KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Oleh :
NIM. 061000151 EVA PURNAMA SARI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NIM. 061000151
EVA PURNAMA SARI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan Judul
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER COLORECTAL RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2005-2009 Oleh :
NIM. 061000151 EVA PURNAMA SARI
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 19 Juli 2010
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Medan, 01 September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Dr. Drs. Surya Utama, M.S NIP. 196108311989031001
Penguji III
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH NIP. 194508171973022001 Penguji II
ABSTRAK
Kanker colorectal merupakan kanker yang terdapat pada colon ataupun rectum. Kanker colorectal menempati urutan sembilan dari sepuluh peringkat penyakit utama neoplasma ganas pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan proporsi 4,92%. Di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan terdapat 110 penderita pada tahun 2005-2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi adalah data penderita kanker colorectal rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2005-2009 sebanyak 110 data. Sampel adalah data seluruh populasi (total sampling) dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, t-test, Anova dan uji Kruskal Wallis.
Kecendrungan kunjungan penderita kanker colorectal berdasarkan data tahun 2005-2009 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y=−2,4x+29,2.
Umur termuda 16 tahun (1 orang) dan yang tertua berumur 80 tahun (1 orang), serta proporsi tertinggi pada kelompok umur 56-65 tahun 30,0%. Sex ratio 93%, suku Batak 56,4%, agama Islam 53,6%, pendidikan SLTA/Sederajat 38,2%, pekerjaan PNS/TNI/POLRI dan Ibu rumah tangga 25,5%, sumber biaya Askes 50,9%, sensitivitas keluhan nyeri pada bagian perut bawah 52,7%, letak kanker di colon 82,7%, metastase 12,7%, penatalaksanaan medis pemberian obat-obatan 50,8%, lama rawatan rata-rata 15,30 hari, pulang atas permintaan sendiri 31,8% dan Case Fatality Rate (CFR) 20,0%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya (p=0,833), lama rawatan rata berdasarkan sumber biaya (p=0,419), lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,189).
Kepada dokter dan perawat RSU Dr. Pirngadi Medan agar memberikan pemahaman kepada penderita dan keluarganya mengenai penatalaksanaan kanker colorectal agar dapat mengurangi jumlah penderita yang pulang atas permintaan sendiri serta melakukan pemeriksaan prognosa pasien dengan lebih teliti untuk mengurangi jumlah pasien yang meninggal pasca operasi. Kepada bagian Rekam Medik diharapkan untuk melengkapi pencatatan rekam medik khususnya yang berkaitan dengan kanker colorectal misalnya riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit terdahulu dan stadium klinis. Kepada masyarakat umum diharapkan untuk meningkatkan konsumsi serat dan melakukan pemeriksaan sedini mungkin jika ada keluhan yang berkaitan dengan kanker colorectal.
ABSTRACT
Colorectal cancer is the cancer which is found in colon or rectum. It ranked ninth of ten major disease malignant neoplasms in patients of all hospitals in Indonesia with proportion of 4.92%. In Dr. Pirngadi Medan Hospital there were 110 patients in 2005 to 2009.
This is descriptive research with case series design. The population is 110 colorectal cancer patients hospitalized in Dr. Pirngadi Medan Hospital in 2005-2009. Sample is the entire population (total sampling) continued with statistical analysis chi square test, t-test, Anova and Kruskal Wallis.
Based on 2005-2009 data, there was a decreasing tendency of colorectal cancer cases as it showed by the formulay=−2,4x+29,2. The youngest was 16 years
old (one person), the oldest was 80 years (one person) and the hingest proportion was in the age 56-65 years old 30,0%. Sex ratio 93%, Bataknese 56,4%, Moslem 53,6%, Senior High School 38,2%, Government Employee/Army/Police and housewife 25,5%, sensitivity of pain in the lower abdomen symptom 52,7%,cancer location in colon 82,7%, metastase 12,7%, medicines 50,8%, the average treatment time 15,30 days, return at his own request 31,8% and Case Fatality Rate (CFR) 20,0%. Statistical analysis showed there wasn’t significant difference between medical treatment based on cost sources (p=0,833), the average treatment time based on cost sources (p=0,419) and the average treatment time based on the circumstances when go home(p=0,189) .
To doctors and nurses in Dr. Pirngadi Medan Hospital to give understanding to the patients and their families about the treatment of colorectal cancer in order to reduce the number of patients who returned at their own request and to examine the prognose of patienst more carefully to reduce the number of patients who died after operation. The medical record is expected to complete the data, especially which related with colorectal cancer such as family medical history, previous disease history and clinical staging. To general public are expected to increase consumption of fiber and inspection as early as possible if any complaints relating to colorectal cancer.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eva Purnama Sari
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai/ 25 Desember 1988
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah Jumlah anggota keluarga : 3 (tiga) bersaudara
Alamat rumah : Jln. Ade Irma Suryani No. 44 Kec. Stabat Kab. Langkat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Karakteristik Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Tumiran dan Ibunda Tumiyem yang telah membesarkan, membimbing, dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Bapak Drs. Jemadi M.Kes dan Dosen Pembimbing II Ibu drh. Hiswani, M.Kes serta Dosen Pembanding I Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH serta Dosen Pembanding II Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran, kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Bagian Epidemiologi. 3. Ibu Siti Khadijah, SKM. M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Direktur dan Bapak Wakil Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh staff Komite Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah mempermudah administrasi penulis selama melakukan penelitian.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Ibu Ratna yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh keluarga yang penulis sayangi: Ayahanda Tumiran dan Ibunda Tumiyem,
Abangda Tedy Putra, S.Pd dan Kakanda Tuti Adriani, Amd serta Kakanda Astriana, S.Pd dan Abangda Praka Haddmansyah Harahap yang sudah begitu bijak memahami penulis apa adanya dan senantiasa memberi dukungan kepada penulis.
10.Sahabat- sahabat terbaikku (Heridha, Tya, Wulan, Hanni, Firdha, Melda, Nia, Dani) terima kasih atas semangat, saran, masukan, doa, dan canda tawa selama ini.
