• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Distribusi Sosial Ekonomi Keluarga…

Dalam sub bab ini, peneliti akan menyajikan data tentang gambaran keadaan sosial ekonomi responden dalam tabel-tabel berikut ini.

TABEL 5.6

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN AYAH

No Pendidikan Terakhir Ayah Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 3 4 Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak bersekolah 5 11 18 8 11,90 26,19 42,86 19,05 Total 42 100,00

Data dalam tabel 21 di atas menggambarkan kondisi sosial ekonomi keluarga berdasarkan tingkat pendidikan ayah responden. Dari data tabel diketahui bahwa responden menjawab tingkat pendidikan terakhir ayah mereka mayoritas hanya sampai tamat SD yaitu sebanyak 18 orang (42,86%). Selanjutnya responden yang menjawab pendidikan terakhir ayah mereka tamat SMP sebanyak 11 orang (26,19%), tidak bersekolah sebanyak 8 orang (19,05%). Sementara itu, responden yang menjawab pendidikan terakhir ayah mereka adalah tamat SMA sebanyak 5 orang (11,90%).

Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ayah responden di Desa Lantasan Baru masih sangat rendah karena mayoritas hanya sampai tamat SD. Berdasarkan hasil observasi dan keterangan dari responden hal tersebut terjadi karena kondisi ekonomi yang rendah. Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak lengkap merupakan salah satu pemicu terjadinya masalah, karena apabila ingin melanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi harus pergi ke luar daerah atau keluar kota dan tentu saja akan membutuhkan dana yang lebih besar. Oleh karena itu, sebagian masyarakat memutuskan untuk tidak sekolah dan bekerja untuk membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Akibat rendahnya pendidikan yang ditamatkan oleh ayah responden maka rendah pula pengetahuan mereka tentang cara mendidik anaknya. Mereka tidak tahu bagaimana cara bersikap dan berperan sebagai seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya. Tidak jarang ayah memberikan contoh yang tidak baik bagi anaknya seperti mereka terlihat sedang berjudi atau meminum minuman keras sehingga anak mereka mencontoh perilaku ayahnya tersebut.

TABEL 5.7

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN IBU

No Pendidikan Terakhir Ibu Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 3 4 Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak bersekolah 1 9 21 11 2,38 21,43 50,00 26,19 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data pada tabel 22 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir ibu adalah mayoritas tamat SD yaitu dengan jumlah 21 orang (50%). Responden yang menjawab pendidikan terakhir ibu yang tidak sekolah sebanyak 11 orang (26,19%), sedangkan responden yang menjawab pendidikan terakhir ibu tamat SMP sebanyak 9 orang (21,43%). Sementara itu hanya ada 1 orang (2,38%) yang menjawab pendidikan terakhir ibu sampai tamat SMA.

Dari hasil observasi peneliti dan keterangan dari responden, dapat diketahui alasan mengapa pendidikan terakhir ibu mayoritas hanya tamat SD dan juga yang tidak sekolah. Hal tersebut dapat tejadi karena pola pikir orang tua zaman dulu yang masih tradisional karena mereka belum menyadari pentingnya pendidikan terutama bagi anak perempuan. Mereka menganggap pendidikan itu akan menjadi sia-sia karena pada akhirnya mereka hanya akan bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk mendidik anak khususnya ibu. Di dalam keluarga, ibu merupakan sosok yang paling dekat dengan anak-anak dan anak lebih terbuka kepada ibu dibanding dengan

ayahnya. Tetapi karena rendahnya tingkat pendidikannya, ibu tidak tahu bahwa mereka sangat dibutuhkan anaknya sebagai teman bertukar pikiran melainkan cenderung ibu lebih sering memarahi mereka ketika mendapatkan masalah sehingga fungsi pokok keluarga yaitu asih tidak berjalan dengan semestinya.

