• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta ASKES Sosial PNS Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta ASKES Sosial PNS Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT NON INFEKSI

PESERTA ASKES SOSIAL PNS RAWAT INAP

DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2007

SKRIPSI

Oleh :

TINCE MEYLANI SIMANJUNTAK

NIM : 061000258

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT NON INFEKSI

PESERTA ASKES SOSIAL PNS RAWAT INAP

DI RSU. Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

TINCE MEYLANI SIMANJUNTAK

061000258

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Penyakit non infeksi menimbulkan beban ganda (double burden), dimana penyakit

infeksi belum teratasi namun penyakit non infeksi muncul bagi dunia kesehatan di

Indonesia.Pada tahun 2006 yang menggunakan Askes Sosial tercatat 223.618

jiwa.Peserta Askes sosial yang rawat inap tahun 2007 sebesar 28,84% dari seluruh

yang dirawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit non infeksisatu jenis penyakit saja

pada peserta Askes PNS rawat inap di RSU.Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007,

dilakukan penelitian deskriptif dengan desain Case Series dengan populasi sebanyak

827 orang dan sampel yang dibutuhkan 270 Besar sampel perbulan dihitung secara

proportiona. Tehnik pengambilan sampel dengan cara Systematic Random Sampling.

Data diambil dari Rekam Medik dilanjutkan dengan analisa statistik yang diolah

menggunakan komputer.

Trend kunjungan pasien askes PNS Rawat Inap tahun 2007 berdasarkan data

perbulan menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y =25.545-0,4685x.

Proporsi tertinggi penyakit Hipertensi (26,7%). Umur 61-68 tahun, jenis kelamin

perempuan (26,7%), daerah asal kota Medan (79,6%), kepesertaan pensiun/veteran

(54,8%), CFR = 9,6%. Proporsi tertinggi dengan tindakan non bedah (97,4%),

sembuh klinis/berobat jalan (80,7%) lama rawatan rata-rata adalah 9 hari. Lama

rawatan rata –rata yang tertinggi berdasarkan umur adalah umur 45-68 tahun 9,43

hari.Uji statistik anova tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan

umur (p=0,640). Proporsi meninggal secara signifikan lebih tinggi pada penyakit

Stroke dibandingkan dengan penyakit Jantung, D. Melitus, Kanker payudara

( x

2

=

31,249 ; p = 0,000 ; 42,3% vs 30,8% vs 15,4% dan 11,5%).

Kepada pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan dapat menekan angka kematian agar

tidak meningkat khususnya pada penderita penyakit non infeksi dan melengkapi

pencatatan khususnya pada : kepesertaan Askes, riwayat pendidikan dan status

pasien pada rekam medis.

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Tince Meylani simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir

: P.Siantar, 10 Mei 1984

Agama

: Kristen Protestan

Status Perkawinan

: Belum Kawin

Alamat

: Jln. Melanthon Siregar Gg. Cemara No.11

Pematangsiantar

Riwayat Pendidikan

Tahun 1990 – 1996

: SD Negeri 091250 Marihat Ulu

Tahun 1996 – 1999

: SLTP RK. Budi Mulia P.Siantar

Tahun 1999 – 2002

: SPK YTP. ARJUNA. Laguboti

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

”Karakteristik Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Asuransi Kesehatan

(Askes Sosial) Pegawai Negeri Sipil Yang Rawat Inap di RSU. Dr. Pirngadi

Medan tahun 2007 ”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku ketua Departemen

Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Ketua Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(6)

4. Ibu Prof.dr. Nerseri Barus, MPH, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Penguji III yang telah banyak

memberikan sumbangan pikiran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan selama di Fakultas

Kesehatan Masyarakat ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Epidemiologi FKM USU Medan.

8. Direktur RSU. Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin penulis untuk

melakukan penelitian serta pegawai litbang, Rekam Medis yang turut membantu

dalam pengumpulan data.

9. Terima kasih kepada Ayahanda L. Simanjuntak dan Ibunda T. Panggabean serta

saudara-saudaraku B’Sahat, B’Very, dan adikku Ichie yang paling kusayangi

yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.

(7)

11. Teman-temanku seperjuangan : Terkhusus sobitku Meirtha dan Alin, Bang Agus,

Zr. Deliana, Kak Imel, Dedy, dan adik-adikku Heny, Lastiar, Futri dan seluruh

rekan peminatan epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima

kasih buat motivasi dan kebersamaannya selama di FKM USU.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca dan dapat dijadikan acuan bagi penelitiaan selanjutnya. Semoga Tuhan yang

Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin.

Medan, Maret 2009

Penulis

(8)

ABSTRACT

Non-infection diseases cause double burden, where the disease has not been

infected but the disease overcame a non infections appear to the world health

Indonesia. Pada in the year 2006 using the Social Askes recorded 223,618

jiwa.Peserta Askes social Inpatient year 2007 was 28.84 % of all treated inap.

To know the characteristics of the disease non infeksisatu type of disease course

on the participants Askes PNS Inpatient in RSU.Dr.Pirngadi Medan in 2007,

conducted descriptive research design with Case Series with a population of 827

persons and the required sample of 270 samples are calculated monthly proportional.

Sampling techniques with the Systematic Random Sampling. Data taken from the

Medical Record followed by a statistical analysis using computer processed.

Trend Askes PNS patient visits Inpatient year 2007 based on monthly data show a

decrease in line with the equation y = x. 25.545-0,4685 Disease Hypertension highest

proportion (26.7%). Age 61-68 years, female sex (26.7%), the city of Medan origin

(79.6%), pension kepesertaan / veterans (54.8%), CFR = 9.6%. Action with the

highest proportion of non-surgical (97.4%), clinical recovery / treatment roads

(80.7%) treated long average is 9 days. Duration of treatment the average age is

based on the age of 45-68 years is 9.43 hari.Uji statistics anova no difference in

treatment duration based on the average age (p = 0,640). Died in a significant

proportion higher than in the disease with the disease Stroke Heart, D. Melitus,

breast cancer (x2 = 31,249; p = 0000; 42.3% vs 30.8% vs 15.4% and 11.5%).

To the RSU. Dr. Medan Pirngadi can press a number that does not increase

mortality, especially in people with disease and infection of non-complete

records,especially on: kepesertaan Askes, history of education and status in the

patient medical record.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ……….

i

ABSTRAK INDONESIA ...

iia

ABSTRAK INGGRIS………..

iib

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….

iii

KATA PENGANTAR ...

iv

DAFTAR ISI...

vii

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...

1

1.2. Rumusan Masalah ...

6

1.3. Tujuan Penelitian ...

6

1.3.1. Tujuan Umum ...

6

1.3.2. Tujuan Khusus ...

6

1.4. Manfaat Penelitian ...

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuransi Kesehatan Sosial ...