11.Para alumni yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 12.Temen-temen peminatan Epidemiologi FKM-USU, Geni, Rinil, Bella, Enda, Ade,
Adel, Icha, Gina, Rafiah, Purnama, Emme dan lainnya terima kasih atas doa, bantuan, semangat dan kebersamaannya dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
13.Temen-teman pengurus dan mantan pengurus PHBI FKM USU dan FORMULA Langkat terima kasih atas doa dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin…
Medan, Juli 2010 Penulis
DAFTAR ISI
2.1. Pengertian Kanker Colorectal ... 7
2.2. Anatomi Colon dan Rectum ... 7
2.3. Fungsi Colon dan Rectum ... 10
2.4. Epidemiologi ... 11
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi ... 11
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... 13
2.5. Gambaran Klinis ... 17
2.8.1. Pencegahan Primordial ... 20
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 33
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 33
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 34
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 35
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 35
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Tahun ... 36
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sosiodemografi ... 37
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama ... 40
5.5. Lama Keluhan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal ... 41
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Letak Kanker ... 41
5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya ... 41
5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Stadium Klinis ... 42
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 42
5.10.Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal ... 43
5.11.Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 44
5.12.Analisa Statistik ... 45
5.12.1. Keluhan Utama Berdasarkan Letak Kanker ... 45
5.12.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya ... 46
5.12.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 47
5.12.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya ... 48
5.12.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 49
BAB 6 PEMBAHASAN ... 50
6.1. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Tahun ... 50
6.2. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sosiodemografi ... 51
6.2.2. Suku ... 54
6.2.3. Agama ... 55
6.2.4. Pendidikan ... 56
6.2.5. Pekerjaan ... 57
6.2.6. Status Perkawinan ... 58
6.2.7. Sumber Biaya ... 59
6.3. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama ... 60
6.4. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Letak Kanker .. 62
6.5. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Stadium Klinis 63 6.6. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 65
6.7. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata ... 66
6.8. Distribusi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 67
6.9. Analisa Statistik ... 69
6.9.1. Keluhan Utama Berdasarkan Letak Kanker ... 69
6.9.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya ... 70
6.9.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 72 6.9.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya ... 74
6.9.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 75
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
7.1. Kesimpulan ... 77
7.2. Saran ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Stadium dan Prognosis Kanker Colorectal ... 20 Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di
RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan Rincian Tahun ... 36 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009... 37 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 38 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 40 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Letak Kanker di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 41 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Stadium Klinis di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 42 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009... 42 Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009... 43 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009... 44 Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Keluhan Utama Berdasarkan Letak Kanker
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 46 Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 47 Tabel 5.13. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya
Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 48 Tabel 5.14. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Anatomi Colon dan Rectum ...8 Gambar 2.2. Patologi Kanker Colorectal ...19 Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Kunjungan Penderita Kanker Colorectal
Berdasarkan Tahun di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2005-2009...50 Gambar 6.2. Diagram Bar Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2005-2009...51 Gambar 6.3. Diagram Bar Suku Penderita Kanker Colorectal yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...54 Gambar 6.4. Diagram Pie Agama Penderita Kanker Colorectal yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...55 Gambar 6.5. Diagram Pie Pendidikan Penderita Kanker Colorectal yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...56 Gambar 6.6. Diagram Bar Pekerjaan Penderita Kanker Colorectal yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...57 Gambar 6.7. Diagram Pie Status Perkawinan Penderita Kanker Colorectal
yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2005-2009...58 Gambar 6.8. Diagram Pie Sumber Biaya Penderita Kanker Colorectal
yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2005-2009...59 Gambar 6.9. Diagram Bar Keluhan Utama Penderita Kanker Colorectal
yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2005-2009...60 Gambar 6.10. Diagram Pie Letak Kanker Penderita Kanker Colorectal yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...62 Gambar 6.11. Diagram Pie Stadium Klinis Penderita Kanker Colorectal
yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
Gambar 6.12. Diagram Pie Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker
Colorectal yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2005-2009 ...65 Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker
Colorectal yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2005-2009 ...67 Gambar 6.14. Diagram Bar Keluhan Utama Penderita Kanker Colorectal
Berdasarkan Letak Kanker yang Dirawat Inap di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...69 Gambar 6.15. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker
Colorectal Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di
RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...70 Gambar 6.16. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker
Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang
Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ... 72 Gambar 6.17. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker
Colorectal Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di
RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 ...74 Gambar 6.18. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker
Colorectal Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (Least
Squares)
Lampiran 2. Master Data
Lampiran 3. Output Master Data
Lampiran 4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Lebih Dari Satu Keluhan.
Lampiran 5. Surat Penelitian dari FKM USU
ABSTRAK
Kanker colorectal merupakan kanker yang terdapat pada colon ataupun rectum. Kanker colorectal menempati urutan sembilan dari sepuluh peringkat penyakit utama neoplasma ganas pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan proporsi 4,92%. Di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan terdapat 110 penderita pada tahun 2005-2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi adalah data penderita kanker colorectal rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2005-2009 sebanyak 110 data. Sampel adalah data seluruh populasi (total sampling) dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, t-test, Anova dan uji Kruskal Wallis.
Kecendrungan kunjungan penderita kanker colorectal berdasarkan data tahun 2005-2009 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y=−2,4x+29,2.
Umur termuda 16 tahun (1 orang) dan yang tertua berumur 80 tahun (1 orang), serta proporsi tertinggi pada kelompok umur 56-65 tahun 30,0%. Sex ratio 93%, suku Batak 56,4%, agama Islam 53,6%, pendidikan SLTA/Sederajat 38,2%, pekerjaan PNS/TNI/POLRI dan Ibu rumah tangga 25,5%, sumber biaya Askes 50,9%, sensitivitas keluhan nyeri pada bagian perut bawah 52,7%, letak kanker di colon 82,7%, metastase 12,7%, penatalaksanaan medis pemberian obat-obatan 50,8%, lama rawatan rata-rata 15,30 hari, pulang atas permintaan sendiri 31,8% dan Case Fatality Rate (CFR) 20,0%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya (p=0,833), lama rawatan rata berdasarkan sumber biaya (p=0,419), lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,189).
Kepada dokter dan perawat RSU Dr. Pirngadi Medan agar memberikan pemahaman kepada penderita dan keluarganya mengenai penatalaksanaan kanker colorectal agar dapat mengurangi jumlah penderita yang pulang atas permintaan sendiri serta melakukan pemeriksaan prognosa pasien dengan lebih teliti untuk mengurangi jumlah pasien yang meninggal pasca operasi. Kepada bagian Rekam Medik diharapkan untuk melengkapi pencatatan rekam medik khususnya yang berkaitan dengan kanker colorectal misalnya riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit terdahulu dan stadium klinis. Kepada masyarakat umum diharapkan untuk meningkatkan konsumsi serat dan melakukan pemeriksaan sedini mungkin jika ada keluhan yang berkaitan dengan kanker colorectal.