TABEL 5.8

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN AYAH

No Pekerjaan Ayah Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 3 4

Pegawai negeri/ Swasta Wiraswasta Petani Buruh 8 5 8 21 19,05 11,90 19,05 50,00 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Berdasarkan data tabel 23 di atas, terlihat bahwa tingkat pekerjaan ayah responden masih sangat rendah dimana mayoritas ayah responden bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 29 orang (50,00%). Sementara responden yang menjawab pekerjaan ayah sebagai pegawai negeri/swasta sebanyak 8 orang (19,05%), yang menjawab sebagai petani sebanyak 8 orang (19,05%) dan yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang (11,90%).

Berdasarkan hasil observasi peneliti, faktor penyebab rendahnya tingkat pekerjaan ayah responden adalah sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan sehingga mereka tidak bisa menjadi pegawai negeri ataupun pegawai swasta karena tidak lulus dalam kualifikasi pendidikan. Oleh karena itu, mereka bekerja sebagai buruh baik sebagai buruh bangunan ataupun sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

TABEL 5.9

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN LOKASI PEKERJAAN AYAH

No Lokasi Pekerjaan Ayah Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2

Dalam kota yang sama Luar kota/ daerah

38 4

90,48 9,52

Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 24 di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban lokasi ayah responden bekerja adalah bekerja di dalam kota yang sama yaitu sebanyak 38 orang (90,48%) dan sebanyak 4 orang responden (9,52%) memberikan jawaban lokasi ayah bekerja di luar kota atau luar daerah. Berdasarkan keterangan dari responden, ayah yang bekerja di luar kota/daerah adalah mereka yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari orang tua harus bekerja dan tidak jarang karena pekerjaannya mereka harus pergi keluar daerah. Sosok ayah sangat dibutuhkan dalam keluarga sebagai seorang kepala rumah tangga yang tugasnya sebagai penyeimbang antara hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Ketika seorang ayah jarang bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain maka di dalam keluarga tidak akan terjadi keseimbangan misalnya terjadi perilaku menyimpang anak karena tidak ada pengawasan dari ayahnya.

TABEL 5.10

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

BERDASARKAN WAKTU KEBERANGKATAN AYAH BEKERJA No Keberangkatan Ayah Bekerja Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 Pagi hari Malam hari 37 5 88,10 11,90 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Berdasarkan tabel 25 di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab waktu keberangkatan ayah bekerja pada pagi hari yaitu sebanyak 37 orang (88,10%) sedangkan responden yang menjawab waktu keberangkatan ayah bekerja pada malam hari yaitu sebanyak 5 orang (11,90%). Berdasarkan keterangan responden orang tua yang berangkat kerja pada malam hari adalah orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang di pajak pagi.

TABEL 5.11

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

BERDASARKAN WAKTU KEPULANGAN AYAH BEKERJA

No Kepulangan Ayah Bekerja Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 3 Pagi hari Sore hari Malam hari 5 33 4 11,91 78,57 9,52 Total 42 100,00

Dari data tabel 26 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden mengenai waktu kepulangan ayah responden bekerja dimana mayoritas responden memberi jawaban bahwa ayah mereka pulang kerja pada sore hari yaitu sebanyak 33 orang (78,57%), sebanyak 5 orang (11,91%) memberi jawaban bahwa ayah mereka pulang bekerja pada pagi hari sedangkan responden yang menjawab ayah mereka pulang bekerja pada malam hari sebanyak 4 orang (9,52%).

Mayoritas responden menjawab bahwa ayah mereka berangkat bekerja pada pagi hari dan kembali ke rumah pada sore hari atau bahkan sampai malam hari. Berarti ayah berangkat bekerja pada saat anak berangkat ke sekolah dan ketika anak pulang sekolah mereka tidak menjumpai ayah mereka di rumah. Akibatnya mereka kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari ayah mereka sehingga mereka merasa bebas mencari pelampiasan di luar rumah dengan tindakan-tindakan yang tidak baik seperti merokok, meminum minuman keras, berkelahi, dll.

TABEL 5.12

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG FREKWENSI KEPULANGAN AYAH BEKERJA

No Frekwensi Kepulangan Ayah Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Tiap Hari Seminggu Sekali 38 4 90,48 9,52 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 27 di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden di Desa Lantasan Baru menjawab ayah mereka pulang sekali sehari yaitu sebanyak 38 orang (90,48%) dan

sebanyak 4 orang (9,52%) mengatakan ayah mereka pulang kerumah sekali seminggu karena lokasi ayah mereka bekerja berada diluar kota atau luar daerah.

