BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.1 Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi
Distribusi proporsi umur penderita PPOK berdasarkan jenis kelamin di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Pada Penderita PPOK di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.1 di atas dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi berada pada kelompok umur ≥60 tahun sebesar 64,5% pada laki-laki dan 11,8% pada perempuan. Proporsi penderita meningkat sejalan dengan pertambahan usia. PPOK merupakan penyakit yang muncul setelah terpapar dalam waktu yang lama dengan
1.8 1.8 18.3 64.5 0 0 1.8 11.8 70 60 50 40 30 20 10 0 10 20 < 40 40-49 50-59 ≥ 60 Proporsi (%) K elo m po k Um ur (T a hu n) perempuan laki-laki
bahan-bahan iritan. Gejala PPOK lebih sering muncul pada usia di atas 50 tahun.21 Pada usia di atas 60 tahun juga daya tahan tubuh akan semakin menurun.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi terbanyak yaitu jenis kelamin laki-laki sebesar 86,4%. Sex ratio penderita PPOK sebesar 635% artinya proporsi penderita laki-laki lebih tinggi dibanding penderita perempuan. Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan merokok yang lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2009 diperoleh prevalensi perokok laki-laki di atas 15 tahun sebanyak 65,9%. Hal ini sangat berbeda jauh dengan prevalensi perokok perempuan yaitu 4,2%.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmatika di RSUD Aceh Tamiang (data 2007-2008) yaitu 70,9% pada laki-laki dan 28,1% pada perempuan dengan proporsi penderita usia di atas 60 tahun sebanyak 80 orang (57,6%).15 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Khairunnisa (data tahun 2009) di rumah sakit yang sama yaitu 84% dari 54 penderita pada usia di atas 60 tahun dengan proporsi laki-laki sebesar 81,5% dan 18,5% pada perempuan.40
b. Agama
Proporsi penderita PPOK berdasarkan agama di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Agama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.2 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita PPOK tertinggi adalah agama Protestan sebesar 56,4%. Hal ini sesuai dengan penelitian Nazli di rumah sakit yang sama pada tahun 2010-2011 proporsi penderita yang beragam Protestan lebih tinggi yaitu 54,5% dari 88 penderita.41 Hal ini bukan berarti penderita yang beragam Protestan lebih berisiko menderita PPOK, akan tetapi hanya menunjukkan penderita PPOK yang berobat ke RSUP HAM Medan lebih tinggi pada penderita yang beragama Protestan.
c. Pendidikan
Proporsi penderita PPOK berdasarkan pendidikan di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram berikut:
56.40% 35.50% 8.20% Agama Kristen Protestan Islam Katolik
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita dengan pendidikan SMA/Sederajat lebih tinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya yaitu 61,8%. Hal ini tidak menunjukkan bahwa penderita PPOK dengan pendidikan SMA lebih berisiko untuk menderita PPOK. Akan tetapi berkaitan dengan penderita PPOK yang berobat ke RSUP HAM Medan lebih tinggi berpendidikan SMA/Sederajat. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi juga kesadaran untuk mencegah faktor risiko dari PPOK masih kurang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmatika (data 2007-2008) di RSUD Aceh Tamiang bahwa proporsi penderita dengan pendidikan SMA/Sederajat sebesar 41%.15 Hasil ini juga sesuai dengan hasil penelitian Manik di RS Haji Medan (data 2000-2002) dengan menggunakan desain case series diperoleh 25% penderita berpendidikan SMA.14 61.80% 15.50% 11.80% 7.30% 3.60% Pendidikan SMA/Sederajat SMP/Sederajat SD/Sederajat Akademi/PT Tidak Sekolah
d. Pekerjaan
Proporsi penderita PPOK berdasarkan pekerjaan di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.4 Diagram Batang Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan
Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbesar pekerjaan penderita adalah pensiunan yaitu 36,4%. PPOK merupakan penyakit yang bersifat progresif, artinya semakin lama akan semakin memburuk dan sifatnya irreversibel.21 Kemungkinan penderita sudah menderita PPOK semasa bekerja. Namun karena gejalanya masih ringan penderita masih berobat di rumah sakit daerah. Hal ini juga dikaitkan dengan RSUP HAM Medan merupakan rumah sakit rujukan dan menerima pengguna jaminan kesehatan askes. Sehingga penderita yang memiliki
36.4 24.5 10.9 9.1 3.6 Pensiunan Petani/pekerja lepas Pegawai negeri Wiraswasta IRT P ro po rsi (%) Pekerjaan
Hal ini sesuai dengan penelitian Manik di RS Haji Medan tahun 2000-2002 sebesar 34,09% pensiunan.14 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Yuarsa di RS Persahabatan Jakarta tahun 2013,dari 85 penderita sebesar 76,5% bekerja sebagai pensiunan.4 Proporsi terendah adalah pegawai swasta sebesar 1,8%. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmatika di RSUD Aceh Tamiang (data 2007-2008).15
e. Tempat Tinggal
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan tempat tinggal pada penderita PPOK di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita PPOK lebih tinggi berada di luar Kota Medan yaitu sebesar 67,3%, sedangkan di kota Medan sebesar 32,7%. Banyaknya penderita yang berasal dari luar Kota Medan disebabkan RSUP HAM Medan merupakan rumah sakit rujukan dari Rumah Sakit Umum
67.30% 32.70%
Tempat Tinggal
Luar Kota Medan Medan
Daerah (RSUD) setiap kabupaten di Sumatera Utara dan beberapa provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Selain itu juga kemungkinan disebabkan tersedianya pelayanan kesehatan lain di wilayah Kota Medan sehingga perilaku pengobatan masyarakat Kota Medan bervariasi.
