• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan

6.1.1. Umur

Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Umur di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.1 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun yaitu 76,4% sedangkan kelompok umur ≤ 40 tahun 23,6%. Penderita kanker payudara termuda beruasia 23 tahun dan penderita tertua berusia 75 tahun yang keduanya datang berobat setelah kanker memasuki stadium IV.

Usia >40 tahun merupakan usia risiko tinggi terkena kanker payudara dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia. Hal ini dikarenakan pada

98.0% 2.0%

perempuan laki -laki

abnormal yang dapat menimbulkan kanker lebih besar. Selain itu, efek akibat akumulasi dari zat-zat kimia dalam makanan yang bersifat karsinogenik dan mangandung lemak tinggi yang dikonsumsi sejak muda seringkali muncul setelah seseorang memasuki usia tua yang juga mengalami penurunan daya tahan tubuh.30

Hal ini sesuai dengan data WHO (2002) yang menyatakan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia > 40 tahun.7 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nurmaya (2008) di RS St Elisabeth Medan dengan desain

case series yang menemukan proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada kelompok umur

> 40 tahun yaitu sebesar 74,8%. 31

Pada penelitian ini tidak diketahui kapan umur penderita mulai menderita kanker payudara, yang diketahui hanya umur penderita sewaktu datang dan dirawat di rumah sakit.

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008 Berdasarkan gambar 6.2 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu 98% dan terendah adalah laki – laki yaitu 2%. Ketiga penderita kanker payudara laki-laki datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan stadium lanjut yang disertai metastase paru dan setelah dirawat beberapa hari 1 orang penderita meninggal dunia dan 2 orang pulang berobat jalan.

Penderita kanker payudara terbanyak adalah perempuan. Hal ini dihubungkan dengan kadar hormon estrogen yg dominan pada perempuan. Estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh kembang organ seksual wanita tetapi dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi penyebab awal kanker payudara. Ini disebabkan karena adanya reseptor (penyekat) estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar susu. Jika estrogen menempel pada saluran ini, lama-kelamaan akan mengubah sel-sel epitel tersebut menjadi sel kanker.23 Kanker payudara juga terjadi pada pria dan umumnya lebih agresif dibanding dengan yang menyerang perempuan. Hal ini disebabkan payudara laki-laki memiliki lemak yang lebih sedikit sehingga kanker lebih cepat menyebar ke otot dinding dada dan kulit. Faktor risiko terjadinya kanker payudara pada pria antara lain adanya sindrom klinefelter, pemajanan terhadap radiasi dan riwayat gondong orthritis. 23

Hasil penelitian ini sejalan dengan Otto S. Dkk (2005) dalam Buku Saku Keperawatan Onkologi yang menyatakan frekuensi kanker payudara pada wanita

45.3 27 10.1 7.4 6.8 3.4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Batak Jawa Melayu Minang Aceh Dan Lain-

lain Suku P ro p o rs i ( % )

(2004) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan yang menemukan sebanyak 109 kasus kanker payudara (100%) pada wanita.32

6.1.3. Suku

Gambar 6.3 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.3 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan suku tertinggi adalah batak yaitu 45,3% dan terendah adalah lain – lain yang terdiri dari 2 penderita suku nias, 2 penderita suku tionghoa dan 1 penderita suku gayo dengan proporsi sebesar 3,4%. Penderita suku Batak terdiri dari 39 penderita batak Toba, 4 penderita batak Karo, 3 penderita batak Simalungun dan 21 penderita batak Mandailing.

Hal ini bukan merupakan indikasi keterkaitan suku dengan penyakit kanker payudara namun hanya karena kunjungan terbanyak di RSUD Dr. Pirngadi berdasarkan suku adalah suku Batak. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

71.6% 27.7%

0.7%

Islam Kristen Budha

penelitian Masdelilah (2004) di RSUD Dr Pirngadi Medan yang menemukan proporsi suku penderita karsinoma kulit tertinggi adalah suku Batak (62,3%).33 6.1.4. Agama

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Agama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.4 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam yaitu 71,6% dan terendah agama Budha yaitu 0,7% sedangkan penderita beragama Hindu dan Konghucu tidak ada.

Hal ini terjadi bukan karena agama Islam lebih berisiko untuk menderita kanker payudara namun karena penderita kanker payudara yang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan lebih banyak yang beragama Islam. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siallagan S (2004) di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang menemukan proporsi agama penderita kanker payudara tertinggi adalah agama Islam

11.5%

20.3% 41.9%

26.3%

SLTA SMP SD Akademi/ Perguruan Tinggu

6.1.5. Pendidikan

Gambar 6.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008 Berdasarkan gambar 6.5 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan tertinggi adalah SLTA yaitu 42,9% dan terendah adalah Akademi/ Perguruan Tinggi yaitu 11,5%.

