• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010

SKRIPSI

Oleh:

NIM. 071000160

MAY LAURA SITUMORANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NIM. 071000160

MAY LAURA SITUMORANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).

Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.

(5)

ABSTRACT

Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.

To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.

The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).

Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : May Laura Situmorang

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Simanampang / 13 Mei 1990

3. Agama : Kristen Protestan

4. Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara

5. Status Pernikahan : Belum menikah

6. Nama Ayah : Jonner Situmorang (Alm.)

7. Nama Ibu : Rosma Pinta Sihotang

8. Alamat : Sihotang, Kec. Harian, Samosir, Sumatera Utara

9. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1995 – 2001 : SD Negeri 173794 Simarsoittoba, Sihotang

b. Tahun 2001 – 2004 : SMP Negeri 3 Harian, Sihotang

c. Tahun 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pangururan

d. Tahun 2007 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

10. Riwayat Organisasi

a. Tahun 2010 : Anggota Komisi Keuangan dan Peralatan

UKM POMK FKM USU

b. Tahun 2011 : Timkord Komisi Kelompok Kecil UKM

(7)

KATA PENGANTAR

Segala pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan

pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang

berjudul : “Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010” yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua terkasih R. br Sihotang yang

penuh cinta membesarkan penulis serta memberikan doa, nasihat dan dukungan

kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing I dan kepada

Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan

dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada

Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S selaku dosen penguji I dan kepada Bapak

Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan

pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik, yang selama

(8)

3. Ibu Ratna Tumanggor serta seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Direktur Utama dan Kepala Instalasi Rekam Medik dan staf Rekam Medik RSU

Dr. Pirngadi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.

5. Kakak semata wayang k’Grace, ST untuk doa dan motivasi yang diberikan

kepada penulis.

6. Teman-teman Green Apostle (K’ Roma, Arda, Ester) dan adik-adikku Teleia

Khara (Bertha, Fida, Tari, Ria, Riska, Ross) juga Frans, Martin, Natal, Raja.

Terima kasih untuk doa, motivasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

7. Temanku Agustini, Berlina, Grace, Ayeth, Lia, Arnold, Feri Fadli dan

teman-teman peminatan Epidemiologi 2007 yang lain. Terima kasih telah membantu

dan memotivasi penulis saat menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi,

dan untuk kebersamaan selama ini. Juga kepada teman-teman di UKM POMK

FKM USU untuk doa, dukungan dan kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, April 2012

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Anatomi Payudara ... 6

2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara ... 7

2.3. Gejala ... 8

2.4. Stadium ... 9

2.5. Epidemiologi ... 13

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi ... 13

2.5.2. Determinan ... 13

2.6. Pencegahan ... 15

2.6.1. Pencegahan Primer ... 15

2.6.2. Pencegahan Sekunder ... 20

2.6.3. Pencegahan Tersier ... 24

2.7. Pengobatan/Penatalaksanaan Medis ... 24

2.7.1. Operasi (Pembedahan) ... 25

2.7.2. Kemotrapi ... 26

2.7.3. Radioterapi (Penyinaran) ... 27

2.7.4. Terapi Hormon ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP ... 29

3.1. Kerangka Konsep ... 29

3.2. Defenisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Jenis Penelitian ... 34

(10)

4.3. Populasi dan Sampel ... 34

4.4. Cara Pengumpulan Data ... 35

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN ... 36

5.1. Gambaran umum RSU Dr. Pirngadi medan ... 36

5.2. Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun ... 38

5.3. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 38

5.3.1. Sosiodemografi ... 38

5.3.2. Keluhan Utama ... 40

5.3.3. Stadium Klinik ... 41

5.3.4. Jenis Penatalaksanaan Medis ... 41

5.3.5. Sumber Biaya ... 42

5.3.6. Lama Rawatan Rata-rata ... 42

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang ... 43

5.4. Analisa Statistik ... 43

5.4.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 43

5.4.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 44

5.4.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 44

5.4.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 45

5.4.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan sumber Biaya... 46

5.4.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 47

5.4.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 49

6.1. Analisa Kecenderungan Penderita Kanker payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Tahun di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 49

6.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Sosiodemografi ... 50

6.2.1. Umur... 50

6.2.2. Suku ... 51

6.2.3. Agama ... 52

6.2.4. Pendidikan ... 53

6.2.5. Pekerjaan ... 54

6.2.6. Status Perkawinan ... 55

6.2.7. Tempat Tinggal ... 56

(11)

6.4. Distribusi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium

Klinik ... 58

6.5. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis ... 59

6.6. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Sumber Biaya ... 60

6.7. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 61

6.8. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 62

6.9. Analisa Statistik ... 63

6.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 63

6.9.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 64

6.9.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 66

6.9.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 67

6.9.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya... 68

6.9.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

6.9.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 70

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

7.1. Kesimpulan ... 72

7.2. Saran ... 74

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun ... 38

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 38

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 40

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 41

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 41

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 42

Tabel 5.7. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 42

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2011 ... 43

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 43

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 44

Tabel 5.11. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium

Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 44

Tabel 5.12. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2009-2010 ... 45

(13)