ABSTRACT
Colorectal cancer is the cancer which is found in colon or rectum. It ranked ninth of ten major disease malignant neoplasms in patients of all hospitals in Indonesia with proportion of 4.92%. In Dr. Pirngadi Medan Hospital there were 110 patients in 2005 to 2009.
This is descriptive research with case series design. The population is 110 colorectal cancer patients hospitalized in Dr. Pirngadi Medan Hospital in 2005-2009. Sample is the entire population (total sampling) continued with statistical analysis chi square test, t-test, Anova and Kruskal Wallis.
Based on 2005-2009 data, there was a decreasing tendency of colorectal cancer cases as it showed by the formulay=−2,4x+29,2. The youngest was 16 years
old (one person), the oldest was 80 years (one person) and the hingest proportion was in the age 56-65 years old 30,0%. Sex ratio 93%, Bataknese 56,4%, Moslem 53,6%, Senior High School 38,2%, Government Employee/Army/Police and housewife 25,5%, sensitivity of pain in the lower abdomen symptom 52,7%,cancer location in colon 82,7%, metastase 12,7%, medicines 50,8%, the average treatment time 15,30 days, return at his own request 31,8% and Case Fatality Rate (CFR) 20,0%. Statistical analysis showed there wasn’t significant difference between medical treatment based on cost sources (p=0,833), the average treatment time based on cost sources (p=0,419) and the average treatment time based on the circumstances when go home(p=0,189) .
To doctors and nurses in Dr. Pirngadi Medan Hospital to give understanding to the patients and their families about the treatment of colorectal cancer in order to reduce the number of patients who returned at their own request and to examine the prognose of patienst more carefully to reduce the number of patients who died after operation. The medical record is expected to complete the data, especially which related with colorectal cancer such as family medical history, previous disease history and clinical staging. To general public are expected to increase consumption of fiber and inspection as early as possible if any complaints relating to colorectal cancer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.1
Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis diantaranya adalah berlangsungnya era globalisasi. Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan.1
laki-laki (68,4 tahun). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2007) menurut empat kelompok penyebab kematian, selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dengan meningkatnya proporsi penyakit tidak menular yaitu 41,7% pada tahun 1995, kemudian menjadi 49,9% pada tahun 2001, dan meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007. 2,3
Salah satu dari penyakit tidak menular adalah penyakit kanker. Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena dalam tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang bentuk, sifat dan kinetikanya berbeda dari sel normal asalnya. Sel yang baru itu pertumbuhannya liar, terlepas dari sistim kendali pertumbuhan normal sehingga merusak bentuk dan atau fungsi organ yang terkena.4 Menurut WHO (2004) di dunia Standardize Mortality Rates (SMR) akibat penyakit kanker yaitu 130 per 100.000 populasi. Di wilayah South-East Asia Region (SEARO), SMR akibat kanker yaitu 107 per 100.000 populasi dan di negara maju SMR akibat kanker yaitu 135 per 100.000 populasi.5 Berdasarkan hasil Riskesdas (2007) di Indonesia
Proportional Mortality Ratio (PMR) akibat kanker yaitu 5,7% yang menjadi
penyebab kematian ketujuh pada pola penyebab kematian semua kelompok umur. Berdasarkan laporan Ditjen Bina Yanmedik (2009), kanker merupakan salah satu dari sepuluh penyakit utama penyebab kematian di Rumah Sakit di Indonesia dengan
Case Fatality Rate (CFR) pada tahun 2007 4,82% dan pada tahun 2008 4,70%.3
(2003) CFR akibat kanker colorectal 52,3% di seluruh dunia pada tahun 2003. Pada tahun 2007 CFR akibat kanker colorectal 33,94% di seluruh dunia.6,7
Berdasarkan survei WHO (2002) di USA, pada tahun 2002 ditemukan CFR akibat kanker colorectal 40,56%.8 Pada tahun 2004 Insidens Rate kanker colorectal di USA sebesar 48 per 100.000 penduduk.9 The American Cancer Society (ACS)
memperkirakan bahwa pada tahun 2009 sekitar 106.100 (72,2%) penduduk didiagnosa menderita kanker colon dan 40.870 (27,8%) penduduk didiagnosa menderita kanker rectum, 75.590 kasus (51,4%) kanker colorectal terjadi pada laki-laki dan 71.380 kasus (48,6%) terjadi pada wanita. CFR akibat kanker colon 50,1% dan CFR akibat kanker rectum 42,3%.10
Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan beberapa negara, kanker colorectal di Australia pada tahun 2003-2004 mencapai 12.536 orang dengan CFR 32,52%. Sedangkan di Singapura kanker colorectal sebanyak 2.979 orang dengan CFR 22,96%.11
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2008, neoplasma ganas colon di Indonesia berada pada peringkat 9 dari 10 peringkat utama penyakit neoplasma ganas pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 1.810 dengan proporsi 4,92%.12
ke tujuh pada sepuluh besar kanker tersering Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan proporsi sebesar 4,7%.14 Di RSCM (1996-2001) terdapat 224 kasus kanker colon, terbanyak yaitu 50 kasus pada tahun 2001 yang diperoleh berdasarkan pemeriksaan
colonoscopy.15
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Naibaho (2002) di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 1998-2001 didapatkan jumlah penderita kanker colorectal sebanyak 95 orang. Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2003) di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2000-2002 diperoleh jumlah penderita sebanyak 83 orang, dan penelitian yang dilakukan oleh Zendrato (2009) di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 diperoleh jumlah penderita sebanyak 210 orang dengan CFR 12,3%.
16,17,18
Dari hasil survei pendahuluan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 diperoleh jumlah penderita kanker colorectal sebanyak 110 orang, dengan rincian tahun 2005 sebanyak 25 orang, 2006 sebanyak 25 orang, 2007 sebanyak 24 orang, tahun 2008 sebanyak 21 orang dan tahun 2009 sebanyak 15 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita kanker colorectal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009.
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita kanker colorectal yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kecenderungan kunjungan penderita kanker colorectal ke RSU dr. Pirngadi Medan berdasarkan data pada tahun 2005-2009. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal menurut
sosiodemografi: umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, sumber biaya.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan keluhan utama.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan lama keluhan rata-rata.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan letak kanker.
