• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian

Distribusi frekuensi yang dibahas pada penelitian ini adalah tabulasi silang antara faktor intrinsik (X1), gaji (X2), pelatihan profesional (X3), pengakuan profesional (X4), nilai-nilai sosial (X5), dan pertimbangan pasar kerja (X6) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y).

1. Tabulasi silang antara faktor intrinsik (X1) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara faktor intrinsik (X1) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. : Tabulasi Silang Antara Faktor Intrinsik (X1) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X1 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 1 Mencerminkan personalitas seseorang yang bekerja secara professional (X1.1)

4,05 3,89

2 Pekerjaan bersifat rutin (X1.2) 3,72 3,54

3 Pekerjaan lebih cepat dapat

diselesaikan (X1.3) 2,89 2,97

4 Pekerjaan memiliki banyak

tantangan (X1.4) 4,19 3,94

5 Lingkungan kerja yang

menyenangkan (X1.5) 3,18 3,40

6

Tingkat kompetensi karyawan

yang tinggi (X1.6) 3,98 3,77

7 Ada tekanan untuk mencapai

hasil yang sempurna (X1.7) 3,96 3,63

8 Ada tekanan kerja sesuai batas

waktu (X1.8) 4,12 3,63

Rata-rata 3,76 3,60

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,76 pada faktor intrinsik, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,60 pada faktor intrinsik.

Nilai rata-rata faktor intrinsik pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik relatif sama yaitu mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa menyetujui bahwa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik cenderung memperhatikan faktor intrinsik.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada faktor intrinsik, baik mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, keduanya menyebutkan bahwa pekerjaan sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik memiliki banyak tantangan, terlihat dari nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,19 pada mahasiswa yang memilih akuntan publik dan 3,94 pada mahasiswa yang memilih non akuntan publik.

2. Tabulasi silang antara gaji (X2) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara gaji (X2) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. : Tabulasi Silang Antara Gaji (X2) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X2 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1)

1 Gaji awal yang tinggi (X2.1) 3,44 3,63

2 Dana pensiun (X2.2) 3,42 3,54

3 Kenaikan gaji lebih cepat (X2.2) 3,77 3,97

4 Gaji disesuaikan dengan

kemampuan (X2.3) 3,98 3,71

Rata-rata 3,65 3,71

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,65 pada variabel gaji, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,71 pada variabel gaji.

Nilai rata-rata variabel gaji pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik relatif sama yaitu mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa menyetujui bahwa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik cenderung memperhatikan variabel gaji.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada variabel gaji terutama pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi menyebutkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik berpendapat bahwa kenaikan gaji akuntan publik lebih cepat dibandingkan non akuntan publik, sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik berpendapat bahwa gaji non akuntan publik disesuaikan dengan kemampuan.

3. Tabulasi silang antara pelatihan profesional (X3) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara pelatihan profesional (X3) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. : Tabulasi Silang Antara Pelatihan Profesional (X3) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X3 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 1 Pelatihan kerja sebelum mulai

bekerja (X3.1) 4,21 4,29

2

Sering mengikuti latihan di luar lembaga untuk

meningkatkan profesional (X3.2)

4,04 3,83

3 Sering mengikuti pelatihan

rutin di dalam lembaga (X3.3) 3,86 3,69

4 Memperoleh pengalaman kerja

yang bervariasi (X3.4) 4,30 4,00

Rata-rata 4,10 3,95

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 4,10 pada variabel pelatihan profesional, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,95 pada variabel pelatihan profesional.

Nilai rata-rata variabel pelatihan profesional pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik relatif sama yaitu mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa menyetujui bahwa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik cenderung memperhatikan variabel pelatihan profesional.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada variabel pelatihan profesional terutama pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi

menyebutkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik berpendapat bahwa pelatihan kerja pada akuntan publik dimulai sebelum bekerja, sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik berpendapat bahwa bekerja non akuntan publik akan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi.

4. Tabulasi silang antara pengakuan profesional (X4) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara pengakuan profesional (X4) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. : Tabulasi Silang Antara Pengakuan Profesional (X4) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X4 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 1

Lebih banyak memberi

kesempatan untuk berkembang (X4.1)

3,88 4.17

2 Ada pengakuan apabila

berprestasi (X4.2) 3,96 3,71

3 Memerlukan banyak cara

untuk naik pangkat (X4.3) 3,35 3,43

4 Memerlukan keahlian tertentu

untuk mencapai sukses (X4.4) 4,19 3,74

Rata-rata 3,85 3,76

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,85 pada variabel pengakuan profesional, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai

akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,76 pada variabel pengakuan profesional.

