• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.8. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan

Pulang Atas Permintaan Sendiri

Meninggal Dunia

pulangnya adalah pulang atas permintaan sendiri. Sementara itu penderita kanker

colorectal yang dirawat hanya dalam 1 hari berjumlah 2 orang . Satu orang berjenis

kelamin laki-laki dengan keadaan sewaktu pulang meninggal dengan keluhan nyeri pada bagian perut bawah. Hal ini dimungkinkan pasien terlambat untuk dibawa berobat. Sedangkan satu orang lagi dengan jenis kelamin laki-laki, keadaan sewaktu pulang yaitu pulang atas permintaan sendiri.

Penelitian Naibaho (2002) di RSUP H. Adam Malik Medan dengan desain

cross sectional, dari 95 orang penderita kanker colorectal, mayoritas penderita

(32,6%) dirawat dalam waktu 2 minggu.16

6.8. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Colorectal yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi yaitu pulang berobat jalan 48,2% dan yang terendah yaitu meninggal dunia 20,0%.

Hal ini dikarenakan tindak lanjut (follow up) pada penderita kanker sangat penting. Diperlukan pemeriksaan secara periodik dan teratur pada penderita kanker untuk mengetahui bagaimana keadaannya, salah satunya dengan berobat jalan. Pengobatan kanker memerlukan waktu yang lama. Setelah pengobatan penderita kanker selesai, dan penderita kelihatan telah bebas dari kanker, tidaklah berarti penderita telah sembuh, karena sewaktu-waktu mungkin timbul residif (kambuh) atau metastase.4

Penderita yang pulang atas permintaan sendiri kemungkinan memiliki berbagai alasan diantaranya ingin berobat tradisional, ada urusan keluarga, merasa sudah terlalu lama berada di rumah sakit namun tidak ada perubahan pada penyakitnya, atau sebaliknya merasa sudah jauh lebih baik, ataupun ingin dirawat di rumah saja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Naibaho (2002) di RSUP H. Adam Malik Medan dengan desain cross sectional, dari 95 orang penderita kanker

colorectal proporsi keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan

52,2 54,5 44,9 36,4 2,9 9,1 0 10 20 30 40 50 60 70 Colon Rectum P ro p o rs i ( % ) Letak Kanker

Keluhan Utama

Perubahan Kebiasaan BAB + BAB berdarah

Nyeri pada Bagian Perut Bawah

Benjolan dan Nyeri Sekitar Anus

6.9. Analisa Statistik

6.9.1. Keluhan Utama Berdasarkan Letak Kanker

Distribusi proporsi keluhan utama penderita kanker colorectal berdasarkan letak kanker yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.14. Diagram Bar Keluhan Utama Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Letak Kanker yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.14. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita kanker

colorectal dengan letak kanker di colon, penderita yang mengalami perubahan

kebiasaan buang air besar (BAB) dan BAB berdarah 52,2%, nyeri pada bagian perut bawah 44,9% dan benjolan dan nyeri sekitar anus 2,9%. Dari seluruh penderita kanker colorectal dengan letak kanker di rectum, penderita yang mengalami perubahan kebiasaan buang air besar (BAB) dan BAB berdarah 54,5%, nyeri pada bagian perut bawah 36,4% dan benjolan dan nyeri sekitar anus 9,1%. Gangguan kebiasaan buang air besar yang terjadi meliputi kejadian diare dan juga sulit buang air besar.

27,3 23,8 68,2 68,2 4,5 8,0 0 10 20 30 40 50 60 70

Biaya Sendiri Bukan Biaya Sendiri

P ro p o rs i ( % ) Sumber Biaya Penatalaksanaan Medis Bedah Non-bedah Bedah + Non-Bedah

Pada penderita kanker colon sebelah kiri dan kanker rectum, keluhan yang sering terjadi adalah gangguan pada kebiasaan buang air besar baik konstipasi maupun diare serta sering terjadi perdarahan yang segar dan bercampur lendir.29

Pada penderita kanker colorectal, proporsi penderita dengan keluhan gangguan kebiasaan buang air besar terjadi sekitar 43%. Keluhan lain yang sering muncul adalah pendarahan anus, sakit perut, dan gangguan usus atau perforasi. lesi sisi kanan lebih cenderung berdarah dan menyebabkan diare, sedangkan tumor sisi kiri biasanya menunjukkan terjadinya obstruksi usus.10

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) expected count yang besarnya kurang dari 5. 6.9.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya

Distribusi proporsi penatalaksanaan medis penderita kanker colorectal berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.15. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.15. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita kanker

colorectal dengan sumber biaya sendiri, penderita yang mendapat penatalaksanaan

medis bedah 27,3%, non-bedah 68,2% dan bedah serta non-bedah 4,5%. Dari seluruh penderita kanker colorectal dengan sumber biaya bukan biaya sendiri (Askes dan Jamkesmas), penderita yang mendapat penatalaksanaan medis bedah 23,9%, non- bedah 68,2% dan bedah serta non-bedah 8,0%.

