• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Proporsi Penderita Gagal Ginjal Berdasarkan Keadaan Sewaktu PulangSewaktu Pulang

HASIL PENELITIAN

6.7. Distribusi Proporsi Penderita Gagal Ginjal Berdasarkan Keadaan Sewaktu PulangSewaktu Pulang

Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi penderita gagal ginjal berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah PBJ yaitu 42,5% dan yang terendah adalah sembuh yaitu 0,9%.

Hal ini dapat terjadi karena pengobatan gagal ginjal, terutama untuk gagal ginjal kronik memerlukan tindakan pengobatan yang berkelanjutan dan terus menerus, dimana pengobatan penderita masih dapat dilakukan dengan berobat jalan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Flora di RSUP H Adam Malik Medan (2008), dimana proporsi keadaan sewaktu pulang penderita GGK yang terbesar adalah Pulang Berobat Jalan (55,8%).24Juga sesuai dengan penelitian Marlina di RSU Dr. Pirngadi Medan (2009), dimana proporsi keadaan sewaktu pulang penderita GGA yang terbesar adalah Pulang Berobat Jalan (44%).13

Berdasarkan gambar 6.11. terdapat 0,9% (satu orang penderita) dengan keadaan sewaktu pulang sembuh. Penderita berusia 42 tahun tersebut merupakan penderita gagal ginjal dengan jenis gagal ginjal akut dengan penyakit yang menyertai tumor pinggang. Dalam masa pengobatannya selama 34 hari penderita menjalani penatalaksanaan medis berupa diet+obat dan operasi tumor.

Pada kasus penderita Gagal Ginjal Akut (GGA), ginjal akan berfungsi normal bila penyebabnya dapat diatasi, sehingga pengeluaran urin kembali normal, dengan demikian keadaan fisik secara menyeluruh dapat pulih.6 Bila ditinjau dari pulihnya fungsi ginjal maka bila penyebabnya prarenal, nekrosis tubular akut dan nefropati asam urat umumnya fungsi ginjal akan kembali normal. Tetapi bila penyebabnya glomerulonefritis progresif cepat, thrombosis vena renalis bilateral atau nekrosis korteks bilateral, fungsi ginjal biasanya tidak bisa pulih kembali dan dapat berakhir dengan gagal ginjal terminal.42

Angka penderita meninggal sebesar 39,6%, dimana 33 (78,6%) diantaranya merupakan penderita dengan jenis kelamin laki-laki dan 9 (21,4%) dengan jenis kelamin perempuan. Penderita yang meninggal terbesar dengan penyakit yang

menyertai DM+Hipertensi 28,6% (CFR= 33,3%). Penderita gagal ginjal dengan biaya sendiri memiliki angka CFR yang paling tinggi yaitu 42,3%, untuk penderita bukan dengan biaya sendiri CFR=38,75%., dimana lama rawatan penderita dengan biaya sendiri yaitu 4 hari dan bukan dengan biaya sendiri selama 7 hari.

6.8. Analisa Statistik

6.8.1. Distribusi Proporsi Penyakit Yang Menyerai Berdasarkan Jenis Gagal Ginjal

Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Penyakit Yang Menyertai Berdasarkan Jenis Gagal Ginjal Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi penderita GGA dengan penyakit yang menyertai penyakit degeneratif 53,8% dan bukan penyakit degeneratif 46,2%. Proporsi penderita GGK dengan penyakit menyertai penyakit degeneratif 75,3% dan bukan penyakit degeneratif 24,7%. Data diatas menunjukkan dari kedua jenis gagal ginjal penyakit degeneratif memiliki angka terbesar.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,105 artinya tidak ada perbedaan bermakna penyakit yang menyertai dengan jenis gagal ginjal.

Sebesar 87,7% penderita gagal ginjal yang berobat ke RS Haji Medan pada tahun 2009 merupakan penderita gagal ginjal dengan sindrom kronik. Gagal Ginjal Kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang sifatnya menahun dan progresif dimana penyakit metabolik seperti hipertensi dan diabetes dapat memicu progresifitas kerusakan ginjal apabila tidak dikontrol dan ditangani. Sebaliknya hipertensi dan diabetes juga dapat memicu timbulnya kerusakan nefron pada ginjal akibat terganggunya kerja ginjal dalam filtrasi darah. Sedangkan gagal ginjal akut merupakan sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang sifatnya mendadak dan cepat.8

6.8.2. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya

Gambar 6.13. Diagram Bar Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi penderita gagal ginjal dengan biaya sendiri yang menjalani hemodialisa dan tidak hemodialisa, masing-masing 13 penderita (50%). Proporsi penderita yang bukan dengan biaya sendiri menjalani hemodialisa sebanyak 58 penderita (72,5%) dan 22 penderita (27,5%) tidak menjalani hemodialisa.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,034 artinya ada perbedaan bermakna proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya. Proporsi penderita yang menjalani hemodialisa terbesar bukan dengan biaya sendiri.