Dari keterangan responden dan observasi peneliti, ayah responden yang pulang sekali seminggu tersebut mempunyai pekerjaan sebagai buruh bangunan dan tempat bekerjanya di luar daerah. Sehingga mereka hanya bisa pulang pada saat proyek selesai ataupun pada saat hari libur.

TABEL 5.13

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENGHASILAN AYAH

No Penghasilan Ayah Perbulan Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 3 4 < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 Rp 2.100.000-Rp 3.000.000 > Rp 3.000.000 20 9 7 6 47,62 21,43 16,67 14,28 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Berdasarkan data tabel 27 di atas, dapat diketahui tingkat penghasilan ayah responden per bulan yang sudah diklasifikasikan. Responden yang menjawab jumlah penghasilan lebih dari Rp3.000.000 sebanyak 6 orang (14,28%), penghasilan antara Rp2.100.000 - Rp3.000.000 sebanyak 7 orang (16,67%), penghasilan antara Rp1.000.000 - Rp2.000.000 adalah sebanyak 9 orang (21,43%), sedangkan yang menjawab penghasilan ayah mereka di bawah Rp1.000.000 adalah sebanyak 20 orang responden (47,62%).

Dari data yang diperoleh, mayoritas pengahasilan ayah responden dalam sebulan sebanyak Rp1.000.000. Jumlah tersebut sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan

harga-harga kebutuhan yang sangat mahal seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, dan juga kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pakaian, dll. Jika dalam keluarga terdapat empat orang anak maka jumlah penghasilan tersebut tidak akan bisa mencukupi semua kebutuhan anggota keluarga khususnya anak. Oleh karena kebutuhan anak tidak terpenuhi secara maksimal maka anak terpaksa memenuhi kebutuhannya dengan cara mereka sendiri dan ketika mereka gagal dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri, maka tidak jarang mereka mengambil jalan pintas yang cenderung menjadi perilaku yang menyimpang seperti mencuri baik didalam rumah maupun diluar rumah.

Berbeda halnya dengan pendapatan ayah yang mencapai Rp3.000.000 setiap bulannya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga. Anak mendapatkan apapun yang mereka inginkan dengan mudah dan tidak mendapatkan pengawasan dari orang tua sehingga anak menjadi manja dan terjerumus kedalam pergaulan bebas seperti menggunakan obat-obatan terlarang, sex bebas dan kenakalan yang lainnya.

TABEL 5.14

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN IBU

No Pekerjaan Ibu Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 3 4 5

Pegawai negeri/ Swasta Wiraswasta

Buruh

Pembantu rumah tangga

Ibu rumah tangga/tidak bekerja

3 5 16 10 8 7,14 11,90 38,10 23,81 19,05 Total 42 100,00

Data pada tabel 29 di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab pekerjaan ibu mereka mayoritas adalah sebagai buruh yaitu sebanyak 16 orang (38,10%), pembantu rumah tangga sebanyak 10 orang (23,81%). Selanjutnya responden yang menjawab pekerjaan ibu mereka sebagai ibu rumah tangga adalah sebanyak 8 orang (19,05%), wiraswasta sebanyak 5 orang (11,90%) sedangkan sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta adalah sebanyak 3 orang (7,14%).

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui tingkat pekerjaan ibu responden sangatlah rendah. Berdasarkan hasil observasi dan keterangan dari respoden bahwa rendahnya tingkat pekerjaan ibu mereka sebagai akibat dari rendahnya pendidikan ibu mereka sehingga tidak ada lowongan pekerjaan bagi mereka. Sehingga untuk membantu ekonomi keluarga, mereka mencari pekerjaaan yang tidak memerlukan keahlian khusus seperti buruh, pembantu rumah tangga atau bahkan hanya menjadi ibu rumah tangga. Sebagai buruh mayoritas mereka bekerja sebagai buruh tani ataupun sering disebut ‘aron’ dan sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh pabrik.

