kesimpulan ... 69

6.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 40

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 44

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi ... 45

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan, Tinggi Badan, dan Berat Tas Siswa ... 46

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa... 47

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jenis Tas Sekolah yang Digunakan oleh Siswa ... 48

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Cara Membawa Tas Sekolah ... 48

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Tas Setiap Hari ... 49

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah ... 50

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Nyeri Punggung ... 51

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Regio Nyeri Punggung ... 52

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Nyeri ... 53

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Durasi Nyeri Punggung yang Dirasakan . 54 Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Frekuensi Nyeri Punggung ... 55

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Dampak Nyeri Punggung Terhadap Kehadiran Responden ke Sekolah ... 56

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Konsultasi/Berobat ke Dokter karena Nyeri Punggung ... 57

Tabel 5.17. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Jenis Troli Terhadap Kejadian Nyeri Punggung... 58

(11)

Tabel 5.19. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap

Kejadian Nyeri Punggung ... 60

Tabel 5.20. Analisis Hubungan Karakteristik Usia Terhadap Kejadian

Nyeri Punggung ... 60

Tabel 5.21. Analisis Hubungan Karakteristik Status Gizi Terhadap

Kejadian Nyeri Punggung ... 61

Tabel 5.22. Analisis Hubungan Durasi/Lama Penggunaan Tas Setiap Hari

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Anatomi Vertebra ... 9

Gambar 2.2. Anatomi Vertebra…………... 9

Gambar 2.3. Kolumna Spinalis ... 10

Gambar 2.4. Nyeri pada Tulang Servikal (Leher) ... 11

Gambar 2.5. Nyeri pada Tulang Thorakal (Punggung Atas) ... 12

Gambar 2.6. Nyeri pada Tulang Lumbal (Punggung Bawah) ... 13

Gambar 2.7. Nyeri pada Tulang Sacrum/Sacroiliac Joint ... 13

Gambar 2.8. Nyeri pada Tulang Coccygeus (Coccydynia) ... 14

Gambar 2.9. Peta Dermatom Tubuh ... 15

Gambar 2.10. Kompresi Akar Saraf L5 dan S1 oleh Diskus yang Herniasi ... 17

Gambar 2.11. Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale ... 23

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian (Informed)

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Penelitian (Consent)

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Amaliyyah (YPSA)

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian di SD Swasta Muhammadiyah-03 (Validasi

Kuesioner)

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Amaliyyah (YPSA)

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian di SD Swasta Muhammadiyah-03

(Validasi Kuesioner)

Lampiran 10 Lembar Izin Menggunakan Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale

Dari Pihak Wong-Baker FACES® Foundation.

Lampiran 11 Data Induk Penelitian

Lampiran 12 Output SPSS Data Penelitian

(14)

ABSTRAK

Nyeri punggung merupakan suatu masalah kesehatan pada anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka. Nyeri punggung pada usia muda dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak-anak. Kebanyakan anak-anak sekolah membawa tas melebihi berat yang direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan tas terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel diambil dengan metode total sampling dari populasi yang digunakan yaitu sebanyak 70 orang siswa kelas V Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. Data demografis berupa berat badan, tinggi badan dan berat tas siswa diukur oleh peneliti. Manakala, kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa untuk dijawab setelah penjelasan diberikan.

Terdapat 6 variabel independen yang dikaji yaitu jenis tas, persentase berat tas berbanding berat badan siswa, lama penggunaan tas, usia, jenis kelamin, dan status gizi yang kemudian dihubungkan dengan keluhan nyeri punggung. Mayoritas responden yaitu sebanyak 49 orang (70,0%) telah mengeluhkan nyeri punggung. Setelah dianalisis, hanya variabel persentase berat tas berbanding berat badan siswa yang menunjukkan ada hubungan signifikan dengan kejadian nyeri punggung dengan nilai p=0,021. Sebanyak 39 orang (79,6%) responden yang membawa tas dengan berat melebihi nilai rekomendasi yaitu 10% dari berat badan dan mengeluhkan nyeri punggung.

Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa adanya hubungan berat tas yang dibawa oleh siswa sekolah terhadap kejadian nyeri punggung. Oleh karena itu, disarankan supaya semua pihak memainkan peran masing-masing agar angka kejadian nyeri punggung pada usia muda dapat dikurangi.

(15)

ABSTRACT

Back pain is a medical problem that occurs among school children which may limits their daily activities. Back pain during young age may cause long term effect to their health. Most of the school children carry their school bags which exceed the recommended weight. This study aims to determine the relationship between the school bag usage and the occurrence of back pain among primary school children.

This research is an analytical study with a cross sectional design. By using total sampling method, the samples were taken from a population of standard 5 students who studied in Primary School of Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. In total, there were 70 respondents involved in this study. For demographic data which includes body weight, height and school bag weight had been measured by the researcher. The tool used for the data collection was a self-administered questionnaire that had been given to the respondents after being explained clearly.

Overall, there are 6 independent variables that were studied which include type of bags, percentage of school bag weight over bodyweight, duration of backpack usage, age, gender and nutritional status. There were 49 respondents (70%) reported to have an occurrence of back pain. After the data being analyzed, only the variable of percentage of school bag weight over bodyweight had shown a significant association with the occurrence of back pain among primary school children with the p value of 0.021. A total of 39 respondents (79,6%) carried their bags which exceeded the recommended weight of 10% of the bodyweight and reported to experience back pain as well.

Based on the result of the study, it can be concluded that there is a significant association between the weight of the school bag used and the occurrence of back pain among primary school children. Therefore, everyone needs to play their vital role in order to reduce the occurrence of back pain among school children.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri punggung sekarang ini merupakan suatu masalah kesehatan pada

anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka

(Rodríguez-Oviedo et al., 2012). Bagi kebanyakan siswa, membawa buku akan mendukung pencapaian akademik. Siswa yang membawa buku di dalam tas yang

berlebihan berat berkemungkinan tidak tahu bahwa mereka sedang memasuki

permulaan dari suatu epidemi kesehatan. Dalam penelitian ilmiah ditemukan suatu

bahaya yang berkaitan dengan penggunaan tas yang tidak benar pada waktu

anak-anak (Arnsdorff, 2002).

Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka untuk memiliki prestasi

cemerlang di sekolah. Mereka akan memastikan bahwa anak-anak mereka

membawa buku dan mengerjakan pekerjaan rumah (homework) pada waktu malam. Mereka juga akan memastikan buku-buku anak mereka sudah dimasukkan

ke dalam tas untuk siap dibawa ke sekolah pada keesokan harinya.

Bagaimanapun, mereka tidak menyadari akan bahaya terhadap kesehatan

anak-anak mereka (Lucas, 2011). Nyeri punggung dapat terjadi di sekolah yang

merupakan tempat belajar bagi anak-anak atau dapat juga di rumah (Gardner dan

Kelly, 2005).

Menurut U.S. Department of Human Health and Services, nyeri punggung menyebabkan lebih dari 19 juta orang berobat ke dokter setiap tahun (Arnsdorff,

2002). Sekitar 22 juta rakyat Amerika Serikat setiap tahun berjumpa dengan ahli

chiropractors. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,7 juta atau 35% sedang dalam upaya mencari pengobatan untuk keluhan nyeri punggung yang disebabkan oleh

kecelakaan, cedera ketika olahraga dan ketegangan otot (muscle strains). Biaya secara langsung dan tidak langsung yang terpaksa ditanggung oleh masyarakat

dengan nyeri punggung dianggarkan sekitar 50 miliar dolar setiap tahun. Di

samping itu, nyeri punggung bawah adalah penyebab paling sering bagi

(17)

27 miliar dolar terpaksa ditanggung akibat trauma muskuloskeletal dan 16 miliar

dolar pada manejemen nyeri punggung bawah. Lebih dari setengahnya

dikeluarkan untuk terapi pembedahan (Swolensky, 2013).