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kanker colorectal berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan stadium klinis.
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan penatalaksanaan medis yang didapatkan penderita.
j. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keluhan utama penderita kanker
colorectal berdasarkan letak kanker.
l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya.
m.Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
n. Untuk mengerahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.
o. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi bagi RSU Dr. Pirngadi Medan terutama pembuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker colorectal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker Colorectal
Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa
colon atau rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh karena
itu polypectomy colon mampu menurunkan kejadian kanker colorectal. Polip colon dan kanker pada stadium dini terkadang tidak menunjukkan gejala.19 Secara histopatologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda. Tumor dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan
mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan
darah ke sistem portal.20
2.2. Anatomi Colon dan Rectum
Usus besar atau colon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari caecum hingga canalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.20
Usus besar terdiri dari 6 bagian, yaitu caecum, colon ascenden, colon
transversum, colon descenden, colon sigmoid dan rectum (Lihat Gambar. 1). Berbeda
absorptif diselang-seling dengan sel goblet. Pada lamina propria dan basis kripta secara sporadik terdapat nodul jaringan limfoid.21
Gambar 2.1. Anatomi Colon dan Rectum Struktur usus besar:
2.2.1. Caecum
Merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum pada usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Caecum terletak pada fossa
iliaca kanan di atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya
caecum seluruhnya dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat bergerak bebas, tetapi
tidak mempunyai mesenterium; terdapat perlekatan ke fossa iliaca di sebelah medial dan lateral melalui lipatan peritoneum yaitu plica caecalis, menghasilkan suatu kantong peritoneum kecil, recessus retrocaecalis.22
2.2.2. Colon ascenden
bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli
dextra) dan dilanjutkan dengan colon transversum.23
2.2.3. Colon Transversum
Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling dapat bergerak bebas karena tergantung pada mesocolon, yang ikut membentuk omentum majus. Panjangnya antara 45-50 cm, berjalan menyilang abdomen dari fleksura coli dekstra
sinistra yang letaknya lebih tinggi dan lebih ke lateralis. Letaknya tidak tepat
melintang (transversal) tetapi sedikit melengkung ke bawah sehingga terletak di regio
umbilicalis.22
2.2.4. Colon descenden
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan dibelakang peritoneum.23
2.2.5. Colon sigmoid
Disebut juga colon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan menjadi rectum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae coli, dan terletak + 15 cm di atas anus. Colon
sigmoideum tergantung oleh mesocolon sigmoideum pada dinding belakang pelvis
2.2.6. Rectum
Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu colon sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rectum memiliki tiga kurva lateral serta kurva dorsoventral. Mukosa dubur lebih halus dibandingkan dengan usus besar.24
Rectum memiliki 3 buah valvula : superior kiri, medial kanan dan inferior kiri.
2/3 bagian distal rectum terletak di rongga pelvic dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif mobile. Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflectum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih proksimal, dikelilingi oleh spinkter
ani (eksternal dan internal ) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rectum kedunia
luar. Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan.25
2.3. Fungsi Colon dan Rectum
Usus besar atau colon mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan. Sejumlah bakteri dalam colon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin K, riboflavin, dan tiamin, dan berbagai gas. Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.26
rectum berhubungan dengan defekasi sebagai hasil refleks. Apabila feses masuk ke
dalam rectum, terjadi peregangan rectum sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada colon descendens dan colon sigmoid mendorong feses ke arah anus,
sfingter ani internus dihambat dan sfingter ani internus melemas sehingga terjadi
defekasi. Feses tidak keluar secara terus menerus dan sedikit demi sedikit dari anus berkat adanya kontraksi tonik otot sfingter ani internus dan externus.27,28
2.4. Epidemiologi
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi a. Orang
Sekitar 75% dari kanker colorectal terjadi pada orang yang tidak memiliki faktor risiko tertentu. Sisanya sebesar 25% kasus terjadi pada orang dengan faktor-faktor risiko yang umum, sejarah keluarga atau pernah menderita kanker colorectal atau polip, terjadi sekitar 15-20% dari semua kasus. Faktor-faktor risiko penting lainnya adalah kecenderungan genetik tertentu, seperti Hereditary Nonpolyposis
Colorectal Cancer (HNPCC; 4-7% dari semua kasus) dan Familial Adenomatosa
Polyposis (FAP, 1%) serta Inflammatory Bowel Disease (IBD; 1% dari semua
kasus).10
b. Tempat dan Waktu
Kanker colorectal merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Berdasarkan laporan World Cancer Report WHO, diperkirakan 944.717 kasus ditemukan di seluruh dunia pada tahun 2000. Insiden yang tinggi pada kasus kanker
Zealand, Israel, dan Australia, sedangkan insiden yang rendah itu ditemukan di Aljazair dan India. Sebagian besar kanker colorectal terjadi di negara-negara industri. Insiden kanker colorectal mulai mengalami kenaikan di beberapa negara seperti di Jepang, Cina (Shanghai) dan di beberapa negara Eropa Timur.8 Menurut American
Cancer Society pada tahun 2008 di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 148.810
orang didiagnosis menderita kanker colorectal dan 49.960 mengalami kematian dengan CFR 33,57%.6
Eropa, sebagai salah satu negara maju memiliki angka kesakitan kanker
colorectal yang tinggi. Pada tahun 2004, terdapat 2.886.800 kasus dan 1.711.000
kematian karena kanker dengan CFR 59,27%, kanker colorectal menduduki peringkat kedua pada angka insiden dan mortalitas.29
2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker colorectal yaitu:
a. Umur