TABEL 5.15

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN LOKASI PEKERJAAN IBU

No Lokasi Pekerjaan Ibu Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2

Dalam kota yang sama Luar kota/ daerah

32 2

94,12 5,88

Total 34 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 30 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 32 orang (94,12%) menjawab ibu mereka bekerja di dalam kota yang sama sedangkan

sebanyak 2 orang responden (5,88%) menjawab ibu mereka bekerja di luar kota atau di luar daerah.

Dahulu posisi ibu adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah. Akan tetapi, sekarang ibu sudah mulai bekerja untuk membantu mencari nafkah keluarga bahkan sampai bekerja di luar kota. Hal tersebut memberikan dampak negatif yaitu kurangnya waktu yang dihabiskan bersama keluarga khususnya anak. Sehingga anak akan merasa kurang kasih sayang dari ibunya dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak biasa untuk menarik perhatian orang sekitarnya yang terkadang menuju tindakan kriminal.

TABEL 5.16

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

BERDASARKAN WAKTU KEBERANGKATAN IBU BEKERJA

No Keberangkatan Ibu Bekerja Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Pagi hari Malam hari 31 3 91,18 8,82 Total 34 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Berdasarkan tabel 31 di atas, menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab waktu keberangkatan ibu bekerja pada pagi hari yaitu sebanyak 31 orang (91,18%) sedangkan responden yang menjawab waktu keberangkatan ibu bekerja pada malam hari yaitu sebanyak 3 orang (8,82%). Berdasaarkan keterangan dari responden ibu mereka yang berangkat kerja pada malam hari adalah ibu yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang di pajak pagi.

TABEL 5.17

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

BERDASARKAN WAKTU KEPULANGAN IBU BEKERJA No Kepulangan Ibu Bekerja Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 Pagi hari Sore hari 3 31 8,82 91,18 Total 34 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 32 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden mengenai waktu kepulangan ibu responden bekerja dimana mayoritas responden memberi jawaban bahwa ibu mereka pulang kerja pada sore hari yaitu sebanyak 31 orang (91,18%), sedangkan responden yang menjawab ibu mereka pulang bekerja pada pagi hari sebanyak 3 orang responden (8,82%).

Ketika seorang ibu terlalu sibuk bekerja untuk mencari nafkah keluarga dari pagi sampai sore tanpa memberikan waktu bagi anggota keluarga terutama anak, maka hubungan dengan anak tersebut akan semakin renggang. Akibatnya, anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya yang tidak akan mereka dapatkan di mana pun selain dirumah.

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Frekwensi Kepulangan Ibu Responden Bekerja Seluruh responden di Desa lantasan Baru yaitu sebanyak 34 orang responden menjawab ibu mereka pulang setiap hari karena masih berada di kota yang sama, sedangkan ibu responden yang bekerja diluar kota berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden masih dapat dijangkau untuk dapat pulang setiap harinya.

TABEL 5.18

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENGHASILAN IBU

No Penghasilan Ibu Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 3 4 < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 Rp 2.100.000-Rp 3.000.000 > Rp 3.000.000 20 6 6 2 58,82 17,65 17,65 5,88 Total 34 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 33 di atas dapat kita ketahui bahwa responden yang menjawab jumlah penghasilan ibu per bulan lebih dari Rp 3.000.000 adalah sebanyak 2 orang (5,88%), penghasilan antara Rp 2.100.000- Rp 3.000.000 sebanyak 6 orang (17,65%), penghasilan antara Rp 1.000.000- Rp 2.000.000 adalah sebanyak 6 orang (17,65%), sedangkan yang menjawab penghasilan ayah mereka di bawah Rp 1.000.000 adalah sebanyak 20 orang (58,82%).

Berdasarkan keterangan dari responden dan observasi peneliti mayoritas penghasilan ibu perbulan yaitu kurang dari Rp 1.000.000 adalah yang bekerja sebagai buruh dan pembantu rumah tangga dan ada juga ibu responden yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu berdagang yang mendapatkan penghasilan lebih dari Rp 3.000.000 per bulan.

