KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010
SKRIPSI
Oleh:
NIM. 071000160
MAY LAURA SITUMORANG
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
NIM. 071000160
MAY LAURA SITUMORANG
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).
Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.
ABSTRACT
Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.
To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.
The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).
Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Nama : May Laura Situmorang
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Simanampang / 13 Mei 1990
3. Agama : Kristen Protestan
4. Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara
5. Status Pernikahan : Belum menikah
6. Nama Ayah : Jonner Situmorang (Alm.)
7. Nama Ibu : Rosma Pinta Sihotang
8. Alamat : Sihotang, Kec. Harian, Samosir, Sumatera Utara
9. Riwayat Pendidikan
a. Tahun 1995 – 2001 : SD Negeri 173794 Simarsoittoba, Sihotang
b. Tahun 2001 – 2004 : SMP Negeri 3 Harian, Sihotang
c. Tahun 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pangururan
d. Tahun 2007 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
10. Riwayat Organisasi
a. Tahun 2010 : Anggota Komisi Keuangan dan Peralatan
UKM POMK FKM USU
b. Tahun 2011 : Timkord Komisi Kelompok Kecil UKM
KATA PENGANTAR
Segala pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang
berjudul : “Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010” yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua terkasih R. br Sihotang yang
penuh cinta membesarkan penulis serta memberikan doa, nasihat dan dukungan
kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing I dan kepada
Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan
dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada
Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S selaku dosen penguji I dan kepada Bapak
Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan
pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik, yang selama
3. Ibu Ratna Tumanggor serta seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Direktur Utama dan Kepala Instalasi Rekam Medik dan staf Rekam Medik RSU
Dr. Pirngadi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.
5. Kakak semata wayang k’Grace, ST untuk doa dan motivasi yang diberikan
kepada penulis.
6. Teman-teman Green Apostle (K’ Roma, Arda, Ester) dan adik-adikku Teleia
Khara (Bertha, Fida, Tari, Ria, Riska, Ross) juga Frans, Martin, Natal, Raja.
Terima kasih untuk doa, motivasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
7. Temanku Agustini, Berlina, Grace, Ayeth, Lia, Arnold, Feri Fadli dan
teman-teman peminatan Epidemiologi 2007 yang lain. Terima kasih telah membantu
dan memotivasi penulis saat menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi,
dan untuk kebersamaan selama ini. Juga kepada teman-teman di UKM POMK
FKM USU untuk doa, dukungan dan kebersamaan selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, April 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan ... i
Abstrak ... ii
Daftar Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xii
Daftar Lampiran ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Anatomi Payudara ... 6
2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara ... 7
2.3. Gejala ... 8
2.4. Stadium ... 9
2.5. Epidemiologi ... 13
2.5.1. Distribusi dan Frekuensi ... 13
2.5.2. Determinan ... 13
2.6. Pencegahan ... 15
2.6.1. Pencegahan Primer ... 15
2.6.2. Pencegahan Sekunder ... 20
2.6.3. Pencegahan Tersier ... 24
2.7. Pengobatan/Penatalaksanaan Medis ... 24
2.7.1. Operasi (Pembedahan) ... 25
2.7.2. Kemotrapi ... 26
2.7.3. Radioterapi (Penyinaran) ... 27
2.7.4. Terapi Hormon ... 28
BAB III KERANGKA KONSEP ... 29
3.1. Kerangka Konsep ... 29
3.2. Defenisi Operasional ... 30
BAB IV METODE PENELITIAN ... 34
4.1. Jenis Penelitian ... 34
4.3. Populasi dan Sampel ... 34
4.4. Cara Pengumpulan Data ... 35
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 35
BAB V HASIL PENELITIAN ... 36
5.1. Gambaran umum RSU Dr. Pirngadi medan ... 36
5.2. Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun ... 38
5.3. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 38
5.3.1. Sosiodemografi ... 38
5.3.2. Keluhan Utama ... 40
5.3.3. Stadium Klinik ... 41
5.3.4. Jenis Penatalaksanaan Medis ... 41
5.3.5. Sumber Biaya ... 42
5.3.6. Lama Rawatan Rata-rata ... 42
5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang ... 43
5.4. Analisa Statistik ... 43
5.4.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 43
5.4.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 44
5.4.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 44
5.4.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 45
5.4.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan sumber Biaya... 46
5.4.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 47
5.4.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 48
BAB VI PEMBAHASAN ... 49
6.1. Analisa Kecenderungan Penderita Kanker payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Tahun di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 49
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Sosiodemografi ... 50
6.2.1. Umur... 50
6.2.2. Suku ... 51
6.2.3. Agama ... 52
6.2.4. Pendidikan ... 53
6.2.5. Pekerjaan ... 54
6.2.6. Status Perkawinan ... 55
6.2.7. Tempat Tinggal ... 56
6.4. Distribusi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium
Klinik ... 58
6.5. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis ... 59
6.6. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Sumber Biaya ... 60
6.7. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 61
6.8. Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 62
6.9. Analisa Statistik ... 63
6.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 63
6.9.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 64
6.9.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 66