Hal ini dimungkinkan karena banyak dari penderita kanker colorectal yang tidak mau atau pihak keluarga tidak menyetujui untuk dilakukan tindakan pembedahan, melainkan lebih memilih kemoterapi. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Ini adalah terapi sistemik, yang berarti bahwa obat menyebar ke seluruh tubuh untuk menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi ini juga mampu untuk menghancurkan sel-sel kanker yang sifatnya mikroskopik.7

Analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p > 0,05 (p=0,833). Hal ini berarti tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya.

32,1 11,4 36,4 58,5 82,9 63,6 9,4 5,7 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Meninggal Penatalaksanaan Medis Bedah Non-Bedah Bedah+Non Bedah

6.9.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita kanker colorectal berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.16. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Colorectal yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.16. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita kanker

colorectal yang pulang berobat jalan, penderita yang mendapat penatalaksanaan

medis bedah 32,1%, non-bedah 58,5% dan bedah serta non-bedah 9,4%. Dari seluruh penderita kanker colorectal yang pulang atas permintaan sendiri, penderita yang mendapat penatalaksanaan medis bedah 11,4%, non-bedah 82,9% dan bedah serta non-bedah 5,7%. Dari seluruh penderita kanker colorectal yang meninggal, penderita yang mendapat penatalaksanaan medis bedah 36,4%, non-bedah 63,6% dan tidak ada yang mendapat penatalaksanaan medis bedah dan non-bedah.

Penatalaksanaan medis kanker colorectal tergantung pada tahap perkembangan penyakit dan komplikasi yang berhubungan. Dari hasil terlihat bahwa

berdasarkan penatalaksanaan medis, pasien meninggal tertinggi pada penatalaksanaan medis non-bedah 63,6% (14 orang). Pengobatan non-bedah terdiri dari pemberian obat-obatan (9 orang) ataupun kemoterapi (5 orang). Banyaknya pasien yang meninggal dimungkinkan karena pasien telah datang dalam stadium lanjut hingga dilakukan kemoterapi namun tidak tertolong lagi dan juga pasien kanker colorectal yang datang tidak mau untuk dilakukan tindakan operasi maupun tindakan kemoterapi, sehingga semakin memperparah keadaan pasien. Pada pasien kanker

colorectal pasca operasi, jumlah pasien yang meninggal cukup tinggi yaitu 36,4% (8

orang). Untuk itu disarankan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan prognosa pasien dengan lebih teliti sebelum dilakukan tindakan pembedahan untuk mengurangi jumlah pasien yang meninggal pasca operasi.

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 3 sel (33,3%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

13,45 15,76

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Biaya Sendiri Bukan biaya sendiri

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

S u m b e r B ia y a

6.9.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita kanker colorectal berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.17. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.17. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 88 orang yang bukan biaya sendiri (jaminan sosial ataupun askes) adalah 15,76 hari atau 15 hari, sedangkan lama rawatan rata-rata 22 orang penderita kanker colorectal dengan biaya sendiri adalah 13,45 hari atau 14 hari .

Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,419), artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.

11,95 15,86 16,32 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Meninggal PAPS PBJ

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

K e a d a a n S e w a k tu P u la n g

6.9.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita kanker colorectal berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.18. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.18. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker colorectal yang pulang berobat jalan adalah 16,32 hari atau 16 hari, lama rawatan penderita yang pulang atas permintaan sendiri adalah 15,86 hari atau 15 hari, sedangkan lama rawatan rata-rata 22 orang yang meninggal adalah 11,95 hari atau 12 hari.

Berdasarkan hasil test homogeneity of variances diperoleh p < 0,05(p=0,032) yang berarti memiliki varians yang tidak sama sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Anova, kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh p > 0,05 (p=0,189) berarti

secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan proporsi keadaan sewaktu pulang.

Dokumen terkait