Hal ini bukan indikasi adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan kejadian kanker payudara namun karena penderita kanker payudara yang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan mayoritas berpendidikan SLTA.

16.9 2 5.4 2 72.3 1.4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pegawai Negeri Pegawai Swasta

Wiraswasta Petani Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja P ro p o rs i ( % ) 6.1.6. Pekerjaan

Gambar 6.6 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.6 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu 72,3% dan terendah adalah yang tidak bekerja yaitu 1,4%.

Hal ini dapat dihubungkan dengan proporsi jenis kelamin penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada perempuan (98%). Penderita yang tidak bekerja berusia 41 dan 48 tahun dengan status perkawinan belum menikah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purba NM (2004) di RS St Elisabeth Medan Tahun 2000 – 2002 yang menemukan proporsi pekerjaan penderita kanker payudara tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu 57,8 %.32

98.0% 2.0%

Menikah Tidak Menikah

6.1.7. Status Perkawinan

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.7 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah menikah yaitu 98% dan 2% belum menikah.

Hasil penelitian ini belum dapat menyimpulkan bahwa status perkawinan mempengaruhi terjadinya kanker payudara. Hal ini kemungkinan terjadi karena proporsi usia penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada usia > 40 tahun yang merupakan usia yang selayaknya sudah menikah. Penderita yang belum menikah sebanyak 3 orang (2%) berusia 25 tahun, 40 tahun dan 48 tahun serta berjenis kelamin perempuan.

55.4% 44.6%

Kota Medan Luar Kota Medan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Provinsi Riau Pekan Baru Tahun 2000 – 2004 yang menemukan proporsi status perkawinan penderita kanker payudara tertinggi adalah menikah 97,1%.34

6.1.8. Daerah Asal

Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Daerah Asal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.8 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan daerah asal tertinggi adalah kota Medan yaitu 55,4% dan 44,6% berasal dari luar kota Medan.

Hal ini disebabkan karena RSUD Dr. Pirngadi merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang melayani masyarakat kota Medan dan menerima rujukan sehingga memungkinkan penderita tidak hanya datang dari kota Medan tetapi juga dari luar kota Medan. Penderita yang berasal dari luar kota Medan adalah penderita

95.9 35.1 4 25 4 0 20 40 60 80 100 120 Benjolan di payudara Luka/borok pd payudara

Putting sakit dan mengeluarkan nanh/darah Kelainan kulit payudara Sesak nafas P ro p o rs i ( % )

Padang Sidimpuan, NAD, Batam, Tapanuli Utara, Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan, Siantar, Tanjung Balai dan Langkat.

6.1.9. Keluhan Utama

Gambar 6.9 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gejala Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Penderita yang datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi dengan gejala klinis terbanyak adalah benjolan di payudara yaitu 95,9% dan hanya 4,1% penderita yang tidak merasakan benjolan di payudara. Sedangkan gejala paling sedikit adalah yang merasakan sesak nafas dan puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah yaitu masing- masing 4% yang berarti sebesar 96% penderita tidak merasakan gejala tersebut.

35.1 23 17.6 16.2 4.1 2 1.3 0.7 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Benjolan di payudara Benjolan + kelainan kulit Benjolan + luka/borok Luka/borok pada payudara yang tidak sembuh

Sesak nafas Puting sakit dan keluar nanah/ darah Benjolan + luka/borok + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/ darah Benjolan + Kelainan kulit + puting mengeluarkan nanh/darah

Gambar 6.10 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Berdasarkan gambar 6.10 di atas diketahui proporsi keluhan utama penderita kanker payudara yang tertinggi adalah benjolan di payudara yaitu 35,1% dan terendah adalah benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah + edema yaitu 0,7%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Provinsi Riau Pekan Baru Tahun 2000 – 2004 yang menemukan keluhan utama penderita kanker payudara yang terbanyak adalah benjolan di payudara yaitu sebanyak 89,9%.34 Benjolan di payudara merupakan gejala yang paling umum ditemukan pada penderita kanker payudara.11

