HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil
41.2 Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012
4.1.8 Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif berdasarkan Cara Penggunaan NAPZA Suntik di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012
78,80% 21,20% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%
Pengguna Jarum Suntik Bukan Pengguna Jarum Suntik
Series 1
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pola distribusi Hepatitis C pada Pecandu NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil pengambilan data diketahui laki-laki mendominasi dari total sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak (98,1%). Keadaan ini dipengaruhi dari tingginya pemakaian NAPZA yang menjadi salah satu faktor risiko pada penderita Hepatitis C. Hal ini sesuai dengan survei penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional pada tahun 2011 di Indonesia didapatkan jenis kelamin, laki-laki jauh lebih besar dari perempuan, yaitu sebanyak (81%) pada laki-laki dan (19%) pada perempuan.16
4.2.2 Pola Distribusi Hepatitis C Pada Pecandu NAPZA Berdasarkan Usia
Diketahui kelompok usia 30-39 tahun mendominasi lebih dari separuh dari keseluruhan data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi pada penderita Hepatitis C (59,65%) dan tertinggi kedua kelompok usia 20-29 tahun (34,6%). Kelompok usia ini merupakan kelompok usia produktif, dari data Riset Kesehatan Dasar pada 2007 tercatat 2,05 persen dari total penduduk Indonesia yang usianya di atas 15 tahun, menderita hepatitis C.Semakain bertambahnya usia maka semakin tingginya menderita Hepatitis C, keadaan ini dapat disebabkan perjalanan penyakit Hepatitis C akut yang tidak menimbulkan gejala spesifik.8 Hal ini sesuai dengan survey BNN tahun 2008, jumlah pecandu paling banyak berusia 29 tahun atau masih dalam kisaran usia produktif. 16
26
4.2.3 Pola Distribusi Hepatitis C Pada Pecandu NAPZA Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan sebanyak (48,2%) didominasi pengangguran. Dari hasil survei lain, BNN Provinsi Bali menyatakan jumlah pecandu narkoba di Bali sebagian besar pengangguran. Data Badan Narkotika Kota Cimahi tahun 2009 juga menunjukkan di antara pengguna narkoba yang masih hidup, sebagian besar adalah pengangguran.
4.2.4 Pola Distribusi Hepatitis C Pada Pecandu NAPZA Berdasarkan Status Pernikahan
Sebanyak (57,7%) penderita Hepatitis C pada pecandu NAPZA Dalam buku Drug Abuse and Society, mengatakan ancaman remaja menjadi pecandu NAPZA sangat besar dan dapat mempengaruhi karakter dirinya. Hal ini disebabkan oleh tingginya rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru, dalam hal ini konsumsi NAPZA yang membuat yang tadinya hanya coba-coba menjadi kecanduan, terutama bila remaja tersebut berada dalam suatu komunitas tertentu. Ditambah komunitas sebaya juga dapat meningkatkan tekanan untuk mengonsumsi NAPZA terutama bila ia belum menikah. Disisi lain, pecandu yang sudah menikah cenderung lebih cepat untuk merasa malu dan bersalah atas kecanduannya. Ini dapat disebabkan oleh tekanan dari pasangan ataupun keluarga pasangan. Sementara pecandu yang belum menikah atau bercerai, akan lebih sulit memperoleh pasangan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kepercayaan terhadap pasangan bila ia mengonsumsi NAPZA, terutama bila laki-laki dan tidak bekerja. Disisi lain, istri lebih sering menganggap pasangan buruk bila mengonsumsi NAPZA karena ditakutkan akan meningkatkan kemungkinan kekerasan dalam rumah tangga sehingga menjadikan itu sebagai salah satu alasan perceraian.18
4.2.5 Pola Distribusi Hepatitis C pada Pecandu NAPZA Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Indonesia masih didominasi oleh lulusan SMA. Dari hasil penelitian hepatitis C pada pengguna NAPZA yang di lakukan surabaya di didaptkan sebanyak 62,2% berpendidikan SMU. Hal ini dibenarkan oleh penelitian Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim POLRI bahwa pelaku kejahatan narkoba berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir didominasi oleh lulusan SMA sepanjang tahun 2006-2011. 19
Sedangkan pada penelitian ini didapatkan sebanyak (50%) pendidikan terakhir SMA.
4.2.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pecandu Heroin (Putauw), Ganja (Canabis), Amfetamin (Shabu) dan Zat Adiktif (Alkohol)
Heroin (84.6%)_merupakan jenis NAPZA yang paling banyak digunakan dan rata-rata cara pemakaiannya dengan suntik. Jenis NAPZA ini dapat meningkatakn faktor risiko terpaparnya penyakit Hepatitis C yang terdapat pada penderita NAPZA suntik, meskipun berdasarkan survey BNN 2011 hubungan seks berisiko mayoritas terjadi pada pecandu NAPZA suntik. Untuk NAPZA suntik yang terbanyak digunakan adalah ganja dan shabu . NAPZA non-suntik lebih dipilih karena diketahui median pertama kali menggunakan NAPZA adalah usia 15 tahun (belum berpenghasilan) dimana untuk biaya pecandu NAPZA non-suntik biaya pertahun yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan pecandu NAPZA suntik ditambah NAPZA suntik lebih sulit diperoleh. Sementara untuk zat adiktif (alkohol), pecandu NAPZA suntik lebih cenderung pernah mengonsumsinya meskipun alkohol diketahui lebih menyebabkan kecanduan pada pecandu NAPZA non-suntik.19
28
4.2.7 Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif berdasarkan Cara Penggunaan NAPZA Suntik di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012
Pengguna NAPZA yang menggunakan jarum suntik dari hasil pengambilan data sebanyak (78,8%). Faktor risiko terpaparnya Hepatitis C sangat tinggi pada kelompok ini, prevalensi kejadiannya mencapai (>80%).6 Hal ini berhubungan dengan cara penularan VHC lewat parenteral penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahum 2002 di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Mitra Menteng Abadi, Jakarta didapatkan (84%) narkotika digunakan dengan cara suntik dari 168 kasus.3
29 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Prevalensi Hepatitis C pada pecandu NAPZA di RSKO Jakarta tahun 2011-2012 adalah sebesar 72.2% yang sebagian besar didominasi oleh pecandu Heroin yaitu sebesar (84,6%) dengan penggunaan NAPZA suntik (78,8%).
2. Pola Demografi Hepatitis C pada pecandu NAPZA di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012 didominasi oleh laki-laki sebanyak (98,1%), kelompok Usia 30-39 tahun (59,6%), tidak bekerja (46,2 %), belum menikah (57,7%), dan pendidikan sampai lulus SMA (50%).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari simpulan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan :
1. Perlunya menganalisa perilaku lain yang menjadi risiko Hepatitis C positif dari pecandu NAPZA seperti perilaku seksual berisiko, penggunaan tato, misal menggunakan kuisioner atau wawancara
2. Mencari hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya Hepatitis C Penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya dan dapat menjadi pertimbangan untuk membuat kebijakan mengenai penggunaan jarum suntik sebagai akibat dari kecanduan NAPZA sehingga penyebaran Hepatitis C dapat semakin ditekan.
30
1. World Health Organization (WHO). Hepatitis C; 2013
2. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta; 2009 3. Gani RA, Budihusodo U, Waspodo A, Lesmana L.A., Hasan I, Akbar N et
al. Seroepidemiology and risk factors of Hepatitis B and C virus infections among drug users in Jakarta, Indonesia; 2002.hal.48
4. European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction. Hepatitis C and injecting drug use [dikutip 25 Juli 2013.]
Available from: www.emcdda.europa.eu
5. Laporan Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Studi Kerugian Ekonomi dan Sosial Akibat Narkoba tahun 2008
6. Gani RA. Hepatitis C. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009
7. Centers for Disease Control and Prevention.Hepatitis C - [dikutip 25 Juli 2013]
Available from: www.cdc.gov/hepatitis/hcv/pdfs/hepcgeneralfactsheet.pdf
8. Jules L. Dienstag, Kurt J. Isselbacher. Acute Viral Hepatitis. Dalam: Dennis L. Kasper, Eugene Braunwald, Anthony Fauci, Stephen Hauser, Dan Longo, J. Larry Jameson, Editor. Harrison’s – a textbook of Internal Medicine. 16th ed: McGraw-Hill; 2004
9. Mauss, Berg, Rockstroh, Sarrazin, Wedemeyer. The Flying Publisher Short Guide to
Hepatitis C.Volume 2. 2011
10.Sulaiman HA. Hepatitis C. Dalam : Sulaiman HA, Akbar HN,Lesmana LA, Noer HMS, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi I. Jakarta: Jayaabadi; 2007
11.Gani RA. Patogenesis dan Diagnosis Hepatitis C. Dalam: Sulaiman AS, Sulaiman BS, Sulaiman H.A, Loho IM, Stephanie A, editor. Pendekatan
31
Terkini Hepatitis B dan C dalam Prakrik Klinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto; 2010
12.Artikel Umum. Hepatitis C. Perhimpunan Penelitian Hati Indonesia [dikutip 25 Juli 2013]
Available from :http://pphi-online.org/alpha/?p=533
13.Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, editor. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1.Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012
14. Undang Undang Repulik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. [Dikutip 18 Agustu 2012].
Available from :
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/uu35narkotika.pdf
15. Undang Undang Repulik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. [dikutip 1 Mei 2013].
Available from : http://www.slideshare.net/Bembenk/uu-05-1997
16.Jenis-jenis Narkoba Badan Narkotika Nasional Indonesia.www.bnn.go.id di unduh (6 September 2012,jam 10.06 WIB)
17.Redaksi wakil Kepresidenan. Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional Tahun 2012[serial online] 2013 [dikutip 6 Mei 2013 ].
Available from URL: http://wapresri.go.id/index/preview/berita/2136
18. Prashant, Saroj. Drug Abuse and Society. New Delhi : Ashish Pub. House. 1993. P.160-7
19.Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Pengangguran jadi Pengedar Shabu [serial online] 2013 [dikutip 2013 Mei 1st ].
Available from URL:
http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=Berita&op=deta il_berita&id=719&mn=6&smn=a
20.Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim POLRI.Kasus Narkoba Di Indonesia Tahun 2006-2010 [serial online] 2011 [Dikutip 2013 August 06th].
Available from URL: http://gmdm4nation.org/resources-24-drugsituation.html
21.Sopiyudin Dahlan. 2009. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto
33 LAMPIRAN
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Statistics Jenis_Kelamin
N Valid 52 Missing 0
Jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 51 98.1 98.1 98.1 perempuan 1 1.9 1.9 100.0 Total 52 100.0 100.0
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Usia di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Statistics Usia
N Valid 52 Missing 0
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 20-29 18 34.6 34.6 34.6 30-39 31 59.6 59.6 94.2 40-49 1 1.9 1.9 96.2 >60 2 3.8 3.8 100.0 Total 52 100.0 100.0 Lampiran 2
35
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Pekerjaan di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Statistics Pekerjaan
N Valid 52 Missing 0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid TIDAK BEKERJA 24 46.2 46.2 46.2
KARYAWAN SWASTA 10 19.2 19.2 65.4 WIRASWASTA 12 23.1 23.1 88.5 PNS 4 7.7 7.7 96.2 LAINNYA 2 3.8 3.8 100.0 Total 52 100.0 100.0 Lampiran 3
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Status Pernikahan di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Status_Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid BELUM MENIKAH 30 57.7 57.7 57.7
MENIKAH 18 34.6 34.6 92.3 CERAI 4 7.7 7.7 100.0 Total 52 100.0 100.0 Statistics Status_Pernikahan N Valid 52 Missing 0 Lampiran 4
37
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif dengan Riwayat Pecandu NAPZA Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Statistics Pendidikan_Terakhir
N Valid 52 Missing 0
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid SD 2 3.8 3.8 3.8 SMP 8 15.4 15.4 19.2 SMA 26 50.0 50.0 69.2 PT 16 30.8 30.8 100.0 Total 52 100.0 100.0 Lampiran 5
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif berdasarkan Jumlah Pecandu Heroin,
Ganja, amfetamin (shabu) dan zat Adiktif (Alkohol) di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012 Statistics Heroin N Valid 52 Missing 0 Heroin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid PECANDU HEROIN 44 84.6 84.6 84.6
BUKAN PECANDU HEROIN 8 15.4 15.4 100.0 Total 52 100.0 100.0
39
Ganja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid PECANDU GANJA 19 36.5 36.5 36.5
BUKAN PECANDU GANJA 33 63.5 63.5 100.0 Total 52 100.0 100.0 Statistics Amfetamin N Valid 52 Missing 0 Amfetamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid PECANDU AMFETAMIN 19 36.5 36.5 36.5
BUKAN PECANDU AMFETAMIN 33 63.5 63.5 100.0 Total 52 100.0 100.0 Statistics Ganja N Valid 52 Missing 0 Lampiran 7
Statistics Alkohol
N Valid 52 Missing 0
Alkohol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid PECANDU ALKOHOL 8 15.4 15.4 15.4
BUKAN PECANDU
ALKOHOL 44 84.6 84.6 100.0 Total 52 100.0 100.0
41
Pola Distribusi Pasien Hepatitis C Positif berdasarkan Penggunaan Jarum Suntik di RSKO Cibubur Jakarta Tahun 2011-2012
Statistics
Cara_penggunaan
N Valid 52 Missing 0
Cara_penggunaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Pengguna Jarum suntik 41 78.8 78.8 78.8
Bukan Pengguna Jarum
Suntik 11 21.2 21.2 100.0 Total 52 100.0 100.0
43
Riwayat Hidup Penulis
Nama Lengkap : Fajri Nugraha
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 15 Agustus 1990
Alamat : Ds.Margaasih 01/01, Kec.Cicalengka, Kab.Bandung
Telp : 081809128990
Agama : Islam
Pendidikan : SDN Negri 1 Sirnagalih MTS 34 Cibegol Soreang MAN 1 Kota Sukabumi