6.9.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 67
6.9.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya... 68
6.9.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69
6.9.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 70
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
7.1. Kesimpulan ... 72
7.2. Saran ... 74
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat
di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun ... 38
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 ... 38
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 ... 40
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 ... 41
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 41
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 ... 42
Tabel 5.7. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009-2010 ... 42
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2011 ... 43
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 43
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan
Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 44
Tabel 5.11. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium
Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 44
Tabel 5.12. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009-2010 ... 45
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2009-2010 ... 47
Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1. Diagram Garis Kecenderungan Kunjungan Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi
Medan Berdasarkan Data Tahun 2006-2010 ... 49
Gambar 6.2. Diagram Pie Umur Penderita Kanker Payudara yang
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 50
Gambar 6.3. Diagram Batang Suku Penderita Kanker Payudara yang
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 51
Gambar 6.4. Diagram Pie Agama Penderita Kanker Payudara yang
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 52
Gambar 6.5. Diagram Pie Pendidikan Penderita Kanker Payudara yang
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 53
Gambar 6.6. Diagram Batang Pekerjaan Penderita Kanker Payudarayang
Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 54
Gambar 6.7. Diagram Pie Status Perkawinan Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 55
Gambar 6.8. Diagram Pie Tempat Tinggal Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 56
Gambar 6.9. Diagram Batang Keluhan Utama Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2009-2010 ... 57
Gambar 6.10. Diagram Pie Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 58
Gambar 6.11. Diagram Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2009-2010 ... 59
Gambar 6.12. Diagram Pie Sumber Biaya Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 60
Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
Gambar 6.14. Diagram Batang Umur Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009 – 2010 ... 63
Gambar 6.15. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 64
Gambar 6.16. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009 – 2010 ... 66
Gambar 6.17. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 67
Gambar 6.18. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 68
Gambar 6.19. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 69
Gambar 6.20. Diagram Batang Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Metode Least Square Lampiran 2 Master Data
Lampiran 3 Output Pengolahan Data
ABSTRAK
Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).
Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.
ABSTRACT
Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.
To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.
The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).
Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.1 Pencapaian derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi masyarakat melalui upaya kesehatan yang terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.2
Masalah yang sedang dihadapi masa kini dalam bidang pengendalian penyakit
dan lingkungan adalah transisi demografi dan transisi epidemiologi, serta perubahan
lingkungan yang akan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia.3
Dari 57 juta kematian global tahun 2008, 36 juta (63%) disebabkan oleh
penyakit tidak menular (PTM). Empat penyakit utama adalah kardiovaskular 17 juta
kematian (48%), kanker 7,6 juta kematian (21%), penyakit paru-paru kronis 4,2 juta
kematian (12%) dan diabetes 1,3 juta kematian (4%). Hampir 80% kematian karena
PTM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sekitar 29%
kematian terjadi sebelum usia 60 tahun.5
Di Indonesia proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7%
pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007.
Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%),
Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun
2005 (WHO,2005).6 Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Prevalensi tumor/kanker
lebih tinggi pada perempuan (5,7 per 1.000 penduduk) dibandingkan laki-laki (2,9
per 1.000 penduduk). Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah
stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM.7
Kanker payudara adalah kanker paling umum terdapat pada wanita di seluruh
dunia, mencakup 16% dari semua kanker wanita.8 Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan di dunia dengan
insidens rate 39 per 100.000 penduduk. Insidens rate bervariasi, 19,3 per 100.000
perempuan di Timur Afrika; 89,7 per 100.000 perempuan di Eropa Barat; tinggi
(>80 per 100.000 perempuan) di negara berkembang dan rendah (<40 per 100.000
perempuan) di sebagian besar negara yang sedang berkembang.9
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).10
Tingkat kelangsungan hidup kanker payudara sangat bervariasi di seluruh
dunia, mulai dari ≥80% di Amerika Utara, Swedia dan Jepang; sekitar 60% di negara
-negara berpenghasilan menengah dan <40% di -negara--negara berpenghasilan rendah.