5.1.2 Keadaan Medis a. Keluhan
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan keluhan di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.6 Diagram Batang Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa keluhan yang paling sering dialami penderita adalah sesak napas dan batuk. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmatika di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008.15
100 88.2 79.1 79.1 42.7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
sesak napas Batuk Produksi Sputum lain-lain Mengi P ro po rsi (%) Keluhan Keluhan
Sesak napas merupakan keluhan utama penderita PPOK. Terjadinya penyempitan aliran napas menyulitkan penderita untuk bernapas. Batuk terjadi karena adanya peningkatan reaktivitas terhadap sel-sel yang sudah mati yang akan dikeluarkan dan meningkatnya produksi sputum. Gejala lain juga akan menyertai gejala ini, akan tetapi gejala yang paling sering muncul adalah sesak napas dan batuk.17
b. Tingkat Keparahan
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan keluhan di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.7 Diagram Batang Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Tingkat Keparahan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa dari 28 penderita (25,5%) yang tercatat tingkat keparahannya, proporsi tertinggi berada pada stadium ringan sebesar 50%. Pada stadium ringan gejala sudah ada namun muncul pada aktivitas sedang.
50 25 14.3 10.7 0 10 20 30 40 50 60
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
pr o po rsi (%) Tingkat Keparahan
Pada saat penderita sudah mengalami gejala PPOK, mereka sudah memeriksakan diri ke rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan penderita yang kebanyakan adalah pensiunan. Tingkat pengetahuan dan kesadaran untuk memeriksakan diri sudah lebih baik. Data tingkat keparahan yang tersedia hanya 28 penderita sehingga tidak mewakili keseluruhan data.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.8 Diagram Batang Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.8 dapat dilihat bahwa dari 67 (60,9%) penyakit sebelumnya yang tercatat proporsi tertinggi adalah TB Paru dan Hipertensi masing-masing 28,4%. Penderita yang pernah mengalami TB Paru akan mengalami penurunan fungsi faal paru lebih besar sejalan dengan waktu daripada orang yang
28.4 28.4 20.9 13.4 9 0 10 20 30
TB Paru Hipertensi Bronkitis kronis
Asma bronkial Lebih dari satu penyakit
pro
po
rs
(%)
memiliki paru yang normal sehingga lebih berisiko terhadap berkembangnya PPOK.16 Hipertensi merupakan penyakit penyakit penyerta.
Bahan alergen yang masuk ke dalam sistem pernapasan penderita asma bronkial akan merangsang pembentukan IgE. Ikatan antara IgE dengan antigen dan sel mast akan menyebabkan degranulasi sel mast sehingga keluarlah mediator. Mediator tersebut akan memproduksi elastase, dan merangsang pembentukan prostaglandin, tromboksan, lekotriena, dan anion superoksida. Hal ini menunjukkan keseimbangan protease dan antiprotease akan terganggu. Apabila hal ini terjadi maka akan terjadi destruksi jaringan paru.17
d. Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan komplikasi di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 5.9 Diagram Batang Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Komplikasi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
63.1 27.7 9.2 0 10 20 30 40 50 60 70
Eksaserbasi Kor Pulmonal Lain-lain
pro
po
rsi
(%)
Berdasarkan Gambar 5.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi dari penderita PPOK tertinggi adalah eksaserbasi sebesar 63,1%.
Eksaserbasi merupakan peningkatan respon inflamasi pada saluran pernapasan oleh bahan-bahan iritan dan zat kimia. Hal ini juga dipicu oleh adanya infeksi bakteri atau virus.16 Terdapatnya sputum yang purulen pada saluran pernapasan penderita menjadi tempat berkoloni bakteri maupun virus sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan infeksi pada jalan napas.
e. Riwayat Merokok
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan riwayat merokok di RSUP HAM Medan tahun 2012 dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Riwayat Merokok di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang memiliki riwayat merokok lebih tinggi sebesar 70,9% dibanding dengan penderita
70.90% 29.10%
Riwayat Merokok
Merokok/pernah merokok Tidak merokok
terdapat 96,2% diantaranya adalah penderita laki-laki dan 3,8% berjenis kelamin perempuan. Dari seluruh 58 penderita yang tercatat lama merokoknya, semua berada pada umur ≥ 50 tahun. Zat-zat yang terkandung di dalam rokok merupakan bahan iritan sehingga menyebabkan peradangan pada aliran napas maupun alveoli. Hal ini juga berkaitan dengan jumlah rokok yang dikonsumsi dan lama merokok. Semakin banyak rokok yang dikonsumsi dan semakin lama penderita merokok maka akan semakin berisiko untuk menderita PPOK.21 Hal ini juga kemungkinan berkaitan dengan faktor usia harapan hidup, mengingat penderita yang memiliki riwayat mengonsumsi rokok lebih tinggi pada usia di atas 50 tahun.
Hal ini sejalan dengan penelitian Khairunnisa (2010), dari 25 penderita yang memiliki riwayat merokok 64% diantaranya adalah perokok derajat berat.30 Hasil ini sesuai dengan penelitian Nazli pada tahun 2010-2011 di rumah sakit yang sama sebesar 77,2% pada penderita yang memiliki riwayat merokok.41 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Manik di RS Haji Medan tahun 2000-2002 yaitu 51,52% pada penderita yang memiliki riwayat merokok.14