8

2.2. Gambaran Kondisi Kesehatan Indonesia ...

8

2.2.1. Gambaran Kondisi Kesehatan Berdasarkan SKRT 2004

8

a. Penyakit Kronis ...

9

b. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas ...

10

c. Perawatan Gigi dan Mulut ...

11

d. Pemeriksaan Mata ...

11

e. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Mulut Rahim

11

2.2.2.Gambaran Kondisi Kesehatan Berdasarkan Susenas

2004 ...

11

a. Deskripsi Status Kesehatan ...

11

b. Pengalaman Kesehatan ...

14

2.3. Pola Penyakit di Indonesia ...

14

2.3.1. Pola Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di

Indonesia ...

14

2.3.2. Penyakit Non Infeksi ...

14

2.4. Upaya Pencegahan Penyakit ...

16

2.4.1. Pencegahan Premordial ...

16

2.4.2. Pencegahan Tingkat Pertama (primer) ...

16

2.4.3. Pencegahan Tingkat Kedua (sekunder) ...

16

(10)

2.5. Program Pemerintah Dalam rangka Kesehatan Pada Pegawai

Negeri Sipil ...

17

2.5.1.Tujuan Program ...

18

2.5.2.Sasaran Program ...

18

2.5.3.Paket Pelayanan Kesehatan Yang Ditanggung PT.

Askes ...

18

2.5.4.Pelayanan Yang Tidak Ditanggung PT. Askes ...

19

2.5.5.Prosedur atau Tatacara Mendapatkan Pelayanan

Kesehatan ...

20

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep ...

21

3.2. Definisi Operasional ...

22

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ...

24

4.2. Lokasi Penelitian ...

24

4.3. Tempat Penelitian ...

24

4.4. Populasi dan Sampel ...

24

4.4.1.Populasi...

24

4.4.2.Sampel ...

25

4.5. Metode dan Pengumpulan Data ...

25

4.6. Pengolahan Data ...

26

4.7. Analisa Data ...

26

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...

27

5.2.Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Bulan ...

29

5.3.Peserta Askes social PNS Berdasarkan Jenis Penyakit non

Infeksi ...

30

5.4.Peserta Askes Sosial PNS Berdasarkan Umur dan Jenis

Kelamin ...

31

5.5.Peserta Askes Soaial PNS Berdasarkan Daerah Asal ...

32

5.6.Peserta Askes Sosial PNS Berdasarkan Kepesertaan ...

32

5.7.Peserta Askes Sosial PNS Umur Berdasarkan Jenis Kelamin... 33

5.8.Peserta Askes Sosial PNS Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

34

5.9.Peserta Askes Sosial PNS Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang ... ...

34

5.10. Lama Rawatan Rata-rata Peserta Askes Sosial PNS...

35

5.11. Lama rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur... ..

36

5.12. Peserta Askes Sosial PNS Umur Berdasarkan Jenis Penyakit

non Infeksi ...

37

5.13. Umur Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...

38

(11)

5.15. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Penyakit Non

Infeksi ...

40

5.16. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang ...

41

BAB 6.

PEMBAHASAN

6.1. Trend

(Kecenderungan)

Pola

penyakit

non

infeksi

Berdasarkan Data Perbulan Tahun 2007 ...

42

6.2. Jenis Penyakit peserta Askes di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2007 ...

43

6.3. Umur dan Jenis Kelamin ...

44

6.3.1.Umur ...

44

6.3.2. Jenis Kelamin ...

45

6.4. Asal Daerah...

46

6.5. Kepesertaan ...

47

6.6. Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan Penyakit non Infeksi…

48

6.7. Penatalaksanaan Medis ...

49

6.8. Keadaan Sewaktu Pulang ...

50

6.9. Umur Berdasarkan Jenis Penyakit Non Infeksi ...

51

6.10. Umur Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...

52

6.11. Jenis Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang ...

53

6.12. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Penyakit Non

Infeksi ...

54

6.13. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang ...

55

BAB 7.

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ...

56

7.2. Saran ...

57

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Bulan pada Tahun 2007 ...

29

Tabel 5.2.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Jenis Penyakit Non Infeksi di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

30

Tabel 5.3.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

31

Tabel 5.4.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2007 ...

32

Tabel 5.5.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Kepesertaan Penyakit di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

32

Tabel 5.6.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap dengan Jenis Kelamin Berdasarkan Umur di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

33

Tabel 5.7.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

34

Tabel 5.8.

Distribusi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non Infeksi

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

35

Tabel 5.9.

Lama Rawatan Rata-Rata pada peserta Askes Sosial PNS

rawat inap di RSU.Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

36

Tabel 5.10.

Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur Pada Peserta

Askes Sosial PNS Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2007 ...

37

Tabel 5.11.

Perbedaan Proporsi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non

(13)

Tabel 5.12.

Perbedaan Proporsi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non

Infeksi Rawat Inap Umur Berdasarkan Penatalaksanaan

Medis di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

39

Tabel 5.13.

Perbedaan Proporsi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non

Infeksi Rawat Inap Jenis Penyakit Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

40

Tabel 5.14.

Perbedaan Proporsi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non

Infeksi Rawat Inap Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Jenis Penyakit di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

41

Tabel 5.15.

Perbedaan Proporsi Peserta Askes PNS pada Penyakit Non

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1.

Trend

(Kecenderungan)

Pola

Penyakit Non

Infeksi

Berdasarkan Data Per Bulan di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2007 ...

42

Gambar 6.2.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS Yang Dirawat Inap

Berdasarkan Jenis Penyakit Non Infeksi di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2007 ...

43

Gambar 6.3.

Diagram Bar Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Umur di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007.

44

Gambar 6.4.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2007...

45

Gambar 6.5.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Asal Daerah di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2007 ...

46

Gambar 6.6.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Kepesertaan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2007 ...

47

Gambar 6.7.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2007 ...

48

Gambar 6.8.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2007 ...

49

Gambar 6.9.

Diagram Pie Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2007 ...

50

(15)

Gambar 6.11. Diagram Bar Perbedaan Proporsi Umur Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis Pada Peserta Askes PNS yang

Dirawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 ...

52

Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Pasien Askes PNS yang Dirawat Inap

Jenis Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007...

53

Gambar 6.13. Diagram Bar Perbedaan Proporsi Penatalaksanaan Medis

Berdasarkan Jenis Penyakit Non Infeksi Pada Peserta Askes

PNS yang Dirawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2007 ...

54

Gambar 6.14. Diagram Bar Perbedaan Proporsi Penatalaksanaan Medis

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dilakukan pemerintah, tanpa

kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka,

hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat

untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat bermutu sangat

menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.

1

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sasaran dalam pembangunan

kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi penduduk, sehingga

setiap orang berhak mendapatkan jaminan kesehatan yang optimal.

2

Wilayah dengan lingkungan buruk dapat mengakibatkan tingginya angka

kesakitan pada masyarakat, yang dapat menyebabkan munculnya penyakit – penyakit

infeksi.