Kanker colorectal sering terjadi pada usia tua. Lebih dari 90% penyakit ini menimpa penderita di atas usia 40 tahun, dengan insidensi puncak pada usia 60-70 tahun (lansia). Kanker colorectal ditemukan di bawah usia 40 tahun yaitu pada orang yang memiliki riwayat colitis ulseratif atau polyposis familial.20
b. Faktor Genetik
Meskipun sebagian besar kanker colorectal kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan, namun faktor genetik juga berperan penting. Ada beberapa indikasi bahwa ada kecenderungan faktor keluarga pada terjadinya kanker colorectal. Risiko terjadinya kanker colorectal pada keluarga pasien kanker colorectal adalah sekitar 3 kali dibandingkan pada populasi umum.31
Banyak kelainan genetik yang dikaitkan dengan keganasan kanker
colorectal diantaranya sindrom poliposis. Namun demikian sindrom poliposis hanya
terhitung 1% dari semua kanker colorectal. Selain itu terdapat Hereditary
Non-Poliposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau Syndroma Lynch terhitung 2-3% dari
kanker colorectal.32
c. Faktor Lingkungan
meningkat pada masyarakat yang bermigrasi dari wilayah dengan insiden kanker
colorectal yang rendah ke wilayah dengan risiko kanker colorectal yang tinggi. Hal
ini menambah bukti bahwa lingkungan sentrum perbedaan pola makanan berpengaruh pada karsinogenesis.32
d. Faktor Makanan
Makanan mempunyai peranan penting pada kejadian kanker colorectal. Mengkonsumsi serat sebanyak 30 gr/hari terbukti dapat menurunkan risiko timbulnya kanker colorectal sebesar 40% dibandingkan orang yang hanya mengkonsumsi serat 12 gr/hari. Orang yang banyak mengkonsumsi daging merah (misal daging sapi, kambing) atau daging olahan lebih dari 160 gr/hari (2 porsi atau lebih) akan mengalami peningkatan risiko kanker colorectal sebesar 35% dibandingkan orang yang mengkonsumsi kurang dari 1 porsi per minggu.33
juga menyerap asam empedu sehingga hanya sedikit asam empedu yang dapat merangsang mukosa colorectal, sehingga timbulnya karsinoma colorectal dapat dicegah.34
e. Polyposis Familial
Polyposis Familial diwariskan sebagai sifat dominan autosom. Insiden
pada populasi umum adalah satu per 10.000. Jumlah total polip bervariasi 100-10.000 dalam setiap usus yang terserang. Bentuk polip ini biasanya mirip dengan polip adenomatosun bertangkai atau berupa polip sesil, akan tetapi multipel tersebar pada mukosa colon. Sebagian dari poliposis ini asimtomatik dan sebagian disertai keluhan sakit di abdomen, diare, sekresi lendir yang meningkat dan perdarahan kecil yang mengganggu penderita. Polip cenderung muncul pada masa remaja dan awal dewasa dan risiko karsinoma berkembang di pasien yang tidak diobati adalah sekitar 90% pada usia 40 tahun.35,36
f. Polip Adenoma
meluas ke bagian badan dan tangkai serta basis polip. Risiko terjadinya kanker meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran dan jumlah polip.21
g. Adenoma Vilosa
Adenoma vilosa jarang terjadi, berjumlah kurang dari 10% adenoma colon. Terbanyak dijumpai di daerah rectosigmoid dan biasanya berupa massa papiler, soliter, tidak bertangkai dan diameter puncak tidak jauh berbeda dengan ukuran basis polip. Adenoma vilosa mempunyai insiden kanker sebesar 30-70%. Adenoma dengan diameter lebih dari 2 cm, risiko menjadi kanker adalah 45%. Semakin besar diameter semakin tinggi pula insiden kanker.36,37
h. Colitis Ulserosa
2.5. Gambaran Klinis
Karsinoma colon dan rectum dapat menyebabkan ulserasi, atau perdarahan, menimbulkan obstruksi bila membesar, atau menembus (invasi) keseluruh dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses di peritonium. Keluhan dan gejala tergantung juga dari lokasi dan besarnya tumor.39
2.5.1. Karsinoma Colon Sebelah Kanan
Penting untuk diketahui bahwa umumnya pasien dengan karsinoma pada
caecum atau pada ascending colon biasanya memperlihatkan gejala nonspesifik
seperti kekurangan zat besi (anemia). Kejadian anemia ini biasanya meningkatkan kemungkinan terjadinya karsinoma colon yang belum terdeteksi, yang lebih cenderung berada di proksimal daripada di colon distal. Beberapa tanda gejala yang terlihat yaitu berat badan yang menurun dan sakit perut pada bagian bawah yang relatif sering, tetapi jarang terjadi pendarahan di anus. Pada 50-60% pasien terdapat massa yang teraba di sisi kanan perut.35
2.5.2. Karsinoma colon sebelah kiri
Jika karsinoma terletak pada bagian distal, maka kemungkinan besar akan ada gangguan pada kebiasaan buang air besar, serta adanya darah di feses. Beberapa karsinoma pada transversa colon dan colon sigmoid dapat teraba melalui dinding perut.35
2.5.3. Karsinoma Rectum
Sering terjadi gangguan defekasi, misalnya konstipasi atau diare. Sering terjadi perdarahan yang segar dan sering bercampur lendir, berat badan menurun. Perlu diketahui bahwa rasa nyeri tidak biasa timbul pada kanker rectum. Kadang-kadang menimbulkan tenesmus dan sering merupakan gejala utama.29
2.6. Patologi
Pada umumnya, dalam perjalanan penyakit, pertumbuhan adenokarsinoma usus besar sebelah kanan dan kiri berbeda. Adenokarsinoma usus besar kanan (caecum, colon ascenden, transversum sampai batas flexura lienalis), tumor cenderung tumbuh eksofitik atau polipoid. Pada permulaan, massa tumor berbentuk sesil, sama seperti tumor colon kiri. Akan tetapi kemudian tumbuh progresif, bentuk polipoid yang mudah iritasi dengan simtom habit bowel: sakit di abdomen yang sifatnya lama. Keluhan sakit, sering berkaitan dengan makanan/minuman atau gerakan peristaltik dan kadang-kadang disertai diare ringan. Berat badan semakin menurun dan anemia karena adanya perdarahan kecil tersembunyi. Konstipasi jarang terjadi, mungkin karena volum colon kanan lebih besar. Suatu saat dapat dipalpasi massa tumor di rongga abdomen sebelah kanan.21
Karsinoma usus besar kiri (colon transversum batas flexura lienalis, colon
descenden, sigmoid dan rectum) tumbuh berbentuk cincin menimbulkan napkin-ring.
mengalami ulserasi yang menimbulkan simtom diare, tinja campur lendir dan darah, konstipasi dan tenesmus mirip dengan sindrom disentri.21
Gambar 2.2. Kanker colorectal
2.7. Stadium32
Prognosis dari pasien kanker colorectal berhubungan dengan dalamnya penetrasi tumor ke dinding colon, keterlibatan kelenjar getah bening regional atau metastasis jauh. Semua variabel ini digabung sehingga dapat ditentukan sistem
Tabel 2.1. Stadium dan Prognosis kanker colorectal Stadium
Deskripsi Histopatologi
Dukes TNM Derajat
A T1N0M0 I Kanker terbatas pada mukosa/submukosa
B1 T2N0M0 I Kanker mencapai muskularis
B2 T3N0M0 II Kanker cenderung untuk masuk atau
melewati lapisan serosa
C TxN1M0 III Tumor melibatkan Kelenjar Getah Bening
Regional D TxNxM1 IV Metastasis
Tumor (T) : mengacu pada tumor primer.
