BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Faktor Sosial, dan Keputusan Pembelian.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi (X1)
No. Item STS TS KS S SS T O T A L F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 7 8,1 46 53,5 33 38,4 86 100 2 0 0 0 0 6 7 40 46,5 40 46,5 86 100 3 0 0 0 0 4 4,7 31 36 51 59,3 86 100 4 3 3,5 4 4,7 12 14 41 47,7 26 30,2 86 100 5 2 2,3 3 3,5 9 10,5 53 61,6 19 22,1 86 100 6 3 3,5 5 5,8 9 10,5 51 59,3 18 20,9 86 100 7 4 4,7 3 3,5 7 8,1 21 24,4 51 59,3 86 100 8 0 0 0 0 7 8,1 46 53,5 33 38,4 86 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
1. Pada pernyataan pertama, dari 86 responden, sebanyak 38,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki varian rasa yang disukai oleh semua usia, 53,5% menyatakan setuju, 8,1% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, dari 86 responden, sebanyak 46,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki banyak peminat terhadap produknya, 46,5% menyatakan setuju, 7% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 86 responden, sebanyak 59,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie sedaap menjadi makanan alternatif pengganti makanan pokok, 36% menyatakan setuju, 4,7% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, dari 86 responden, sebanyak 30,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki harga bersaing dengan produk mie instan lainnya, 47,7% menyatakan setuju, 14% menyatakan kurang setuju, 4,7% menyatakan tidak setuju, dan 3,5% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
5. Pada pernyataan kelima, dari 86 responden, sebanyak 22,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap selalu menciptakan inovasi pada produknya, 61,6% menyatakan setuju, 10,5% menyatakan kurang setuju, 3,5%
menyatakan tidak setuju, dan 2,3% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, dari 86 responden, sebanyak 20,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap cocok dikonsumsi konsumen yang membutuhkan makanan cepat saji, 59,3% menyatakan setuju, 10,5% menyatakan kurang setuju, 5,8% menyatakan tidak setuju, dan 3,5% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
7. Pada pernyataan ketujuh, dari 86 responden, sebanyak 59,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki kemasan yang menarik, 24,4% menyatakan setuju, 8,1% menyatakan kurang setuju, 3,5% menyatakan tidak setuju, dan 4,7% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
8. Pada pernyataan kedelapan, dari 86 responden, sebanyak 38,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap merupakan mie instan yang dipercaya kualitasnya, 53,5% menyatakan setuju, 8,1% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Sosial (X2)
No. Item STS TS KS S SS T O T A L F % F % F % F % F % F % 1 1 1,2 1 1,2 6 7 40 46,5 38 44,2 86 100 2 1 1,2 2 2,3 6 7 42 48,8 35 40,7 86 100 3 1 1,2 1 1,2 2 2,3 24 27,9 58 67,4 86 100 4 1 1,2 1 1,2 1 1,2 32 37,2 51 59,3 86 100 5 1 1,2 1 1,2 2 2,3 27 31,4 55 64 86 100 6 2 2,3 1 1,2 1 1,2 28 32,6 54 62,8 86 100
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 86 responden, sebanyak 44,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap dibintangi oleh group musik terkenal Indonesia, 46,5% menyatakan setuju, 7% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, dari 86 responden, sebanyak 40,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki saluran pemasaran yang luas, 48,8% menyatakan setuju, 7% menyatakan kurang setuju, 2,3% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 86 responden, sebanyak 67,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap didukung oleh keluarga musisi yang memiliki track record baik, 27,9% menyatakan setuju, 2,3% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, dari 86 responden, sebanyak 59,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap dikonsumsi oleh hampir semua rumah tangga, 37,2% menyatakan setuju, 1,2% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
5. Pada pernyataan kelima, dari 86 responden, sebanyak 64% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memberikan keceriaan dalam
setiap iklannya, 31,4% menyatakan setuju, 2,3% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 1,2% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, dari 86 responden, sebanyak 62,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap berperan sebagai mie instan yang diinovasi kedalam kemasan Cup, 32,6% menyatakan setuju, 1,2% menyatakan kurang setuju, 1,2% menyatakan tidak setuju, dan 2,3% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No. Item STS TS KS S SS T O T A L F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 7 8,1 46 53,5 33 38,4 86 100 2 0 0 0 0 12 14 48 55,8 26 30,2 86 100 3 0 0 0 0 7 8,1 47 54,7 32 37,2 86 100 4 0 0 0 0 11 12,8 54 62,8 21 24,4 86 100 5 0 0 0 0 6 7 41 47,7 39 45,3 86 100 6 0 0 0 0 5 5,8 41 47,7 40 46,5 86 100 7 0 0 0 0 2 2,3 17 19,8 67 77,9 86 100 8 0 0 0 0 0 0 18 20,9 68 79,1 86 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 86 responden, sebanyak 38,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap merupakan mie instan produksi PT. Wings Food, 53,5% menyatakan setuju, 8,1% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, dari 86 responden, sebanyak 30,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap merupakan mie instan terpopuler
kedua di Indonesia, 55,8% menyatakan setuju, 14% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 86 responden, sebanyak 37,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memiliki banyak varian rasa, 54,7% menyatakan setuju, 8,1% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, dari 86 responden, sebanyak 24,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap semakin berkualitas karena diperkaya dengan 7 vitamin, 62,8% menyatakan setuju, 12,8% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
5. Pada pernyataan kelima, dari 86 responden, sebanyak 45,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap selalu memunculkan varian rasa baru setiap tahunnya, 47,7% menyatakan setuju, 7% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, dari 86 responden, sebanyak 46,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap memberikan inovasi rasa yang disukai konsumen, 47,7% menyatakan setuju, 5,8% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