Rendahnya kelangsungan hidup di negara-negara kurang berkembang dapat
proporsi perempuan dengan penyakit stadium akhir, serta oleh kurangnya diagnosis
yang adekuat dan fasilitas pengobatan.8
Data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada tahun 2007 kanker
payudara menempati urutan pertama dari 10 besar kanker tersering yang dirawat jalan
(kasus baru) dengan jumlah 437 (34,6%) kasus dari 1.264 kasus kanker yang dirawat
jalan.12
Penelitian Dewinta AM tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli
PTPN II Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dan
penelitian Nurmaya tahun 2003-2007 di RS Santa Elisabeth Medan tercatat sebanyak
170 kasus kanker payudara rawat inap.13,14 Data yang diperoleh dari rekam medik
RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara
rawat inap.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan
penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU
Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.
1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di
RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan dan tempat tinggal.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
keluhan utama.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
riwayat keluarga.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
stadium klinik.
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
jenis penatalaksanaan medis.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
sumber biaya.
h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara.
i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
j. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita kanker payudara
berdasarkan stadium klinik.
k. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita
l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara
berdasarkan stadium klinik.
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara
berdasarkan jenis penatalaksanaan medis.
n. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita
kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
o. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita
kanker payudara berdasarkan sumber pembiayaan.
p. Untuk mengetahui distribusi proporsi stadium klinik penderita kanker payudara
berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penderita kanker payudara
rawat inap bagi RSU Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan
pelayanannya.
1.4.2. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan penelitian bagi peneliti.
1.4.3. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti atau melanjutkan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara
Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu
(lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Stuktur lainnya adalah
jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus
yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari
beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal
hormonal. Terdapat 3 hormon yang mempengaruhi payudara yakni estrogen,
progesteron dan prolaktin, yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus
mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi
di sekitar puting.15
Berikut ini adalah gambar anatomi payudara normal:
Sumber: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/breast/Patient/page1
2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara
Kanker atau disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel
karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh
abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat dan gerakan yang berbeda
dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Sel kanker akan
menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastasis)
ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Kanker dapat tumbuh disemua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel
otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dsb.16 Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal
dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi
(terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang disebabkan oleh karsinogen yang
memancing sel menjadi ganas) dan promosi (sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas).6 Awal timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut
kanker primer. Adapun kanker yang timbul di tempat lain karena penyebaran kanker
primer disebut kanker sekunder.16
Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus
payudara, merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting.15
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun
jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara.6 Karena kanker payudara jauh
lebih umum pada wanita, banyak pria tidak menyadari bahwa mereka bisa mendapat
penyakit ini. Hal ini menyebabkan penundaan diagnosis, dan akibatnya kanker tidak
ditemukan sampai berkembang ke tahap selanjutnya.17. Perjalanan penyakitnya pada
sehingga pada tahap dini sudah melekat ke jaringan sekitarnya. Mungkin didapatkan
benjolan atau pengeluaran darah dari puting susu atau terdapat tukak maligna. Pada
perabaan jelas terdapat perlekatan. Tindakan terapi dan prognosis sama seperti pada
wanita.23
2.3. Gejala
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena
awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak dapat diketahui dengan mudah.
Seringkali gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.11
Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktifitasnya. Tanda
yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terasa benjolan kecil di payudara.
Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.16
Gejala yang dapat diamati antara lain sebagai berikut:15,16
i. Teraba benjolan pada payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
ii. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
iii. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.
iv. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
v. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada
wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
vi. Puting susu tertarik ke dalam.
vii. Kulit payudara berubah di antaranya, mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange), melekuk ke dalam (dimpling).
viii. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
2.4. Stadium18
Klasifikasi kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari
UICC/AJC tahun 1997. Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap
diagnosa kanker payudara atau suspect kanker payudara:
Staging UICC 1997
T : Tumor
Tx :Tumor primer tidak bisa diketahui
T0 :Tumor primer tidak teraba
Tis :Carsinoma insitu
• Intra ductal carsinoma
• Lobular carsinoma
• Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba
T1 :Tumor ukuran sebesar < 2cm
• T1a Ø < 0,5cm
• T1b 0,5cm < Ø < 1cm
• T1c 1cm < Ø < 2cm
T2 :Tumor > 2cm tetapi < 5cm
T3 : Tumor > 5cm
T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada
• T4a : Ekstensi ke dinding dada
• T4b : Edema, peau d’orange, ulserasi kulit dan satelite nodule daerah pada
• T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b
• T4d : Mastitis karsinomatosa
N : KGB Regional
N : N tidak dapat ditentukan
N0 : Tidak ada metastase KGB regional
N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)
N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau ke
struktur lain
N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsilateral
M : Metastase jauh
Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui
M0 : Tidak ada metastase jauh
M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav. ipsilateral)
Group Stadium
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 Any N M0
Any T N3 M0
Stadium IV : Any T Any N M1
Klasifikasi tersebut diringkaskan sebagai berikut: 24
Stadium I: Tumor kurang dari 2 cm, tidak
ada limfonodus terkena (LN) atau tidak ada
penyebaran luas
Stadium IIA: Tumor kurang dari 5 cm, tanpa
keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan
LN.