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 47

Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Garis Kecenderungan Kunjungan Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi

Medan Berdasarkan Data Tahun 2006-2010 ... 49

Gambar 6.2. Diagram Pie Umur Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 50

Gambar 6.3. Diagram Batang Suku Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 51

Gambar 6.4. Diagram Pie Agama Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 52

Gambar 6.5. Diagram Pie Pendidikan Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 53

Gambar 6.6. Diagram Batang Pekerjaan Penderita Kanker Payudarayang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 54

Gambar 6.7. Diagram Pie Status Perkawinan Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 55

Gambar 6.8. Diagram Pie Tempat Tinggal Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 56

Gambar 6.9. Diagram Batang Keluhan Utama Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 57

Gambar 6.10. Diagram Pie Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 58

Gambar 6.11. Diagram Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 59

Gambar 6.12. Diagram Pie Sumber Biaya Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 60

Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

(15)

Gambar 6.14. Diagram Batang Umur Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009 – 2010 ... 63

Gambar 6.15. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 64

Gambar 6.16. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2009 – 2010 ... 66

Gambar 6.17. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 67

Gambar 6.18. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 68

Gambar 6.19. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 69

Gambar 6.20. Diagram Batang Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Metode Least Square Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Output Pengolahan Data

(17)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).

Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.

(18)

ABSTRACT

Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.

To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.

The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).

Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.1 Pencapaian derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya bagi masyarakat melalui upaya kesehatan yang terpadu, menyeluruh dan

berkesinambungan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.2

Masalah yang sedang dihadapi masa kini dalam bidang pengendalian penyakit

dan lingkungan adalah transisi demografi dan transisi epidemiologi, serta perubahan

lingkungan yang akan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat di

Indonesia.3

Dari 57 juta kematian global tahun 2008, 36 juta (63%) disebabkan oleh

penyakit tidak menular (PTM). Empat penyakit utama adalah kardiovaskular 17 juta

kematian (48%), kanker 7,6 juta kematian (21%), penyakit paru-paru kronis 4,2 juta

kematian (12%) dan diabetes 1,3 juta kematian (4%). Hampir 80% kematian karena

PTM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sekitar 29%

kematian terjadi sebelum usia 60 tahun.5

Di Indonesia proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7%

pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007.

Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%),

(20)

Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun

2005 (WHO,2005).6 Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi

tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Prevalensi tumor/kanker

lebih tinggi pada perempuan (5,7 per 1.000 penduduk) dibandingkan laki-laki (2,9

per 1.000 penduduk). Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah

stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM.7

Kanker payudara adalah kanker paling umum terdapat pada wanita di seluruh

dunia, mencakup 16% dari semua kanker wanita.8 Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan di dunia dengan

insidens rate 39 per 100.000 penduduk. Insidens rate bervariasi, 19,3 per 100.000

perempuan di Timur Afrika; 89,7 per 100.000 perempuan di Eropa Barat; tinggi

(>80 per 100.000 perempuan) di negara berkembang dan rendah (<40 per 100.000

perempuan) di sebagian besar negara yang sedang berkembang.9

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker

payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di

Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).10

Tingkat kelangsungan hidup kanker payudara sangat bervariasi di seluruh

dunia, mulai dari ≥80% di Amerika Utara, Swedia dan Jepang; sekitar 60% di negara

-negara berpenghasilan menengah dan <40% di -negara--negara berpenghasilan rendah.

Rendahnya kelangsungan hidup di negara-negara kurang berkembang dapat

(21)

proporsi perempuan dengan penyakit stadium akhir, serta oleh kurangnya diagnosis

yang adekuat dan fasilitas pengobatan.8

Data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada tahun 2007 kanker

payudara menempati urutan pertama dari 10 besar kanker tersering yang dirawat jalan

(kasus baru) dengan jumlah 437 (34,6%) kasus dari 1.264 kasus kanker yang dirawat

jalan.12

Penelitian Dewinta AM tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli

PTPN II Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dan

penelitian Nurmaya tahun 2003-2007 di RS Santa Elisabeth Medan tercatat sebanyak

170 kasus kanker payudara rawat inap.13,14 Data yang diperoleh dari rekam medik

RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara

rawat inap.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan

penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU

Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di

RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap

(22)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan dan tempat tinggal.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

keluhan utama.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

riwayat keluarga.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

stadium klinik.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

jenis penatalaksanaan medis.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

sumber biaya.

h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita kanker payudara

berdasarkan stadium klinik.

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita

(23)

l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara

berdasarkan stadium klinik.

m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara

berdasarkan jenis penatalaksanaan medis.

n. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita

kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

o. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita

kanker payudara berdasarkan sumber pembiayaan.

p. Untuk mengetahui distribusi proporsi stadium klinik penderita kanker payudara

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penderita kanker payudara

rawat inap bagi RSU Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan

pelayanannya.