Data demografis bagi nyeri punggung bawah menurut Swolensky (2013)

adalah seperti berikut : 80% dari populasi akan merasakan nyeri punggung bawah

pada suatu masa dalam kehidupan mereka; 50% dari semua pekerja di Amerika

Serikat melaporkan keluhan nyeri punggung bawah setiap tahun; 31 juta rakyat

Amerika Serikat menderita nyeri punggung bawah pada waktu tertentu; 24% dari

anak-anak melaporkan keluhan nyeri punggung; 140 juta hari bekerja hilang

setiap tahun disebabkan oleh nyeri punggung bawah dan terakhir adalah nyeri

punggung bawah merupakan penyebab nomor satu terjadinya ketidakmampuan

(disability) di Amerika Serikat. Menurut Cottalorda et al. (2004) nyeri punggung merupakan suatu epidemi di kalangan populasi dewasa dengan 60% melaporkan

pernah menderita nyeri punggung, sedangkan menurut Swolensky (2013), jumlah

anak dengan keluhan nyeri punggung sudah hampir mencapai proporsi epidemi.

Menurut Grimmer et al. (1999) dalam Lucas (2011) yang melakukan survei pada 1.269 siswa sekolah menengah di Adelaide, Australia Selatan dan

mencatatkan presentase beban tas ransel dari total berat badan dan tinggi badan

siswa. Mereka menemukan adanya asosiasi yang kuat antara nyeri punggung

bawah dan berat tas sekolah serta jangka waktu penggunaan tas sekolah pada

semua kelas siswa di sekolah-sekolah tersebut. Siswa perempuan dilaporkan lebih

banyak keluhan nyeri punggung dibandingkan siswa laki-laki. Menurut mereka,

siswa perempuan mengeluh adanya peningkatan nyeri punggung ketika berusia 8

tahun, sedangkan siswa laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi 1 – 2 tahun

kemudian.

Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI (Persatuan

Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita nyeri

punggung bawah sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi

sesudah sefalgia dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara

(18)

PERDOSSI tahun 2002 ditemukan 18,1% penderita nyeri punggung bawah.

Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) Indonesia menunjukkan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita (Johannes, 2010).

Terjadi kenaikan dari nyeri punggung kebiasaannya paling sering pada

waktu pertumbuhan cepat (rapid growth) yaitu ketika usia 11 sampai dengan 16 tahun (Arnsdorff, 2002). Anak-anak yang membawa tas ransel paling berat

mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung dan juga

untuk terjadinya kelainan patologis pada punggung. Kebanyakan anak-anak

sekolah membawa tas ransel melebihi berat yang direkomendasikan

(Rodríguez-Oviedo et al., 2012).

Oleh karena tingginya angka kejadian nyeri punggung terutama di

kalangan anak-anak sekolah, jadi peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian tentang hubungan penggunaan tas sekolah terhadap kejadian nyeri

punggung pada siswa sekolah dasar. Menurut pengetahuan peneliti, masih belum

ada penelitian seperti ini dilakukan di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan penggunaan tas jenis ransel

dan jenis troli terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar

Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan tas jenis ransel dan jenis troli

terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan

Shafiyyatul Amaliyyah, Medan?

1.3.2 Tujuan Khusus

(19)

1. Untuk mengetahui angka kejadian nyeri punggung di kalangan

siswa sekolah dasar.

2. Untuk membandingkan berat tas sekolah yang dibawa oleh

siswa sekolah dasar dengan berat tas maksimum yang

direkomendasikan.

3. Untuk mengetahui hubungan status gizi siswa dengan kejadian

nyeri punggung.

4. Untuk mengetahui hubungan lama penggunaan tas sekolah

dengan kejadian nyeri punggung.

5. Untuk mengetahui perbedaan angka kejadian nyeri punggung

antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki.

6. Untuk mengetahui regio punggung yang paling sering terjadi

nyeri pada siswa sekolah dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memberikan informasi tentang angka kejadian nyeri punggung pada

anak usia muda yang masih di sekolah dasar.

2. Memberikan informasi tentang persepsi siswa sekolah dasar terhadap

berat tas sekolah yang dibawa setiap hari.

3. Memberikan informasi kepada tenaga pengajar, para dokter, para ahli

di bidang kesehatan dan juga pemerintah untuk memikirkan tentang

cara menanggulangi angka kejadian nyeri punggung pada anak usia

muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

4. Memberikan informasi kepada orang tua supaya memastikan

anak-anak mereka membawa tas yang tidak melebihi berat yang

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nyeri

2.1.1. Definisi Nyeri

Menurut International Association for the Study of Pain dalam

Rohkamm (2004), nyeri adalah suatu rangsangan sensoris dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan dengan adanya kerusakan jaringan

yang nyata atau hanya kemungkinan. Menurut Tamsuri (2007) dalam

Farida (2010) secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman,

baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang

pernah mengalaminya.

2.1.2. Patogenesis Nyeri

Nyeri berasal dari interaksi stimulus yang berbahaya (noxious)

dengan suatu reseptor, transmisi berikutnya, dan pemprosesan sinyal yang

terkait dengan nyeri di sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat; semua

proses ini disebut sebagai nociception. Nyeri akan membangkitkan suatu

respons perilaku yang melibatkan aktivitas nocifensor maupun refleks

motorik dan autonomik (Rohkamm, 2004).

Penerimaan nyeri; nociceptor untuk rangsangan mekanis, termis

dan kimia dijumpai di semua organ tubuh kecuali otak dan tulang

belakang. Nociceptor dapat menghasilkan respons inflamasi steril

neurogenik yang meningkatkan nociception (sensitisasi perifer) dengan

melepaskan neuropeptida (Rohkamm, 2004).

Transmisi nyeri; impuls nociceptive dihantar melalui saraf perifer

ke kornu posterior dari korda spinalis. Di sini, informasi yang datang

diproses melalui neuron spesifik nyeri dan juga yang nonspesifik. Proses

sensitisasi pusat pada tingkat ini dapat menurunkan ambang nociceptor

dan memicu perkembangan dari nyeri kronis seperti phantom limb pain

(21)

spinothalamicus dan spinoreticularis dan juga jaras yang lain ke beberapa

bagian otak yang berbeda yang terlibat di dalam proses nociception

(Rohkamm, 2004).

Pengolahan nyeri; formasio reticularis mengatur reaksi arousal,

refleks otonom dan respons emosional terhadap nyeri. Thalamus

menyampaikan dan membedakan rangsangan nociceptive. Hipotalamus

bertindak sebagai perantara respons otonom dan neuroendokrin. Sistem

limbik bertindak sebagai perantara aspek berkaitan dengan motivasi dan

emosional dari rangsangan nyeri. Korteks somatosensoris secara utamanya

bertanggungjawab dalam membedakan dan melokalisasi nyeri. Jaras

desenden yang berasal dari area sistem saraf pusat ini juga memodulasi

nociception. Neurotransmitter dan neuropeptida terlibat di dalam proses

nociception pada tingkat yang berbeda (Rohkamm, 2004).