N (Nodes) : merupakan keterlibatan kelenjar getah bening regional dan dapat juga peringkat 0-4.
Metastasis : diwakili oleh huruf M; 0 jika tidak terjadi metastasis; 1 jika terjadi metastasis.
2.8. Pencegahan
2.8.1. Pencegahan Primordial
2.8.2. Pencegahan Primer4,33
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan kanker. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pencegahan primer kanker colorectal yaitu
a. Menghentikan atau mengubah kebiasaan hidup yang memperbesar risiko terjadinya kanker colorectal seperti menghindari makan makanan yang tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium, folat, mengkonsumsi makanan berserat dengan jumlah cukup dan mengurangi konsumsi daging merah. Kebalikan dengan daging merah/daging olahan, konsumsi ikan dapat menurunkan risiko. Untuk mengurangi konsumsi daging merah, para ahli menganjurkan mengkonsumsi daging unggas (ayam, bebek, dsb) dan ikan.
b. Mengubah kebiasaan mengkonsumsi alkohol karena selain merusak hepar, konsumsi minuman beralkohol juga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker colorectal.
2.8.3. Pencegahan Sekunder
tinggi karena memiliki riwayat keluarga terkena kanker colorectal harus dipantau ketat dengan melakukan skrining teratur.20 Selain itu, pada pencegahan sekunder juga dilakukan:
a. Diagnosis
a.1. Anamnesis yang teliti
Meliputi perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare ataupun konstipasi (change of bowel habit), perdarahan per anum (darah segar), penurunan berat badan, faktor predisposisi (risk factor), riwayat kanker dalam keluarga, riwayat polip usus, riwayat colitis ulserosa, riwayat kanker payudara/ovarium, uretero
sigmoidostomi, serta kebiasaan makan (rendah serat, banyak lemak).39
a.2. Pemeriksaan Fisik
a.3. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi pemeriksaan tinja apakah ada darah secara makroskopis/mikroskopis atau ada darah samar (occult blood) serta pemeriksaan CEA (carcino embryonic
antigen). Kadar yang dianggap normal adalah 2,5-5 ngr/ml. Kadar CEA dapat
meninggi pada tumor epitelial dan mesenkimal, emfisema paru, sirhosis hepatis, hepatitis, perlemakan hati, pankreatitis, colitis ulserosa, penyakit crohn, tukak peptik, serta pada orang sehat yang merokok. Peranan penting dari CEA adalah bila diagnosis karsinoma colorectal sudah ditegakkan dan ternyata CEA meninggi yang kemudian menurun setelah operasi maka CEA penting untuk tindak lanjut.39
a.4. Double-contrast barium enema (DCBE)
Pemeriksaan dengan barium enema dapat dilakukan dengan Single contras procedure (barium saja) atau Double contras procedure (udara dan barium). Kombinasi udara dan barium menghasilkan visualisasi mukosa yang lebih detail. Akan tetapi barium enema hanya bisa mendeteksi lesi yang signifikan (lebih dari 1 cm).42 DCBE memiliki spesifisitas untuk adenoma yang besar 96% dengan nilai prediksi negatif 98%. Metode ini kurang efektif untuk mendeteksi polips di rectosigmoid-colon. Angka kejadian perforasi pada DCBE 1/25.000 sedangkan pada Single Contras Barium Enema (SCBE) 1/10.000.43
a.5. Flexible Sigmoidoscopy
Flexible Sigmoidoscopy (FS) merupakan bagian dari endoskopi yang dapat
dan memiliki sensistivitas yang hampir sama dengan colonoscopy 60%-70% untuk mendeteksi karsinoma colorectal. Walaupun jarang, FS juga mengandung resiko terjadinya perforasi 1/20.000 pemeriksaan.42,44
Intepretasi hasil biopsi dapat menentukan apakah jaringan normal, prekarsinoma, atau jaringan karsinoma. American Cancer Society (ACS) merekomendasikan untuk dilakukan colonoscopy apabila ditemukan jaringan adenoma pada pemeriksaan FS. Sedangkan hasil yang negatif pada pemeriksaan FS, dilakukan pemeriksaan ulang setelah 5 tahun.44
a.6. Endoscopy dan biopsi
Endoscopy dapat dikerjakan dengan rigid endoscope untuk kelainan-kelainan
sampai 25 cm – 30 cm, dengan fibrescope untuk semua kelainan dari rectum sampai
caecum. Biopsi diperlukan untuk menentukan secara patologis anatomis jenis
tumor.39
a.7. Colonoscopy
Colonoscopy adalah prosedur dengan menggunakan tabung fleksibel yang
panjang dengan tujuan memeriksa seluruh bagian rectum dan usus besar.