1.4.2. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam melakukan penelitian bagi peneliti.

1.4.3. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti atau melanjutkan

(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara

Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu

(lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Stuktur lainnya adalah

jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus

yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari

beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal

hormonal. Terdapat 3 hormon yang mempengaruhi payudara yakni estrogen,

progesteron dan prolaktin, yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus

mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi

di sekitar puting.15

Berikut ini adalah gambar anatomi payudara normal:

Sumber: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/breast/Patient/page1

(25)

2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara

Kanker atau disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel

karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh

abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat dan gerakan yang berbeda

dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Sel kanker akan

menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastasis)

ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Kanker dapat tumbuh disemua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel

otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dsb.16 Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal

dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi

(terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang disebabkan oleh karsinogen yang

memancing sel menjadi ganas) dan promosi (sel yang telah mengalami inisiasi akan

berubah menjadi ganas).6 Awal timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut

kanker primer. Adapun kanker yang timbul di tempat lain karena penyebaran kanker

primer disebut kanker sekunder.16

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus

payudara, merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting.15

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun

jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara.6 Karena kanker payudara jauh

lebih umum pada wanita, banyak pria tidak menyadari bahwa mereka bisa mendapat

penyakit ini. Hal ini menyebabkan penundaan diagnosis, dan akibatnya kanker tidak

ditemukan sampai berkembang ke tahap selanjutnya.17. Perjalanan penyakitnya pada

(26)

sehingga pada tahap dini sudah melekat ke jaringan sekitarnya. Mungkin didapatkan

benjolan atau pengeluaran darah dari puting susu atau terdapat tukak maligna. Pada

perabaan jelas terdapat perlekatan. Tindakan terapi dan prognosis sama seperti pada

wanita.23

2.3. Gejala

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena

awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak dapat diketahui dengan mudah.

Seringkali gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.11

Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktifitasnya. Tanda

yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terasa benjolan kecil di payudara.

Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.16

Gejala yang dapat diamati antara lain sebagai berikut:15,16

i. Teraba benjolan pada payudara dengan atau tanpa rasa sakit.

ii. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.

iii. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.

iv. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.

v. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada

wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.

vi. Puting susu tertarik ke dalam.

vii. Kulit payudara berubah di antaranya, mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange), melekuk ke dalam (dimpling).

viii. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

(27)

2.4. Stadium18

Klasifikasi kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari

UICC/AJC tahun 1997. Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap

diagnosa kanker payudara atau suspect kanker payudara:

Staging UICC 1997

T : Tumor

Tx :Tumor primer tidak bisa diketahui

T0 :Tumor primer tidak teraba

Tis :Carsinoma insitu

• Intra ductal carsinoma

• Lobular carsinoma

Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba

T1 :Tumor ukuran sebesar < 2cm

• T1a Ø < 0,5cm

• T1b 0,5cm < Ø < 1cm

• T1c 1cm < Ø < 2cm

T2 :Tumor > 2cm tetapi < 5cm

T3 : Tumor > 5cm

T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada

• T4a : Ekstensi ke dinding dada

• T4b : Edema, peau d’orange, ulserasi kulit dan satelite nodule daerah pada

(28)

• T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b

• T4d : Mastitis karsinomatosa

N : KGB Regional

N : N tidak dapat ditentukan

N0 : Tidak ada metastase KGB regional

N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)

N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau ke

struktur lain

N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsilateral

M : Metastase jauh

Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui

M0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav. ipsilateral)

Group Stadium

Stadium 0 : Tis N0 M0

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0

(29)

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stadium IIIB : T4 Any N M0

Any T N3 M0

Stadium IV : Any T Any N M1

Klasifikasi tersebut diringkaskan sebagai berikut: 24

Stadium I: Tumor kurang dari 2 cm, tidak

ada limfonodus terkena (LN) atau tidak ada

penyebaran luas

Stadium IIA: Tumor kurang dari 5 cm, tanpa

keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.

Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan

LN.

Stadium IIB: Tumor kurang dari 5 cm,

dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar

(30)

Stadium IIIA: Tumor lebih besar dari 5 cm,

dengan keterlibatan LN. Semua tumor

dengan LN terkena, tidak ada penyebaran

jauh.

Stadium IIIB: Semua tumor dengan

penyebaran langsung ke dinding dada atau

kulit. Semua tumor dengan edema pada

tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

Stadium IV: Semua tumor dengan

metastasis jauh.