2.1.3. Jenis-jenis Nyeri

Nyeri nociceptive, tipe nyeri “normal” yang mana muncul dari

jaringan yang benar-benar atau berkemungkinan rusak dan hasil dari

aktivasi nociceptor dan proses yang berikutnya di sistem saraf yang utuh

(Rohkamm, 2004).

Nyeri somatik adalah variasi dari nyeri nociceptive yang

diperantarai oleh serabut afferen somatosensoris yang mana ianya lebih

mudah dilokalisir dengan kualitas tajam, sakit dan berdenyut. Variasi dari

nyeri biasanya seperti nyeri pascaoperasi, traumatis, dan inflamasi lokal

(Rohkamm, 2004).

Nyeri visceral lebih sulit untuk dilokalisasi dan diperantarai di

perifer oleh serabut C dan di sentral oleh jaras korda spinalis dan

terutamanya berakhir di sistem limbik. Ini menjelaskan tentang perasaan

tidak enak dan kesulitan emosional yang disebabkan oleh nyeri visceral. Ia

dapat dirasakan pada tempat asal dari rangsangan nyeri atau bisa juga

mengarah (refer) ke tempat lain contohnya dari diafragma ke bahu

(22)

Nyeri neuropatik disebabkan oleh kerusakan pada jaringan saraf. Ia

selalu diarahkan ke distribusi sensoris dari struktur saraf yang terkena.

Nyeri neuropatik tidak harus disebabkan oleh neuropati saja (Rohkamm,

2004).

2.2. Nyeri Punggung

2.2.1. Anatomi Tulang Belakang

Bagian anterior tulang belakang terdiri dari korpus vertebra

berbentuk silinder yang dipisahkan oleh diskus intervertebralis dan

dilekatkan bersama oleh ligamentum longitudinal anterior dan posterior.

Diskus intervertebralis terdiri atas nukleus pulposus pada bagian tengah

yang dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari tulang rawan yang keras yaitu

annulus fibrosus. Diskus ini merupakan 25% dari panjang kolumna

spinalis dan memudahkan tulang vertebralis untuk bergerak dengan mudah

antara satu sama lain. Kekeringan (desiccation) dari nukleus pulposus dan degenerasi dari annulus fibrosus meningkat sesuai dengan umur dan

menyebabkan kehilangan tinggi badan. Diskus yang paling besar adalah

pada servikal dan lumbal di mana pergerakan dari tulang belakang adalah

paling banyak. Fungsi bagian anterior tulang belakang adalah untuk

menyerap goncangan hasil dari pergerakan tubuh seperti berjalan, berlari,

dan juga untuk melindungi isi dari kanalis spinalis (Longo et al., 2012). Bagian posterior dari tulang belakang terdiri atas arcus dan

processus vertebra. Setiap arcus terdiri dari pediculus berpasangan

berbentuk silinder dan laminae berpasangan pada bagian posterior. Arcus

vertebra juga membentuk dua processus transversus pada bagian lateral,

satu processus spinosus pada bagian posterior, ditambah dua facies

articularis superior dan dua facies articularis inferior vertebrae. Kedudukan

facies superior dan inferior menghasilkan satu facet joint. Fungsi dari tulang belakang bagian posterior adalah untuk melindungi medulla spinalis

dan saraf di dalam kanalis spinalis dan untuk menyediakan suatu jangkar

(23)

otot yang terlekat pada processus transversus dan spinosus dan laminae

bekerja seperti satu sistem katrol dan tuas yang menghasilkan fleksi,

ekstensi dan pergerakan melengkung ke lateral dari tulang belakang

(Longo et al., 2012).

Cedera pada akar saraf (radiculopathy) adalah penyebab yang sering menyebabkan nyeri pada leher, lengan, punggung bawah, bokong

dan kaki. Akar saraf keluar pada tingkat di atas korpus vertebra

masing-masing pada daerah servikal manakala pada tingkat di bawah korpus

vertebra masing-masing pada daerah thorakal dan lumbal. Akar saraf

servikal mengikuti jalan intraspinalis yang pendek sebelum keluar.

Namun, disebabkan medulla spinalis berakhir di L1 dan L2, akar saraf

lumbal mengikuti jalan intraspinalis yang panjang dan bisa tercedera di

mana saja dari lumbal bagian atas sampai dengan tempat keluar pada

foramen intervertebralis. Sebagai contoh, terjadi herniasi diskus pada

tingkat L4-L5 bisa menyebabkan bukan hanya kompresi pada tingkat L5

malah bisa juga kompresi pada akar saraf S1 (Longo et al., 2012).

Struktur pada tulang belakang yang sensitif terhadap nyeri adalah

periosteum vertebralis, dura, facet joint, annulus fibrosus pada diskus intervertebralis, arteri dan vena epidural, dan ligamentum longitudinal

posterior. Penyakit pada struktur-struktur ini menjelaskan tentang kejadian

nyeri punggung tanpa adanya kompresi pada akar saraf. Nucleus pulposus

pada diskus intervertebralis dalam keadaan normal tidak sensitif terhadap

nyeri. Sebagian sensasi nyeri dari dalam kanalis spinalis disampaikan oleh

nervus sinuvertebralis yang keluar dari nervus spinalis pada setiap segmen

tulang belakang dan masuk kembali ke kanalis spinalis melalui foramen

(24)

Gambar 2.1. Anatomi Vertebra

Sumber : Longo et al. ( 2012)

Gambar 2.2. Anatomi Vertebra

(25)

Gambar 2.3. Kolumna Spinalis

Sumber : Longo et al. ( 2012)

2.2.2. Regio Utama Tulang Belakang

2.2.2.1. Tulang Servikal (Leher)

Leher mendukung berat dari kepala dan memproteksi saraf yang

datang dari otak ke seluruh tubuh. Bagian tulang belakang ini mempunyai

tujuh tulang vertebra yang semakin kecil apabila semakin mendekati basis

cranii. Kebanyakan pergerakan rotasi pada tulang servikal datang dari dua

segmen atas manakala kebanyakan pergerakan fleksi/ekstensi datang dari

C5-C6 dan C6-C7. Nyeri leher akut biasanya disebabkan oleh ketegangan

otot, ligamentum atau tendon yang datang dari tekanan yang tiba-tiba dan

akan sembuh sesuai dengan waktu beserta terapi nonsurgikal untuk

meredakan nyeri seperti menggunakan es/panas, obat-obatan, manipulasi

osteopathic atau chiropractic. Bagi pasien yang mengalami nyeri leher yang bertahan sehingga lebih dari 2 sampai 3 bulan atau dengan gejala

(26)

anatomis yang spesifik. Contohnya nyeri yang menyebar ke lengan dan

bisa sampai ke tangan maupun jari, ia biasanya disebabkan oleh diskus

servikal yang herniasi atau stenosis foramen sehingga menekan saraf pada

daerah leher (Ullrich, 2009).