Stadium IIB: Tumor kurang dari 5 cm,
dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar
Stadium IIIA: Tumor lebih besar dari 5 cm,
dengan keterlibatan LN. Semua tumor
dengan LN terkena, tidak ada penyebaran
jauh.
Stadium IIIB: Semua tumor dengan
penyebaran langsung ke dinding dada atau
kulit. Semua tumor dengan edema pada
tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
Stadium IV: Semua tumor dengan
metastasis jauh.
Sumber
Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas
stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan
2.5. Epidemiologi
2.5.1. Distribusi dan Frekuensi
Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami
peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara barat maupun
pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia.18 Di Indonesia angka kejadian
36,2 per 100.000 perempuan; Inggris 89,1 per 100.000 perempuan; Australia 84,8 per
100.000 perempuan; Singapura 59,9 per 100.000 perempuan; Malaysia 37 per
100.000 perempuan; Myanmar 32,5 per 100.000 perempuan; Timor Leste 29,6 per
1000.000 perempuan.9
Angka kejadian kanker payudara terbanyak setelah umur 50 tahun dan
jarang pada umur sebelum 30 tahun. Pada golongan umur lebih lanjut seolah-olah
kanker ini jarang dijumpai karena populasi wanita pada golongan umur lebih lanjut
tersebut menurun.20
Insiden kanker payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah
1:100.23 Insiden rate kanker payudara pada laki-laki di Amerika Serikat adalah 1,09
per 100.000 laki-laki sedangkan insiden rate pada wanita adalah 125,10 per 100.000
wanita. 25 Hasil penelitian Nourma Yenti L. Gaol di RS Dr. Pirngadi Medan, proporsi
kanker payudara pada laki-laki adalah 2% dari 148 kasus.26
2.5.2. Determinan
Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui. Namun, ada
beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker
Beberapa alasannya sebagai berikut:15,16
a. Faktor umur
Semakin bertambahnya umur meningkatkan resiko kanker payudara. Wanita
paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita
berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang payudara, namun resikonya
lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun.29
b. Jenis kelamin
Kanker payudara pada pria (male breast cancer) jarang terjadi. Kanker payudara pria paling sering terjadi pada pria antara usia 60 dan 70 tahun. 27. Insiden kanker
payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah 1:100.23
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan, kakak/adik risikonya 2-3 kali lebih tinggi.
d. Faktor hormon
Faktor hormon merupakan faktor yang banyak berpengaruh pada timbulnya
kanker payudara, seperti mendapat haid pertama (menarke) kurang dari 12 tahun
risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarke yang datang
pada usia normal atau lebih dari 12 tahun, mati haid (menopause) setelah umur
55 tahun risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi, tidak menikah /nullipara atau tidak
pernah melahirkan anak risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang
kawin dan punya anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun risikonya
2 kali lebih besar, dan tidak pernah menyusui anak risikonya lebih tinggi untuk
e. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak
(kelainan fibrikostik dan fibroadenoma) atau tumor ganas payudara kontralateral
risikonya 3-9 kali lebih besar.
f. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau
hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan.
g. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih
tinggi.
h. Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker
payudara 11 kali lebih tinggi.
i. Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya
untuk pengobatan keloid risikonya 2-3 kali lebih tinggi.
j. Perubahan gaya hidup: diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi alkohol &
merokok dan obesitas pada menopause.
2.6. Pencegahan
2.6.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan
menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker.21
Ada beberapa cara untuk pencegahan primer kanker payudara antara lain:11,16
b. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker payudara atau yang
berhubungan, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
seperti pil, suntikan dan susuk KB.
c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan. Bagi wanita
beresiko tinggi, lakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama
pada usia di atas 49 tahun.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita
sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap
perubahan yang terjadi pada payudara. Ternyata 75-85% keganasan payudara
ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh
setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan ini
dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila
sudah menopause, lakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan
benjolan di payudara, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.16
Berikut pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan: 19,22
c.1. Pada Waktu Mandi
Periksalah payudara anda pada waktu sedang mandi (bath or shower); tangan anda lebih mudah digerakkan pada kulit yang basah. Telapak tangan
digerakkan dengan lembut kesetiap bagian dari masing-masing payudara.
Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan. Periksa adanya gumpalan, simpul yang keras atau
Sumber: http://www.runforthecure.org/en/self-examination
Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara sendiri pada waktu mandi
c.2. Posisi Berdiri
i. Berdirilah di depan cermin. Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang
tidak lazim, perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau
kulit mengelupas.
ii. Angkat tangan anda ke belakang kepala dan lipat tangan anda di belakang
kepala anda. Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.
iii. Selanjutnya letakkan tangan anda di pinggang, tekan tangan anda dengan kuat
pada pinggang anda dan agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik
bahu dan siku anda ke arah depan. Perhatikan setiap perubahannya.
iv. Angkat lengan kiri anda. Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk
meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati,dan menyeluruh. Mulailah
pada bagian atas paling luar dari payudara kiri anda di jam 12, kemudian
digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.
Tonjolan dari jaringan yang pada lengkung bawah dari masing-masing
papilla mammae, tetap secara melingkar, untuk memeriksa setiap bagian payudara anda termasuk papilla mammae. Pemeriksaan ini paling sedikit membutuhkan 3 gerakan melingkar. Berikan perhatian khusus pada area
diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian di bawah lengan itu
sendiri. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim dibawah kulit.
v. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu, yang terjadi ketika anda
sedang atau tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri, temuilah dokter
anda. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.
[image:36.612.157.489.339.605.2]Sumber: http://visualsonline.cancer.gov
c.3. Posisi Berbaring
Berbaringlah mendatar telentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala
anda dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi
ini akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk
memeriksanya). Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada langkah 4
dan 5 dari posisi berdiri. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.
[image:37.612.218.428.276.383.2]Sumber: http://visualsonline.cancer.gov
Gambar 2.4. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berbaring
d. Memberikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin dapat mengurangi
risiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh
akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon
estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam
perkembangan sel kanker payudara.
e. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta
produk olahannya mengandung fitoestrogen bernama genistein yang dapat
f. Hindari makanan yang banyak mengandung protein dan lemak tinggi, makanan
yang diolah dengan suhu tinggi (cepat saji/junk food), mengandung pemanis/pewarna/pengawet yang berlebihan.
g. Jangan merokok, hindari konsumsi alkohol.
2.6.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan
lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi beresiko tinggi
terhadap kanker, skrining populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu
yang tanpa gejala.16
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Klinik (Anamnesa) 18
Anamnesa, antara lain:
a.1. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya: Benjolan di
payudara, kecepatan tumbuh dengan atau tanpa rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi, krusta, kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan.
a.2. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase, antara lain nyeri
tulang (vertebra, femur), sesak; dan faktor resiko.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis baik inspeksi ataupun
palpasi. Inspeksi dilakukan dengan posisi duduk dan pakaian atas/bra dilepas.
kacak pinggang. Palpasi parenkim dilakukan dengan posisi pasien supine dan
ipsilateral lengan diletakkan di belakang kepala. Jaringan subareolar dan
masing-masing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara sistematis, menyeluruh dan
overlap baik secara sirkuler ataupun radier. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi
untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60%-80% (error 20% - 40%) oleh
karenanya memerlukan pemeriksaan tambahan.15
Pameriksaan fisik, antara lain:18
b.1. Status generalis (Karnofski index)
b.2. Status lokalis: payudara kanan atau kiri atau bilateral, masa tumor (lokasi,
ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit
m.pektoral atau dinding dada)
b.3. Perubahan kulit (kemerahan, dimpling, edema, satelit nodul, peau d’orange,
ulserasi)
b.4. Perubahan puting susu (tertarik, erosi, krusta, keluar cairan dari puting susu)
b.5. Status kelenjar getah bening (KGB) aksila, KGB infra klavikula, KGB supra
klavikula (jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir sesama/sekitar)
b.6. Pemeriksaan pada daerah metastase (lokasi, bentuk, keluhan)
c. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pada pemeriksaan ini sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan
d. Pemeriksaan Radiologik/Imaging
Pemeriksaan radiologik/imaging, antara lain Ultrasonografi (USG)
payudara, Mammografi dan USG abdomen. Bilamana ada indikasi dilakukan Bone scanning, CT Scan.18
d.1. Ultrasonografi (USG) Payudara
Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting
untuk menilai struktur lesi. Lesi solid atau kistik dapat dengan mudah diidenfifikasi
dengan USG, selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat dengan menggunakan USG.
Pada gambaran mamografi dengan densitas fibroglanduler yang padat, pemeriksaan
USG akan memberikan tambahan informasi untuk evaluasi struktur payudara. Oleh
karena itu pemeriksaan mamografi dan USG payudara bersifat saling melengkapi
untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan payudara.18 Penggunaan
USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akuransinya sampai 7,4%. Untuk
pemeriksaan pasien muda (kurang dari 30 tahun). 15
d.2. Mamografi
Mamografi memegang peranan mayor dalam deteksi dini kanker payudara,
sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda.
Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi
mamografi untuk prediksi malignansi adalah 70-80%. Namun akurasi pada pasien
muda (kurang dari 30 tahun) dengan payudara yang padat adalah kurang. Terdapat 2
tipe pemeriksaan mamografi yaitu skrining dan dignosis. Skrining mamografi
dilakukan pada wanita asimptomatik. Mamografi diagnosis dilakukan pada wanita
skrining dan digunakan untuk menentukan ukuran yang tepat, lokasi abnormalitas
payudara, evaluasi jaringan sekitar dan KGB sekitar payudara.15
d.3. Bone Scan, Foto Toraks, USG Abdomen
Pemeriksaan bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang.
Pemeriksaan ini dianjurkan pada kasus advanced local disease, lymfe node
metastasis, distant metastasis dan ada simptom pada tulang. Foto toraks dan USG
abdomen rutin dilakukan untuk melihat adanya metastasis di paru, pleura,
mediastinum dan organ viseral (terutama hepar).15
e. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, antara lain pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastase, reseptor ER dan PR,
tumor marker (hanya untuk di follow up).18
f. Pemeriksaan Histopatologik
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:18
i. Biopsi eksisional dan potong beku untuk tumor <T2
ii. Biopsi insisional dan potong beku untuk tumor operabel >T2 sebelum operasi
definitif dan untuk tumor inoperabel.
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi.
Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) merupakan salah satu prosedur diagnosis awal, untuk evaluasi masa di payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama
untuk evaluasi lesi kistik. Masa persisten atau rekkuren setelah aspirasi berulang
adalah indikasi untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi). Namun, FNAB merupakan
standar) untuk diagnosis definitif. Bila mampu dianjurkan triple diagnosis (klinis, mamografi, FNAB).15
g. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan instrument yang sensitif untuk deteksi kanker payudara,
karena itu MRI sangat baik untuk deteksi local reccurence pasca BCT atau augmentasi payudara dengan implant, deteksi multifocal cancer dan sebagai
tambahan terhadap mamografi pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam
skrining pasien usia muda dengan densitas payudara yang padat yang memiliki resiko
kanker payudara yang sangat tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98% tapi
spesifitasnya rendah, biaya pemeriksaan mahal dan waktu pemeriksaan yang lama
oleh karena itu MRI belum jadi prosedur rutin.15
2.6.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi
akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal.16 Komplikasi apa
yang mungkin akan timbul dapat diantisispasi kalau kita mengetahui jenis kanker itu,
patologinya serta epidemiologinya. Pencegahan tersier itu kiranya hampir sama
dengan terapi atau rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.21
2.7. Pengobatan/Penatalaksaan Medis
Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan ke dalam dua kelompok
besar berdasarkan cara bekerja dan waktu digunakan. Pengobatan kanker ada dua
jenis, yaitu pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pengobatan lokal digunakan
operasi (pembedahan) dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan
yang diberikan dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh
untuk mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara.
Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi, terapi hormon, dan target
terapi.28
2.7.1. Operasi (Pembedahan) 15
Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker
payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic Radical Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin Sparing Mastectomy (SSM), Nipple Sparing Mastectomy (NSP), dan Breast Conserving Treatment (BCT). Jenis-jenis ini memiliki indikasi dan keuntungan serta kerugian yang berbeda-beda.
a. Classic Radical Mastectomy (CRM)
CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,
nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta
diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau
otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini mulai ditinggalkan karena
morbiditas tinggi sementara nilai kuratifitas sebanding dengan MRM.
b. Modified Radical Mastectomy (MRM)
MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,
Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.merupakan
jenis operasi yang banyak dilakukan. Kuratifitas sebanding dengan CRM.
c. Skin Sparing Mastectomy (SSM)
SSM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan
nipple aerola kompleks dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta
diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara
langsung yang umumnya adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap (latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini
yang tidak memenuhi syarat untuk BCT.
d. Nipple Sparing Mastectomy (NSP)
NSP adalah operasi pengankatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan
mempertahankan nipple areola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II.
Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya
adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap
(latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan ukuran 2 cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak terlibat,
kelenjar getah bening N0, hispatologi baik, dan potongan beku sub areola: bebas
tumor.
e. Breast Conserving Treatment (BCT)
BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau
segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika terdapat
dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini memberikan survival yang
sama dengan MRM namun rekkurrensinya lebih besar. Ada tiga syarat yang harus
terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini yakni tepi sayatan bebas tumor (dibuktikan
dengan potong beku), radioterapi dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.