Colonoscopy umumnya dianggap lebih akurat daripada barium enema, terutama
dalam mendeteksi polip kecil. Jika ditemukan polip pada usus besar, maka biasanya diangkat dengan menggunakan colonoscope dan dikirim ke ahli patologi untuk kemudian diperiksa jenis kankernya.38
operator. Colonoskopi memiliki resiko dan komplikasi yang lebih besar dibandingkan FS. Angka kejadian perforasi pada skrining karsinoma colorectal antara 3-61/10.000 pemeriksaan, dan angka kejadian perdarahan sebesar 2-3/1.000 pemeriksaan.42,44
a.8. Colok dubur
Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada setiap penderita dengan tujuan untuk menentukan keutuhan spinkter ani, ukuran dan derajat fiksasi tumor pada rectum 1/3 tengah dan distal. Pada pemeriksaan colok dubur yang harus dinilai adalah pertama, keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding rectum. Kedua, mobilitas tumor untuk mengetahui prospek terapi pembedahan. Ketiga, ekstensi penjalaran yang diukur dari ukuran tumor dan karakteristik pertumbuhan primer, mobilitas atau fiksasi lesi.45
b. Pengobatan b.1. Kemoprevensi
Obat Antiinflamatori Nonsteroid (OAIN) termasuk aspirin dianggap
berhubungan dengan penurunan mortalitas kanker colorectal. Beberapa OAIN seperti
sulindac dan celecoxib telah terbukti secara efektif menurunkan insidens berulangnya
adenoma pada pasien dengan FAP (Familial Adenomatous Polyposis). Data epidemiologi menunjukkan adanya penurunan risiko kanker dikalangan pemakai OAIN namun bukti yang mendukung manfaat pemberian aspirin dan OAIN lainnya untuk mencegah kanker colorectal sporadik masih lemah.32
b.2. Pembedahan
mengalami metastasis. Pemeriksaan tindak lanjut dengan antigen embrionik adalah penanda yang sensitif untuk rekurensi tumor yang tidak terdeteksi. Daya tahan hidup 5 tahun adalah sekitar 50%.20
Indikasi untuk hemikolektomi adalah tumor di caecum, colon ascenden, colon
transversum, tetapi lesi di fleksura lienalis dan colon descenden di atasi dengan
hemikolektomi kiri. Tumor di sigmoid dan rectum proksimal dapat diangkat dengan tindakan LAR (Low Anterior Resection). Angka mortalitas akibat operasi sekitar 5% tetapi bila operasi dikerjakan secara emergensi maka angka mortalitas menjadi lebih tinggi. Reseksi terhadap metastasis di hati dapat memberikan hasil 25-35% rata-rata masa bebas tumor (disease free survival rate).32
b.3. Radiasi
Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rectum. Sementara itu, radiasi pasca bedah diberikan jika sel karsinoma telah menembus tunika muscularis
propria, ada metastasis ke kelenjar limfe regional, atau apabila masih ada sisa-sisa sel
karsinoma yang tertinggal akan tetapi belum ada metastasis jauh.39 b.4. Kemoterapi
Kemoterapi diberikan apabila ada metastasis ke kelenjar regional (Dukes C), tumor telah menembus muskularis propria (Dukes B), atau tumor setelah dioperasi kemudian residif kembali.39
sehingga tidak perlu terapi ajuvan. Pasien kanker colorectal Dukes C yang mendapat levamisol dan 5 FU secara signifikan meningkatkan harapan hidup dan masa interval bebas tumor (disease free interval). Kemoterapi ajuvan tidak berpengaruh pada kanker colorectal Dukes B.32
2.8.4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dapat dilakukan setelah kanker selesai diobati, dengan cara mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kekambuhan kanker tersebut termasuk pengaturan pola makan dan cara hidup sehat.46
BAB 3
KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita kanker colorectal adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker colorectal berdasarkan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik. 3.2.2. Jumlah menurut rincian tahun adalah jumlah penderita kanker colorectal tiap
tahunnya (2005-2009)
3.2.3. Sosiodemografi dibedakan atas:
a. Umur adalah usia penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yang dikategorikan berdasarkan aturan Sturges.
Karakteristik Penderita Kanker Colorectal 1. Kecenderungan (Trend)
2. Sosiodemografi (Umur, Jenis Kelamin, Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Sumber Biaya)
3. Keluhan Utama 4. Letak Kanker
5. Lama Keluhan Rata-Rata 6. Riwayat Penyakit Sebelumnya 7. Stadium Klinis
b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Laki-laki 2. Perempuan
c. Suku adalah suku/etnis penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Batak 2. Jawa 3. Nias 4. Minang 5. Melayu 6. Aceh
d. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker colorectal seperti yang tercatat di kartu rekam medik yaitu:
1. Islam
2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Budha
5. Hindu
e. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Belum Sekolah/Tidak tamat SD 2. SD/Sederajat
3. SLTP/Sederajat 4. SLTA/Sederajat 5. Akademi/PT
f. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga ataupun tidak seperti yang tercatat dalam kartu status yang ada di rekam medik, yaitu:
2. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3. Wiraswasta
4. Pegawai Swasta 5. Pelajar
6. IRT 7. Petani
g. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Kawin
2. Belum Kawin
h. Sumber biaya adalah jenis sumber biaya yang digunakan oleh penderita kanker colorectal selama dirawat di rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:
1. Biaya Sendiri
2. Asuransi Kesehatan (ASKES)
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Untuk analisis statistik, sumber biaya dikategorikan atas: 1. Biaya sendiri
2. Bukan biaya sendiri
3.2.4. Keluhan utama adalah keluhan utama yang dirasakan penderita pada saat datang berobat ke Rumah Sakit yang dikategorikan atas:
1. Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB) 2. BAB berdarah
3. Nyeri pada bagian perut bawah 4. Benjolan dan nyeri sekitar anus
Untuk analisis statistik keluhan utama dikategorikan menjadi: 1. Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB) + BAB berdarah 2. Nyeri pada bagian perut bawah
3.2.5. Lama keluhan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita merasakan keluhan sebelum penderita datang berobat ke rumah sakit dihitung rata-ratanya seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik.
3.2.6. Letak kanker adalah kondisi dimana kanker colorectal ditemukan seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Colon 2. Rectum
3.2.7. Riwayat penyakit sebelumnya adalah penyakit yang pernah diderita oleh penderita kanker colorectal sebelum terdiagnosa menderita kanker colorectal seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Polyposis familial
2. Polip Adenoma 3. Colitis ulserosa
3.2.8. Stadium klinis adalah derajat keparahan penderita kanker colorectal yang diderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:
1. Metastase 2. Tidak Metastase
3.2.9. Penatalaksanaan medis yang didapatkan penderita adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Obat-obatan 2. Bedah 3. Kemoterapi
1. Bedah
2. Non-Bedah (kemoterapi atau obat-obatan lainnya)
3. Bedah + Non-Bedah (Menjalani penatalaksanaan medis 1 dan 2)
3.2.10.Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani perawatan di rumah sakit dihitung rata-ratanya dihitung dari tanggal mulai dirawat sampai keluar seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik.
3.2.11.Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada waktu pulang seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik yaitu:
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
case series.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan pertimbangan bahwa di rumah sakit ini merupakan rumah sakit pusat rujukan, berbagai lapisan masyarakat datang untuk berobat ke rumah sakit ini serta memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Januari sampai Juli 2010.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua data penderita kanker colorectal rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009. Jumlah populasi sebesar 110 orang.
4.3.2. Sampel
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita kanker colorectal yang bersumber dari Rekam Medik RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009. Kartu status dengan kasus kanker
colorectal yang dipilih sebagai sampel dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan
tabulasi sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
4.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution). Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, t-test,
Anova dan uji Kruskal Wallis. Data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi
BAB 5
HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah Dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan Rumah Sakit ini diserahkan kepada Dr. A. A. Messing.