Gambar 2.4. Nyeri pada Tulang Servikal (Leher)

Sumber : Makker (2011)

2.2.2.2. Tulang Thorakal (Punggung Atas)

Tulang belakang thorakal terdiri dari 12 tulang vertebra pada

punggung atas. Perlekatan kuat dari tulang iga pada setiap tingkat dari

tulang thorakal memberikan keseimbangan dan dukungan struktural

kepada punggung atas dan membenarkan pergerakan yang kecil. Tulang

thorakal memberikan proteksi kepada organ-organ vital seperti paru-paru

dan jantung. Punggung atas tidak bertujuan untuk pergerakan, maka jarang

ditemukan cedera pada tulang belakang thorakal. Namun, iritasi pada otot

bahu dan punggung yang besar atau disfungsi sendi pada punggung atas

(27)

Gambar 2.5. Nyeri pada Tulang Thorakal (Punggung Atas)

Sumber : Chiropractic Family Center of Brick (2010)

2.2.2.3. Tulang Lumbal (Punggung Bawah)

Punggung bawah terlibat dengan pergerakan yang lebih dari bagian

thorakal dan juga menerima semua beban dari batang tubuh sehingga

menyebabkan bagian ini paling sering terjadinya cedera. Pergerakan pada

tulang belakang lumbal dibagikan antara 5 segmen pergerakan walaupun

jumlah pergerakan yang tidak seimbang terpaksa diterima oleh segmen

bawah (L3-L4 dan L4-L5). Oleh karena itu, kedua segmen ini adalah yang

paling rentan untuk terjadi kerusakan. Dua diskus paling bawah (L4-L5

dan L5-S1) menerima ketegangan dan paling rentan untuk terjadinya

herniasi. Ini bisa menyebabkan nyeri punggung bawah dan kebas yang

menyebar melalui tungkai bawah sehingga ke telapak kaki (sciatica).

Mayoritas nyeri punggung bawah disebabkan oleh ketegangan otot.

Walaupun ketegangan otot kedengaran seperti tidak serius, namun trauma

terhadap otot dan jaringan lunak yang lain seperti tendon dan ligamentum

pada punggung bawah bisa menyebabkan nyeri punggung yang berat.

Walaupun demikian, jaringan lunak mempunyai suplai darah yang baik

yang membawa nutrien ke daerah yang tercedera dan memfasilitasi proses

penyembuhan dan memberikan kenyamanan yang efektif dari nyeri

(28)

Gambar 2.6. Nyeri pada Tulang Lumbal (Punggung Bawah)

Sumber : Chiropractic Family Center of Brick (2010)

2.2.2.4. Tulang Sacrum dan Coccygeus (Bagian Dasar Tulang Belakang)

Di bawah tulang belakang lumbal terdapat tulang yaitu sacrum

yang merupakan bagian belakang dari pelvis. Tulang ini berbentuk seperti

segitiga yang menempati antara dua tulang pelvis dan menyambungkan

tulang belakang kepada bagian bawah tubuh. Sacrum tersambung dengan

bagian pelvis (tulang iliaca) pada sacroiliac joint. Nyeri pada sacrum biasanya disebut disfungsi sacroiliac joint dan lebih sering pada wanita berbanding pria. Tulang coccygeus (tailbone) adalah bagian sacral yang terletak paling bawah dari tulang belakang. Nyeri tailbone disebut coccydynia dan kejadiannya lebih sering pada wanita berbanding pria

(Ullrich, 2009).

(29)

Gambar 2.8. Nyeri pada Tulang Coccygeus (Coccydynia)

Sumber : Center for Advanced Orthopedics and Pain Management (2012)

2.2.3. Peta Dermatom Tubuh

Dermatom adalah kawasan/area kulit pada satu sisi tubuh yang

menerima sinyal dari satu saraf spinalis. Dermatom merupakan zona dari

informasi sensoris atau perasaan yang dibawa oleh cabang saraf di area

tersebut. Para dokter menggunakan pengetahuan mereka tentang peta

dermatom untuk memeriksa area atau zona yang terjadinya disfungsi atau

nyeri. Peta tersebut membantu mereka untuk melokalisasi saraf yang

(30)

Gambar 2.9. Peta Dermatom Tubuh

(31)

2.2.4. Jenis-jenis Nyeri Punggung

Menurut Longo et al. (2012) nyeri lokal disebabkan oleh cedera pada struktur yang sensitif terhadap nyeri yang menekan atau mengiritasi

ujung saraf sensoris. Lokasi nyeri adalah yang berdekatan dengan bagian

punggung yang terkena. Nyeri yang diarahkan ke punggung bisa berasal

dari bagian visceral abdomen dan pelvis. Nyeri tersebut biasanya

dikatakan sebagai primer dari abdomen atau pelvis yang disertai dengan

nyeri punggung dan biasanya tidak dipengaruhi oleh sikap tubuh (posture). Nyeri yang berasal dari tulang belakang bisa terlokalisasi di

punggung atau diarahkan ke bokong atau kaki. Penyakit-penyakit yang

mempengaruhi bagian lumbal atas lebih cenderung untuk mengarahkan

nyeri ke bagian lumbal, groin atau paha anterior. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi bagian lumbal bawah pula lebih cenderung untuk

menghasilkan nyeri yang diarahkan ke bokong, paha posterior, betis atau

kaki. Nyeri yang diarahkan (referred pain) atau nyeri sclerotomal menjelaskan keadaan di mana nyeri melewati beberapa bagian dermatom

tanpa adanya bukti terjadinya penekanan pada akar saraf.

Nyeri punggung radikuler adalah nyeri yang tajam dan menyebar

ke bagian punggung bawah dalam daerah akar saraf. Batuk, bersin atau

kontraksi otot abdomen secara volunter bisa memperparah nyeri yang

sedang menyebar. Nyeri bisa meningkat pada sikap tubuh yang bisa

meregang saraf dan akar saraf. Posisi duduk dengan kaki diregangkan

keluar menyebabkan adanya daya tarik pada nervus ischiadicus, akar saraf

S1 dan L5 karena saraf tersebut melewati bagian posterior dari panggul.

Nervus femoralis (akar saraf L2, L3, dan L4) melewati bagian anterior dari

panggul dan tidak diregangkan karena posisi duduk. Deskripsi hanya

tentang nyeri saja biasanya sulit untuk dibedakan antara nyeri sclerotomal

dengan nyeri radikulopati..

Nyeri yang terkait dengan kekejangan otot (muscle spasm), biasanya berhubungan dengan banyak masalah pada tulang belakang

(32)

sikap tubuh yang abnormal, muskulus paraspinalis yang teregang dan nyeri

yang tumpul pada daerah paraspinalis.

Gambar 2.10. Kompresi akar saraf L5 dan S1 oleh diskus yang herniasi

Sumber : Longo et al. (2012)

2.2.5. Faktor Risiko

2.2.5.1. Nyeri Punggung Bawah Akut (Penyebab Struktural) (Longo et al., 2012) Menurut Riwayat

• Nyeri memburuk pada malam hari atau saat istirahat • Riwayat sebelumnya menderita kanker

• Riwayat infeksi kronis • Riwayat trauma

• Inkontinensia

• Umur di atas 70 tahun

• Penggunaan obat secara intravena • Penggunaan glukokortikoid

• Riwayat defisit neurologis progresif cepat Menurut Pemeriksaan

(33)

• Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan

• Adanya percussion tenderness pada bagian atas tulang belakang • Adanya massa pada abdomen, rectum atau pelvis

Patrick’s sign atau heel percussion sign positif

Straight leg atau reverse straight leg–raisingsigns positif • Defisit neurologis fokal progressif

2.2.5.2. Nyeri Punggung Bawah Kronis (Longo et al., 2012) • Obesitas

• Wanita • Lanjut usia

• Riwayat sebelumnya nyeri punggung • Pergerakan tulang belakang yang terbatas • Nyeri menyebar ke bagian kaki

