• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Deskripsi Data Penelitian

5.2.1 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma

Hasil dari penelitian ini didapatkan jumlah pasien sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo sebanyak 23 orang. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan lebih banyak pasien berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 19 pasien dan wanita sejumlah 4 pasien.

Diagram 5.1 Karakteristik Data Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

5.2.2 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan usia yang bervariasi dengan rentang usia paling muda adalah 31 tahun dan usia paling tua adalah 72 tahun dengan rata-rata total usia pasien 51.63 tahun.

5.2.3 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Gejala Klinis

Berdasarkan data penelitian yang ada didapatkan beberapa gambaran klinis yang ada pada pasien sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal.

Tabel 5.1 Karakteristik Data Penelitian Berdasarkan Gejala Klinis No Gambaran Klinis Jumlah (n=23) Presentase (%)

1 BAB Hitam 11 47.82 2 Mual 10 43.47 3 Muntah Darah 9 39.13 4 Sesak 6 26.08 83% 17%

Jenis Kelamin (n = 23)

Laki laki Perempuan

5.2.4 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan hemoglobin, trombosit, leukosit, SGOT, SGPT, Albumin, Billirubin Direct, Billirubin total, PPT dan APTT pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal mengalami beberapa perubahan dari nilai normal.

Hasil pemeriksaan hemoglobin rata-rata nilai pasien sebesar 9,3 menandakan penurunan hemoglobin. Hasil pemeriksaan SGOT memiliki rata-rata nilai sebesar 194.4 U/L menandakan kenaikan SGOT dan pada pemeriksaan SGPT didapatkan nilai rata-rata sebesar 64.6 U/L menandakan kenaikan SGPT. Hasil rata-rata pemeriksaan albumin sebesar 2.47 g/dl menandakan penderita mengalami penuruan nilai. Hasil rata-rata pemeriksaan billirubin

5 Nyeri Perut 3 13.04 6 Ikterus 2 8.69 7 Asites 18 78.26 8 Varises Esovagus 1 4.34 9 Anemia 8 34.78 10 Degenerasi Maligna 2 8.69 11 Hiponatremia 1 4.34 12 Koma Hipoglikemi 1 4.34

13 Gagal Hati Akut 1 4.34

14 Sepsis 10 43.47

15 Enselopati Hepatik 13 56.52

16 Spontanius Bakteria Peritonitis 8 34.78

17 Hiperkalemi 6 26.08

direct sebesar 6 mg/dl menandakan penderita mengalami kenaikan nilai dan hasil rata-rata pemeriksaan billirubin total sebesar 7.6 mg/dl menandakan pasien mengalami kenaikan nilai. Pada pemeriksaan PPT rata-rata nilai pasien sebesar 21.58 detik dengan kontrol PPT sebesar 11.79 detik menandakan pemanjangan nilai sedangkan hasil rata-rata pemeriksaan APTT sebesar 37.12 detik dengan rata-rata kontrol sebesar 11.03 detik menandakan pasien mengalami pemanjangan nilai.

Table 5.2 Hasil pemeriksaan laboratorium

5.2.5 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Serologi

Pemeriksaan HBsAg dan HCV penderita sirosishepatis dengan sindroma hepatorenal didapatkan sebesar 11 data sebanyak 10 penderita positif HBsAg, 1 penderita positif HCV dan HBsAg.

Pemeriksaan Laboraturium Rata-rata Nilai Rujukan

Hemoglobin 9.305 11,0 - 18,0 g/dl SGOT 194.4 <38 U/L SGPT 64.6 <41 U/L Albumin 2.47 3,4 - 5 g/dl Billirubin Direct 6 <0,2 mg/dl Billirubin Total 7.6 0,3 - 1,0 mg/dl Trombosit 197 150-450 x10*3/uL Leukosit 17.5 4.5-10.5 x10*3/uL PPT 21.58 < 2 detik (c = 11.79) APTT 37.12 < 7 detik (c = 26.08)

Tabel 5.3 Karakteristik Data Penelitian Pemeriksaan hepatitis

5.2.6 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Fungsi ginjal

Hasil pemeriksaan pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal didapatkan beberapa hasil tes fungsi ginjal seperti BUN, Serum Kreatinin, Kalium dan Natrium. Didapatkan hasil yaitu kenaikan nilai BUN, Serum kreatinin dan Kalium. Sedangkan pada Natrium sebagian besar penderita mengalami penurunan.