2.7.2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
mengahancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Obat sitostatika dibawa melalui aliran
darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang menembus bood-brain barrier
sehingga obat ini sulit mencapai sistem syaraf pusat.15 Kemoterapi merupakan terapi
sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan
(tambahan). Kemoterapi ajuvan diberikan diberikan kepada pasien yang pada
pemeriksaan histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastasis disebuah
atau beberapa kelenjar. 23 Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah
kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama
dilakukan kemoterapi ajuvan. Contoh kombinasi obat kemoterapi yang diberikan
adalah CMF (cyclophosphmide, methotrexate, dan 5-Fluorourasil), FAC
(5-Fluorourasil, doxorubicin, dan cyclophosphmide), TAC (docetaxel. Doxorubicin, dan
cyclophosphmide), GT (gemcitabine dan paclitaxel).28
2.7.3. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi
tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar
berguna. 23 Radioterapi biasanya diberikan setelah operasi pembedahan lokal dan
dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti dinding dada atau kelenjar getah bening
di dekatnya.28 Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu
terbatas bila kanker sudah tak mampu angkat secara lokal. 23 Radioterapi paliatif
bertujuan meringankan gejala, misalnya: mengurangi rasa sakit, menghentikan
perdarahan atau mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan
ini, radioterapi diberikan dalam jangka pendek misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.38
2.7.4. Terapi Hormon
Terapi hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien
yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai pengobatan
sel-sel kanker yang memiliki reseptor hormon negatif. Penggunaan obat pada terapi
hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas hormon atau menghentikan produksi
hormon. Terapi hormon juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar yang
menghasilkan hormon.
Terapi hormon dapat diberikan sebelum atau setelah pengobatan primer.
Terapi hormon yang diberikan sebelum pengobatan primer bertujuan untuk
membunuh sel-sel kaker dan membantu efektivitas terapi primer. Sementara terapi
hormon yang diberikan setelah pengobatan primer bertujuan untuk meningkatkan
kemungkinan sembuh. Pada dasarnya ada tiga jenis golongan obat-obatan terapi
hormon yang umum digunakan untuk mengobati kanker payudara, antaralain:
hormon estrogen; SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators) yaitu obat-obatan yang menghambat aktivitas hormon estrogen di dalam tubuh; dan ERDs
BAB 3
KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Payudara Sosiodemografi
Umur
Jenis kelamin Suku
Agama Pendidikan Pekerjaan
Status perkawinan Tempat tinggal Keluhan Utama Riwayat Keluarga Stadium Klinik
Jenis Penatalaksanaan Medis Sumber Biaya
Lama Rawatan Rata-rata Keadaan Sewaktu Pulang
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Penderita kanker payudara adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker
payudara yang dirawat inap berdasarkan diagnosa dokter dan tercatat di kartu
status.
3.2.2. Sosiodemografi
a. Umur adalah usia penderita kanker payudara sesuai yang tercatat di kartu status,
dikategorikan atas:29
b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker payudara sesuai yang
tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Laki-laki 2. Perempuan
c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara yang tercatat di kartu
status yang dikategorikan atas :
1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Nias 6. Minang
d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara yang
tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha
e. Pendidikan adalah sekolah formal yang pernah diikuti oleh penderita kanker
payudara sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. SD 2. SMP 3. SLTA
4. Akademi/Sarjana
f. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan penderita kanker payudara
untuk memenuhi kebutuhan hidup, sesuai dengan yang tercatat di kartu status,
dikategorikan atas:
4. Pelajar/Mahasiswa 5. Tidak bekerja
g. Status perkawinan adalah identitas penderita kanker payudara perihal
kehidupan perkawinan sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Kawin
2. Belum Kawin
h. Tempat tinggal adalah daerah dimana penderita kanker payudara menetap
sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Medan 2. Luar Medan
3.2.3. Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh penderita kanker payudara
yang menyebabkan penderita datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan
yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Benjolan pada payudara/ketiak 2. Luka/borok pada payudara
3. Benjolan+puting mengeluarkan darah/pus 4. Benjolan+bengkak pada tangan
5. Benjolan+borok/luka pada payudara 6. Benjolan+kelainan kulit
7. Benjolan+puting masuk ke dalam 8. Benjolan+borok/luka+kelainan kulit 9. Benjolan/luka+sesak nafas
3.2.4. Riwayat keluarga adalah riwayat tentang ada tidaknya keluarga penderita yang
menderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat di kartu status,
dikategorikan atas:
3.2.5. Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penyakit penderita kanker
payudara pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan
yang tercatat di kartu status, yaitu:
1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV
Dalam melakukan uji tabulasi silang, stadium klinis dikategorikan menjadi:36
1. Stadium dini (stadium I, II, dan IIIA) 2. Stadium lanjut (stadium IIIB dan IV)
3.2.6. Jenis penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita
sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu
status, dikategorikan atas:
1. Operasi 2. Kemoterapi
3. Operasi+Kemoterapi 4. Konservatif
Pengobatan konservatif adalah pengobatan yang diberikan di ruang rawat dan hanya
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan penderita bukan pengobatan yang
spesifik untuk kanker payudara.