4.8% 13.5%

15.5%

35.1%

31.1%

stadium IIIB Stadium IV Stadium IIIA Stadium II Stadium I

6.1.11.Stadium Klinis

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008 Berdasarkan gambar 6.10 di atas diketahui proporsi stadium klinis penderita kanker payudara tertinggi adalah stadium IIIB yaitu 35,1% dan terendah adalah stadium I yaitu 4,8%. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pada umumnya penderita kanker payudara datang berobat setelah stadium lanjut. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penderita tentang kanker payudara atau sudah mengetahui tetapi tidak segera mencari pengobatan karena belum merasa terganggu karena kanker payudara stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.11 Di Indonesia,70% penderita kanker payudara datang ke dokter setelah stadium lanjut.26

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmaya (2008) dengan desain

Case Series di RS St Elisabeth Medan Tahun 2003 – 2007 yang menemukan proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada stadium III yaitu sebesar 42,7%.31

6.1.12.Lama Rawatan Rata – Rata

Lama rawatan rata – rata penderita kanker payudara adalah 8,3 hari (8 hari).

Standart Deviation (SD) 9,040 hari dengan Coefisien of variation (CoV) 108,91%, menunjukkan bahwa lama rawatan penderita kanker payudara bervariasi dimana lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 68 hari.

Lama rawatan rata – rata penderita kanker payudara adalah 8 hari, hal ini disebabkan sebagian besar penderita (73,6%) melakukan pengobatan dengan berobat jalan setelah beberapa hari menjalani rawat inap di rumah sakit. Penderita dengan lama rawatan 1 hari sebanyak 11 kasus dengan 7 kasus meninggal dunia akibat metastase kanker payudara karena penderita datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut. 9 kasus berumur > 40 tahun dan seluruh penderita berjenis kelamin perempuan.

Penderita dengan lama rawatan 68 hari sebanyak 1 kasus. Penderita tersebut berjenis kelamin laki – laki dan berusia 56 tahun (>40 tahun) yang datang ke rumah sakit juga dalam stadium lanjut disertai metastase paru. Setelah dirawat selama 68 hari, penderita diijinkan pulang oleh pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan dan melanjutkan pengobatan dengan berobat jalan.

52.0%

20.3% 18.9%

8.8%

Kemoterapi operasi operasi + kemoterapi Terapi hormon 6.1.13.Jenis Pengobatan

Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Pengobatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.11 di atas diketahui proporsi jenis pengobatan penderita kanker payudara tertinggi adalah kemoterapi 52% dan terendah adalah hormon terapi 8,8%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurlela (2005) di RS Haji Medan dengan desain Case Series yang menemukan jenis pengobatan terbanyak adalah kemoterapi (47,8%).35

Pengobatan penyakit kanker payudara tidak hanya satu jenis tetapi merupakan perpaduan antara beberapa jenis pengobatan. Operasi diberikan kepada penderita yang belum mengalami metastase. Kemoterapi diberikan setelah operasi dengan tujuan untuk membunuh sel kanker yang kemungkinan masih ada. Terapi hormon diberikan sebagai terapi paliatif.36 Penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi yang diberi kemoterapi merupakan penderita yang telah menjalani operasi di rumah

58.8% 35.8%

5.4%

Jamkesmas Askes Biaya sendiri/umum

sakit lain dan datang ke RSUD Dr Pirngadi untuk mendapatkan pengobatan yang berkelanjutan, termasuk disini penderita kanker yang kambuh lagi.

6.1.14.Sumber Pembiayaan

Gambar 6.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Dari gambar 6.13 di atas diketahui proporsi sumber pembiayaan penderita kanker payudara tertinggi adalah jamkesmas 58,8% dan terendah adalah biaya sendiri/umum 5,4%.

Hal ini terjadi karena RSUD Dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pemerintah yang lebih banyak melayani peserta Askes dan Jamkesmas. Dan dapat diasumsikan mayoritas penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah masyarakat dengan status sosial dan ekonomi menengah kebawah.

8.8%

17.6%

73.6%

PBJ Meninggal PAPS

6.1.15.Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar 6.14 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.14 di atas diketahui proporsi keadaan sewaktu pulang penderita kanker payudara tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 73,6% dan terendah adalah pulang atas permintaan sendiri yaitu 8,8%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Propinsi Riau Pekan Baru yang menemukan proporsi keadaan penderita kanker payudara sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 86%.34 Hal ini terjadi karena pengobatan kanker payudara memerlukan tindakan yang berkelanjutan sehingga penderita kanker payudara dianjurkan untuk berobat jalan.