Distress psikologis tingkat tinggi

• Penilaian tingkat kesehatan terhadap diri sendiri rendah • Aktivitas fisik yang minimal

• Merokok

• Ketidakpuasan terhadap kerja • Nyeri yang meluas

2.2.6. Penyebab-penyebab dari Nyeri pada Bagian Punggung dan Leher

Adapun penyebab dari nyeri pada bagian punggung dan leher adalah

sebagai beikut : (Longo et al., 2012) 1. Kongenital/Perkembangan

Spondylolysis dan spondylolisthesisKyphoscoliosis

• Spina bifida occulta • Tethered spinal cord 2. Trauma minor

(34)

• Kecederaan whiplash 3. Fraktur

• Trauma-jatuh atau kecelakaan lalu lintas

• Fraktur atraumatik-osteoporosis, infiltrasi neoplastic, steroid eksogen, osteomyelitis

- Penyakit atlantoaxial joint (contohnya rheumatoid arthritis) - Arthritis

- Spondylosis

- Facet arthropathy atau sacroiliac arthropathy

- Neoplasm—metastatik, hematologik, tumor tulang primer • Infeksi/inflamasi

- Autoimun (contohnya ankylosing spondylitis, reactive arthritis (Reiter's syndrome))

• Metabolik

(35)

- Abdominal aortic aneurysm - Diseksi arteri vertebralis • Lain-lain

- Nyeri rujukan (Referred pain) daripada penyakit visceral - Sikap tubuh (postural)

- Psikiatrik, kepura-puraan, sindroma nyeri kronis

2.2.7. Penatalaksanaan

2.2.7.1. Nyeri Punggung Bawah (NPB) Akut Tanpa Radikulopati

Nyeri punggung bawah akut didefinisikan sebagai nyeri yang

durasinya di bawah 3 bulan. Penilaian awal harus menyingkirkan kasus

patologis tulang belakang yang serius sehingga memerlukan intervensi

termasuklah infeksi, kanker, atau trauma. Pemeriksaan lab dan pencitraan

tidak diperlukan jika tidak ditemukan faktor risiko. Foto polos atau

CT-scan tulang belakang jarang diindikasikan untuk gejala pada bulan pertama melainkan jika diduga adanya fraktur tulang belakang. Edukasi merupakan

satu bagian yang penting dalam penatalaksaan ini. Kepuasaan dan

kemauan untuk tindakan lanjut (follow-up) meningkat apabila pasien diajarkan tentang prognosis, metode penatalaksanaan, modifikasi aktivitas,

dan strategi untuk menghindari eksaserbasi pada masa yang akan datang.

Secara umumnya, tirah baring seharusnya dihindari ataupun hanya

dilakukan paling lama satu atau dua hari untuk meredakan gejala-gejala

yang berat. Aktivitas terbaik yang direkomendasikan adalah untuk berjalan

serta meneruskan kembali aktivitas fisik yang normal dan hanya

menghindarkan diri dari kerja manual yang berat. Garis pedoman

berdasarkan bukti (evidence-based) menyarankan obat-obatan yang bisa dibeli tanpa menggunakan resep seperti acetaminophen dan NSAID sebagai lini pertama untuk penatalaksanaan nyeri punggung bawah akut.

(36)

analgesik opioid dan tramadol lebih efektif berbanding NSAID atau acetaminophen untuk mengobati nyeri punggung bawah akut. Penatalaksaan nonfarmakologi untuk nyeri punggung bawah akut

termasuklah manipulasi spinal, terapi fisik, pijatan, akupunktur, stimulasi

saraf menggunakan listrik transkutan (transcutaneous electrical nerve stimulation), ultrasound, diathermy dan magnet (Longo et al., 2012). 2.2.7.2. Nyeri Punggung Bawah Kronis Tanpa Radikulopati

Nyeri punggung bawah kronis didefinisikan sebagai nyeri yang

durasinya di atas 3 bulan atau 12 minggu. Rejimen efektif secara umum

termasuklah kombinasi latihan erobik yang meningkat secara gradual,

latihan penguatan dan peregangan. Tujuan primer adalah untuk toleransi

terhadap aktivitas manakala tujuan sekunder adalah untuk melegakan

nyerinya. Latihan fisik intensif terpantau atau rejimen penguatan kerja

(work hardening) adalah efektif untuk mengembalikan pasien ke pekerjaannya, meningkatkan jarak berjalan, dan mengurangkan nyeri.

Pengobatan untuk nyeri punggung bawah kronis termasuklah

acetaminophen, NSAID dan antidepresan trisiklik. Cognitive behavioral therapy diberikan jika adanya bukti menunjukkan adanya keterlibatan faktor psikologis, sosial maupun patologis somatik dalam patogenesis dari

nyeri kronis dan disabilitas. Cognitive behavioral therapy termasuklah

usaha untuk mengidentifikasi dan memodifikasi pemikiran pasien tentang

nyeri dan disabilitas mereka menggunakan strategi yang melibatkan

perumpamaan (imagery), attention diversion atau pemodifikasian pemikiran pasien tentang ketidakmampuan untuk beradaptasi, perasaan

dan kepercayaan. Nyeri punggung merupakan sebab yang paling sering

pasien mencari terapi alternatif atau tambahan. Terapi tersebut yang paling

sering adalah manipulasi spinal, akupunktur, dan pijatan. Kategori lain dari

(37)

2.2.7.3. Nyeri Punggung Bawah Kronis dengan Radikulopati

Penyebab yang sering menyebabkan nyeri punggung dengan

radikulopati adalah herniasi diskus dengan tubrukan (impingement) pada akar saraf sehingga menyebabkan nyeri punggung dengan penyebaran ke

arah kaki. Rekomendasi aktivitas terbaik adalah dengan kembali

melakukan aktivitas normal sebanyak-banyaknya. Acetaminophen dan NSAID adalah sesuai untuk meredakan nyeri, namun nyeri yang berat mungkin memerlukan pengobatan analgesik opioid jangka pendek. Injeksi

glukokortikoid pada epidural mempunyai peran dalam meredakan nyeri

untuk sementara waktu bagi sciatica yang disebabkan oleh herniasi diskus.

Intervensi secara bedah diindikasikan bagi pasien yang mempunyai

kelemahan motorik progresif, yang ditunjukkan pada pemeriksaan klinis

atau electromyography (EMG) yang disebabkan oleh cedera pada akar saraf. Pembedahan merupakan pilihan yang penting bagi pasien yang

mempunyai nyeri radikuler yang menyebabkan ketidakmampuan untuk

bergerak walaupun telah diberi terapi konservatif secara optimal. Sciatica

merupakan penyebab paling sering sehingga harus direkomendasikan

untuk dilakukan pembedahan pada tulang belakang. Prosedur bedah yang

biasa dilakukan adalah partial hemilaminectomy dengan eksisi diskus yang prolaps (Longo et al., 2012).

