HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP ROKOKDENGAN INTENSI
MEROKOK“SUATU STUDI PADA SISWA MTSN PROBOLINGGO”
Oleh: EVET TINUS ( 01020056 )
Medical
Dibuat: 20080408 , dengan 3 file(s).
Keywords:Persepsi Remaja, Rokok, Intensi Merokok
Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri, banyak penyakit telah terbukti sebagai akibat buruk dari perilaku merokok, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem dibidang ekonomi. Remaja
merupakan satu kumpulan anak anak muda yang berumur antara 12 21 tahun atau 13 25 tahun. Biasanya mereka mempunyai emosi dan perasaan ingin mencoba serta sedang menuju ke tahap kematangan sebagai seorang dewasa. Ada sejumlah mitos yang berkembang di kalangan remaja sebagai jebakan untuk merokok, yakni merokok menjadi keren dan modern, padahal merokok tidak bisa dipakai sebagai pengukur kedewasaan seseorang. Kedewasaan itu diukur dari pemahaman dan kemampuan untuk menentukan pilihan yang terbaik buat dirinya dan lingkungannya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana persepsi remaja terhadap rokok, (2) untuk mengetahui adakah perbedaan persepsi terhadap rokok di kalangan remaja, (3) untuk mengetahui faktorfaktor yang membuat perbedaan persepsi terhadap rokok di kalangan remaja, dan (4) untuk mengetahui adakah hubungan persepsi remaja terhadap rokok dengan intensi merokok.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di MTSN Probolinggo dengan populasi siswa sebanyak 480 orang siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Kelas I terdiri dari 160 orang siswa, kelas II sebanyak 160 orang siswa dan kelas III sebanyak 160 orang siswa. Adapun teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampelnya adalah double stratified sampling, karena populasi terdiri dari beberapa kategorikategori yang mempunyai susunan bertingkat dan diduga bahwa tingkatantingkatan tersebut berpengaruh pada variabel yang diteliti. Berdasarkan teknik sampel di atas diperoleh jumlah sampel minimal 82, dalam hal ini peneliti mengambil sampel sejumlah 90 dengan harapan mendapatkan hasil yang optimal.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi remaja tentang rokok dengan intensi merokok. Hal ini berarti bahwa semakin rendah skor persepsi remaja tentang rokok yang menunjuk pada persepsi remaja tentang rokok yang negatif akan disertai dengan semakin tingginya intensi merokok. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa data Chi square menunjukkan nilai 0.027 dengan probabilitas < = 0.00
denganr0.05 dan hasil korelasi Pearson menunjukkan nilai probabilitas < 0.05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara persepsi remaja tentang rokok dengan intensi merokok.
Cigarette bother health, this fact we cannot deny, a lot of disease have been proven by as ugly effect from cigarette behavior, either through direct and also indirectly. habit of Cigarette not only harming the smoker, but also for people around. Smoke to represent polutan for human being and vinicity environment. Not merely for health, cigarette generate also problem of
economic area. represent one corps of child of youngster which old age between 12 21 year or 13 25 year. That adulthood measured from understanding and ability to take choice best make I’ts environment.
this Research target is ( 1) to know how adolescent perception to cigarette, ( 2) to know is there any perception difference to cigarette of among adolescent, ( 3) to know factors making
perception difference to cigarette of among adolescent, and ( 4) to know is there any adolescent perception relation to cigarette by desire for cigarette.
This research represent quantitative research by design is cross sectional. This research
conducted in MTSN Probolinggo with student population as much 480 divisible student people become 3 class. Class I consisted of by 160 student people, class II as much 160 class III and student people as much 160 student people. As for sampling technique used to determine sampelnya is double stratified sampling, because population consisted of by some categorys having high rise formation and anticipated by that the level have an in with variable checked. Pursuant to technique sampel of above obtained by minimum amount sampel 82, in this case the researcher take sampel of a number of 90 on the chance of getting optimal result.