Penderita yang pulang atas permintaan sendiri meninggalkan rumah sakit dengan alasan ingin mencoba pengobatan alternatif dan keluarga ingin merawat pasien di rumah saja karena menurut mereka kondisi pasien sudah membaik.

Dari 26 (17.6%) penderita kanker payudara yang meninggal dunia, 16 penderita datang berobat setelah kanker memasuki stadium IV, 9 penderita datang dengan stadium IIIB dan 1 penderita datang dengan stadium IIIA. Penderita termuda yang meninggal berusia 35 tahun dan tertua berusia 70 tahun. 25 penderita perempuan dan 1 penderita laki-laki.

22 24.5 78 75.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

stadium dini stadium lanjut

P ro p o rs i ( % ) ≤ 40 tahun > 40 tahun 6.2. Analisa Statistik

6.2.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinis

Gambar 6.15 Diagram Batang Umur Penderita Kanker Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Berdasarkan gambar 6.15 di atas diketahui bahwa dari seluruh penderita kanker payudara stadium dini (stadium I, II dan IIIA), proporsi tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun 78 % dan 22% pada kelompok umur ≤ 40 tahun. Demikian juga dari seluruh penderita kanker payudara stadium Lanjut, proporsi tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun 75,5% dan 24,5% pada kelompok umur ≤ 40.

Hasil uji Chi Square diperoleh p = 0,736 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan stadium klinis. Proporsi umur penderita kanker payudara tertinggi pada setiap stadium berada pada kelompok umur > 40 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian American Cancer Society (2006) yang menyatakan bahwa umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko yang lebih besar

68 2 2 12 0 0 0 18.5 2 33.7 1 2 6.1 16 16.3 20.4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Benjolan di payudara Puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah Benjolan + luka/borok Benjolan +luka/borok + kelainan kulit + putting mengeluarkan nanah/darah Stadium Dini Stadium Lanjut

untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia.22

6.2.2. Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinis

Gambar 6.16 Diagram Batang Keluhan Utama Penderita Kanker Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 Berdasarkan gambar 6.16 di atas diketahui bahwa proporsi penderita kanker payudara stadium dini berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah benjolan di payudara 68%. Dan proporsi penderita kanker payudara stadium lanjut berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah benjolan + kelainan kulit 33,67% sedangkan terendah adalah benjolan + luka/borok + kelainan kulit + puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah 1,02%.

Pada stadium dini, tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara yang belum menunjukkan kelainan yang dapat didiagnosa

14 23.5 50 53 36 10.2 0 13.3 0 10 20 30 40 50 60

Stadium Dini Stadium Lanjut

P ro p o rs i ( % )

Operasi Kemoterapi Operasi + kemoterapi terapi hormon

yang dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik dengan melihat perubahan ukuran, warna dan bentuk kulit payudara.11

Analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 8 sel (50%) yang mempunyai expected count < 5. 6.2.3. Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis

Gambar 6.17 Diagram Batang Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Berdasarkan gambar 6.17 di atas diketahui bahwa proporsi penderita kanker payudara stadium dini berdasarkan jenis pengobatan tertinggi adalah kemoterapi 50% sedangkan terapi hormon tidak ada. Dan proporsi penderita kanker payudara stadium lanjut berdasarkan jenis pengobatan tertinggi juga adalah kemoterapi 54,1% sedangkan terendah adalah operasi + kemoterapi 10,2%.

Hasil uji Chi Square diperoleh p = 0,000 artinya ada perbedaan yang signifikan antara jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis. Penerapan pengobatan kanker payudara banyak tergantung pada stadium klinis. Pada stadium dini,

8.73 7.54 6.62 0 2 4 6 8 10 PBJ Meninggal PAPS K ead aan S ew akt u P u lan g

Lama Rawatan Rata - Rata

pengobatan yang biasanya diberikan adalah operasi, radioterapi dan kemoterapi tanpa terapi hormonal sedangkan pada stadium lanjut disertai dengan terapi hormon.36

6.2.4. Lama Rawatan Rata – Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar 6.18 Diagram Batang Lama Rawatan Rata - Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2008

Berdasarkan gambar 6.18 di atas diketahui lama rawatan rata – rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang yaitu penderita pulang berobat jalan lama rawatan rata – rata nya adalah 8,73 hari, pulang atas permintaan sendiri lama rawatan rata – rata nya adalah 6,62 dan lama rawatan rata – rata penderita yang meninggal adalah 7,54 hari.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Anova diperoleh p = 0,646 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara lama rawatan rata – rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1. Berdasarkan sosiodemografi diperoleh proporsi penderita kanker payudara tertinggi pada kelompok umur > 40 tahun 76,4%, Jenis kelamin perempuan 98%, suku Batak 45,3%, agama Islam 71,6%, pendidikan SMA 41,9%, pekerjaan ibu rumah tangga 72,3%, status perkawinan menikah 98%, asal daerah kota Medan 55,4%.

7.1.2. Berdasarkan keluhan utama diperoleh proporsi tertinggi adalah benjolan di payudara 35,1%.

7.1.3. Berdasarkan stadium klinis diperoleh proporsi tertinggi stadium IIIB 35,1%. 7.1.4. Lama rawatan rata – rata penderita kanker payudara 8,3 hari dengan SD =

9,040 hari.

7.1.5. Berdasarkan jenis pengobatan diperoleh proporsi tertinggi adalah kemoterapi 52%.

7.1.6. Berdasarkan sumber pembiayaan diperoleh proporsi tertinggi adalah Jamkesmas 58,8%.

7.1.7. Berdasarkan keadaan sewaktu pulang diperoleh proporsi tertinggi adalah pulang berobat jalan dengan proporsi 73,6%.

7.1.8. Hasil uji Chi Square ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan stadium klinis (p =0,736).

7.1.9. Hasil uji Chi Square ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis (p =.0,000).

7.1.10.Analisa statistik dengan uji Chi square tidak dapat digunakan untuk melihat perbedaan proporsi antara stadium klinis berdasarkan keluhan utama karena

expected count lebih dari 25%.

7.1.11.Hasil uji Anova ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara lama rawatan rata – rata dengan keadaan sewaktu pulang (p = 0,646).

7.2. Saran

7.2.1. Pada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan SADARI dan memeriksakan diri secara rutin ke rumah sakit sebagai deteksi dini kanker payudara.

7.2.2. Pada wanita dan pria yang menemukan adanya benjolan di payudara maka disarankan agar segera memeriksakan diri sehingga dapat segera ditangani. 7.2.3. Pada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem

pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan RI, 2003. Visi Misi Indonesia Sehat 2010. DEPKES RI, Jakarta

2. ---, 2009. Pidato Peringatan Hari Ketahanan Nasional Ke 44. DEPKES RI, Jakarta.

3. ---, 2003. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. DEPKES RI, Jakarta.

4. Sarjadi, 2000. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 2. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

5. World Cancer Report. 2008. Morbiditas dan Mortalitas Kanker. http;//www.worldcancerreport.co.id

6. Departemen kesehatan RI, 2008. Profil Kesehatan RI 2007. Jakarta

2007.pdf

7. WHO (2002). Insidens Kanker Payudara. http;//www.WHO.go.org

8. Australian Institude of Health and Welfare (AIHW), 2001. http;//Australianinstitute.go.id

9. American Cancer Society. 2005. How Many People Have Breast Cancer. http;//www.cancer.org

10.Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC), 2002. http;//www.Globocan.go.id

11.Gale dkk, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

12.Dwihantoro A., 2007. Perangi Penyakit Kanker Payudara. http;//www.jurnalkesehatannet.com

13.Dinas kesehatan Kabupaten/ Kota Semarang, 2008. http;//rumah-sakit- kanker-semarang.pdf

14.Dewinta A., M., 2005 . Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan Tahun 2000- 2004, Skripsi, FKM USU Medan

15.Siallagan S., 2004. Karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD dr Pirngadi Medan tahun 1999 – 2003, Skripsi, FKM USU Medan.

16.Aguswan, 2000. Rehabilitasi Kanker Payudara. Simposium Onkologi Terkini, Padang 18 Nov 2000.

17.Schwatrtz, 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

18.Gede I., D., S., 2000, Onkologi Klinik. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

19.Medicastore. (2008), Anatomi Kanker Payudara. www.Medicastore.com

20.Moningkey, S., I., 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000. Jakarta.

22.American Cancer Society. Breast Cancer Facts & Figures 2007 – 2008.

23.Otto, S., E, Budi Jane F (Alih Bahasa), 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

24.American Cancer Society. Breast Cancer. 2009.

25.Elisabeth, T., 2001. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Kanker Pada Wanita. Ladang Pustaka dan Intimedia, Jakarta.

26.Pane, M., 2002. Aspek Klinis dan Epidemiologi Penyakit Kanker Payudara. Jurnal Kedokteran dan Farmasi Medika No 8 Tahun XXVIII,

Dokumen terkait