Nilai rata-rata dari hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan penurunan fungsi ginjal pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal adalah 43.57 mg/dl untuk nilai BUN dengan nilai tertinggi sebesar 142.7 mg/dl dan nilai terendah sebesar 4.4 mg/dl. Hasil rata-rata 2.5 mg/dl untuk nilai serum kreatinin dengan nilai tertinggi 5.1mg/dl dan nilai terendah 0.61 mg/dl. Hasil rata-rata 4.97 mmol/l untuk nilai kalium dengan nilai tertinggi 7.6 mmol/l dan nilai terendah 2.7 mmol/l. Hasil rata-rata 133.67 mmol/l untuk nilai natrium dengan nilai tertinggi 154 mmol/l dan nilai terendah 155 mmol/l.

No Pemeriksaan Hepatitis Positif Negatif Jumlah Data

1 HBsAg 11 5 16

2 HCV 0 3 4

Table 5.4 Hasil Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan Lab.Ginjal Nilai Maks Nilai Min Rata rata Nilai rujukan

BUN 142.7 4.4 43.57 10 - 20 mg/dl

Serum Kreatinin 5.1 0.61 2.5 0,5 - 1,2 mg/dl

Kalium 7.6 2.7 4.97 3,8 - 5,0 mmol/l

Natrium 154 115 133.67 136 -144 mmol/l

Sebanyak 6 pasien mengalami beberapa kali perubahan nilai serum kreatinin pada setiap hasil pemeriksaan laboratoriumnya. Hasil dinamika serum kreatinin pasien tersebut sebanyak 5 data mengalami kenaikan nilai serum kreatinin dan sebanyak 1 data mengalami penurunan nilai pada hasil pemeriksaan serum kreatinin.

Diagram 5.2 Data Penelitian Berdasarkan Pemeriksaan Serum Kreatinin

5.2.7 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Angka Mortalitas

Dari data penelitian yang didapatkan, untuk angka mortalitas pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma

0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 N il a i Pe m e rik sa a n

Serum Kreatinin

Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Data 6

hepatorenal didapatkan beberapa status akhir pasien. Angka kematian didapatkan sebesar 11 penderita dengan rata-rata lama perawatan selama 3.36 hari, status akhir pulang paksa sebanyak 9 penderita dengan rata-rata lama perawatan selama 6.4 hari dan status akhir dipulangkan sebanyak 3 orang dengan rata-rata lama perawatan selama 6 hari.

Tabel 5.5 Karakteristik Data Berdasarkan Angka Mortalitas

No Cara Keluar Rumah Sakit Jumlah Rata-Rata Lama Perawatan

1 Meninggal 11 3.36 Hari

2 Pulang Paksa 9 6.4 Hari

3 Dipulangkan 3 6 hari

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada periode Juli 2015 – Juni 2016. Dimulai dengan mengurus perijinan hingga pengumpulan data. Penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data mengenai pasien sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal yang dapatkan dari rekam medik pasien Instalasi Rawat Inap Penyakit dalam Rumah Sakit Dr. Soetomo pada periode Januari 2012 – Desember 2015 didapatkan 23 pasien. Data yang berhasil dihimpun melalui penelitian ini meliputi data tentang distribusi angka kejadian, usia, jenis kelamin, gambaran klinis, hasil pemeriksaan penunjang dan angka mortalitas.

6.2 Deskripsi Data Penelitian

6.2.1 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Distribusi pasien pada penelitian ini didapatkan lebih banyak pasien berjenis kelamin laki-laki yaitu sejumlah 19 pasien (83%) dan wanita sejumlah 4 pasien (17%). Hal ini sesuai dengan penelitian di Konkuk University Hospital pada tahun 2006-2010 yang menyatakan bahwa pasien sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal di dominasi oleh kelompok jenis kelamin

laki-laki yang berjumlah 478 pasien (74,3%), sedangkan pasien yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 165 pasien (25,7%) (Choi, 2014).

Hasil penelitian lain didapatkan bahwa pasien sirosis hepatis dengan hepatorenal sindrom terbanyak berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 76.3% dengan SHR type 1 dan 70% dengan SHR tipe 2 (Salerno, 2011).

Distribusi pasien berdasarkan usia pada penelitian ini didapatkan usia yang bervariasi dengan rentang usia paling muda adalah 31 tahun dan usia paling tua adalah 72 tahun dengan usia rata-rata 51.63 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian di Konkuk University Hospital yang mendapatkan pasien usia terbanyak dengan usia rata-rata 57,4 tahun (Choi, 2014). Pada penelitian di Glypress-ine; Laboratoire Ferring SAS, Gentilly, France dari 99 pasien ditemukan usia rata-rata terbanyak yaitu usia 56 tahun (Moreau, 2002).