3

Selain penyakit infeksi yang ada, penyakit tidak menular juga semakin

meningkat prevalensinya di masyarakat dikarenakan pola penyakit di Indonesia yang

mulai mengalami transisi epidemiologi.

4

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi

pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu

(17)

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya. Usia

harapan hidup Indonesia pada tahun 2006 yakni 69 tahun.

5

Berdasarkan

World Health Organization (WHO)

yang dikutip dari Depkes

tahun 2005, bahwa penyakit non infeksi menimbulkan beban ganda

(double burden )

bagi dunia kesehatan. Penyakit non infeksi menjadi penyebab utama kematian di

dunia. Dilaporkan bahwa hampir 17 orang meninggal lebih awal tiap tahunnya

sebagai akibat epidemi global penyakit degeneratif.

WHO

membuat penetapan target

global baru, yaitu untuk mengurangi kecenderungan kematian akibat penyakit

degeneratif hingga 2% tiap tahun hingga tahun 2015. Upaya ini untuk mencegah 36

juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif 10 tahun ke depan sebelum

dari separuhnya mencapai usia 70 tahun.

6

Hasil laporan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan dengan prevalensi 2,2 % penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah

menderita penyakit jantung yang menempati urutan nomor 6, sedangkan berdasarkan

Susenas 2004 prevalensi 1,3 % penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih

didiagnosis penyakit jantung.

7

Berdasarkan Profil Indonesia 2006 dari laporan Rumah Sakit di Indonesia,

Neoplasma peringkat utama penyebab penyakit yang terbanyak yakni Neoplasma

Payudara dengan jumlah pasien rawat inap 8.328 jiwa (19,64%), peringkat kedua

ditempati oleh Neoplasma Ganas Leher Rahim dengan jumlah pasien rawat inap

(18)

Hasil SKR T (Survey Kesehat an Rumah Tangga) t ahun 1995

menunjukan preval ensi penduduk m enderi ta pen yakit Jant ung pada

wanit a16% dan pada pri a 13,6%, H ypertensi 8.3%, Di abet es 6,8%.

Kematian akibat penyakit di Indonesia pada tahun 2006 beberapa diantaranya

adalah penyakit Stroke dengan jumlah kematian 4.377 jiwa

( Proporsi Mortality

Ratio

= 5,4%), Diabetes Melitus dengan jumlah kematian 2.384 jiwa (PMR

= 2,9%).

Hipertensi dengan jumlah kematian 1.620 jiwa ( PMR

= 2,1%).

5

Pada tahun 2010 Indonesia digambarkan dalam Indonesia Sehat 2010,

berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih, mengakses dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, sehingga

dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal, demikian halnya dengan penduduk

Sumatera Utara.

8

PT.Askes (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang

didirikan tahun 1968, saat ini menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

bagi peserta Pegawai Negeri Sipil, Penerima pensiun, veteran, TNI, POLRI dan

Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya yang sifatnya wajib disebut

sebagai program Askes Sosial yang merupakan penugasan Pemerintah kepada PT.

Askes (Persero) dan dalam usaha peransuransian dikenal dengan Goverment Captive

Health Insurance.

9
(19)

signifikan apabila dibandingkan tahun 2003 Januari hingga Desember jumlah peserta

hanya 1.144.849 orang. Kenaikan tersebut antara lain disebabkan penambahan PNS

baru disejumlah daerah di Jatim.

10

Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwewenang dan

diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya, dan

digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan kesehatan

yang diperoleh dengan menggunakan alat kesehatan canggih meliputi: pelayanan

diagnostik dan pelayanan tindakan operasi, serta mendapatkan pelayanan pengobatan

dengan sarana kesehatan meliputi Balai Pengobatan, Puskesmas, Apotik, dan

laboratorium.

11

Pemberian Subsidi dan iuran oleh pemerintah dalam penyelenggaraan

Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, PT. (Persero)

Asuransi Kesehatan Indonesia sebagai badan penyelenggara Asuransi Kesehatan

tidak hanya mempunyai kewajiban untuk memberikan jaminan pemeliharaan

kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku,

namun juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun.

12

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Sumatera Utara (Sumut) pada tahun yang

menggunakan Askes Sosial tercatat 223.618 jiwa.

13

Dengan telah terbitnya PP No. 28 tahun 2003 sebagai realisasi dari

Undang-Undang No. 43 tahun 1999 pasal 32, secara bertahap Pemerintah telah memberikan

(20)

berupa perluasan jaringan pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) oleh

Dokter Keluarga, memperluas pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Swasta.

Disamping itu juga memberikan bantuan kepada Pemda yang mempunyai daya

ungkit terhadap pelayanan langsung kepada peserta berupa bantuan untuk

pelaksanaan Program Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS),

bantuan hibah ambulance dan lain-lain yang disesuaikan dengan kebutuhan Pemda

setempat.

9

Berdasarkan data yang didapat dari PT. Askes pada tahun 2007 di RS. Dr.

Djasamen Saragih Pematang Siantar bahwa Pegawai Negeri Sipil yang rawat inap

pada tahun 2007 sebanyak 2.110 jiwa. Yang terbanyak pada bulan Juli yakni 217 jiwa

(10,28%).

14

Berdasarkan Profil RSU.Dr.Pirngadi Medan yang disahkan oleh Perda Medan

nomor 30 tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 55 tahun 2002 komposisi pasien

asal daerah dari penduduk kota Medan sekitar 62%, sedangkan penduduk luar Medan

sekitar 36% dan luar provinsi Sumut 2% dari seluruh pasien yang memanfaatkan

Fasilitas RSU.Dr. Pirngadi Medan tahun 2007.

15

Dari survey pendahuluan yang dilakukan di RSU.Dr. Pirngadi Medan,

diperoleh bahwa pada tahun 2007 pada pasien rawat jalan 183.676 jiwa, terbanyak

pada poliklinik penyakit dalam yakni tercatat 44.000 jiwa (23,96%). Sedangkan pada

rawat inap peserta Askes Sosial tercatat 33.712 jiwa, peserta Askes Sosial sebanyak

9.722 jiwa (28,84%). Pada tahun 2007, jumlah pasien rawat inap yang paling tinggi

yakni pada bulan November tercatat 912 jiwa (9,38%).

16
(21)

Belum diketahuinya Karakteristik Pola Penyakit Non Infeksi pada peserta

Askes Sosial PNS yang rawat inap di RSU.Dr. Pirngadi Medan tahun 2007.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta

Askes Sosial PNS yang Rawat Inap di RSU.Dr. Pirngadi Medan tahun 2007.