3.2.7. Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa
perawatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :
3.2.8. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita menjalani perawatan di RS
dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar sesuai
dengan yang tercatat di kartu status.
3.2.9. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita kanker payudara sewaktu
meninggalkan pelayanan rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu
status, dikategorikan atas :
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan desain case series.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1.Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan pertimbangan
tersedianya data penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun
2009-2010.
4.2.2.Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September-April 2012.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1.Populasi
Populasi adalah semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di
RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 sebanyak 106 kasus.
4.3.2.Sampel
Sampel adalah data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU
Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010. Besar sampel sama dengan populasi (total
4.4. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat di kartu status
penderita kanker payudara rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010
yang diperoleh dari rekam medik.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan, dicatat dan diolah dengan menggunakan bantuan
komputer kemudian dianalisa dengan analisa univariat dan dilanjutkan dengan analisa
BAB 5
HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial
Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada
tahun 1930. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini
diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi
Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit
Kota Medan yang dipimpin oleh Dr. Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinannya,
rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan tahun 1952.
Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit
Umum Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para
mahasiswa FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK
USU dengan Rumah Sakit Umum Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan)
FK USU baru dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1968.
Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara
No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama
RSU Dr. Pirngadi Medan.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota
dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebutan
dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.
Sesuai dengan tugasnya RSU Dr. Pirngadi Medan melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, dengan demikian
RSU Dr. Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyelengggarakan pelayanan medis
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
RSU Dr. Pirngadi Medan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non
medis yaitu:
1. Instalasi Patologi Klinik
2. Patologi Anatomi
3. Radiologi
4. Pelayanan Kedokteran Kehakiman
5. Instalasi Rehabilitasi Medik
6. Instalasi Gizi
5.2. Proporsi Penderita Kanker PayudaraBerdasarkan Data Lima Tahun Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap
di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun
No Tahun f %
1 2006 74 19,53
2 2007 100 26,38
3 2008 99 26,12
4 2009 50 13,19
5 2010 56 14,78
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, proporsi penderita kanker
payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi medan pada tahun 2006 terdapat 74
penderita kanker payudara (19,53%), tahun 2007 terdapat 100 penderita kanker
payudara (26,38%), tahun 2008 terdapat 99 penderita kanker payudara (26,12%),
tahun 2009 terdapat 50 penderita kanker payudara (13,19%), dan tahun 2010 terdapat
56 penderita kanker payudara (14,78%).
5.3. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010
5.3.1. Sosiodemografi
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010
No Sosiodemografi Jumlah
f %
1. Umur (tahun) ≤ 40 > 40
17 89
16,04 83,96
Total 106 100
2. Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan
0 106
0,00 100
3. Suku Batak Jawa Melayu Aceh Nias Minang 55 37 6 1 5 2 51,89 34,90 5,66 0,94 4,72 1,89
Total 106 100
4. Agama Islam Kristen Hindu Budha 75 31 0 0 70,75 29,25 0,00 0,00
Total 106 100
5. Pendidikan SD SMP SMA Akademi/Sarjana 7 13 62 24 6,61 12,26 58,49 22,64
Total 106 100
6. Pekerjaan
PNS/Pensiunan IRT Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekerja 41 59 4 1 1 38,68 55,66 3,78 0,94 0,94
Total 106 100
7. Status Perkawinan Kawin Belum Kawin 104 2 98,11 1,89
Total 106 100
8. Tempat Tinggal Medan Luar Medan 68 38 64,15 35,85
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker
(umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan
daerah asal) adalah sebagai berikut : kelompok umur tertinggi adalah kelompok
umur > 40 dengan proporsi 83,96% (89 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40
tahun dengan proporsi 16,06% (17 kasus). Semua penderita kanker payudara adalah
perempuan dengan suku bangsa tertinggi adalah suku Batak dengan proporsi 51,89%
(55 kasus) dan terendah Aceh dengan proporsi 0,94% (1 kasus).
Berdasarkan agama tertinggi adalah Islam dengan proporsi 70,75%
(75 kasus) dan terendah Kristen dengan proporsi 29,25% (31 kasus). Berdasarkan
pendidikan tertinggi adalah SMA dengan proporsi 58,49% (62 kasus) dan terendah
SD dengan proporsi 6,60% (7 kasus). Berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah IRT
dengan proporsi 55,66% (59 kasus) dan terendah pelajar/mahasiswa dan tidak bekerja
dengan proporsi masing-masing 0,94% (pelajar/mahasiswa 1 kasus, tidak bekerja 1