Nilai rata-rata variabel pengakuan profesional pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik relatif sama yaitu mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa menyetujui bahwa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik cenderung memperhatikan variabel pengakuan profesional.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada variabel pengakuan profesional terutama pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi menyebutkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik berpendapat bahwa bekerja sebagai akuntan publik lebih banyak memberi kesempatan untuk berkembang, sedangkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik berpendapat bahwa bekerja non akuntan publik akan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses.

5. Tabulasi silang antara nilai-nilai sosial (X5) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara nilai-nilai sosial(X5) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. : Tabulasi Silang Antara Nilai-Nilai Sosial (X5) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X5 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 1

Lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan social (X5.1)

3,39 3,11

2

Lebih memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain (X5.2)

3,96 3,86

3 Lebih memerlukan kesempatan

menjalankan hobi (X5.3) 3,14 3,34

4 Lebih memerhatikan perilaku

individu (X5.4) 3,67 3,57

5 Pekerjaannya lebih bergengsi

dibanding karir yang lain (X5.5) 3,23 3,60

6

Lebih memberi kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain (X5.6)

3,32 3,60

Rata-rata 3,45 3,51

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,45 pada variabel nilai-nilai sosial, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,51 pada variabel nilai-nilai sosial.

Nilai rata-rata variabel nilai-nilai sosial pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik mendekati nilai 3 (netral), dan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memperhatikan nilai-nilai sosial lebih besar dibandingkan mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada nilai-nilai sosial, baik mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, keduanya memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain.

6. Tabulasi silang antara pertimbangan pasar kerja (X6) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun hasil dari tabulasi silang antara pertimbangan pasar kerja (X6) dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. : Tabulasi Silang Antara Pertimbangan Pasar Kerja (X6) Dengan Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Item Pernyataan pada Variabel X6 Pemilihan Karir Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 1

Keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK) (X6.1)

3.35 3.43

2

Lapangan kerja yang

ditawarkan mudah diketahui/ diakses (X6.2)

3.37 3.71

Rata-rata 3,36 3,57

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,36 pada variabel pertimbangan pasar kerja, sedangkan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memiliki rata-rata sebesar 3,57 pada variabel pertimbangan pasar kerja.

Nilai rata-rata variabel pertimbangan pasar kerja pada mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik mendekati nilai 3 (netral), dan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik mendekati nilai 4 (setuju), hal ini berarti mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik memperhatikan pertimbangan pasar kerja lebih besar dibandingkan mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik.

Berdasarkan beberapa pernyataan pada pertimbangan pasar kerja, baik mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, keduanya mudah diketahui atau diakses.

7. Tabel frekuensi pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y)

Adapun tabel frekuensi pada pemilihan karir sebagai akuntan publik (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. : Tabel Frekuensi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Y)

No Pemilihan Karir Jumlah Persentase (%)

1 2

Non akuntan publik (Y = 0) Akuntan publik (Y = 1) 57 35 62 38 Jumlah 92 100

Sumber : Lampiran 1D sampai dengan Lampiran 1F

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menyebutkan bahwa 62% responden memilih karir sebagai non akuntan publik dan 38% responden memilih karir sebagai akuntan publik.

Adapun perincian pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non publik masing-masing Perguruan Tinggi sebagai berikut :

Tabel 4.8. : Tabel Perincian Pemilihan Karir Masing-masing Perguruan Tinggi

No Nama Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa

Akuntan Publik Non Akuntan Publik

1 Universitas Kristen Petra 1 9

2 UPN “Veteran” Jawa Timur 4 8

3 STIE Perbanas 5 16

4 Universitas Katolik Widya Mandala

14 5

5 Universitas Airlangga 7 11

6 Universitas Surabaya 4 8

Total 35 57

Sumber : Lampiran 1A sampai dengan Lampiran 1C

Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala yang memilih karir sebagai akuntan publik cenderung lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik. Sedangkan sebagian besar mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya selain Universitas Katolik Widya Mandala cenderung memilih karir sebagai non akuntan publik.

4.2.2. Uji Validitas

4.2.2.1. Variabel Faktor Intrinsik (X1)

Adapun hasil uji validitas pada variabel faktor intrinsik (X1) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Faktor Intrinsik (X1) Putaran Ke-1

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X1.1 0,525 2 X1.2 0,317 3 X1.3 0,104 4 X1.4 0,450 5 X1.5 0,060 6 X1.6 0,391 7 X1.7 0,511 8 X1.8 0,411 Sumber : Lampiran 2A

Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa item X1.3 dan X1.5 adalah tidak valid, karena nilai corrected item total correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30 sehingga kedua item tersebut dieliminasi.