Terdapat 18,3% penderita (13 penderita) yang menjalani hemodialisa dengan biaya sendiri. Dari data yang tercatat di kartu status 5 diantaranya (38,5%) merupakan ibu rumah tangga, wiraswasta 3 penderita (23,1%), PNS 1 penderita (7,7%), bertani 1 penderita (7,7%), dan 3 penderita yang pekerjaannya tidak tercatat di kartu status. Dari 13 penderita, 10 orang merupakan penderita yang berasal dari Kota Medan dan 3 lainnya merupakan penderita yang berasal dari luar Kota Medan. Lama rawatan rata-rata penderita yang menjalani hemodialisa dengan biaya sendiri yaitu, 6,08 atau 6 hari. Penderita dengan lama rawatan tercepat, yaitu 1 hari, menjalani satu kali hemodialisa dengan keadaan sewaktu pulang meninggal. Penderita dengan lama rawatan terpanjang, yaitu 13 hari menjalani 3 kali hemodialisa dan pulang berobat jalan.

Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan hemodialisa masih relatif mahal. Biayanya mencapai lima ratus ribu hingga satu juta rupiah dalam satu kali menjalani dialisa dengan biaya perawatan empat sampai lima juta rupiah dalam satu bulan. Di Indonesia, dari 70 ribu penderita gagal ginjal hanya sekitar 10% yang mendapat pengobatan dialisa.6

6.8.3. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Gagal Ginjal

Gambar 6.14. Diagram Bar Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Gagal Ginjal Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita gagal ginjal dengan jenis gagal ginjal akut terdapat 7 penderita (53,8%0 yang menjalani hemodialisa dan 6 penderita yang tidak menjalani hemodialisa (46,2%).

Proporsi penderita gagal ginjal dengan jenis gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebanyak 64 penderita (68,8%) dan 29 penderita (31,2%) yang tidak menjalani hemodialisa.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,282 artinya tidak ada perbedaan bermakna proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan jenis gagal ginjal. Hal ini berkaitan dengan mayoritas (87,7%) penderita gagal ginjal yang dirawat berjenis Gagal Ginjal Kronik dan hanya 12,3% dengan jenis Gagal Ginjal Akut. 6.8.4. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyakit yang

Menyertai

Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyakit Yang Menyertai Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.15. dapat dilihat bahwa proporsi penderita gagal ginjal dengan penyakit degeneratif, 67,5% menjalani hemodialisa dan 32,5% tidak menjalani hemodialisa. Proporsi penderita yang bukan dengan penyakit degeneratif 65,5% menjalani hemodialisa dan 34,5% tidak menjalani hemodialisa.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,844 artinya tidak ada perbedaan bermakna proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyakit yang menyertai.

6.8.5. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.16. dapat dilihat bahwa proporsi penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisa, terdapat 43,7% pulang berobat jalan, 42,2% meninggal, 14,1% pulang atas permintaan sendiri dan tidak ada yang sembuh (0%).

Proporsi penderita gagal ginjal yang tidak menjalani hemodialisa, terdapat 40 % pulang berobat jalan, 34,2% meninggal, 22,9% pulang atas permintaan sendiri dan 2,9% pulang sembuh.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square terdapat 2 sel (25%) yang mempunyai expected count< 5 sehingga analisa statistik tidak dapat dilakukan.

6.8.6. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penyakit Yang Menyertai

Gambar 6.17. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penyakit Yang Menyertai Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.17. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita gagal ginjal dengan penyakit degeneratif adalah 9,91 hari (10 hari), dan penderita gagal ginjal bukan dengan penyakit degeneratif yaitu 8,66 hari (8 hari).

Berdasarkan hasil uji statistik t test diperoleh p = 0,578 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan penyakit yang menyertai.

6.8.7. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar 6.18. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan Gambar 6.18. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita gagal ginjal yang pulang atas permintaan sendiri 13 hari, pulang berobat jalan 11 hari, dan meninggal 6 hari.

Berdasarkan hasil uji statistikAnovadiperoleh p > 0,022 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Penderita yang meninggal lama rawatannya lebih singkat dari pada pulang berobat jalan dan pulang pulang atas permintaan sendiri.

Dari 45 penderita gagal ginjal yang pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 9 hari 26,7% diantaranya merupakan PNS, ibu rumah tangga 24,4%, pensiunan PNS 8,9%, wiraswata 4,4% dan tidak tercatat di kartu status sebesar 33,3%. Mayoritas penderita (60%) berasal dari Kota Medan, dimana yang menjalani hemodialisa sebesar 68,9% dan tidak hemodialisa 31,1% dengan sumber biaya terbesar bukan biaya sendiri (80%).

Dari 18 penderita yang pulang atas permintaan sendiri dengan lama rawatan rata-rata 11 hari, 22,2% diantaranya adalah PNS, wiraswasta 16,7%, dan IRT 16,7%. Penderita yang berasal dari Kota Medan 61,1%, dimana penderita yang menjalani hemodialisa 55,6% dan tidak hemodialisa 44,4% dengan sumber biaya terbesar bukan biaya sendiri (66,7%).

Dari 42 penderita yang meninggal dengan lama rawatan rata-rata 12 hari, 26,2% diantaranya merupakan PNS, wiraswasta 16,7%, IRT 11,9% dan pensiunan 4,8%. Proporsi yang berasal dari Kota Medan sama dengan yang Dari Luar Kota Medan, dimana yang menjalani hemodialisa sebesar 71,4% dengan biaya terbesar bukan biaya sendiri (73,8%).

BAB 7

Dokumen terkait