• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Dividen

Menurut Dyckman et al (2001:439) “dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan

penerbit, sedangkan Stice et al (2004:902) dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai:

1). Laba ditahan yang mencukupi,

2). Kas yang memadai,

3). Tindakan formal dari dewan komisaris.

b. Jenis Dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham terbagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen menurut Dyckman (2001:439) adalah sebagai berikut:

1). Paling umum

a). dividen tunai, yaitu distrisbusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya,

b). properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.

c). dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham.

2). Khusus

a). dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan,

b). dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

c. Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payement.

1). declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.

2). date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen.

3). ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum da te of record, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut.

4). date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

d. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berkaitan dengan keputusan untuk membagikan dividen atau menahan dividen yang berkaitan dengan pendanaan perusahaan. Penahanan laba dalam bentuk retained earnings tampak dalam dividend payout ratio.

e. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Keown et al (2005:621) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang meliputi hal-hal seperti di bawah ini:

1) Pembatasan Hukum

Pembatasan hukum merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Pembatasan hukum dapat terbagi menjadi dua kategori. Pertama, pembatasan hukum menurut undang-undang dan kedua, pembatasan hukum karena kebijakan perusahaan itu sendiri untuk membatasi pembagian dividen saham biasa.

2) Posisi Likuiditas

Posisi likuiditas menggambarkan seberapa banyak aset lancar yang tersedia. Guna memenuhi pembagian dividen dalam berbagai jenis dividen salah satunya adalah ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar dividen kas kepada para investor. Ketersediaan kas mempunyai pengaruh yang penting dalam kebijakan membagikan dividen dalam bentuk kas selain posisi laba ditahan yang cukup besar. Hal itu didasari karena laba ditahan yang cukup besar kurang menjamin ketersediaan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas jika kas yang tersedia kurang memadai.

3) Tidak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain

Perusahaan besar relatif mempunyai pendanaan eksternal guna melakukan pembayaran dividen kas sedangkan pada perusahaan kecil pendanaan perusahaan hanya berasal dari pihak internal sehingga jika ketersediaan dana internal kurang memadai maka akan berdampak pada kebijakan dividen yang diambil.

4) Kemampuan peramalan laba

Kemampuan peramalan laba menjadi salah satu faktor karena perusahaan yang mampu meramalkan pendapatnya pada masa yang akan datang relatif dapat meramalkan kebijakan dividen seperti apa yang akan diambil. Jika perusahaan mempunyai tren pendapatan yang stabil maka jumlah dividen dalam bentuk kas yang dibayarkan akan besar dan sebaliknya.

5) Kontrol kepemilikan

Kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan. Hal itu didasari dengan ketersediaan dana yang digunakan dalam perluasan perusahaan. Perusahaan yang relatif kecil, kontrol kepemilikan merupakan skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan perluasan perusahaan yang memerlukan dana yang besar. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber pendanaan di luar perusahaan maka perusahaan akan menerbitkan utang guna mendanai perluasan tersebut. Selain itu dana juga didapat dari alokasi laba sehingga berdampak pada jumlah yang akan dibagikan dalam bentuk dividen.

6) Inflasi

Inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Idealnya jika suatu aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dalam periode inflasi terjadi kenaikan harga maka untuk mengganti aset yang diperlukan dalam aktiva operasional perusahaan dibutuhkan pembatasan laba dan ini berarti pengurangan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen.

f. Indikator Kebijakan Dividen

Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagau berikut (Warsono,2003:275):

Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Indikator kedua yang digunakan unyuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio atau DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono,2003:275):

DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.

5. Pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap

Dokumen terkait