• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.10. Distribusi subjek penelitian berdasarkan Kapasitas Total Paru (KTP)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Total Paru

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 6,61 1,01

0,048

Berat Badan Normal 7,18 1,37

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.19. di atas, dapat dilihat bahwa KTP pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p<0,05).

5.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan perbedaan nilai rata-rata fungsi paru pada subjek obesitas dan berat badan normal. Dapat dilihat bahwa nilai fungsi paru menurun seiring dengan bertambahnya IMT. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rabec, Ramos, dan Veale, (2010) yang mengatakan bahwa obesitas mempunyai dampak negatif terhadap fungsi paru.

Pada tabel 5.2., terlihat bahwa nilai rata-rata VT individu obesitas tidak jauh berbeda dari berat badan normal. Berdasarkan uji statistik, didapatkan nilai p=0,429 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara VT individu obesitas dan berat badan normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menbandingkan nilai fungsi paru pada wanita obesitas dan berat badan normal yang sehat dengan rata-rata umur subjek penelitian adalah 24 tahun. VT sering berkurang pada obesitas berat yang biasanya diikuti dengan pola pernafasan yang cepat dan dangkal. Pola pernafasan tersebut merupakan respon dari kekakuan sistem pernafasan yang elastis pada berat badan normal. Selama latihan fisik, terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan VT pada obesitas. Namun, dalam obesitas ringan-sedang, volume tidal saat istirahat sering dalam batas normal serta frekuensi dan dalamnya pernafasan masih sama dengan individu berat badan normal (Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., 2010).

Pada tabel 5.3., terlihat bahwa nilai rata-rata VCI pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal. Nilai p=0,577 pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara VCI obesitas dan berat badan normal. Hal ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menemukan subjek obesitas memiliki VCI yang lebih besar sebanyak 0,58 L dari subjek berat badan normal. Perbedaan ini mungkin terjadi karena subjek penelitian diatas adalah perempuan dimana perempuan memiliki lemak subkutis yang lebih banyak dari laki-laki sehingga mempengaruhi nilai VCI.

Pada tabel 5.4., terlihat bahwa VCE pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,042. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jones, J.L., (2006) yang menemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,0001. Pengurangan nilai VCE pada obesitas merupakan temuan yang konsisten terdapat dalam berbagai jurnal (Kotur, N., Sappandi, N., dan Karne, S.L., 2012). Ladosky, Botelho, dan Albuquerque (2001) pada Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang membandingkan sekelompok pasien obesitas dan tidak obesitas, menduga bahwa pengurangan VCE pada obesitas dapat terjadi akibat konsekuensi terperangkapnya udara di paru sehingga terjadi pengurangan ventilasi volunter maksimum yang merupakan volume udara

usaha volunter. Pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) terdapat penurunan ERV yang diikuti oleh penurunan ventilasi volunter maksimum.

Pada tabel 5.5., terlihat bahwa VR pada individu obesitas dan berat badan normal memiliki rata-rata yang hampir sama yaitu 1,44 L dan 1,39 L dengan VR pada obesitas lebih tinggi dari berat badan normal sebanyak 0,05 L. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,023. Hal serupa terdapat pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menduga bahwa obesitas dapat meningkatkan terperangkapnya udara di paru yang mengganggu ventilasi paru melalui pengurangan volume yang dikeluarkan saat bernafas sehingga terjadi peninggian nilai VR.

Pada tabel 5.6., terlihat bahwa KI pada individu obesitas memiliki rata-rata yang lebih rendah dari berat badan normal dengan perbedaan sebesar 0,34 L. Pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,402 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berbeda dari penelitian oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang mendapatkan peningkatan nilai KI pada obesitas dibandingkan dengan berat badan normal. KI adalah volume maksimal udara yang dihirup sesudah ekspirasi normal yang dipengaruhi oleh VT dan VCI. Pada penelitian tersebut, nilai VCI pada individu obesitas lebih tinggi dari pada berat badan normal sehingga memepengruhi nilai KI menjadi lebih tinggi pada individu obesitas.

Pada tabel 5.7., terlihat bahwa KV subjek obesitas memiliki rata-rata yang lebih rendah dari berat badan normal. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan KV seiring bertambahnya IMT. Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,262. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) dengan nilai p>0,05 dan penelitian oleh Pinzon, R., (1999) di Yogyakarta yang meneliti hubungan KV pada 66 mahasiswa obesitas dan tidak obesitas dengan nilai p=0,289. KV merupakan volume maksimal udara yang dapat dihembuskan keluar secara paksa sesudah suatu inspirasi yang dalam (maksimal) yang dipengaruhi oleh nilai VCI, VCE, dan VT. Pada penelitian ini didapatkan

nilai VCI, VCE, dan VT menurun pada individu obesitas sehingga nilai KV pada individu obesitas dalam penelitian ini menurun.

Pada tabel 5.8., terlihat bahwa KRF pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 2,84 L dan 3,07 L dan nilai p=0,075 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KRF obesitas dan berat badan normal. Hasil ini sesuai dengan penelitian Jones J.L., (2006) yang juga menemukan terjadinya penurunan nilai KRF pada obesitas. Penurunan nilai KRF dan VCE pada obesitas morbid merupakan hasil dari akumulasi lemak pada abdomen dan dinding dada yang mengakibatkatkan perubahan mekanis dari dinding dada. Hal tersebut dapat menurunkan elastisitas paru, peningkatan kerja pernafasan dan mengakibatkan resistensi sehinga menyebabkan melemahnya otot-otot pernapasan (Guimaraes, C., Martins, M.V., Moutinho dos Santos, J., 2012).

Pada tabel 5.9., terlihat KTP pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 6,61 L dan 7,18 L. Dapat dilihat terjadi penurunan sebesar 0,58 L yang masih di dalam batas normal. Pada penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,048. Hal ini juga dijumpai pada penelitan Jones. J.L., (2006) yang mendapatkan perbedaan yang signifikan. Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., (2010) menyebutkan bahwa banyak penelitian yang melaporkan hubungan antara peningkatan berat badan dengan penurunan KTP namun dengan penurunan yang kecil. Mereka juga menyebutkan bahwa nilai KTP biasanya dipertahankan dalam batas normal bahkan pada obesitas berat. Alasan terjadinya penurunan KTP pada obesitas belum diketahui. Tetapi mungkin karena efek mekanis dari jaringan adiposa, karena KTP meningkat dengan penurunan berat badan. Penurunan pergerakan ke bawah diafragma akibat peningkatan massa perut, cenderung menurunkan KTP dengan membatasi ruang untuk ekspansi paru.

BAB VI

Dokumen terkait