Pada masa negara Sumatera Timur pada tahun 1947 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan, kemudian pada tahun 1952 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan. Pada tahun 1958 Rumah Sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar, kemudian pada tahun 1969 kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi Medan. Pada tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan ini diberi nama Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Kemudian sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, RSU Dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan.
Visi Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan adalah terwujudnya Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan MANTAP TAHUN 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional), dengan motto “Aegroti Salus Lex Suprema (Kepentingan penderita adalah yang utama)”
pengembangan Iptek, mewujudkan rumah sakit sebagai pusat rujukan se Sumatera Utara, serta meningkatkan pelaksanaan administrasi dan manajemen RS yang berkualitas, transparan dan akuntabel.
Adapun fasilitas pelayanan yang diberikan dari RSU Dr. Pirngadi Kota Medan adalah pelayanan spesialis/klinik meliputi klinik anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, gigi dan mulut, syaraf, THT, Mata, Paru, Kulit dan Kelamin, Jantung, Bedah Tulang, Alergi, Klinik ketergantungan obat, klinik menopause, jiwa, bedah laser dan bedah syaraf. Pelayanan penunjang meliputi laboratorium patologi klinik, laboratorium patologi anatomi, radio diagnostik, radiotherapi, CT-Scan, USG, Endoskopi, ECG, Echocardiografi, Treadmil, EEG, TUR, Laparoskopi, Konsultasi Gizi, Farmasi, Hemodialisa, Kamar Bedah, Bronchoscopy, Fisioterapy, klinik VCT, klinik akupunktur, klinik psikoterapi dan IDT.
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Tahun Proporsi penderita kanker colorectal rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 Berdasarkan Rincian Tahun
No Tahun f %
1 2005 25 22,7
2 2006 25 22,7
3 2007 24 21,8
4 2008 21 19,2
5 2009 15 13,6
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker colorectal menurut waktu tertinggi pada tahun 2005 dan 2006 dengan proporsi 22,7% dan terendah pada tahun 2009 dengan proporsi 13,6%.
Dari tahun 2005-2009 kecenderungan frekuensi penderita kanker colorectal yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan mengalami penurunan dengan persamaan garis y = -2,4x + 29,2. Frekuensi penderita kanker colorectal dari tahun 2005-2009 mengalami penurunan sebanyak 25-15 = 10 kasus dengan simpel rasio
penurunan kali dan persentase penurunan sebesar - .
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita kanker colorectal rawat inap berdasarkan sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009
No. Umur (Tahun)
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
f % f % f %
1. 16-25 3 2,7 2 1,8 5 4,5 2. 26-35 1 0,9 2 1,8 3 2,7 3. 36-45 8 7,4 9 8,2 17 15,6
4. 46-55 14 12,7 14 12,7 28 25,4
5. 56-65 16 14,5 17 15,5 33 30,0
6. 66-75 10 9,1 10 9,1 20 18,2
dengan proporsi laki-laki 14,5% dan perempuan 15,5%, dan terendah pada kelompok umur 26-35 tahun 2,7% dengan proporsi laki-laki 0,9% dan perempuan 1,8%. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 48,2% dan perempuan 51,8% dengan sex ratio 93%.
Karakteristik penderita kanker colorectal dengan umur termuda pada penelitian ini yaitu penderita yang berumur 16 tahun berjumlah 1 orang dengan jenis kelamin perempuan, status belum kawin, letak kanker di rectum, keluhan utama nyeri di bagian perut bawah, penatalaksanaan medis hanya pemberian obat-obatan saja dan keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan. Karakteristik penderita kanker colorectal dengan umur tertua pada penelitian ini yaitu penderita yang berumur 80 tahun berjumlah 1 orang dengan jenis kelamin perempuan, status kawin, letak kanker di colon, keluhan nyeri di bagian perut bawah, penatalaksanaan medis hanya pemberian obat-obatan saja dan keadaan sewaktu pulang meninggal.
3. Pendidikan Ibu Rumah Tangga Petani
5. Status Perkawinan
Kawin
Dari tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak 56,4% dan terendah adalah Melayu 1,8% serta terdapat 13,6% yang tidak tercatat pada kartu status dan tidak ditemukan penderita kanker colorectal dengan suku Nias. Proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan agama tertinggi adalah Islam 53,6% dan terendah adalah Kristen 37,3% serta terdapat 9,1% tidak tercatat pada kartu status dan tidak ditemukan penderita kanker colorectal yang beragama Hindu ataupun Budha. Pada kartu status juga tidak dibedakan antara Kristen Katolik dengan Kristen Protestan.
28,2% yang tidak tercatat pada kartu status dan tidak ditemukan penderita kanker
colorectal yang tidak tamat SD/belum sekolah. Proporsi penderita kanker colorectal
berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah PNS/TNI/POLRI dan Ibu Rumah Tangga 25,5% dan terendah adalah pelajar/mahasiswa 0,9%, serta terdapat 16,3% tidak tercatat pada kartu status.
Proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin 96,4% dan tidak kawin 3,6%. Proporsi penderita kanker
colorectal berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah ASKES 50,9% dan terendah
adalah biaya sendiri 20,0%.
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Keluhan Utama
Proporsi penderita kanker colorectal rawat inap berdasarkan keluhan utama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Kanker Colorectal Rawat
Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009
No. Keluhan Utama n = 110 f %
1. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar (BAB)
46 41,8
2. BAB berdarah 40 36,4
3. Nyeri pada bagian perut bawah 58 52,7
4. Benjolan dan nyeri sekitar anus 18 16,4
penderita kanker colorectal dengan lebih dari satu keluhan dapat dilihat pada lampiran 4.
5.5. Lama Keluhan Rata-Rata Penderita Kanker Colorectal
Lama keluhan rata-rata penderita kanker colorectal tidak dapat dilihat karena tidak tersedianya data pada kartu status.
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Letak Kanker
Proporsi penderita kanker colorectal rawat inap berdasarkan letak kanker di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009
No. Letak Kanker f %
1. Colon 91 82,7
2. Rectum 19 17,3
Total 110 100,0
Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker colorectal berdasarkan letak kanker tertinggi di colon 82,7% sedangkan di rectum 17,3%.
5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Colorectal Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya