• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

Diagram 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dalam

Intensitas Responden Berdasarkan Interaksi Dalam Kelompok

Sumber: Data Primer. 2014

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan karakteristik individu penerima program bantuan PKH adalah perempuan yang berumur antara 40 – 55 tahun dan pendidikan peserta PKH pada umumnya adalah tamat sekolah lanjutan tingkat pertam. Pekerjaan rata-rata peserta PKH adalah buruh, yang dimana dimaksud buruh adalah buruh cuci dan pembantu rumah tangga dengan sumber nafkah setiap peserta PKH adalah rata-rata dari sumber dua nafkah yaitu dimana didominasi suami dan istri sama-sama bekerja. Penghasilan rata-rata peserta PKH adalah antara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dan peserta PKH rata-rata memiliki tanggungan antara 2 – 3 orang.

Jumlah anggota peserta PKH di Kelurahan ini hanya 26 orang oleh sebab itu hanya ada satu kelompok di Kelurahan Kedai Durian ini dimana hanya 1 orang ketua kelompok dan 25 orang anggota kelompok. Intensitas untuk mengikuti pertemuan kelompok juga umunya dikatakan responden selalu mengikuti kegiatan kelompok hanya saja ada beberapa anggota peserta yang jarang karena adanya kendala dengan waktu bekerjanya. Intensitas bertemu dengan pendamping juga tinggi karena pendamping sering mengunjungi ke rumah warga tidak hanya ketika pencairan saja. Tingkat

interaksi antar anggota untuk membicarakan PKH juga tinggi karena rata-rata tempat tinggal masyarakat saling berdekatan.

Tabel 5.3

Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik Individu dan Keterlibatan Kelompok (n=26)

No Karakteristik Individu Kategori n (ora ng) n (pers en) 1 Usia Antara 40 – 55 tahun 15 58 2 Pendidikan Tamat SLTP 11 43 3 Pekerjaan Buruh 13 50

4 Jumlah Sumber Nafkah Dua sumber

nafkah

15 58

5 Penghasilan Rp. 1.500.000 –

2.000.000

16 62

6 Tanggungan Antara 2 – 3 orang 16 62

7 Peranan Anggota 25 96

8 Intensitas mengikuti pertemuan kelompok

Sering 15 58

9 Intensitas bertemu pendamping Sering 17 65 10 Intensitas interaksi antara

anggota

Sering 16 62

5.3. Representasi Sosial terhadap PKH

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap program bantuan PKH yang mereka terima yaitu PKH untuk biaya pendidikan anak dengan 45 persen responden yang merupakan representasi sosial paling dominan. Tipe selanjutnya adalah PKH mempunyai aturan dengan 27 persen dari responden. Tipe selanjutnya PKH untuk kebutuhan sehari – hari dengan 12 persen dari responden, lalu PKH membuat senang dengan dan PKH belum memuaskan dengan masing-masing memiliki 8 persen dari responden.

Tabel 5.4

Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tipe Representasi Sosial terhadap PKH (n=26)

Tipe representasi sosial terhadap PKH n (orang) n (%)

PKH untuk biaya pendidikan anak 12 45

PKH mempunyai aturan 7 27

PKH untuk kebutuhan sehari – hari 3 12

PKH membuat senang 2 8

PKH kurang memuaskan 2 8

Total 26 100

Sumber: Data Primer, 2014

5.3.1. PKH untuk Biaya Pendidikan

PKH untuk biaya pendidikan anak merupakan kelompok kata yang tertinggi yang berisi tentang pernyataan-pernyataan mengenai penggunaan dana PKH

untuk kebutuhan pendidikan anak yaitu sebesar 45 persen atau 12 orang. Kata yang paling banyak adalah seperti uangnya digunakan untuk beli seragam sekolah, untuk membeli buku paket, untuk membeli peralatan sekolah, untuk membantu segala keperluan sekolah. Responden mengaku mereka mengetahui tujuan program PKH ini memang untuk keperluan pendidikan anak sehingga anak tersebut bisa menjadi harapan dikeluarga. Tahap pencairan yang waktunya juga pas untuk anak memasuki kenaikan tingkat sekolah anak membuat para responden sangat terbantu. Peserta PKH mempresentasikan PKH sebagai program bantuan uang tunai dari pemerintah yang memang diperuntukkan untuk keperluan pendidikan.