2.3. Skala Pengukuran Nyeri

Pada penelitian ini, skala pengukuran nyeri yang digunakan adalah

Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. Skala pengukuran ini direkomendasikan untuk anak usia 3 tahun dan ke atas. Poin pada setiap

muka mendeskripsikan intensitas nyeri yang dirasakan. Anak tersebut

disuruh utuk memilih muka yang paling hampir mendeskripsikan nyeri

tersebut. Anak tersebut sebelumnya dijelaskan tentang makna dari gambar

muka tersebut (St. Joseph’s Hospital, 2013). • Muka 0 : Tidak nyeri (no hurt)

(38)

• Muka 4 : Sedikit nyeri (hurts a little bit more) • Muka 6 : Nyeri (hurts even more)

• Muka 8 : Sangat nyeri (hurts a whole lot) • Muka 10 : Teramat nyeri (hurts worst)

Gambar 2.11. Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale Sumber : Wong-Baker FACES Foundation (2013)

2.4. Nyeri Punggung pada Anak Usia Sekolah

Menurut Hurlock (1999) dalam Farida (2010) anak usia sekolah

adalah di mana anak telah memasuki usia sekolah. Anak usia sekolah

adalah akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6 tahun sampai

anak mencapai kematangan seksual yaitu sekitar 13 tahun bagi anak

perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki.

Insidensi nyeri punggung pada anak-anak dan remaja adalah sekitar

8% - 84.1%. Insidensi yang dilaporkan ini tergantung pada populasi yang

diteliti dan juga definisi nyeri punggung yang digunakan (Cottalorda et al., 2004).

Nyeri punggung pada anak tidak sama dengan nyeri punggung

pada orang dewasa. Anak dengan nyeri pada punggung mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit yang serius dalam

mendasari gejala nyeri tersebut berbanding pada orang dewasa.

Lebih-lebih lagi jika anak tersebut mengeluh adanya nyeri punggung yang

disertai dengan demam, penurunan berat badan, kelemahan, kebas,

(39)

pada usus atau kandung kemih dan nyeri yang mengganggu tidur anak.

Banyak kasus yang serius dari nyeri punggung memerlukan identifikasi

dan terapi awal atau kondisi mereka akan menjadi lebih parah (Pediatric

Orthopaedic Society of North America (POSNA), 2010).

2.5. Kondisi Nyeri Punggung yang Biasa Terjadi pada Anak-anak

2.5.1. Ketidakseimbangan dan Ketegangan Otot

Ketegangan muskuloskeletal adalah penyebab yang paling sering

menyebabkan nyeri punggung pada anak dan juga dewasa. Jenis nyeri ini

sering kali respon terhadap istirahat, obat-obatan anti inflamasi dan

program latihan. Banyak remaja yang berkemungkinan bisa menderita

nyeri punggung persisten. Ini biasanya terkait dengan otot hamstring yang tegang dan otot abdomen yang lemah. Anak-anak tersebut akan kelihatan

lebih membaik dengan adanya program terapi fisik yang menekankan

peregangan otot hamstring dan penguatan otot bagian abdomen (Pediatric Orthopaedic Society of North America (POSNA), 2010).

2.5.2. Punggung Bulat (Rounded Back)

Pada remaja, punggung bulat juga dikenali sebagai Scheuermann's

kyphosis adalah penyebab yang biasa menyebabkan nyeri pada bagian tengah atau thorakal dari punggung/tulang belakang. Vertebra menjadi

tertekan menyebabkan punggung berbentuk bulat. Bagian yang

melengkung pada tulang belakang bisa menyebabkan nyeri yang

diperparah dengan adanya aktivitas (Pediatric Orthopaedic Society of

North America (POSNA), 2010).

2.5.3. Fraktur Stres pada Tulang Belakang

Fraktur stres atau spondylolysis bisa menyebabkan nyeri punggung bawah pada remaja. Fraktur stress bisa terjadi ketika pertumbuhan yang

cepat pada usia remaja atau ketika olahraga yang memerlukan tulang

belakang untuk hiperekstensi dan pemutaran secara berulang kali seperti

sepak bola, penyelaman dan gimnastik. Nyeri biasanya ringan dan bisa

(40)

adanya aktivitas dan membaik saat istirahat. Anak dengan spondylolysis bisa berjalan dengan cara berjalan (gait) kaki yang kaku dan hanya bisa membuat langkah yang pendek (Pediatric Orthopaedic Society of North

America (POSNA), 2010).

2.5.4. Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra)

Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra) atau spondylolisthesis terjadi apabila satu vertebra berpindah ke depan secara langsung pada

vertebra yang di bawahnya. Ia biasanya terjadi pada bagian dasar dari

tulang belakang belakang yaitu lumbosacral junction. Pada kasus yang berat, tulang tersebut menyempitkan kanalis spinalis sehingga memberikan

penekanan pada saraf (Pediatric Orthopaedic Society of North America

(POSNA), 2010).

Gambar 2.12. Spondylolisthesis

Sumber : Longo et al. (2012)

2.5.5. Infeksi

Pada anak usia muda, infeksi pada ruang diskus (diskitis) dapat

memicu terjadinya nyeri punggung. Diskitis biasanya terjadi pada anak

yang berumur 1 sampai dengan 5 tahun, namun, anak yang lebih tua dan

remaja juga bisa mendapatkan diskitis. Anak dengan diskitis akan

(41)

dan kekakuan pada tulang belakang, cara berjalan yang lemah atau

menolak untuk berjalan dan menjongkok dengan tulang belakang pada

kedudukan yang tegak lurus apabila mencoba untuk mendapatkan sesuatu

di lantai dengan tidak menekukkan badan mulai dari pinggang (Pediatric

Orthopaedic Society of North America (POSNA), 2010).

2.5.6. Tumor

Pada kasus-kasus yang jarang, tumor seperti osteoid osteoma, dapat

menyebabkan terjadinya nyeri punggung. Apabila ini terjadi, tumor pada

tulang belakang biasanya dijumpai pada punggung bagian tengah atau

bawah. Nyerinya konstan dan biasanya memburuk dari waktu ke waktu.

Nyerinya progresif dan tidak terkait dengan aktivitas dan/atau terjadi pada

waktu malam (Pediatric Orthopaedic Society of North America (POSNA),

2010).

2.6. Hasil Penelitian Sebelumnya Tentang Kejadian Nyeri Punggung

Kesadaran di kalangan tenaga pengajar, ahli-ahli medis, orang tua

dan pemerintah tentang nyeri punggung pada anak-anak sekolah yang

disebabkan oleh peningkatan penggunaan tas ransel yang berlebihan berat

semakin meningkat (Cottalorda et al., 2004). Baru-baru ini, para ilmuwan telah mulai untuk memeriksa efek dari penggunaan tas ransel yang berat

dan penuh dengan buku. Mereka mendapati bahwa penggunaan tas ransel

yang berat mampu memberi suatu ancaman yang serius terhadap

perkembangan tulang belakang anak-anak (Lucas, 2011). Para pakar

mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah tas anak-anak yang

berlebihan berat. Kebiasaannya tas hanya di pakai pada satu bahu dan

diiisi dengan semua benda mulai dari makan siang, alat-alat olahraga dan

juga buku-buku sehingga menyebabkan berat tas yang dibawa berada pada

tahap yang mengkhawatirkan. Ini meningkatkan kesadaran di kalangan

(42)

2.6.1. Berat Tas penelitian yang dilakukan terhadap siswa sekolah pria yang sehat (n=200),

umur rata-rata (SD) 12,5 (0,5) tahun, dari sekolah tinggi di Mangalore,

India menunjukkan penggunaan tas ransel yang mempunyai berat 15%

dari berat badan siswa akan mengubah sudut sikap badan (postural) seperti cranio-vertebral, kepala pada leher, kepala dan leher pada tubuh,

tubuh dan tungkai bawah di kalangan anak-anak pra remaja. Menurut

Ministry of Education (1993) dan National Back Pain Association (1997)

dalam Nor Azlin et al. (2010) garis pedoman yang telah dikembangkan di banyak negara adalah bertujuan untuk meminimalkan kesan buruk dari

berat tas terhadap siswa sekolah. Kebanyakan garis pedoman

merekomendasikan tas sekolah agar tidak melebihi 10% dari berat badan

siswa. Menurut Bauer dan Freivalds (2009) dalam Nor Azlin et al. (2010)

10% dari berat badan telah dilaporkan sebagai batas beban yang tidak

menyebabkan fleksi pada batang tubuh dan penekanan yang dirasakan

adalah pada siswa usia 11 – 14 tahun.