Sumber

Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas

stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan

stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan

(31)

2.5. Epidemiologi

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi

Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami

peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara barat maupun

pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia.18 Di Indonesia angka kejadian

36,2 per 100.000 perempuan; Inggris 89,1 per 100.000 perempuan; Australia 84,8 per

100.000 perempuan; Singapura 59,9 per 100.000 perempuan; Malaysia 37 per

100.000 perempuan; Myanmar 32,5 per 100.000 perempuan; Timor Leste 29,6 per

1000.000 perempuan.9

Angka kejadian kanker payudara terbanyak setelah umur 50 tahun dan

jarang pada umur sebelum 30 tahun. Pada golongan umur lebih lanjut seolah-olah

kanker ini jarang dijumpai karena populasi wanita pada golongan umur lebih lanjut

tersebut menurun.20

Insiden kanker payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah

1:100.23 Insiden rate kanker payudara pada laki-laki di Amerika Serikat adalah 1,09

per 100.000 laki-laki sedangkan insiden rate pada wanita adalah 125,10 per 100.000

wanita. 25 Hasil penelitian Nourma Yenti L. Gaol di RS Dr. Pirngadi Medan, proporsi

kanker payudara pada laki-laki adalah 2% dari 148 kasus.26

2.5.2. Determinan

Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui. Namun, ada

beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker

(32)

Beberapa alasannya sebagai berikut:15,16

a. Faktor umur

Semakin bertambahnya umur meningkatkan resiko kanker payudara. Wanita

paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita

berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang payudara, namun resikonya

lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun.29

b. Jenis kelamin

Kanker payudara pada pria (male breast cancer) jarang terjadi. Kanker payudara pria paling sering terjadi pada pria antara usia 60 dan 70 tahun. 27. Insiden kanker

payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah 1:100.23

c. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara

perempuan, kakak/adik risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

d. Faktor hormon

Faktor hormon merupakan faktor yang banyak berpengaruh pada timbulnya

kanker payudara, seperti mendapat haid pertama (menarke) kurang dari 12 tahun

risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarke yang datang

pada usia normal atau lebih dari 12 tahun, mati haid (menopause) setelah umur

55 tahun risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi, tidak menikah /nullipara atau tidak

pernah melahirkan anak risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang

kawin dan punya anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun risikonya

2 kali lebih besar, dan tidak pernah menyusui anak risikonya lebih tinggi untuk

(33)

e. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak

(kelainan fibrikostik dan fibroadenoma) atau tumor ganas payudara kontralateral

risikonya 3-9 kali lebih besar.

f. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau

hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan.

g. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih

tinggi.

h. Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan

fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker

payudara 11 kali lebih tinggi.

i. Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya

untuk pengobatan keloid risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

j. Perubahan gaya hidup: diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi alkohol &

merokok dan obesitas pada menopause.

2.6. Pencegahan

2.6.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan

menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan

faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker.21

Ada beberapa cara untuk pencegahan primer kanker payudara antara lain:11,16

(34)

b. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker payudara atau yang

berhubungan, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon

seperti pil, suntikan dan susuk KB.

c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan. Bagi wanita

beresiko tinggi, lakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama

pada usia di atas 49 tahun.

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita

sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap

perubahan yang terjadi pada payudara. Ternyata 75-85% keganasan payudara

ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh

setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan ini

dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila

sudah menopause, lakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan

benjolan di payudara, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.16

Berikut pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan: 19,22

c.1. Pada Waktu Mandi

Periksalah payudara anda pada waktu sedang mandi (bath or shower); tangan anda lebih mudah digerakkan pada kulit yang basah. Telapak tangan

digerakkan dengan lembut kesetiap bagian dari masing-masing payudara.

Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan tangan kiri untuk

memeriksa payudara kanan. Periksa adanya gumpalan, simpul yang keras atau

(35)

Sumber: http://www.runforthecure.org/en/self-examination

Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara sendiri pada waktu mandi

c.2. Posisi Berdiri

i. Berdirilah di depan cermin. Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang

tidak lazim, perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau

kulit mengelupas.

ii. Angkat tangan anda ke belakang kepala dan lipat tangan anda di belakang

kepala anda. Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.

iii. Selanjutnya letakkan tangan anda di pinggang, tekan tangan anda dengan kuat

pada pinggang anda dan agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik

bahu dan siku anda ke arah depan. Perhatikan setiap perubahannya.

iv. Angkat lengan kiri anda. Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk

meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati,dan menyeluruh. Mulailah

pada bagian atas paling luar dari payudara kiri anda di jam 12, kemudian

digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.

Tonjolan dari jaringan yang pada lengkung bawah dari masing-masing

(36)

papilla mammae, tetap secara melingkar, untuk memeriksa setiap bagian payudara anda termasuk papilla mammae. Pemeriksaan ini paling sedikit membutuhkan 3 gerakan melingkar. Berikan perhatian khusus pada area

diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian di bawah lengan itu

sendiri. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim dibawah kulit.

v. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.

Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu, yang terjadi ketika anda

sedang atau tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri, temuilah dokter

anda. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

[image:36.612.157.489.339.605.2]

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov

(37)

c.3. Posisi Berbaring

Berbaringlah mendatar telentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala

anda dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi

ini akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk

memeriksanya). Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada langkah 4

dan 5 dari posisi berdiri. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

[image:37.612.218.428.276.383.2]

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov

Gambar 2.4. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berbaring

d. Memberikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin dapat mengurangi

risiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh

akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon

estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam

perkembangan sel kanker payudara.

e. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta

produk olahannya mengandung fitoestrogen bernama genistein yang dapat

(38)

f. Hindari makanan yang banyak mengandung protein dan lemak tinggi, makanan

yang diolah dengan suhu tinggi (cepat saji/junk food), mengandung pemanis/pewarna/pengawet yang berlebihan.

g. Jangan merokok, hindari konsumsi alkohol.

2.6.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan

lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi beresiko tinggi

terhadap kanker, skrining populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu

yang tanpa gejala.16

Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan Klinik (Anamnesa) 18

Anamnesa, antara lain:

a.1. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya: Benjolan di

payudara, kecepatan tumbuh dengan atau tanpa rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi, krusta, kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan.

a.2. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase, antara lain nyeri

tulang (vertebra, femur), sesak; dan faktor resiko.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis baik inspeksi ataupun

palpasi. Inspeksi dilakukan dengan posisi duduk dan pakaian atas/bra dilepas.

(39)

kacak pinggang. Palpasi parenkim dilakukan dengan posisi pasien supine dan

ipsilateral lengan diletakkan di belakang kepala. Jaringan subareolar dan

masing-masing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara sistematis, menyeluruh dan

overlap baik secara sirkuler ataupun radier. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi

untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60%-80% (error 20% - 40%) oleh

karenanya memerlukan pemeriksaan tambahan.15

Pameriksaan fisik, antara lain:18

b.1. Status generalis (Karnofski index)

b.2. Status lokalis: payudara kanan atau kiri atau bilateral, masa tumor (lokasi,

ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit

m.pektoral atau dinding dada)

b.3. Perubahan kulit (kemerahan, dimpling, edema, satelit nodul, peau d’orange,

ulserasi)

b.4. Perubahan puting susu (tertarik, erosi, krusta, keluar cairan dari puting susu)

b.5. Status kelenjar getah bening (KGB) aksila, KGB infra klavikula, KGB supra

klavikula (jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir sesama/sekitar)

b.6. Pemeriksaan pada daerah metastase (lokasi, bentuk, keluhan)

c. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pada pemeriksaan ini sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan

(40)

d. Pemeriksaan Radiologik/Imaging

Pemeriksaan radiologik/imaging, antara lain Ultrasonografi (USG)

payudara, Mammografi dan USG abdomen. Bilamana ada indikasi dilakukan Bone scanning, CT Scan.18

d.1. Ultrasonografi (USG) Payudara

Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting

untuk menilai struktur lesi. Lesi solid atau kistik dapat dengan mudah diidenfifikasi

dengan USG, selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat dengan menggunakan USG.

Pada gambaran mamografi dengan densitas fibroglanduler yang padat, pemeriksaan

USG akan memberikan tambahan informasi untuk evaluasi struktur payudara. Oleh

karena itu pemeriksaan mamografi dan USG payudara bersifat saling melengkapi

untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan payudara.18 Penggunaan

USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akuransinya sampai 7,4%. Untuk

pemeriksaan pasien muda (kurang dari 30 tahun). 15

d.2. Mamografi

Mamografi memegang peranan mayor dalam deteksi dini kanker payudara,

sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda.

Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi

mamografi untuk prediksi malignansi adalah 70-80%. Namun akurasi pada pasien

muda (kurang dari 30 tahun) dengan payudara yang padat adalah kurang. Terdapat 2

tipe pemeriksaan mamografi yaitu skrining dan dignosis. Skrining mamografi

dilakukan pada wanita asimptomatik. Mamografi diagnosis dilakukan pada wanita

(41)

skrining dan digunakan untuk menentukan ukuran yang tepat, lokasi abnormalitas

payudara, evaluasi jaringan sekitar dan KGB sekitar payudara.15

d.3. Bone Scan, Foto Toraks, USG Abdomen

Pemeriksaan bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang.

Pemeriksaan ini dianjurkan pada kasus advanced local disease, lymfe node

metastasis, distant metastasis dan ada simptom pada tulang. Foto toraks dan USG

abdomen rutin dilakukan untuk melihat adanya metastasis di paru, pleura,

mediastinum dan organ viseral (terutama hepar).15

e. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium, antara lain pemeriksaan darah rutin dan

pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastase, reseptor ER dan PR,

tumor marker (hanya untuk di follow up).18

f. Pemeriksaan Histopatologik

Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:18

i. Biopsi eksisional dan potong beku untuk tumor <T2

ii. Biopsi insisional dan potong beku untuk tumor operabel >T2 sebelum operasi

definitif dan untuk tumor inoperabel.

Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi.

Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) merupakan salah satu prosedur diagnosis awal, untuk evaluasi masa di payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama

untuk evaluasi lesi kistik. Masa persisten atau rekkuren setelah aspirasi berulang

adalah indikasi untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi). Namun, FNAB merupakan

(42)

standar) untuk diagnosis definitif. Bila mampu dianjurkan triple diagnosis (klinis, mamografi, FNAB).15

g. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan instrument yang sensitif untuk deteksi kanker payudara,

karena itu MRI sangat baik untuk deteksi local reccurence pasca BCT atau augmentasi payudara dengan implant, deteksi multifocal cancer dan sebagai

tambahan terhadap mamografi pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam

skrining pasien usia muda dengan densitas payudara yang padat yang memiliki resiko

kanker payudara yang sangat tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98% tapi

spesifitasnya rendah, biaya pemeriksaan mahal dan waktu pemeriksaan yang lama

oleh karena itu MRI belum jadi prosedur rutin.15

2.6.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi

akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal.16 Komplikasi apa

yang mungkin akan timbul dapat diantisispasi kalau kita mengetahui jenis kanker itu,

patologinya serta epidemiologinya. Pencegahan tersier itu kiranya hampir sama

dengan terapi atau rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.21

2.7. Pengobatan/Penatalaksaan Medis

Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan ke dalam dua kelompok

besar berdasarkan cara bekerja dan waktu digunakan. Pengobatan kanker ada dua

jenis, yaitu pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pengobatan lokal digunakan

(43)

operasi (pembedahan) dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan

yang diberikan dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh

untuk mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara.

Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi, terapi hormon, dan target

terapi.28

2.7.1. Operasi (Pembedahan) 15

Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker

payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic Radical Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin Sparing Mastectomy (SSM), Nipple Sparing Mastectomy (NSP), dan Breast Conserving Treatment (BCT). Jenis-jenis ini memiliki indikasi dan keuntungan serta kerugian yang berbeda-beda.

a. Classic Radical Mastectomy (CRM)

CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,

nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta

diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau

otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini mulai ditinggalkan karena

morbiditas tinggi sementara nilai kuratifitas sebanding dengan MRM.

b. Modified Radical Mastectomy (MRM)

MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,

(44)

Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.merupakan

jenis operasi yang banyak dilakukan. Kuratifitas sebanding dengan CRM.

c. Skin Sparing Mastectomy (SSM)

SSM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan

nipple aerola kompleks dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta

diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara

langsung yang umumnya adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap (latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini

yang tidak memenuhi syarat untuk BCT.

d. Nipple Sparing Mastectomy (NSP)

NSP adalah operasi pengankatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan

mempertahankan nipple areola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II.

Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya

adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap

(latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan ukuran 2 cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak terlibat,

kelenjar getah bening N0, hispatologi baik, dan potongan beku sub areola: bebas

tumor.

e. Breast Conserving Treatment (BCT)

BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau

segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika terdapat

(45)

dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini memberikan survival yang

sama dengan MRM namun rekkurrensinya lebih besar. Ada tiga syarat yang harus

terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini yakni tepi sayatan bebas tumor (dibuktikan

dengan potong beku), radioterapi dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.

2.7.2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk

mengahancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau

mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Obat sitostatika dibawa melalui aliran

darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang menembus bood-brain barrier

sehingga obat ini sulit mencapai sistem syaraf pusat.15 Kemoterapi merupakan terapi

sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan

(tambahan). Kemoterapi ajuvan diberikan diberikan kepada pasien yang pada

pemeriksaan histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastasis disebuah

atau beberapa kelenjar. 23 Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah

kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama

dilakukan kemoterapi ajuvan. Contoh kombinasi obat kemoterapi yang diberikan

adalah CMF (cyclophosphmide, methotrexate, dan 5-Fluorourasil), FAC

(5-Fluorourasil, doxorubicin, dan cyclophosphmide), TAC (docetaxel. Doxorubicin, dan

cyclophosphmide), GT (gemcitabine dan paclitaxel).28

2.7.3. Radioterapi

Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi

(46)

tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar

berguna. 23 Radioterapi biasanya diberikan setelah operasi pembedahan lokal dan

dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti dinding dada atau kelenjar getah bening

di dekatnya.28 Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu

terbatas bila kanker sudah tak mampu angkat secara lokal. 23 Radioterapi paliatif

bertujuan meringankan gejala, misalnya: mengurangi rasa sakit, menghentikan

perdarahan atau mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan

ini, radioterapi diberikan dalam jangka pendek misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.38

2.7.4. Terapi Hormon

Terapi hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien

yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai pengobatan

sel-sel kanker yang memiliki reseptor hormon negatif. Penggunaan obat pada terapi

hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas hormon atau menghentikan produksi

hormon. Terapi hormon juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar yang

menghasilkan hormon.