Berikut kutipan dari salah seorang responden yang mempresentasikan PKH untuk pendidikan anak.

“ Kalau menurut saya PKH itu bantuan untuk pendidikan dek, karena kan program keluarga harapan jadi biar bisa menjadi harapan di keluarga ya pendidikannya harus tinggi. Waktu pencairannya juga pas saat kita butuh gitu, disaat harus membayar uang buku, membayar uang masuk ke sekolah lebih lanjut lagi. Tapi program PKH ini kan cuma sampai SMP ya dek, maunya dilanjutkan sampai ke tingkat SMA jadi kita makin terbantu karena kan biaya untuk SMA juga besar supaya bisa sampai tamat SMA aja.” (R, 50 tahun)

Kutipan wawancara ini menunjukkan bahwa responden merasakan adanya manfaat dari bantuan PKH ini terkhusus untuk biaya pendidikan anak terlepas dari besarnya jumlah bantuan yang diterima. Tahap pencairan juga disesuaikan dengan kenaikan kelas dan pembayaran uang buku sehingga para

peserta bisa dapat menggunakan uang tersebut memang benar untuk biaya pendidikan anak. Peserta PKH juga berharap agar program ini dilanjutkan sampai ke jenjang SMA sehingga anak mereka bisa tetap wajib sekolah 12 tahun.

Berdasarkan hasil uraian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki representasi sosial yang sudah cukup tepat dengan ketentuan PKH yaitu dana PKH digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak. Representasi sosial ini dipengaruhi oleh sosialisasi pendamping PKH yang selalu menegaskan ketentuan program sehingga yang ada di dalam pikiran peserta PKH dana PKH memang untuk pendidikan. Intensitas interaksi dalam kelompok juga mempengaruhi sosialisasi program semakin baik karena dengan adanya interaksi dalam kelompok, peserta PKH juga membicarakan terkait penggunaan dana PKH untuk pendidikan Anak.

Tabel 5.5

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH untuk Biaya Pendidikan Anak berdasarkan Karakteristik Peserta PKH (n=12)

Karakteristik Peserta PKH

Kategori n (orang) n (persen)

Usia Kurang dari 40 tahun 1 8

Antara 40-55 tahun 9 75

Lebih dari 55 tahun 2 17

Pendidikan Tamat SD 2 17

Tamat SLTP 10 83

Jumlah sumber nafkah

Dua sumber nafkah 12 100

Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 2 75

1.500.000 – 2.000.000 10 83

Tanggungan Antara 2 sampai 3 orang 12 100

Peranan dalam kelompok Anggota 12 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 25 Sering 9 75 Intensitas bertemu pendamping Jarang 2 17 Sering 10 83 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 3 25 Intensitas interaksi dalam kelompok Sering 9 75

Sumber: Data Primer, 2014

Responden pada tipe ini umumnya peserta PKH yang berumur antara 40 sampai 55 tahun dengan pendidikan formal terakhir tamat sekolah lanjutan tingkat pertama. Responden pada tipe ini bekerja sebagai buruh yang memiliki dua sumber nafkah dengan penghasilan rata-rata Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dan memiliki tanggungan antara 2 sampai 3 orang. Seluruh dari responden pada tipe ini adalah anggota kelompok yang memiliki intensitas pertemuan kelompok yang sering, intensitas bertemu pedamping sering dan intensitas interaksi dalam kelompok yang sering.