2.6.2. Jenis Kelamin

Prevalensi nyeri meningkat sesuai dengan usia dan kadarnya lebih

tinggi pada perempuan berbanding laki-laki (Jones dan Macfarlane, 2004).

Menurut Wedderkopp et al. (2005) pada perempuan, frekuensi nyeri punggung bawah dilaporkan meningkat ketika pubertas sehingga mencapai

maturitas tanpa mengenal usia. Meskipun demikian, persoalan mengapa

perempuan lebih rentan mengalami nyeri punggung pada tahap awal

(43)

(2012) menyelidiki pengaruh tas terhadap kurva spinalis, level bahu,

penjajaran (alignment) tubuh dan nyeri punggung pada remaja dan mendapati hasilnya menunjukkan perempuan lebih sering menderita nyeri

dorsal dengan intensitas lebih kuat berbanding laki-laki. Mereka juga

mengalami penurunan pada sudut yang dikenali sebagai Cranio-Cervical angel (CCA) dan juga perpindahan batang tubuh atas dan bahu. Navuluri et al. (2006) dalam Al-Qato (2012) mendapati terdapat korelasi antara nyeri dan berat tas per indeks massa tubuh di kalangan perempuan adalah

signifikan dan positif namun negatif dan tidak signifikan pada laki-laki.

Menurut Grimmer et al. (1999) dalam Lucas (2011) bahwa siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung berbanding siswa

laki-laki. Menurut mereka, siswa perempuan mengeluh adanya

peningkatan nyeri punggung ketika berusia 8 tahun manakala siswa

laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi 1 – 2 tahun kemudian.

2.6.3. Usia

Menurut Ibrahim (2012) perempuan usia muda membawa tas

sekolah yang lebih berat berbanding perempuan yang berusia lebih tua.

Menurut Pascoe et al. (1997) dalam Al-Qato (2012) bahwa siswa berusia 11-13 tahun membawa tas dengan berat 17% dari berat badan sehingga

bisa memberikan efek yang membahayakan kemampuan fisik anak

tersebut. Peneliti meneliti kesan pembawaan tas sekolah terhadap postur

dan gait dari anak berusia 11-13 tahun dan mendapati pembawaan tas

sekolah mengurangkan panjang langkah, meningkatkan frekuensi langkah

dan menggalakkan posisi tubuh tersandar ke depan. Pada penelitian yang

sama, 73,4% anak-anak mengunakan hanya satu tali dari tas sekolah

mereka untuk membawa bahan dan buku-buku. Penggunaan hanya satu

tali pada tas sekolah sepertinya menggalakkan penekukan tulang belakang

ke sisi lateral dan elevasi bahu, manakala penggunaan kedua tali pada tas

sekolah mengurangkan hal-hal tersebut. Skagg et al. (2006) dalam Al-Qato (2012) mendapati 37% dari anak-anak berusia 11-14 tahun menderita nyeri

(44)

et al. (2002) dalam Al-Qato (2012) menghubungkan penggunaan tas keluhan nyeri punggung pada anak juga dipengaruhi oleh body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT). Penelitian Lake, Power dan Cole (1999) dalam Sya’bani (2012) menunjukkan ada hubungan status gizi

dengan keluhan nyeri punggung. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak

dengan berat badan berlebihan atau obesitas memiliki peningkatan risiko

nyeri punggung lebih besar terutama pada perempuan (OR=1,78). Nilai

BMI yang besar dapat meningkatkan risiko nyeri punggung karena beban

pada tulang belakang menjadi lebih besar. Selain itu, berat badan

berlebihan juga memicu penurunan aktivitas yang akhirnya juga akan

meningkatkan risiko nyeri punggung. Walaupun begitu, di dalam

penelitian oleh Sya’bani (2012) membuktikan bahwa tidak ada hubungan

antara status gizi dengan keluhan nyeri punggung. Keluhan nyeri

punggung pada responden dengan status gizi normal, dilihat dari hasil

statistika, mencapai 43,6% sedangkan responden dengan gizi tidak normal

mencapai 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik gizi

responden, maka keluhan nyeri punggung bisa semakin rendah.

2.6.5. Lama Penggunaan Tas Sekolah

Menurut Haselgrove et al. (2008) hampir 50% dari remaja membawa tas sekolah mereka selama lebih dari 30 menit dalam waktu

sehari. Terdapat bukti dengan U-shaped trend antara lama penggunaan tas dengan kejadian nyeri punggung di mana remaja yang membawa tas

mereka selama 5 hingga 10 menit dalam satu hari mengeluhkan nyeri

punggung yang lebih sedikit berbanding teman-teman mereka yang lain.

(45)

siswa laki-laki menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,04).

Manakala untuk siswa perempuan menunjukkan asosiasi linear antara lama

penggunaan tas dengan kejadian nyeri leher (p=0,03). Lama penggunaan

tas sekolah yang tinggi dikatakan apabila melebihi durasi selama 30 menit

dalam satu hari.

2.6.6. Faktor Risiko Terhadap Kejadian Nyeri Punggung

Menurut Ibrahim (2012) berat dan presentase tas sekolah yang

tinggi dan cara membawa tas sekolah merupakan faktor risiko yang

berasosiasi dengan keluhan nyeri punggung pada siswa sekolah perempuan

di Mesir. Menurut Haismann (1998) dan Knapik et al. (1996) dalam Chansirinosukor et al. (2001) efek kombinasi dari beban yang berat, posisi beban pada tubuh, waktu yang diambil untuk membawanya, distribusi

beban, karakteristik dan kondisi fisik pada seorang individu dihipotesiskan

menjadi faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah ini. Pola hidup yang

tidak aktif berkemungkinan merupakan faktor yang paling penting dalam

menentukan nyeri punggung di kalangan anak-anak sekolah. Menurut

Spanish National Health Enquiry tahun 2006 bahwa 11,8% siswa sekolah yang berusia 10 – 15 tahun mengklasifikasikan diri mereka sebagai kurang

beraktivitas ataupun tidak aktif (Rodríguez-Oviedo et al., 2012). 2.6.7. Keluhan-keluhan Sehubungan Penggunaan Tas

Penelitian terkini menurut The U.S. Consumer Product Safety Commision menyatakan bahwa sehingga 75% dari anak-anak sekolah tidak hanya mengeluh nyeri punggung, tetapi juga nyeri pada leher dan bahu.

Penelitian tersebut juga menunjukkan lebih 13.260 kecederaan yang

dirawat di ruang gawat darurat, ruang dokter dan klinik ada hubungannya

dengan penggunaan tas ransel (Swolensky, 2013). Pada akhir dari masa

remaja mereka, hampir 60% dewasa muda merasakan setidaknya satu

episode nyeri punggung bawah dan suatu penelitian baru menyatakan

bahwa setidaknya sebagian daripada masalah ini disebabkan oleh efek cara

menggunakan tas ransel yang salah pada tulang belakang mereka ketika

(46)

Menurut Ibrahim (2012) banyak siswa melaporkan bahwa berat tas

sekolah mereka dirasakan berat, hampir separuh dari semua siswa

perempuan dalam penelitian tersebut melaporkan keluhan nyeri punggung

dan lebih dari satu pertiga mengeluhkan nyeri punggung dan nyeri bahu.