1.3.2

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui

trend

kunjungan penderita berdasarkan data perbulan

Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes Sosial PNS yang Rawat Inap di

RSU.Dr. Pirngadi Medan.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan jenis penyakit non infeksi

pada peserta Askes Sosial PNS rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun

2007.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi peserta Askes Sosial PNS berdasarkan :

umur dan jenis kelamin.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi peserta Askes Sosial PNS berdasarkan :

daerah asal

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi peserta Askes Sosial PNS penderita

penyakit non infeksi berdasarkan kepesertaan.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi peserta Askes Sosial PNS penderita

(22)

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi peserta Askes Sosial PNS penderita

penyakit non infeksi berdasarkan Keadaan sewaktu pulang.

h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata.

i. Distribusi Proporsi Peserta Askes Sosial PNS Rawat Inap Jenis Kelamin

berdasarkan Umur di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

j.

Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan umur.

k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis penyakit non infeksi berdasarkan

umur.

l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan penatalaksanaan

medis.

m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis penyakit non infeksi berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan

jenis penyakit non infeksi.

o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bahan masukan bagi pihak RSU.Dr. Pirngadi Medan untuk penyediaan

fasilitas terhadap peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien, terutama

bagi pasien peserta Askes Sosial PNS.

(23)
(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuransi Kesehatan Sosial

Pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung

kepada aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan gairah kerja bagi Pegawai Negeri Sipil, diselenggarakan usaha

kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, yang salah satunya adalah penyelenggaraan

asuransi kesehatan.

11

Walaupun kaidah-kaidah Asuransi Kesehatan Sosial telah dipenuhi, namun

rendahnya premi yang diterima masih belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan

biaya pelayanan kesehatan peserta. Akibat keterbatasan dana tersebut, berbagai upaya

dilakukan, baik oleh pemerintah berupa pengaturan besaran tarip pelayanan, maupun

melalui kebijakan operasional PT.Askes (Persero) yang bertujuan untuk menjaga

kelangsungan pelayanan kesehatan dengan mutu yang tetap baik.

12

2.2 Gambaran Kondisi Kesehatan Indonesia

2.2.1 Gambaran Kondisi Kesehatan Berdasarkan SKRT 2004

17
(25)

Depresi. Selain itu juga dikumpulkan cakupan cedera, kecelakaan lalu lintas serta

penanganannya. Kedua adalah data mengenai perawatan gigi dan mulut, pemeriksaan

mata, deteksi dini kanker payudara dan mulut rahim.

a. Penyakit Kronis

Penyakit Kronis yang dibahas dalam SKRT meliputi :

a.1. Persendian, yang ditandai dengan gejala rasa sakit, nyeri, kaku, atau

pembengkakan disekitar persendian lengan, tangan, tungkai dan kaki yang

berlangsung selama sebulan lebih yang timbul bukan karena kecelakaan

atau luka. Kaku di persendian terjadi ketika bangun tidur atau setelah

istirahat lama tanpa gerak.

a.2. Jantung, yang ditandai dengan gejala nyeri atau sesak didada ketika

berjalan terburu-buru atau mendaki atau berjalan biasa di jalan datar. Rasa

nyeri atau sesak mereda setelah mengurangi kecepatan jalan atau terus

berjalan dan meletakkan obat dibawah lidah. Nyeri terasa didada bagian

atas atau tengah dan lengan kiri.

a.3. Asma, yang ditandai dengan gejala nafas berbunyi seperti peluit, atau

serangan sesak nafas/ terengah-engah yang timbul setelah aktivitas fisik

atau tanpa sebab yang jelas disertai dengan rasa tertekan didada. Rasa

tertekan biasanya timbul di pagi hari sehingga dapat terbangun dari

tidurnya.

(26)

a.5. Depresi, yaitu merasa sedih, hampa atau tertekan atau kehilangan minat

dalam hampir semua hal yang biasanya menyenangkan seperti hobi,

hubungan pribadi atau pekerjaan atau lelah sepanjang waktu atau kurang

semangat yang berlangsung selama beberapa hari dalam kurun waktu

lebih dari 2 minggu.

Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan SKRT 2004, secara keseluruhan 1%

penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit persendian, 4%

pernah menderitas penyakit asma, 2% pernah menderita penyakit jantung, dan 1%

pernah menderita diabetes, dan 1% pernah menderita depresi.

b. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan SKRT 2004 yang dimaksud dengan cedera adalah keracunan,

tenggelam, tindakan kekerasan, terbakar dan lain-lain. Kecelakaan Lalu Lintas (KLL)

adalah kecelakaan yang terjadi di Udara, Darat dan Laut. Data mengenai cedera tidak

termasuk kecelakaan lalu lintas. Prevalensi cedera dan kecelakaan lalu lintas

masing-masing adalah 3%. Prevalensi cedera meningkat pada kelompok umur 65 tahun

keatas (3,6%), tetapi prevalensi kecelakaan lalu lintas paling tinggi pada kelompok

umur 15-24 tahun (3,0%), dan cenderung menurun dengan bertambahnya umur.

Prevalensi cedera pada laki-laki dua kali lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Prevalensi cedera menurun dengan meningkatnya pendidikan, sebaliknya prevalensi

kecelakaan lalu lintas meningkat dengan meningkatnya pendidikan.

c. Perawatan Gigi dan Mulut

(27)

lebih mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, hanya sebesar 29% menerima

perawatan dari perawat gigi, dokter gigi atau dokter spesialis. Tidak terdapat

perbedaan masalah kesehatan gigi mulut antara laki-laki (38%) dan perempuan

(39%).

d. Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan mata pada SKRT 2004 dikhususkan pada kelompok umur 30

tahun atau lebih. Diantara penduduk yang pernah melakukan pemeriksaan mata

terdapat 11% penduduk pernah didiagnosis katarak, dan diantaranya baru sebanyak

28% pernah melakukan operasi katarak.

e. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Mulut Rahim

Pada kelompok perempuan umur 15 tahun atau lebih, dimana hasil survei

SKRT 2004 menunjukkan 12% penduduk perempuan berumur 15 tahun atau lebih

telah melakukan SADARI, dan lebih banyak dilakukan kelompok umur 15-44 tahun.

Hanya 3% penduduk perempuan pernah melakukan pemeriksaan panggul dalam

kurun waktu kurang dari 3 tahun terakhir, diantaranya sebanyak 27% melakukan

PapSmear.