7. Pada pernyataan ketujuh, dari 86 responden, sebanyak 77,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap dikonsumsi ulang oleh konsumen, 19,8% menyatakan setuju, 2,3% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
8. Pada pernyataan kedelapan, dari 86 responden, sebanyak 79,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap semakin disukai dan dikenal konsumen, 20,9% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
4.3 Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas faktor pribadi, dan faktor sosial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
Tabel 4.7 Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Faktor_Sosial, Faktor_Pribadia . Enter
a. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut.
Tabel 4.8
Analisis Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.122 2.898 1.767 .081 Faktor_Pribadi .446 .067 .496 6.634 .000 Faktor_Sosial .563 .094 .450 6.008 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = 5,122 + 0,446 X1 + 0,563 X2
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 5,122, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel
faktor pribadi (X1), dan faktor sosial (X2) = 0, maka keputusan pembelian = 5,122.
b. Koefisien X1 (b1) = 0,446, ini berarti bahwa variabel faktor pribadi (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika faktor pribadi (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,446. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel faktor pribadi dengan keputusan pembelian, semakin meningkat faktor pribadi maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian Mie Sedaap pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas sumatera utara.
c. Koefisien X2 (b2) = 0,563, ini berarti bahwa variabel faktor sosial (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika faktor sosial (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,563. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel faktor sosial dengan keputusan pembelian, semakin meningkat faktor sosial maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian Mie Sedaap pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas sumatera utara.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :
Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%
Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% Hasil pengujian adalah :
n = jumlah sampel, n = 86
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3
Derajat kebebasan / degree of freedom (df) =(n-k) = 86 - 3 = 83
Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05 (83) = 1,663
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.122 2.898 1.767 .081 Faktor_Pribadi .446 .067 .496 6.634 .000 Faktor_Sosial .563 .094 .450 6.008 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Faktor Pribadi (X1)
Nilai thitung variabel faktor pribadi adalah 6,634 dan nilai ttabel 1,663 maka thitung > ttabel (6,634 > 1,663) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian. Artinya, jika variabel faktor pribadi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,446.
2. Variabel Faktor Sosial (X2)
Nilai thitung variabel faktor sosial adalah 6,008 dan nilai ttabel 1,663 maka thitung > ttabel (6,008 > 1,663) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05) secara parsial terhadap
keputusan pembelian. Artinya, jika variabel faktor sosial ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,563.
4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah :
Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k
Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 86 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 86 – 3 = 83
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabelpada tingkat α = 5%.
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 381.280 2 190.640 54.760 .000a
Residual 288.953 83 3.481
Total 670.233 85
a. Predictors: (Constant), Faktor_Sosial, Faktor_Pribadi
b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 54,760 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,107, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (54,760 > 3,107).
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000 < 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (faktor pribadi, dan faktor sosial) secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .754a .569 .558 1.86584
a. Predictors: (Constant), Faktor_Sosial, Faktor_Pribadi
b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :
1. R = 0,754 berarti hubungan antara variabel faktor pribadi (X1), dan faktor sosial (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 75,4%. Artinya hubungannya kuat.
2. Nilai R Square sebesar 0,569 berarti 56,9% variabel keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel faktor pribadi (X1), dan faktor sosial (X2). Sedangkan sisanya 43,1% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,86584. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2, dan Gambar 4.3.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pengujian Normalitas Histogram
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.3
Pengujian Normalitas P-P Plot
Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).
Tabel 4.12
Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 86
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.84375750
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .090
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .838
Asymp. Sig. (2-tailed) .484
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.12, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,484, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05), dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :
1. Analisis Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.4
Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik
Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.13 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.863 1.437 1.992 .050 Faktor_Pribadi .099 .033 .320 2.962 .074 Faktor_Sosial .076 .046 .176 1.626 .108
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.