5.3.2. PKH Mempunyai Aturan

Tipe selanjutnya adalah PKH mempunyai aturan yaitu sebanyak 27 persen, sebagian besar kata yang diucapkan responden adalah peraturan PKH, sanksi, pertemuan kelompok, penggunaan dana PKH, takut dikenakan sanksi, PKH untuk pendidikan. Tipe PKH memliki aturan ini merupakan gambaran secara umum tentang peserta PKH memandang bagaimana Program Keluarga Harapan ini, dari kata yang diucapkan responden dapat dilihat bahwa mereka memahami Program Keluarga Harapan sebagai program pemerintah yang memiliki peratutran – peraturan yang harus dipatuhi di dalamnya.

Tabel 5.6

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Memiliki Aturan berdasarkan Karakteristik Peserta PKH (n=7)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Kurang dari 40

tahun

4 57

Antara 40-55 tahun 1 14 Lebih dari 55 tahun 2 29

Pendidikan Tamat SD 4 57

Tamat SLTP 1 14

Tamat SLTA 2 29

Pekerjaan Pedagang 5 71

Tidak bekerja 1 14

Jumlah sumber nafkah Satu sumber 4 57

Dua sumber 1 14

Lebih dari dua sumber 2 29 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 1 14 1.500.000 – 2.000.000 2 29 2.000.000 – 2.500.000 3 43 Diatas 2.500.000 1 14

Tanggungan Kurang dari 2

orang

1 14

Antara 2 – 3 orang 3 43 Lebih dari 3 orang 3 43

Peranan dalam kelompok Anggota 6 86

Ketua kelompok 1 14 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 43 Sering 4 57 Intensitas bertemu pendamping Sedang 2 29 Sering 5 71

kelompok Sering 4 57 Sumber: Data Primer, 2014

Responden pada tipe ini dominan pada peserta PKH yang berumur kurang dari 40 tahun yaitu sebanyak 57 persen kemudian yang berumur lebih dari 55 tahun yaitu sebanyak 29 persen lalu peserta PKH yang berumur antara 40 – 55 tahun. Tingkat pendidikan pada tipe ini juga beragam yaitu didominasi oleh peserta PKH yang tingkat pendidikan formalnya tamat SD sebanyak 57 persen lalu tamat SLTA sebanyak 29 persen dan tamat SLTP sebanyak 14 persen. Para responden lebih banyak bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 71 persen dan sisanya sebagai buruh dan tidak bekerja masing-masing sebanyak 14 persen dengan satu sumber nafkah sebanyak 57 persen, lebih dari dua sumber nafkah sebanyak 29 persen dan dua sumber nafkah sebanyak 14 persen. Penghasilan rumah tangga rata-rata antara Rp. 2.000.000 – 2.500.000 yaitu sebanyak 43 persen dan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 sebanyak 29 persen lalu diatas Rp. 2.500.000 sebanyak 14 persen dengan jumlah tanggungan rata- rata peserta PKH antara 2 – 3 orang dan 3 orang lebih yaitu masing-masing sebanyak 43 persen dan kurang dari 2 orang sebanyak 14 persen. Pada tipe ini responden sebagai ketua kelompok termasuk di dalamnya, dan terdapat 6 responden sebagai anggota kelompok. Intensitas pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping dan intensitas interaksi dalam kelompok termasuk dalam kategori sering pada tipe ini.

Perbedaan karakteristik dengan responden pada kategori dominan hampir semua karakteristik berbeda namun karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH memiliki aturan adalah peranan dalam

kelompok, intensitas pertemuan kelompok dan intensitas bertemu pendamping. Peran sebagai ketua kelompok dan tingkat kehadiran mengikuti pertemuan kelompok serta tingkat keseringan bertemu petugas pendamping lebih membuat peserta PKH mempresentasikan PKH sebagai program yang memiliki aturan.