2.2.2. Gambaran Kondisi Kesehatan berdasarkan Susenas (Survey Kesehatan

Nasional) 2004

18

a. Deskripsi Status Kesehatan

(28)

a.i. Kesulitan Berjalan (mobilitas)

Kesulitan berjalan didalam maupun diluar rumah adalah aktivitas berjalan

didalam maupun diluar rumah dengan atau tanpa menggunakan alat bantu atau

pertolongan orang lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan individu

dalam bergerak.

a.ii. Kesulitan Merawat diri

Perawatan diri sendiri bertujuan untuk mengetahui kemampuan individu dalam

merawat diri sendiri terutama mandi/membersihkan tubuh sesuai dengan

kebiasaan yang berlaku, berpakaian dan makan.

a.iii. Sakit/ tidak enak badan

Mengacu pada rasa sakit di badan, baik secara umum (rasa tidak enak badan) atau

di bagian tubuh tertentu, seperti rasa pusing atau sakit kepala, sakit leher, dada,

perut, punggung, tungkai kaki, persendian, atau rasa sakit di kulit yang biasanya

berkaitan dengan aktivitas.

a.iv. Gangguan penglihatan

Kesulitan membaca dalam jarak 30 cm untuk mengetahui kemampuan

penglihatan seseorang yang merupakan bagian dari fungsi tubuh.

a.v. Mengingat sesuatu/memusatkan perhatian

(29)

a.vi. Cemas berlebihan

Cemas secara berlebihan mengacu pada fungsi emosi seseorang, yaitu suatau

keadaan dimana seseorang sering merasa resah, tegang, tidak tenang, mudah

lelah, sering tersinggung,berdebar-debar, berkeringat dingin, gemetar, merasa

sedih atau tertekan hampir setiap saat.

a.vii. Gangguan tidur

Gangguan tidur yaitu mudah tertidur,sering terjaga atau bangun lebih cepat dari

biasanya. Juga termasuk gangguan dari luar (seperti digigit nyamuk, ruang gelap,

suara ribut dan sebagainya)

a.viii.Hambatan pergaulan

Kemampuan individu dalam bergaul adalah kemampuan seseorang dalam

menjalin hubungan dengan orang lain seperti anggota keluarga, teman, kerabat,

tetangga, sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Melibatkan diri dalam kegiatan

masyarakat adalah kemampuan ikut serta atau terlibat dalam kegiatan bersama

dilingkungan rumah, sekolah,pekerjaan,peringatan keagamaan,arisan, olah raga

bersama dan sebagainya. Hambatan yang dimaksud adalah hambatan yang berasal

dari dalam diri responden.

(30)

b. Pengalaman Kesehatan

17

SKRT 2004 merupakan survei kesehatan di masyarakat yang diselenggarakan

terintegrasi dengan Susenas ( Survei Kesehatan Nasional) 2004. Dalam Susenas 2004

disebutkan juga bahwa gambaran individu dengan kondisi kesehatan tertentu dapat

diukur dari pengalaman kesehatan seseorang. Pengalaman kesehatan meliputi

beberapa penyakit kronis seperti sakit persendian/rematik, jantung/angina pectoris,

dan kecelakaan/cedera.

2.3 Pola Penyakit di Indonesia

2.3.1. Pola Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

19

SEAMIC

( South East Asian Medical Information Centre)

2002 menyebutkan

sepuluh penyakit yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada

tahun 2001 tercatat antara lain:

Kondisi tertentu pada periode perinatal (15,7%). Penyakit tulang belakang

(11,8%). Jantung (6,9%). Infeksi sistem pencernaan (4,9%). Influenza and

Pneumonia (3,7%). Keganasan (3,4%). Radang buah pinggang (3,2%). Diabetes

Mellitus (2,9%). Tuberkulosis (2,7%). Keracunan darah (2,7%)

2.3.2 Penyakit Non Infeksi

Penyakit non infeksi dapat disebabkan oleh faktor yang bermacam-macam

(multikausal), seperti faktor umur atau genetik, mikroorganisme, life style (pola

makan, kebiasaan merokok, kurang berolahraga, dan lain sebagainya). Penyakit tidak

(31)

a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu .

b. Masa inkubasi yang panjang.

c. Berlangsungnya penyakit yang berlarut-larut(kronik)

d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis.

e. Memerlukan biaya

yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun

penanggulangannya.

f.

Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.

Berikut adalah beberapa contoh penyakit non infeksi yang memiliki angka

mortalitas tinggi di Indonesia pada tahun 2001:

Kondisi tertentu pada periode perinatal (12.412 kasus kematian). Tulang belakang

(9.324 kasus kematian). Gangguan sistem pencernaan (5.928 kasus kematian).

Jantung (5.439 kasus kematian). Keganasan (2.728 kasus kematian). Radang buah

pinggang (2.528 kasus kematian). Diabetes Mellitus (2. 318 kasus kematian).

Kecelakaan lalu lintas (1.846 kasus kematian) Penyakit hati kronis dan Sirosis

hati ( 1.654 kasus kematian).

17
(32)

2.4 Upaya Pencegahan Penyakit

21,22

Ada 4 tingkat pencegahan penyakit yang disesuaikan dengan fase-fase yang

berbeda dari perkembangan penyakit yakni :

2.4.1 Pencegahan Premordial

Upaya yang dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang

memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup

dan faktor resiko lainnya. Contoh : Mengkonsumsi makanan yang segar dan

berolahraga. Dan tidak mengkonsumsi makanan instant.

2.4.2 Pencegahan tingkat pertama (primer)

Pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara

mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor resikonya.meliputi promosi

kesehatan masyarakat seperti kampanye kesadaran masyarakat terhadap bahaya

rokok, promosi kesehatan, pendidikan kesehatan masyarakat, dan juga pencegahan

khusus seperti pencegahan keterpaparan dan pemberian kemopreventif, seperti

menghindari zat-zat kimia.. Pada lingkungan dilakukan perbaikan lingkungan fisik

seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan. Sedangkan pada

faktor penjamu dengan cara meningkatkan daya tahan penjamu meliputi perbaikan

gizi,status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk.

2.4.3 Pencegahan Tingkat Kedua (Sekunder)

(33)

secara dini dan aktif, misalnya dengan melakukan screening. Serta pengobatan,

misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.

2.4.4 Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertier)

Sasaran pencegahan ini adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan

mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah

bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.

Berbagai usaha dalam mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti pada penderita

diabetes melitus, penderita tuberkulosis paru berat agar jangan terjadi komplikasi dan

lain sebagainya.

Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya

akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Meliputi rehabilitasi,

misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit, rehabilitasi

mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.

(34)

Sejalan dengan peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1991, selain Pegawai

Negeri Sipil dan Penerima Pensiun mempunyai kewajiban membayar iuran setiap

bulan dari penghasilannya, Pemerintah wajib memberikan subsidi dan iuran setiap

bulan dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan

Penerima Pensiun.

11

2.5.1. Tujuan Program

Tujuan program adalah untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan

pembangunan nasional, yakni meningkatkan gairah kerja bagi Pegawai Negeri Sipil,

diselenggarakan usaha kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, yang salah satunya adalah

penyelenggaraan asuransi kesehatan, namun juga diperuntukkan bagi Pegawai Negeri

Sipil yang telah mengakhiri masa pengabdiannya beserta keluarganya.

2.5.2. Sasaran Program

Sasaran dari program ini adalah Seluruh Pegawai Negeri Sipil, Penerima

Pensiunan, Veteran beserta anggota keluarganya di Rumah Sakit Pemerintah,Rumah

Sakit TNI/POLRI/Swasta, Apotik, Optikal, Puskesmas dan Fasilitas kesehatan lain

yang bekerjasama.