Terapi hormon dapat diberikan sebelum atau setelah pengobatan primer.

Terapi hormon yang diberikan sebelum pengobatan primer bertujuan untuk

membunuh sel-sel kaker dan membantu efektivitas terapi primer. Sementara terapi

hormon yang diberikan setelah pengobatan primer bertujuan untuk meningkatkan

kemungkinan sembuh. Pada dasarnya ada tiga jenis golongan obat-obatan terapi

hormon yang umum digunakan untuk mengobati kanker payudara, antaralain:

(47)

hormon estrogen; SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators) yaitu obat-obatan yang menghambat aktivitas hormon estrogen di dalam tubuh; dan ERDs

(48)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Payudara Sosiodemografi

Umur

Jenis kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status perkawinan Tempat tinggal Keluhan Utama Riwayat Keluarga Stadium Klinik

Jenis Penatalaksanaan Medis Sumber Biaya

Lama Rawatan Rata-rata Keadaan Sewaktu Pulang

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Penderita kanker payudara adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker

payudara yang dirawat inap berdasarkan diagnosa dokter dan tercatat di kartu

status.

3.2.2. Sosiodemografi

a. Umur adalah usia penderita kanker payudara sesuai yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas:29

(49)

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker payudara sesuai yang

tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara yang tercatat di kartu

status yang dikategorikan atas :

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Nias 6. Minang

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara yang

tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha

e. Pendidikan adalah sekolah formal yang pernah diikuti oleh penderita kanker

payudara sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. SD 2. SMP 3. SLTA

4. Akademi/Sarjana

f. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan penderita kanker payudara

untuk memenuhi kebutuhan hidup, sesuai dengan yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas:

(50)

4. Pelajar/Mahasiswa 5. Tidak bekerja

g. Status perkawinan adalah identitas penderita kanker payudara perihal

kehidupan perkawinan sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Kawin

2. Belum Kawin

h. Tempat tinggal adalah daerah dimana penderita kanker payudara menetap

sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Medan 2. Luar Medan

3.2.3. Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh penderita kanker payudara

yang menyebabkan penderita datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan

yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Benjolan pada payudara/ketiak 2. Luka/borok pada payudara

3. Benjolan+puting mengeluarkan darah/pus 4. Benjolan+bengkak pada tangan

5. Benjolan+borok/luka pada payudara 6. Benjolan+kelainan kulit

7. Benjolan+puting masuk ke dalam 8. Benjolan+borok/luka+kelainan kulit 9. Benjolan/luka+sesak nafas

3.2.4. Riwayat keluarga adalah riwayat tentang ada tidaknya keluarga penderita yang

menderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas:

(51)

3.2.5. Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penyakit penderita kanker

payudara pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan

yang tercatat di kartu status, yaitu:

1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV

Dalam melakukan uji tabulasi silang, stadium klinis dikategorikan menjadi:36

1. Stadium dini (stadium I, II, dan IIIA) 2. Stadium lanjut (stadium IIIB dan IV)

3.2.6. Jenis penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita

sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu

status, dikategorikan atas:

1. Operasi 2. Kemoterapi

3. Operasi+Kemoterapi 4. Konservatif

Pengobatan konservatif adalah pengobatan yang diberikan di ruang rawat dan hanya

untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan penderita bukan pengobatan yang

spesifik untuk kanker payudara.

3.2.7. Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa

perawatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :

(52)

3.2.8. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita menjalani perawatan di RS

dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar sesuai

dengan yang tercatat di kartu status.

3.2.9. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita kanker payudara sewaktu

meninggalkan pelayanan rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu

status, dikategorikan atas :

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

(53)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan desain case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1.Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan pertimbangan

tersedianya data penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun

2009-2010.

4.2.2.Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-April 2012.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1.Populasi

Populasi adalah semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di

RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 sebanyak 106 kasus.

4.3.2.Sampel

Sampel adalah data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU

Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010. Besar sampel sama dengan populasi (total

(54)

4.4. Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat di kartu status

penderita kanker payudara rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010

yang diperoleh dari rekam medik.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan, dicatat dan diolah dengan menggunakan bantuan

komputer kemudian dianalisa dengan analisa univariat dan dilanjutkan dengan analisa

(55)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial

Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada

tahun 1930. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini

diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi

Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit

Kota Medan yang dipimpin oleh Dr. Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinannya,

rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan tahun 1952.

Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit

Umum Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para

mahasiswa FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK

USU dengan Rumah Sakit Umum Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan)

FK USU baru dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1968.

Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama

RSU Dr. Pirngadi Medan.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota

(56)

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebutan

dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

Sesuai dengan tugasnya RSU Dr. Pirngadi Medan melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, dengan demikian

RSU Dr. Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyelengggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

RSU Dr. Pirngadi Medan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non

medis yaitu:

1. Instalasi Patologi Klinik

2. Patologi Anatomi

3. Radiologi

4. Pelayanan Kedokteran Kehakiman

5. Instalasi Rehabilitasi Medik

6. Instalasi Gizi

(57)
[image:57.612.118.531.480.696.2]

5.2. Proporsi Penderita Kanker PayudaraBerdasarkan Data Lima Tahun Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap

di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun

No Tahun f %

1 2006 74 19,53

2 2007 100 26,38

3 2008 99 26,12

4 2009 50 13,19

5 2010 56 14,78

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, proporsi penderita kanker

payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi medan pada tahun 2006 terdapat 74

penderita kanker payudara (19,53%), tahun 2007 terdapat 100 penderita kanker

payudara (26,38%), tahun 2008 terdapat 99 penderita kanker payudara (26,12%),

tahun 2009 terdapat 50 penderita kanker payudara (13,19%), dan tahun 2010 terdapat

56 penderita kanker payudara (14,78%).

5.3. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

5.3.1. Sosiodemografi

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No Sosiodemografi Jumlah

f %

1. Umur (tahun) ≤ 40 > 40

17 89

16,04 83,96

Total 106 100

2. Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

0 106

0,00 100

(58)

3. Suku Batak Jawa Melayu Aceh Nias Minang 55 37 6 1 5 2 51,89 34,90 5,66 0,94 4,72 1,89

Total 106 100

4. Agama Islam Kristen Hindu Budha 75 31 0 0 70,75 29,25 0,00 0,00

Total 106 100

5. Pendidikan SD SMP SMA Akademi/Sarjana 7 13 62 24 6,61 12,26 58,49 22,64

Total 106 100

6. Pekerjaan

PNS/Pensiunan IRT Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekerja 41 59 4 1 1 38,68 55,66 3,78 0,94 0,94

Total 106 100

7. Status Perkawinan Kawin Belum Kawin 104 2 98,11 1,89

Total 106 100

8. Tempat Tinggal Medan Luar Medan 68 38 64,15 35,85

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker

(59)

(umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan

daerah asal) adalah sebagai berikut : kelompok umur tertinggi adalah kelompok

umur > 40 dengan proporsi 83,96% (89 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40

tahun dengan proporsi 16,06% (17 kasus). Semua penderita kanker payudara adalah

perempuan dengan suku bangsa tertinggi adalah suku Batak dengan proporsi 51,89%

(55 kasus) dan terendah Aceh dengan proporsi 0,94% (1 kasus).

Berdasarkan agama tertinggi adalah Islam dengan proporsi 70,75%

(75 kasus) dan terendah Kristen dengan proporsi 29,25% (31 kasus). Berdasarkan

pendidikan tertinggi adalah SMA dengan proporsi 58,49% (62 kasus) dan terendah

SD dengan proporsi 6,60% (7 kasus). Berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah IRT

dengan proporsi 55,66% (59 kasus) dan terendah pelajar/mahasiswa dan tidak bekerja

dengan proporsi masing-masing 0,94% (pelajar/mahasiswa 1 kasus, tidak bekerja 1

Gambar

Gambar 2.3. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berdiri
Gambar 2.4. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berbaring
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap
+7

Referensi

Dokumen terkait

topic:numbers and calculations with numbersGrades 10, 11 and 12 suggested teaching time: Grade 10: 4−5 weeksrecommended texts and/or resources: • Textbooks • “Basic Skills for

Sri Hildayati: Sistem Akuntansi Penjualan pada CV... Sri Hildayati: Sistem Akuntansi Penjualan

Secara garis besar menurut Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan transaksi discretionary accruals, manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

The publication has been prepared by Phillip Futures Sdn Bhd on the basis of publicly available information, internally developed data and other sources believed to be

Selain itu, perampasan nyawa secara sewenang- wenang dan tidak memenuhi syarat pengadilan yang kompeten ( procedural safeguards ) sesuai dengan ICCPR juga dilarang. Selain itu,

ANDI PRAMANA MATONDANG : Pengaruh Komposisi Kacang Mete dan Kacang Tanah, serta Lama Penyanggraian Terhadap Mutu Mentega Kacang Campuran (Mixed Peanut Butter).. HALIM SULAIMAN

Konsekuensinya adalah, kematian bahasa secara khusus terjadi dalam ketidakstabilan masyarakat tutur yang dwibahasawan atau multibahasawan sebagai akibat pergeseran bahasa karena

Untuk respons adaptasi konsep diri sebanyak (50,0%) responden merasa kurang percaya diri bila berhadapan dengan orang lain, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Stuart

(eqiatah Pengendallah Kebisingan dan ganggu.n dari k.giat.n Mlsvarakat. Be anta Makaian dan Miiuman