5.3.3. PKH untuk kebutuhan sehari - hari

PKH untuk kebutuhan sehari-hari adalah tipe representasi dominan ketiga yaitu sebesar 12 persen. Kata yang diucapkan para responden adalah untuk belanja kebutuhan pokok, belanja beras, untuk membayar rekening listrik dan air. Tipe ini jelas tidak sesuai dengan tujuan penggunaan dana PKH yang sebenarnya, tipe ini juga menggambarkan kurangnya pemahaman responden terhadap tujuan PKH yang sebenarnya.

Tabel 5.7

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH untuk kebutuhan sehari – hari berdasarkan Karakteristik Peserta PKH (n=3)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Kurang dari 40

tahun

1 33

Antara 40-55 tahun 2 67

Pendidikan Tidak sekolah 2 67

Tamat SD 1 33

Tidak bekerja 2 67

Jumlah sumber nafkah Satu sumber 2 67

Dua sumber 1 33

Penghasilan 1.500.000 –

2.000.000

2 67

Diatas 2.500.000 1 33

Tanggungan Kurang dari 2

orang

1 33

Lebih dari 3 orang 2 67

Peranan dalam kelompok Anggota 3 100

Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 100 Intensitas bertemu pendamping Jarang 1 33 Sedang 2 67

Intensitas interaksi dalam kelompok

Jarang 2 67

Sering 1 33

Sumber: Data Primer, 2014

Responden pada tipe ini adalah peserta PKH yang berumur antara 40 – 55 tahun sebesar 67 persen lalu peserta PKH yang berumur kurang dari 40 tahun sebesar 33 persen. Pendidikan responden pada tipe ini yang tidak sekolah sebesar 67 persen, tamat SD sebesar 33 persen dan yang tidak bekerja sebesar 67 persen dan yang sebagai pedagang sebesar 33 persen dengan jumlah sumber nafkah rata – rata satu sumber nafkah. Penghasilan responden pada tipe ini rata – rata diantara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 yaitu sebanyak 67

persen dan penghasilan diatas Rp. 2.500.000 sebesar 33 persen dengan jumlah tanggungan lebih dari 3 orang sebesar 67 persen dan kurang dari 2 orang sebesar 33 persen. Seluruh responden pada tipe ini adalah anggota kelompok yang intensitas pertemuan kelompoknya jarang, intensitas bertemu pendamping juga sedang dan interaksi antar kelompok yang juga jarang.

Dibandingkan dengan karakteristik responden pada tipe representasi kategori dominan, semua karakteristik pada tipe ini memiliki perbedaan. Namun karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH untuk kebutuhan sehari – hari adalah intensitas pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping dan intensitas interaksi dalam kelompok. Jarangnya intensitas responden dalam keterlibatan dalam kelompok diduga membuat para responden kurang memahami untuk apa dana PKH seharusnya digunakan.

5.3.4. PKH Membuat Senang

Responden pada tipe PKH membuat senang ini terdapat sebanyak 8 persen. Kata – kata yang diucapkan para responden yaitu membantu, syukur, senang, bagus, berguna. Tipe PKH membuat senang ini cenderung mengisyaratkan rasa syukur dengan adanya program PKH dan penilaian yang positif juga terhadap PKH tetapi kurang memperhatikan tujuan dan aturan – aturan PKH yang seharusnya.

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Membuat Senang berdasarkan Karakteristik Peserta PKH (n=2)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Antara 40-55 tahun 1 50

Lebih dari 55 tahun 1 50

Pendidikan Tidak sekolah 2 100

Pekerjaan Pedagang 2 100

Jumlah sumber nafkah Dua sumber 1 50

Lebih dari dua sumber

1 50

Penghasilan 1.500.000 –

2.000.000

2 100

Tanggungan Antara 2 – 3 orang 1 50

Lebih dari 3 orang 1 50

Peranan dalam kelompok Anggota 2 100

Intensitas pertemuan kelompok Jarang 1 50 Sering 1 50 Intensitas bertemu pendamping Sedang 2 100