2.5.3. Paket Pelayanan Kesehatan yang ditanggung PT. Askes

23

a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut (Rawat Jalan Lanjutan dan Gawat

darurat/ Emergency)

c. Rawat Inap

d. Pelayanan Obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO)

(35)

f. Alat kesehatan meliputi :

f.1. Kacamata

f.2. Gigi tiruan

f.3. Alat bantu dengar

f.4. Kaki/tangan tiruan

f.5. Implant

g. Operasi, termasuk operasi jantung dan paru

h. Haemodialisis (cuci darah)

i. Cangkok ginjal

2.5.4. Pelayanan Yang tidak ditanggung PT. Askes

a. Tidak mengikuti prosedur pelayanan yang telah ditentukan oleh PT.

Askes

b.Penyakit akibat upaya bunuh diri atau dengan sengaja menyakiti

diri, HIV/AIDS, Narkoba.

c. Pengobatan yang belum diakui secara sah sebagai cara pengobatan yang

resmi( hyperbaric, pengobatan alternatif,dll)

d. Operasi/ pelayanan kosmetika – estetika

e. General Check-up

f. Imunisasi diluar imunisasi dasar

g. Cacat bawaan

(36)

i. Contact lens, pelayanan kursi roda, tongkat penyangga, dan korset

j. Pengobatan di luar negeri

k. Pelayanan Ambulance, pengurusan jenasah, pembuatan visum et

repertum, biaya fotocopy, administrasi, telepon, transportasi.

2.5.5. Prosedur/ tatacara Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

a. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan ke Puskesmas atau

Dokter Keluarga (bila Fasilitas tersedia) dan mendapatkan surat

rujukan untuk mendapatkan pelayanan ke Rumah Sakit, kecuali

peserta yang membutuhkan tindakan Emergency, dapat dibawa ke

Rumah Sakit tanpa surat rujukan dengan menunjukkan kartu Askes.

b. Puskesmas dan Dokter Keluarga akan memberikan pelayanan

kesehatan dasar sesuai kebutuhan dan standart pelayanan.

(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Penyakit non infeksi Askes Sosial (PNS)

1. Umur dan Jenis Kelamin

2. Jenis Penyakit

3. Daerah Asal

4. Kepesertaan

a. Aktif

b. Keluarga

c. Pensiunan / veteran

3. Lama rawatan rata-rata

4. Penatalaksanaan Medis

a. Bedah

b. Non Bedah

5. Keadaan Sewaktu Pulang

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1.

Penderita Penyakit non infeksi peserta Askes Sosial PNS adalah Penderita

Penyakit yang tidak disertai kombinasi, diderita oleh Pegawai Negeri Sipil

beserta keluarganya yang dibiayai oleh PT. Askes sesuai dengan Daftar Plafon

Harga Obat (DPHO) dan berdasarkan Survey kesehatan Rumah Tangga

Tahun 1995 yang meliputi:

Hipertensi

Jantung

Diabetes

Stroke

(38)

3.2.2.

Umur adalah umur pasien yang tercatat dalam kartu status dan ditentukan

pembagiannya berdasarkan rumus 1+

3

Log N, yaitu :

1. 21-28 tahun

2. 29-36 tahun

3. 37-44 tahun

4. 45-52 tahun

5. 53-60 tahun

6. 61-68 tahun

7. 69-76 tahun

8. 77-84 tahun

9. 85-92 tahun

Umur dibagi dalam 3 kategori untuk uji yakni :

1. 21-44 tahun

2. 45-68 tahun

3. > 69 tahun

3.2.3

Jenis kelamin adalah kategori jenis kelamin pada pasien menurut catatan kartu

status, dibedakan atas :

1. Laki-laki

2. Perempuan

3.2.4

Daerah asal adalah tempat tinggal menetap pasien peserta Askes sosial yang

terdapat pada kartu status :

1. Dalam kota Medan

2. Luar Kota Medan

3.2.5.

Peserta Askes adalah Pegawai Negeri yang memiliki Kartu askes dan

ditetapkan oleh pemerintah, meliputi :

1. Masih aktif adalah PNS yang masih aktif bekerja dan belum pensiun.

2. Keluarga adalah keluarga yang ditanggung jaminan kesehatannya oleh

Askes.

(39)

3.2.6

Trend kunjungan penderita adalah Perbandingan terjadinya peningkatan atau

penurunan kunjungan.

3.2.7

Penatalaksanaan Medis adalah tindakan yang diberikan pada pasien, yang

dikategorikan atas:

1. Bedah

2. Non Bedah

3.2.8

Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari perawatan pasien peserta Askes

Pegawai Negeri Sipil, yang dihitung rata-ratanya dari tanggal mulai dirawat

sampai keluar seperti yang terdapat dalam kartu status.

3.2.9

Keadaan Sewaktu Pulang adalah kondisi kesehatan pasien sewaktu pulang

dari RSU.dr Pirngadi Medan yang terdapat pada kartu status pasien yang

dikategorikan atas:

(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Rancangan penelitian

Jenis dan rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan

Case Series

dilanjutkan dengan analisa statistik.

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan dengan alasan

Rumah Sakit ini adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang menerima rujukan

pasien Askes Pegawai Negeri Sipil, selain itu Rumah Sakit ini juga sudah memiliki

fasilitas dan layanan yang memadai terhadap pasien yang mendapat perawatan medis.

4.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Maret 2009.

4.4. Populasi Sampel

4.4.1. Populasi

(41)

4.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian data peserta Askes Sosial PNS yang menderita

penyakit non infeksi rawat inap di Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan tahun 2007.

Besar sampel yang dibutuhkan sesuai perhitungan dengan rumus :

270

6

,

269

2

)

05

,

0

(

827

1

827

)

(

1

2

n

n

d

N

N

n

Keterangan :

N : Jumlah populasi (827 orang)

d : Penyimpangan terhadap populasi / ketepatan yang diinginkan = 0,05

n : Jumlah Sampel yang dibutuhkan (270 orang)

x : Jumlah pasien perbulan pada tahun 2007

Perhitungan besar sampel perbulan dilakukan berdasarkan jumlah data perbulan

selama tahun 2007 dengan cara proportional sampling

dengan rumus :

f =

x

N

(42)
[image:42.612.131.534.112.465.2]

Tabel Perhitungan Sampel berdasarkan data perbulan

Tehnik pengambilan sampel dengan Systematic Random Sampling.

4.5. Metode Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang dicatat dari kartu status

pasien yang diperoleh dari Rekam Medik pasien peserta Askes sosial PNS yang

dirawat inap di Rumah sakit dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007 dan dicatat sesuai

dengan variabel yang diteliti.