Akibat banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga maka orang tua harus bekerja keras lebih keras. Oleh karena itu, jika hanya mengandalkan ayah sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup sangatlah sulit maka tidak jarang ibu harus ikut bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan itu. Penghasilan yang diperoleh

oleh ibu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan penghasilan dari ayah digunakan untuk kepentingan lain seperti pendidikan anak-anak mereka.

Ada konsekwensi yang diperoleh ketika kedua orang tua terlalu sibuk bekerja yaitu perhatian terhadap anak tidak ada lagi. Anak-anak dibiarkan bebas bergaul dengan teman sebaya mereka tanpa ada pengarahan dan pengawasan orang tua mereka sehingga mereka terjerumus kedalam perilaku menyimpang.

TABEL 5.19

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG CUKUP TIDAKNYA PENGHASILAN ORANGTUA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN No Cukup Tidaknya Penghasilan Orangtua

Memenuhi Kebutuhan

Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 3

Lebih dari cukup Cukup Kurang 6 26 10 14,29 61,90 23,81 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 34 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang (61,90%) menjawab penghasilan orang tua mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan 6 orang (14,29%) mengatakan bahwa penghasilan kedua orang tua mereka sudah lebih dari cukup. Sedangkan sebanyak 10 orang (23,81%) penghasilan orang tua mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sekeluarga.

Mayoritas penghasilan orang tua responden adalah dibawah Rp1.000.000 dengan 4 orang anak dalam keluarga. Dengan penghasilan tersebut orang tua tidak bisa mencukupi semua kebutuhan dalam keluarga. Oleh karena itu, untuk mencukupi semua kebutuhan tersebut orang tua mencari pinjaman kepada saudara ataupun tetangga mereka.

Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi seluruh anggota keluarga yaitu dengan cara bekerja mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan finansial semua anggota keluarga. Orang tua yang memiliki penghasilan tinggi yaitu yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan sebagian pendapatannya dapat ditabung, membuat remaja menjadi manja karena memperoleh apa pun yang mereka inginkan karena orang tua mampu memberikannya. Akibatnya mereka kurang menghargai yang dimilikinya dan cenderung berfoya-foya bahkan terjerumus dalam kehidupan antisosial.

Sedangkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah yaitu yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal, remaja cenderung terjerumus dalam perbuatan menyimpang karena orang tua mereka yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tidak sempat memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan terhadap perilaku anaknya.

Oleh karena itu, orang tua harus mampu mengawasi dan mendidik anak dengan cara yang tepat karena pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Cara mendidik anak yang tepat adalah dengan menjadikan anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya.

TABEL 5.20

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG STATUS KEPEMILIKAN RUMAH

No Status Kepemilikan Rumah Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Milik sendiri Kontrakan 37 5 88,10 11,90 Total 42 100,00

Dari tabel 35 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden mengenai jenis rumah yang ditempati oleh responden dimana mayoritas responden yaitu sebanyak 37 orang (88,10%) memberikan jawaban bahwa rumah yang mereka tempati adalah milik mereka sendiri sedangkan sebanyak 5 orang (11,90%) mengatakan bahwa mereka tinggal dirumah kontrakan.

TABEL 5.21

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG TIPE RUMAH YANG DITEMPATI

No Tipe Rumah Jumlah (Jiwa) Persentase

1 2 3 4 Mewah Permanen Semi permanen Non permanen 2 28 8 4 4,76 66,67 19,05 9,52 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 36 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden mengenai tipe rumah yang ditempati oleh responden dimana mayoritas responden memberikan jawaban bahwa rumah yang mereka tempati adalah rumah permanen yaitu sebanyak 28 orang (66,67%), sebanyak 8 orang (19,05%) mengatakan mereka tinggal dirumah semi permanen. Selanjutnya sebanyak 4 orang (9,52%) mengatakan bahwa mereka tinggal dirumah non permanen dan sebanyak 2 orang (4,76%) memberikan jawaban bahwa mereka tinggal di rumah yang mewah.

TABEL 5.22

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG KEIKUTSERTAAN AYAH DALAM ORGANISASI KEMASYARAKATAN

No Keikutsertaan Ayah Dalam Organisasi Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Ikut Serta Tidak Ikut 32 10 76,19 23,81 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari tabel 37 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden tentang keikutsertaan ayah responden dalam organisasi kemasyarakatan dimana kebanyakan responden memberikan jawaban bahwa ayah mereka ikut serta dalam organisasi kemasyarakatan yaitu sebanyak 32 orang (76,19%) dan sebanyak 10 orang (23,81%) memberikan jawaban bahwa ayah mereka tidak ada mengikuti organisasi kemasyarakatan apapun.

Berdasarkan hasil kuesioner juga dapat diketahui tentang kedudukan ayah mereka dalam oraganisasi dimana mayoritas kedudukan ayah mereka hanya sebagai anggota dan hanya beberapa responden yang menjawab ayah mereka berkedudukan sebagai pengurus.

TABEL 5.23

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG KEIKUTSERTAAN IBU DALAM ORGANISASI KEMASYARAKATAN

No Keikutsertaan Ibu Dalam Organisasi Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Ikut Serta Tidak Ikut 17 25 40,48 59,52 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari tabel 38 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden tentang keikutsertaan ibu responden dalam organisasi kemasyarakatan dimana kebanyakan responden memberikan jawaban bahwa ibu mereka tidak ikut serta dalam organisasi kemasyarakatan yaitu sebanyak 25 orang (59,52%) dan sebanyak 17 orang (40,48%) memberikan jawaban bahwa ibu mereka mengikuti organisasi kemasyarakatan.

Berdasarkan hasil kuesioner juga dapat diketahui tentang kedudukan ibu mereka dalam oraganisasi dimana mayoritas kedudukan ibu mereka hanya sebagai anggota. Dari hasil wawancara dengan responden dapat diperoleh keterangan mengapa ibu mereka tidak mengikuti organisasi kemasyarakatan dan alasan mereka karena mereka tidak punya waktu untuk mengikuti organisasi seperti itu.

TABEL 5.24

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG FREKWENSI REKREASI BERSAMA KELUARGA

No Frekwensi Rekreasi Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 3 Sseminggu Sekali Sebulan Sekali Tidak tetap 2 19 21 4,76 45,24 50,00 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 39 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden tentang frekwensi melakukan rekreasi bersama keluarga dimana sebanyak 21 orang (50%) memberikan jawaban bahwa untuk melakukan rekreasi dengan keluarga tidak memiliki jadwal yang tetap dan sebanyak 19 orang (45,24%) mengatakan bahwa dalam sebulan pasti mereka melakukan rekreasi bersama keluarga sedangkan sebanyak 2 orang (4,76%) memberikan jawaban bahwa mereka melakukan rekreasi bersama keluarga seminggu sekali.

Rekreasi sangatlah dibutuhkan dalam sebuah keluarga. Manfaatnya adalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga kerenggangan yang terjadi antara orang tua dan remaja yang terjadi dapat diminimalkan. Dengan melakukan kegiatan rekreasi secara rutin dalam keluarga akan terjadi interaksi positif antara anggota keluarga yaitu mereka dapat saling berukar pikiran tentang pengalaman mereka masing-masing sehingga ada keterbukaan diantara mereka. Dengan adanya saling keterbukaan diantara orang tua dan remaja maka terciptalah hubungan yang baik diantara mereka sehingga peluang remaja terjerumus kedalam perilaku menyimpang akan semakin kecil.

TABEL 5.25

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG FREKWENSI MAKAN MALAM BERSAMA KELUARGA

No Frekwensi Makan Malam Keluarga Jumlah (Jiwa) Persentase 1 2 Sering Jarang 18 24 42,86 57,14 Total 42 100,00

Sumber: Hasil Kuesioner 2012

Dari data tabel 40 di atas, dapat diketahui distribusi jawaban responden tentang frekwensi makan malam bersama keluarga dimana sebanyak 24 orang (57,14%) mengatakan bahwa mereka jarang melakukan makan malam bersama dan sebanyak 18 orang (42,86%) memberikan jawaban bahwa mereka sering melakukan makan malam bersama.

Dokumen terkait