Intensitas interaksi dalam kelompok

Sering 2 100

Sumber: Data Primer, 2014

Tipe PKH membuat senang ini para peserta PKH ada yang berumur antara 40

50 persen dengan tingkat pendidikan seluruh responden tidak sekolah dan pekerjaan seluruh responden pada tipe ini adalah pedagang. Jumlah sumber nafkah pada tipe ini adalah dua sumber nafkah sebesar 50 persen dan lebih dua sumber nafkah sebesar 50 persen juga dengan peranan dalam kelompok sebagai anggota yang intensitas pertemuan kelompoknya jarang sebesar 50 persen, sering sebesar 50 persen lalu intensitas bertemu pendamping yang juga sedang dan intensitas interaksi dalam kelompok yang sering.

Dibandingkan dengan karakteristik peserta PKH pada tipe kategori dominan terdapat perbedaan karakteristik yaitu pada karakteristik pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan intensitas bertemu pendamping. Karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH adalah pada karakteristik pendidikan. Seluruh responden pada tipe ini tidak sekolah, hal ini diduga mempengaruhi representasi mereka terhadap PKH karena tidak menghubungkan PKH tersebut dengan segala peraturan yang ada sehingga para responden hanya menganggap PKH itu membuat senang.

5.3.5. PKH Kurang Memuaskan

Responden pada tipe ini sebanyak 8 persen, kata – kata yang diucapkan para responden adalah jumlah uang yang kurang, tidak mencukupi kebutuhan, pencairan tidak tepat waktu, tidak merata yang dapat bantuan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden.

” Saya ya bersyukur bisa dapat bantuan PKH ini, karena ada juga tetangga kita

yang susah tapi gak dapat ya. Tapi kalau dilihat dari jumlah bantuannya dibandingkan sama kebutuhan sekarang yang mahal – mahal yang gak

mencukupi tapi ya membantu lah, dek. Pencairan juga suka telat – telat, apalagi kita juga butuh uangnya waktu anak mau masuk sekolah tapi sering

gak tepat waktu gitu.”

Tidak meratanya bantuan dengan kata lain para responden berharap agar Program PKH ini menambah jumlah peserta PKH karena di lingkungan sekitar responden masih banyak masyarakat yang kurang mampu tetap tidak mendapatkan bantuan PKH dan juga para responden mengeluhkan adanya keluarga peserta PKH yang mampu dalam segi ekonomi tetapi malah mendapatkan program PKH ini.

Tabel 5.9

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Belum Memuaskan berdasarkan Karakteristik Peserta PKH (n=2)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Antara 40-55 tahun 2 100

Pendidikan Tamat SLTA 2 100

Pekerjaan Pedagang 2 100

Jumlah sumber nafkah Lebih dari dua sumber 2 100 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 1 50 2.000.000 – 2.500.000 1 50

Tanggungan Kurang dari 2

orang

Peranan dalam kelompok Anggota 2 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 1 50 Sering 1 50 Intensitas bertemu pendamping Sering 2 100

Intensitas interaksi dalam kelompok

Jarang 2 100

Sumber: Data Primer, 2014

Responden pada tipe ini seluruhnya berumur antara 40 – 55 tahun dengan tingkat pendidikan formal tamat SLTA yang bekerja sebagai pedagang dan memiliki lebih dari dua sumber nafkah. Penghasilan responden pada tipe ini sebesar Rp. 1.000.000 – 1.500.000 sebanyak 50 persen dan Rp. 2.000.000 – 2.500.000 sebanyak 50 persen dengan peranan dalam kelompok pada tipe ini adalah sebagai anggota yang intensitasnya pertemuan kelompoknya 50 persen jarang dan 50 persen sering. Begitu juga dengan intensitas bertemu pendamping responden pada tipe ini sering dan intensitas interaksi dalam kelompok pada responden tipe ini jarang.

Karakteristik dominan pada tipe ini cenderung berbeda dengan karakteristik peserta PKH pada tipe yang dominan namun yang lebih diduga faktor yang mempengaruhi representasi sosial mereka adalah karakteristik pendidikan dan penghasilan. Pendidikan yang tinggi cenderung menyadari bahwa program ini masih kurang baik karena tidak tepat waktunya pencairan dana dan tidak meratanya masyarakat yang mendampatkan program PKH. Penghasilan yang rendah juga cenderung mempengaruhi representasi sosial mereka karena

kecilnya penghasilan yang dimiliki membuat responden peserta PKH merasa kurang puas karena jumlah bantuan PKH yang tidak mencukupi.

5.4. Representasi Sosial terhadap Pendidikan

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap pendidikan yaitu pendidikan itu untuk kehidupan yang lebih baik sebesar 62 persen dan tipe selanjutnya pendidikan itu berat sebesar 38 persen.

Tabel 5.10

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial terhadap Pendidikan (n=26)

Tipe Representasi Sosial terhadap Pendidikan n(orang) n(%) Pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik 16 62

Pendidikan itu berat 10 38

Sumber: Data Primer, 2014

5.4.1. Pendidikan untuk Kehidupan yang lebih baik

Representasi sosial pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik merupakan tipe paling dominan yaitu sebanyak 62 persen dari jumlah responden. Para responden beranggapan pendidikan yang baik akan dapat membuat kehidupan mereka jauh lebih baik lagi, baik dari segi ekonomi dan sosialnya. Kata yang diucapkan responden adalah pendidikan itu penting, harus sekolah, harus pintar, jangan sampai putus sekolah, dapat pekerjaan yang bagus, jadi orang sukses. Responden berharap anak mereka mendapatkan pendidikan yang jauh lebih tinggi dari mereka agar mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik

pula walaupun untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi itu tidak mudah. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu responden.

“ Pendidikan itu penting ya, Dek. Makanya maunya anak – anak ini sekolah bagus – bagus jangan sampai putus sekolah seperti saya dulu. Saya menyesal sekali dulu gak bisa sekolah, karena biaya sekolah yang besar terus keadaan ekonomi keluarga pun susah. Harapan ibu ya anak – anak ibu ini sekolahnya harus lebih tinggi dari ibu, susah – susah tapi untuk sekolah harus diusahakan biar kehidupannya pun jauh lebih baik dari ibu sekarang. Kalau anak sukses kan kita juga yang senang ngeliatnya sebgai orangtua.”

Tabel 5.11

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial Pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik (n=16)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Antara 40-55 tahun 11 69

Lebih dari 55 tahun 5 31

Pendidikan Tamat SD 1 6

Tamat SLTP 11 69

Tamat SLTA 4 25

Pekerjaan Pedagang 10 63

Buruh 6 37

Jumlah sumber nafkah Dua sumber 11 69

Lebih dari dua sumber

5 31

2.000.000 2.000.000 –

2.500.000

4 25

Diatas 2.500.000 2 12

Tanggungan Kurang dari 2

orang

3 19

Antara 2 – 3 orang 7 44 Lebih dari 3 orang 6 37

Peranan dalam kelompok Anggota 15 94

Ketua kelompok 1 6 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 6 37 Sering 10 63 Intensitas bertemu pendamping Jarang 2 12 Sedang 4 25 Sering 10 63

Intensitas interaksi dalam kelompok

Jarang 6 37

Sering 10 63

Sumber: Data Primer. 2014

Responden pada tipe ini umumnya responden yang berusia antara 40 – 55 tahun dengan tingkat pendidikan SLTP dan bekerja sebagai pedagang dengan jumlah dua sumber nafkah dan mendapatkan penghasilan perbulan rata – rata Rp. 1.500.000 – 2.000.000 yang rata – rata memiliki jumlah tanggungan antara 2 – 3 orang. Intensitas pertemuan kelompok, bertemu pendamping dan interaksi dalam kelompok juga termasuk dalam kategori sering.

Faktor yang diduga mempengaruhi representasi sosial mereka terhadap pendidikan ini adalah karakteristik peserta PKH pada penghasilan. Jumlah penghasilan peserta PKH yang lumayan baik diduga mempengaruhi representasi terhadap pendidikan, responden memandang bahwa pendidikan itu harus dijunjung tinggi bagaimana pun keadaan ekonominya. Para responden memandang bahwa pendidikan yang tinggi lah yang akan membawa kepada kehidupan yang lebih baik lagi ke depan

5.4.2. Pendidikan itu berat

Responden pada representasi sosial ini sebanyak 38 persen dengan kata yang diucapkan para responden adalah pendidikan itu mahal, uang bukunya mahal, ekonomi keluarga kurang mampu, dulu murah sekarang mahal, biaya besar. Para responden beranggapan untuk memperoleh PKH pada jaman sekarang lebih susah dibandingkan dengan jaman mereka dulu, jaman sekarang jauh lebih mahal dari jaman dulu ketika mereka menduduki bangku sekolah.

Tabel 5.12

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial Pendidikan itu berat (n=10)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Kurang dari 40

tahun

6 60

Antara 40-55 tahun 4 40

Pendidikan Tidak sekolah 4 40

Pekerjaan Buruh 7 70

Tidak Bekerja 3 30

Jumlah sumber nafkah Satu sumber 6 60

Dua sumber 4 40 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 4 40 1.500.000 – 2.000.000 6 60

Tanggungan Kurang dari 2

orang

1 10

Antara 2 – 3 orang 9 90

Peranan dalam kelompok Anggota 1o 100

Intensitas pertemuan kelompok Jarang 5 50 Sering 5 50 Intensitas bertemu pendamping Jarang 1 10 Sedang 2 20 Sering 7 70

Intensitas interaksi dalam kelompok

Jarang 4 40

Sering 6 60

Sumber: Data Primer, 2014

Responden pada tipe ini rata – rata berusia kurang dari 40 tahun dengan tingkat pendidikan tamat SD dan bekerja sebagai buruh dengan jumlah sumber nafkah hanya satu sumber dan berpenghasilan perbulannya antara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan tanggungan antara 2 – 3 orang. Seluruh

responden pada tipe ini berperan sebagai anggota dengan intensitas pertemuan kelompok 50 persen jarang dan 50 persen lagi sering. Sedangkan untuk intensitas bertemu pendamping dan interaksi dalam kelompok dapat dikatakan sering.

Karakteristik pada tipe ini yang diduga mempengaruhi representasi peserta PKH pada tipe ini adalah jumlah penghasilan dan jumlah tanggungan. Jumlah penghasilan yang rata – rata perbulan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan jumlah tanggungan antara 2 – 3 orang membuat responden peserta PKH merasa berat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.

5.5. Representasi Sosial terhadap Kemiskinan

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap kemiskinan yaitu hidup dengan kekurangan sebesar 58 persen dan harus memiliki cara bertahan hidup sebesar 42 persen.

Tabel 5.13

Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial terhadap Kemiskinan (n=26)

Tipe representasi sosial terhadap kemiskinan n(orang) n(%)

Hidup dengan kekurangan 15 58

Memiliki cara bertahan hidup 11 42

Sumber: Data Primer, 2014

Tipe hidup dengan kekurangan ini memiliki responden peserta PKH sebesar 58 persen dengan kata – kata yang diucapkan mereka yaitu susah, sedih, kekurangan, pendapatan kecil, banyak hutang, tidak bisa sekolah, makan seadanya dan lain – lain.

Tabel 5.14

Jumlah dan Persentase Responden pada tipe Hidup dengan kekurangan (n=15)

Karakteristik Peserta PKH Kategori n(orang) n(persen)

Usia Kurang dari 40

tahun

3 20

Antara 40-55 tahun 10 67

Dokumen terkait