No

Bulan

Rumus

Data perbulan (f)

1

Januari

270/827 x 73

24

2

Februari

270/827 x 65

21

3

Maret

270/827 x 79

26

4

April

270/827 x 53

17

5

Mei

270/827 x 124

41

6

Juni

270/827 x 77

25

7

Juli

270/827 x 52

17

8

Agustus

270/827 x 62

20

9

September

270/827 x 58

19

10

Oktober

270/827 x 47

15

11

November

270/827 x 58

19

12

Desember

270/827 x 79

26

(43)

4.6. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah menggunakan komputer yang hasilnya

disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, grafik, pie dan bar.

4.7. Analisa Data

(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial

Belanda dengan nama

Gemente Zieken Huis.

Peletakan batu pertamanya dilakukan

oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada

tahun 1930.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, Rumah Sakit ini

diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince

dan

pemimpinnya dipercanyakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden

Pirngadi Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi

Rumah Sakit Kota Medan yang dipimpin oleh Dr. Ahmad Sofyan. Semasa

kepemimpinannya Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan

pada tahun 1952.

Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama

RSU Dr. Pirngadi Medan.

Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 agustus 1952, maka RSU Dr. Pirngadi

Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa

FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan

RSU Dr. Pirngadi Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan) FK USU baru

(45)

Sejalan dengan palaksanaannya otonomi daerah, maka berdasarkan Perda

Kota Medan No. 30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota

Medan sebutan dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU. Dr.

Pirngadi Kota Medan.

Sesuai dengan tugasnya RSU Dr. Pirngadi Medan melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, maka RSU Dr.

Pirngadi Medan mempunyai fungsi dalam : menyelenggarakan pelayanan medis,

menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, menyelenggarakan

asuhan keperawatan,

menyelenggarakan pelayanan rujukan, menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan,

menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

RSU Dr. Pirngadi Medan juga menyelenggarakan pelayanan penunjang medis

dan non medis melalui : Instalasi Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Radiologi,

(46)

5.2.

Proporsi Data Perbulan

Hasil penelitian penderita penyakit non infeksi peserta Askes Sosial PNS

berdasarkan data perbulan di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS Rawat inap berdasarkan data perbulan di RSU. Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Bulan

Penyakit Non Infeksi

f

%

1

Januari

24

8,9

2

Februari

21

7,8

3

Maret

26

9,6

4

April

17

6,3

5

Mei

41

15,2

6

Juni

25

9,3

7

Juli

17

6,3

8

Agustus

20

7,4

9

September

19

7,0

10

Oktober

15

5,6

11

November

19

7,0

12

Desember

26

9,6

Jumlah

270

100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

[image:46.612.109.533.234.470.2]
(47)

5.3. Jenis Penyakit Non Infeksi

Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS Rawat inap berdasarkan jenis penyakit non infeksi di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Penyakit non infeksi

Jumlah

f

%

1

Hipertensi

72

26,7

2

Jantung

59

21,8

3

Diabetes Melitus

71

26,3

4

Kanker Payudara

10

3.7

5

Stroke

58

21,5

Total

270

100

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

[image:47.612.108.534.166.284.2]
(48)
[image:48.612.107.535.166.373.2]

5.4. Proporsi Peserta Askes Sosial PNS berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS Rawat inap berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

No.

Umur

( Tahun)

Jenis Kelamin

Total

Laki-laki

Perempuan

f

%

f

%

f

%

1

2

3

4

5

6

7

8

9

21-28

29-36

37-44

45-52

53-60

61-68

69-76

77-84

85-92

1

2

2

28

33

35

15

6

2

0,4

0,7

0,7

10,4

12,2

13,0

5,6

2,2

0.7

0

1

3

27

35

39

29

12

0

0

0,4

1,1

10,0

13,0

14,4

10,7

4,4

0

1

3

5

55

68

74

44

18

2

0,4

1,1

1,

20,4

25,2

27,4

16,3

6,8

0,7

124

45,9

146

54,1

270

100

Dari tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi umur dan jenis kelamin penderita

penyakit non infeksi tertinggi pada kelompok umur 61-68 tahun dengan jenis

(49)

5.5. Daerah Asal

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS rawat inap berdasarkan Daerah asal di RSU. Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Daerah asal

Jumlah

f

%

1

Kota Medan

215

79,6

2

Luar Kota Medan

55

20,4

Total

270

100

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

infeksi berdasarkan daerah asal adalah dari Kota Medan 79,6%, dan terendah berasal

dari Luar Kota Medan 20,4%.

[image:49.612.111.535.169.242.2]

5.6. Kepesertaan

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS rawat inap berdasarkan kepesertaan di RSU. Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Kepesertaan

Jumlah

f

%

1

Aktif

62

23,0

2

Keluarga

60

22,2

3

Pensiunan/veteran

148

54,8

Total

270

100

Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

infeksi berdasarkan kepesertaan adalah tidak aktif/ veteran 54,8% dan yang terendah

[image:49.612.108.534.382.535.2]
(50)
[image:50.612.111.533.167.255.2]

5.7. Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU. Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Keadaan sewaktu pulang

Jumlah

f

%

1

Sembuh /PBJ

218

80,7

2

Pulang Atas Permintaan Sendiri

26

9,6

3

Meninggal

26

9,6

Total

270

100

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

infeksi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Sembuh Klinis/Berobat Jalan

sebesar 80,7% dan yang terendah pada keadaan meninggal serta Paps masing-masing

9,6%.

5.8. Penatalaksanaan Medis

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS rawat inap berdasarkan Penatalaksanaan Medis di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Penatalaksanaan Medis

Jumlah

f

%

1

Bedah

7

2,6

2

Non Bedah

263

97,4

Total

270

100

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita penyakit non

[image:50.612.105.535.409.538.2]
(51)
[image:51.612.105.533.166.270.2]

5.9. Lama Rawatan Rata-Rata Peserta Askes Sosial PNS

Tabel 5.8. Lama Rawatan rata-rata Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta

Askes Sosial PNS yang Rawat Inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2007

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

X

95 % CI

CoV

SD

Minimum

Maximum

9,23 hari

8,30-10,17

60,893

7,803

1

59

(52)

5.10. Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes Umur berdasarkan

Jenis Kelamin

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes

Sosial PNS Rawat Inap Jenis Kelamin berdasarkan Umur di RSU.

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Jenis Kelamin

Umur (Tahun)

Total

21-44

45-68

> 69

f

%

f

%

f

%

f

%

1

Laki-laki

6

4,8

96

77,4

22

17,7

124

100

2

Perempuan

4

3,2

101

81,5

41

28,1

146

100

Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi berdasarkan jenis

kelamin penderita penyakit non infeksi pada jenis kelamin laki-laki adalah umur

45 -68 tahun 77,4% dan terendah umur 21-44 tahun 4,8%. Perempuan tertinggi pada

umur 45-68 tahun 81,5% dan terendah pada umur 21-44 tahun 3,2%.