6.2.2 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Gejala Klinis

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan pasien dengan asites sebanyak 18 pasien. Pasien dengan keluhan berak hitam sebanyak 11 pasien. Pasien mual sebanyak 10 pasien. Pasien

sepsis sebanyak 10 pasien. Pasien dengan spontanius bakteria peritonitis dan anemia sebanyak 8 pasien. Pasien dengan hepatitis sebanyak 4 pasien. Pasien dengan infeksi saluran kemih sebanyak 3 pasien. Pasien dengan gejala klinis ikterus dan degenerasi maligna sebanyak 2 pasien. Pasien dengan gejala klinis gagal hati akut 1 pasian, dengan hiponatremia 1 pasien, dengan koma hipoglikemi 1 pasien, dengan varises esofagus 1 pasien, dengan syok hipovolemik 1 pasien. Pasien dengan keluhan muntah darah sebanyak 9 pasien. Pasien dengan keluhan sesak sebanyak 6 pasien dan pasien dengan keluhan nyeri perut sebanyak 3 pasien.

Gambaran khas dari hepatorenal sindrom yaitu oliguria, hiponatremia, dan kadar Na yang rendah dalam urine (Kusumobroto, 2015).

Hasil penelitian lain menyatakan bahwa seluruh pasien sirosis hepatis dengan penyulit hepatorenal sindrom datang dengan asites, dimana didapatkan 99 pasien (100%) dari 99 data pasien yang diambil (Moreau, 2002).

6.2.3 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil laboratorium pada penelitian ini menunjukan Hasil pemeriksaan hemoglobin rata-rata nilai pasien sebesar 9,3 g/dl menandakan penurunan hemoglobin. Penelitian di Rumah Sakit

Sanglah Denpasar didapatkan rata-rata hemoglobin pasien sirosis sebesar 9.53 g/dL (Budiyasa, 2011).

Hasil pemeriksaan SGOT memiliki rata-rata nilai sebesar 194.4 menandakan kenaikan SGOT. Hasil pemeriksaan SGPT didapatkan nilai rata-rata sebesar 64.6 menandakan kenaikan SGPT.

Hasil penelitian di Beth Israel Deaconess Medical Center Hospital, Boston, Massachusetts melaporkan bahwa rasio rata-rata AST (SGOT)/ALT (SGPT) pasien sirosis hepatis mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari pada pasien non sirosis hepatis (Sheth, 1998).

Hasil rata-rata pemeriksaan albumin sebesar 2.47 gram/dL menandakan penderita mengalami penurunan nilai.

Hasil penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mendapatkan nilai albumin rata-rata pada pasien sirosis hepatis yaitu 2,741 gr/dL (Poluan et al, 2015)

Hasil laporan penelitian di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, dimana didapatkan pasien di dominasi dengan albumin di < 2.8 mg/dL sebanyak 56 pasien (91.8%) dengan rerata 2.21 mg/dL (Budiyasa, 2011).

Hasil rata-rata pemeriksaan billirubin direct sebesar 6 mg/dL menandakan penderita mengalami kenaikan nilai. Hasil

rata-rata pemeriksaan billirubin total sebesar 7.6 mg/dL menandakan pasien mengalami kenaikan nilai.

Hasil penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menemukan adanya kenaikan nilai bilirubin pada pasien sirosis hepatis, dengan nilai rata-rata 5,01 mg/dL. Nilai bilirubin terendah yaitu 0,2 mg/dL dan nilai bilirubin tertinggi yaitu 33,9 mg/dL (Poluan, 2015).

Hasil yang didapat pada penelitian ini pemeriksaan PPT rata-rata nilai pasien sebesar 9.73 menandakan pemanjangan nilai. Hal ini sesuai dengan penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou yang menemukan pasien sirosis hepatis didominasi oleh pasien dengan PPT yang memanjang, dari 15 pasien, 13 pasien (86,7%) mengalami pemanjangan waktu protrombin. Pada 2 pasien (13,3%) normal, pada 7 pasien (46,7%) terdapat pemanjangan waktu protrombin dalam rentang 1-4 detik, 2 pasien (13,3%) dalam rentang 5-6 detik, dan 4 pasien (26,7%) dalam rentang > 6 detik (Saragih, 2016).

Hasil pemeriksaan APTT sebesar 11.03 menandakan pasien mengalami pemanjangan nilai. Hal ini berbeda dengan penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou yang di dominasi oleh dengan pasien sirosis yang tidak mengalami pemanjangan nilai APTT dengan jumlah pasien 8 orang (53,3%) dan pasien yang mengalami pemanjangan APTT sebanyak 7 pasien (46,7%) (Saragih, 2016).

6.2.4 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Serologi

Hasil pemeriksaan HBsAg dan HCV penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal pada penelitian ini didapatkan sebesar 11 data sebanyak 10 penderita (43.47%) positif HBsAg, 1 penderita (4.34%) positif HCV dan HBsAg sedangkan 13 pasien (56.52%) tidak melakukan pemeriksaan.

Hasil laporan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang pasien sirosis di dominasi oleh pasien yang positif Hepatitis B sebanyak 15 pasien (41,7%). Sedangkan pasien yang positif Hepatitis B dan Hepatitis C sebanyak 1 pasien (2,8%), pasien positif Hepatitis C sebanyak 8 pasien (22,2%), dan yang bukan karena virus hepatitis sebanyak 12 pasien (33,3%) (Suyoso, 2015).

6.2.5 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Fungsi ginjal

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian ini BUN, Serum kreatinin dan Kalium mengalami kenaikan nilai. Sedangkan pada Natrium sebagian besar penderita mengalami penurunan. Nilai rata-rata dari hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan penurunan fungsi ginjal pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal adalah 43.57 mg/dl untuk nilai BUN.

Penelitian di The 3 Major Hospitals Of Padova, Italy yang mendapatkan pasien sirosis hepatis dengan asites dengan infeksi sebanyak 104 pasien mempunyai nilai rata-rata BUN sebesar 36.1 ± 3.4 mg/dL, sedangkan pasien sirosis hepatis dengan asites tanpa infeksi sebanyak 129 pasien mempunyai nilai BUN rata-rata sebesar 18.6 ± 0.9 mg/dL. Pasien sirosis hepatis dengan gagal ginjal sebanyak 35 pasien mempunyai nilai rata-rata BUN sebesar 66.9 ± 7.6 mg/dL, sedangkan pasien sirosis hepatis tanpa gagal ginjal sebanyak 69 pasien mempunyai nilai rata-rata BUN sebesar 20.6 ± 1.4 mg/dL (Fasolato, 2006).

Serum kreatinin pada penelitian ini mengalami peningkatan dengan nilai serum kreatinin rata-rata sebesar 2.5 mg/dL yang dialami oleh 20 pasien. Sebanyak 6 pasien mengalami beberapa kali perubahan nilai serum kreatinin pada setiap hasil pemeriksaan laboratoriumnya. Hasil dinamika serum kreatinin pasien tersebut sebanyak 5 data mengalami kenaikan nilai serum kreatinin.

Hasil penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mendapatkan nilai kreatinin rata-rata pada pasien sirosis hepatis yaitu 1,237 mg/dL dengan nilai kreatinin terendah sebesar 0,4 mg/dL dan tertinggi sebesar 3,2 mg/dL (Poluan, 2015).

Nilai natrium pada penelitian ini rata-rata 133.67 mmol/l yang menunjukan adanya penurunan. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yaitu dari 997 pasien sirosis didominasi dengan

pasien yang mempunyai kadar sodium (natrium) <135 mEq/L sebanyak 486 pasien (49,4%). Pasien dengan kadar sodium (natrium) ≤ 130 mEq/L sebanyak 211 pasien (21,6%), sebanyak 5,7% pasien dengan kadar sodium ≤ 125 mEq/L dan sebanyak 1,2% pasien dengan kadar sodium ≤ 120 mEq/L (Gines & Guevara, 2008).

6.2.6 Distribusi Pasien Sirosis Hepatis dengan Sindroma Hepatorenal Berdasarkan Angka Mortalitas

Data penelitian yang didapatkan, untuk angka mortalitas pada penderita sirosis hepatis dengan penyulit sindroma hepatorenal didapatkan beberapa status akhir pasien. Angka kematian didapatkan sebesar 11 penderita dengan rata-rata lama perawatan selama 3.36 hari, status akhir pulang paksa sebanyak 9 penderita dengan rata-rata lama perawatan selama 6.4 hari dan status akhir dipulangkan sebanyak 3 orang dengan rata-rata lama perawatan selama 6 hari.

Hal ini berbeda dengan penelitian di University Hospital Of Ghent yang mendapatkan 15 pasien (83%) meninggal pada hari ke 45 dan median angka kematiannya 24 hari (Colle et al, 2002).

Penelitian ini di dapatkan angka mortalitas pasien tinggi dimana di dapatkan 11 pasien dari 23 pasien mengalami kematian. Dengan angka bertahan hidup pasien rata-rata selama 3.36 hari

dan penyebab kematian terbanyak adalah sepsis yang terjadi pada 9 pasien dan sebanyak 2 pasien yang meninggal karena SHR.

BAB VII PENUTUP

Dokumen terkait