Tabel 4.10. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Faktor Intrinsik (X1) Putaran Ke-2

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X1.1 0,525 2 X1.2 0,329 3 X1.4 0,487 4 X1.6 0,382 5 X1.7 0,603 6 X1.8 0,593 Sumber : Lampiran 2B

Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa item pernyataan pada variabel faktor intrinsik yang valid adalah X1.1, X1.2, X1.4, X1.6, X1.7 dan X1.8, hal ini dikarenakan nilai corrected item total correlation

4.2.2.2. Variabel Gaji (X2)

Adapun hasil uji validitas pada variabel gaji (X2) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Gaji (X2) Putaran Ke-1 No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X2.1 0,628

2 X2.2 0,734

3 X2.3 0,622

4 X2.4 0,084

Sumber : Lampiran 3A

Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa item X2.4 adalah tidak valid, karena nilai corrected item total correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30 sehingga item tersebut dieliminasi.

Tabel 4.12. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Gaji (X2) Putaran Ke-2 No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X2.1 0,708

2 X2.2 0,738

3 X2.3 0,708

Sumber : Lampiran 3B

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa item pernyataan pada variabel gaji yang valid adalah X2.1, X2.2 dan X2.3, hal ini dikarenakan nilai corrected item total correlation yang dihasilkan lebih dari 0,30.

4.2.2.3. Variabel Pelatihan Profesional (X3)

Adapun hasil uji validitas pada variabel pelatihan profesional (X3) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Pelatihan Profesional (X3) Putaran Ke-1

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X3.1 0,313

2 X3.2 0,493

3 X3.3 0,589

4 X3.4 0,298

Sumber : Lampiran 4A

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa item X3.4 adalah tidak valid, karena nilai corrected item total correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30 sehingga item tersebut dieliminasi.

Tabel 4.14. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Pelatihan Profesional (X3) Putaran Ke-2

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X3.1 0,353

2 X3.2 0,447

3 X3.3 0,582

Sumber : Lampiran 4B

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa item pernyataan pada variabel pelatihan profesional yang valid adalah X3.1, X3.2 dan X3.3, hal ini dikarenakan nilai corrected item total correlation yang dihasilkan lebih dari 0,30.

4.2.2.4. Variabel Pengakuan Profesional (X4)

Adapun hasil uji validitas pada variabel pengakuan profesional (X4) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Pengakuan Profesional (X4) Putaran Ke-1

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X4.1 0,368

2 X4.2 0,500

3 X4.3 0,383

4 X4.4 0,148

Sumber : Lampiran 5A

Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa item X4.4 adalah tidak valid, karena nilai corrected item total correlation yang dihasilkan kurang dari 0,30 sehingga item tersebut dieliminasi.

Tabel 4.16. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Pengakuan Profesional (X4) Putaran Ke-2

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X4.1 0,452

2 X4.2 0,467

3 X4.3 0,412

Sumber : Lampiran 5B

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa item pernyataan pada variabel pengakuan profesional yang valid adalah X4.1, X4.2 dan X4.3, hal ini dikarenakan nilai corrected item total correlation yang dihasilkan lebih dari 0,30.

4.2.2.5. Variabel Nilai-Nilai Sosial (X5)

Adapun hasil uji validitas pada variabel nilai-nilai sosial (X5) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Nilai-Nilai Sosial (X5) No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X5.1 0,535 2 X5.2 0,577 3 X5.3 0,493 4 X5.4 0,678 5 X5.5 0,323 6 X5.6 0,423 Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa semua item pernyataan pada variabel nilai-nilai sosial adalah valid, hal ini dikarenakan nilai

corrected item total correlation yang dihasilkan lebih dari 0,30.

4.2.2.6. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X6)

Adapun hasil uji validitas pada variabel pertimbangan pasar kerja (X6)adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18. : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X6)

No Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

1 X6.1 0,498

2 X6.2 0,498

Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa semua item pernyataan pada variabel pertimbangan pasar kerja adalah valid, hal ini

dikarenakan nilai corrected item total correlation yang dihasilkan lebih dari 0,30.

4.2.3. Uji Reliabilitas

Adapun hasil uji reliabilitas pada variabel faktor intrinsik (X1), gaji (X2), pelatihan profesional (X3), pengakuan profesional (X4), nilai-nilai sosial (X5), dan pertimbangan pasar kerja (X6) adalah sebagai berikut : Tabel 4.19. : Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Bebas Cronbach’s Alpha

1 2 3

Dokumen terkait