[image:52.612.110.549.181.262.2]
(53)
[image:53.612.111.548.164.279.2]

5.11 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Umur

Tabel 5.10. Lama rawatan rata-rata berdasarkan Umur pada Penderita

Penyakit Non Infeksi Peserta Askes Sosial PNS rawat Inap di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

No

Umur

(Tahun)

Lama Rawatan rata-rata

f

x

SD

1

21-44

10

7,20

1,474

2

45-68

197

9,43

0,599

3

> 69

63

8,94

0,763

Total

270

9,23

0,475

F= 0,447

df = 2

p = 0,640

Dari tabel 5.10 dapat dilihat bahwa pada umur 21-44 tahun terdapat 10 orang

penderita dengan lama rawatan rata-rata 7,20 hari dan nilai standar deviasi = 1,474.

Pada umur 45-68 tahun terdapat 197 penderita dengan lama rawatan rata-rata 9,43

hari dan nilai standar deviasi = 0,599. Pada umur > 69 tahun terdapat 63 orang

penderita dengan lama rawatan rata-rata 8,94 hari dan nilai standar deviasi = 0,763.

Berdasarkan uji statistik

Anova

diperoleh nilai p> 0,05, artinya tidak terdapat

perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita penyakit non infeksi

(54)
[image:54.612.108.556.180.322.2]

5.12. Proporsi Jenis Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Umur

Tabel 5.11. Proporsi Jenis Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Umur Penderita

Penyakit Non Infeksi Peserta Askes Sosial PNS Rawat Inap di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

N

o

Umur

(Tahun)

Jenis Penyakit Non Infeksi

Hipertensi

Jantung

Stroke

Diabetes

Melitus

Kanker

Payuda

ra

Total

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

1

21-44

6

60

0

0

1

10

2

20

1

10

10

100

2

45-68

45

22,8

48

24,4

40

20,3

55

27,9

9

4,6

197

100

3

> 69

21

33,3

11

17,5

17

27,0

14

22,2

0

0

63

100

Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi penderita penyakit non infeksi

pada umur 21-44 tahun pada penyakit Hipertensi 60%, Jantung tidak ada, Stroke

10%, Diabetes Mellitus 20%, Kanker payudara dan Stroke 10%. Umur 45-68 tahun

penyaki Hipertensi 22,8%, Jantung 24,4%, Stroke 20,3%, Diabetes Melitus 27,9%

dan Kanker payudara 4,6%. Umur > 69 tahun penyakit Hipertensi 33,3%, Jantung

17,5%, Stroke 27,0%, Diabetes Mellitus 22,2% sedangkan pada penyakit Kanker

payudara tidak terdapat.

Analisa statistik uji

chi-square

tidak dapat dilakukan karena terdapat 6 sel

(55)
[image:55.612.107.559.164.240.2]

5.13. Proporsi Umur Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Tabel 5. 12.

Proporsi Umur berdasarkan Penatalaksanaan Medis pada

Penderita Penyakit Non Infeksi peserta Askes PNS yang rawat

inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007

No

Penatalaksanaan

Medis

Umur (tahun)

Total

21-44

45-68

> 69

f

%

f

%

f

%

f

%

1

Bedah

0

0

7

100

0

0

7

100

2

Non Bedah

10

3,8

190

72,2

63

24,0

263

100

Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan medis bedah

hanya terdapat pada umur 45-68 tahun 100% sedangkan pada umur 21-44 tahun dan

> 69 tahun tidak ada. Pada non bedah umur 21-44 tahun 3,8%, umur 45-68 tahun

72,2% dan umur > 69 tahun 24 %.

(56)

5.13. Proporsi Jenis Penyakit Non Infeksi Berdasarkan Keadaan sewaktu

Pulang.

Tabel 5.13.

Proporsi Jenis Penyakit berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

pada Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes PNS Rawat

Inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007

N

o

Keadaan

Sewaktu

pulang

Jenis penyakit

Hiper

Tensi

Jantung

Diabetes

melitus

Kanker

Payuda

ra

Stroke

Total

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

1 Sembuh/

PBJ

62

28,4

50

22,9

56

25,7

5

2,3

45

20,6

218

100

2 Paps

10

38,5

1

3,8

11

42,3

2

7,7

2

7,7

26

100

3

Mening-gal

0

0

8

30,8

4

15,4

3

11,5

11

42,3

26

100

X

2

= 31,429

df = 8

p = 0,000

Dari tabel 5.13 dapat dilihat bahwa proporsi pulang dengan keadaan

Sembuh/PBJ tertingg pada penyakit Hipertensi 28,4%, Jantung 22,9%, Diabetes

Mellitus 25,7%, Kanker Payudara 2,3%, Stroke 20,6%. Pulang atas permintaan

sendiri pada penyakit Hipertensi 38,5%, Jantung 3,8%, Diabetes Mellitus 42,3%,

Kanker Payudara dan Stroke masing-masing 7,7%. Meninggal pada penyakit

hipertensi tidak ada, Jantung 30,8%, Diabets Mellitus 15,4%, Kanker payudara

11,5%, Stroke 42,3%.

Hasil analisa uji statistik chi- square

diperoleh p < 0,05, ada perbedaan yang

bermakna antara jenis penyakit non infeksi berdasarkan keadaan sewaktu pulang

artinya proporsi penderita dengan keadaan sembuh/PBJ lebih besar pada penyakit

Hipertensi dibandingkan penyakit Diabetes, Jantung, Stroke, dan Kanker Payudara.

[image:56.612.106.567.169.372

Gambar

Tabel 5.12.
Gambar 6.11. Diagram Bar Perbedaan Proporsi Umur Berdasarkan
Tabel Perhitungan Sampel berdasarkan data perbulan
Tabel 5.1.  Distribusi  Proporsi Penderita Penyakit Non Infeksi Peserta Askes Sosial PNS   Rawat inap berdasarkan data perbulan di RSU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan good governance dalam pemerintahan desa akan berkaitan dengan hubungan antara kepala desa dengan kepala daerah, dalam kasus kepala desa dolok huluan, hubungan

Pada halaman pengujian data, User dapat menguji data pengujian dengan menggunakan bobot yang telah diperoleh dari hasil pelatihan sebelumnya untuk memperoleh hasil prediksi

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Responden memilih tempat rekrasi jauh dari tempat tinggal dikarenakan di medan kurangnya tempat rekreasi pantai yang pengunjung dapat berinteraksi dengan alam dan

Konsekuensinya adalah, kematian bahasa secara khusus terjadi dalam ketidakstabilan masyarakat tutur yang dwibahasawan atau multibahasawan sebagai akibat pergeseran bahasa karena

Untuk respons adaptasi konsep diri sebanyak (50,0%) responden merasa kurang percaya diri bila berhadapan dengan orang lain, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Stuart

This type of pain behavior is not controlled by antecedent stimuli and even the stimuli is not adequate any more, but when the patient receives effective reinforcement from

[r]