The Consumer Product Safety Commision (CPSC) menganggarkan 7.277 kunjungan ke ruangan gawat darurat setiap tahun itu disebabkan oleh

kecederaan yang terkait dengan penggunaan tas yang berisi buku. CPSC

juga turut melaporkan bahwa kecederaanyang terkait dengan penggunaan

tas ransel telah meningkat sehingga 330% sejak 1996. Ini merupakan suatu

permulaan dari epidemi yang mampu menyebabkan kerusakan yang serius

pada kesehatan anak sepanjang hayatnya (Arnsdorff, 2002).

Menurut Troussier et al. (1994) dalam Chansirinosukor et al. (2001) masalah muskuloskeletal yang berkaitan dengan penggunaan tas

ransel pada anak-anak sekolah merupakan suatu hal yang

mengkhawatirkan. Berjalan dengan beban yang dibawa seperti tas sekolah

adalah aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh anak-anak sekolah.

Pembawaan tas sekolah yang berat secara berulang telah dipercayai

mampu meletakkan tekanan tambahan pada tulang belakang anak yang

sedang dalam pertumbuhan. Tekanan tambahan ini dapat menyebabkan

anak-anak lebih cenderung untuk mengubah sikap badan (posture) dan

sekaligus memicu kepada terjadinya masalah pada punggung bawah (Shi

et al., 2011).

Banyak penelitian mendapati bahwa tas ransel mengubah sikap

badan (posture) dan gaya berjalan (gait) secara signifikan yang menyebabkan perubahan pada sudut kepala-leher (head-neck angle), bahu yang asimetris dan juga lumbal lordosis. Perubahan biomekanikal ini

mampu memicu untuk munculnya nyeri kronis dan kelainan patologis

(47)

2.6.8. Gejala/Simptom yang Timbul

Simptom pada punggung merupakan penyebab simptomatis yang

kedua paling banyak yang dikeluhkan oleh pasien di Amerika Serikat

sehingga mereka harus mendapatkan konsultasi dari para dokter.

(Cottalorda et al., 2004). Cedera pada punggung merupakan sebagian dari masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ia bisa menyebabkan nyeri tajam

atau tumpul dan dapat disertai dengan sensasi geli (tingling), kebas (numbness) ataupun seperti terbakar (burning). Anda juga mungkin dapat merasakan kelemahan, nyeri atau geli (tingling) pada bagian pelvis dan paha atas, di mana kondisi ini dikenal sebagai sciatica. Tulang belakang

biasanya masih bagus ketika terjadinya cedera pada punggung. Cedera

yang minor biasanya sembuh dalam hitungan 1-2 hari. Namun, sebagian

nyeri dapat berlangsung lama (Swolensky, 2013).

2.6.9. Konsultasi Dokter

Walaupun banyak anak melaporkan terjadinya limitasi terhadap

aktivitas sehari-hari meraka, namun konsultasi ke dokter masih juga

berada pada tingkat rendah. Nyeri punggung juga jarang menjadi penyebab

ketidakmampuan (disability) yang serius maupun hospitalisasi. Mayoritas dari anak-anak merasakan nyeri punggung bawah yang nonspesifik dan

sembuh sendiri (self-limiting) dan penelitian menunjukkan teknik

pencitraan yang biasa mempunyai kemampuan yang rendah untuk

membedakan antara anak dengan atau tanpa nyeri punggung bawah. Jadi,

(48)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

3.2. Variabel Penelitian

3.2.1. Variabel Independen

Pada penelitian ini yang ditetapkan sebagai variabel independen

adalah penggunaan tas jenis ransel ataupun jenis troli oleh siswa Sekolah

Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. Penggunaan Tas

Ransel

Penggunaan Tas

Troli

Kejadian Nyeri Punggung

pada Siswa Sekolah Dasar

(Variabel Independen)

(Variabel Dependen) - Jenis Kelamin

- Status Gizi

- Usia

- Berat Tas

- Lama Penggunaan Tas

Regio Nyeri

(49)

3.2.2. Variabel Dependen

Pada penelitian ini yang ditetapkan sebagai variabel dependen

adalah kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Yayasan

Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah sebagai dampak dari penggunaan tas

sekolah.

3.3. Definisi Operasional

3.3.1. Penggunaan Tas

• Definisi : Cara memegang atau mengangkat tas sambil berjalan untuk dibawa ke sekolah pada setiap hari.

Tas yang dibawa bisa jenis ransel atau jenis troli

yang harus dibawa sendiri oleh siswa sekolah dasar

tanpa dibantu oleh siapapun. • Cara Pengukuran : Wawancara

• Alat Pengukuran : Kuesioner

• Hasil Pengukuran : 1. Tas sekolah jenis ransel atau jenis troli.

2. Tas digendong pada kedua bahu, satu bahu atau

ditarik menggunakan tangan. • Skala Pengukuran : Nominal

3.3.2. Nyeri Punggung

• Definisi : Nyeri yang dirasakan dimulai dari nyeri pada leher, nyeri pada punggung tengah, nyeri

punggung bawah atau nyeri tulang

sacrum/coccygeus. Intensitas nyeri dideskripsikan

melalui skala nyeri yang ditandai oleh siswa

setelah dijelaskan oleh peneliti. • Cara Pengukuran : Wawancara

• Alat Pengukuran : Kuesioner

Gambar

Gambar 2.3. Kolumna Spinalis
Gambar 2.4. Nyeri pada Tulang Servikal (Leher)
Gambar 2.5. Nyeri pada Tulang Thorakal (Punggung Atas)
Gambar 2.7. Nyeri pada Tulang Sacrum/Sacroiliac Joint
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan pendidikan yang ada diperguruan tinggi, kecuali memang mereka cepat dalam memnyesuaikan diri terhadap hal baru dan pelajaran yang terdapat diperguruan tinggi.Menurut Lawton

Mendapatkan barang beserta dokumen-dokumennya apabila ditunjuk sebagai pemenang lelang Lelang (auction) adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran

Rika Hariance, , SP, MSi Anggota Helmi, Prof.Dr.Ir, MSc, Anggota Lora Triana, , SP, MM Anggota Afrianingsih Putri, , SP,MSi Anggota Nofialdi, Dr.Ir, MSi, Penjab Rika Hariance, , SP,

John (2007) dari Barkeley Personality Lab, Barkeley University of California. Melalui BFI akan diketahui tipe kepribadian yang dimiliki oleh Andikpas di

6.Sungai Serawai, mengalir dari arah selatan menuju utara, yang di sepanjang daerah alirannya melalui delapan (8) Desa, yaitu Desa Rantau Malam, Desa Nanga Jelundung,

Pembangunan iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasa ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan serta mengembangkan ilmu sosial dan humaniora untuk

Hasil klasifikasi menunjukkan pada masa sebelum erupsi, penggunaan lahan yang memiliki luasan terbesar pada daerah penelitian adalah kebun dengan 11,48 km 2 sedangkan yang

Pada penelitian metode POS Tagger dan klasifikasi Naïve Bayes ini hasil akurasi maksimalnya adalah 84.30% untuk data uji email spam dan email ham dalam