• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.10. Dividend Payout Ratio

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai Dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi Dividen dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk saham (stock Dividen). Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang perdebatan karena ada beberapa pendapat mengenai Dividen. Pertama, pendapat yang mengatakan dividen dibagi sebesar-besarnya (dividend relevant); Kedua, kebijakan dividen tidak relevan; dan ketiga perusahaan membagi dividen sekecil mungkin.

Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham tersebut pada dasarnya adalah sebagai akibat dari kenaikan dari laba. Pemberian dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen meskipun perusahaan menderita kerugian.

Bird in the hand Theory menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang

tinggi karena dividen yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak

dibagikan. Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak terhadap nilai perusahaan.

Kelompok pertama, dividen relevan dapat berarti juga, bahwa pembayaran

dividen dapat menurunkan nilai perusahaan. Pemikiran ini didasari adanya pajak dividen yang lebih tinggi dari pada pajak capital gain. Juga tidak benar kalau perusahaan harus membagikan semua laba sebagai dividen, hanya karena perusahaan harus membagikan dividen sebesar-besarnya. Laba dibenarkan untuk ditahan jika dana tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya (memberi net present value positif), dengan harapan dividen di masa yang akan datang akan naik sebagai hasil dari investasi yang dilakukan. Harapan investor untuk memperoleh dividen secepatnya dapat direalisasikan dengan kesediaannya untuk membayar harga atas saham perusahaan dengan lebih tinggi. Pada pasar modal sempurna dan efisien, investor dapat setiap saat menjual atau menginvestasikan kembali dividen yang diterima, sehingga untuk jangka panjang dividen tetap memberikan suatu pendapatan yang tidak berbeda dengan dividen yang tidak dibagikan tapi diinvestasikan oleh perusahaan.

Kelompok kedua menganggap Dividen tidak relevan (the irrelevant of Dividend). Modigliani dan Miller (1958) mengatakan bahwa kebijakan Dividen tidak

mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba, bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan

dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan memberikan net present value yang positif, tidak perduli apakah dana yang digunakan diperoleh dengan menahan laba ataukah dari luar perusahaan dengan menerbitkan saham baru. Dampak dari pilihan keputusan tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan Dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividen).

Kelompok ketiga berpendapat agar dividen dibagi sekecil-kecilnya. Pendapat sebelumnya mengatakan bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas pemikiran bahwa membagikan dividen dan menggantikan dengan menerbitkan saham baru mempunyai dampak yang sama terhadap harga saham. Sayangnya analisis tersebut mengabaikan adanya biaya penerbitan saham baru/biaya emisi (flotation

cost). Biaya yang ditimbulkan akibat menerbitkan saham baru adalah fee untuk underwriter, biaya notaris, akuntan, konsultan hukum pendaftaran saham dan lain

sebagainya yang berkisar antara 2% sampai 4%. Dengan adanya biaya-biaya tersebut, berarti sebagian kekayaan pemegang saham diberikan kepada berbagai pihak sebagai

flotation cost. Jadi bila perusahaan memiliki dana untuk investasi mengapa dana

tersebut dibagikan sebagai dividen?, sehingga menimbulkan biaya flotation. Oleh sebab itu, mereka beranggapan dividen sebaiknya dibagi sekecil-kecilnya, sejauh dana tersebut dapat digunakan untuk investasi yang menguntungkan atau memberi NPV positif.

Easterbrook (1984) dalam Susanti (2010) menyatakan ada keyakinan bahwa semakin banyak Dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar

kemungkinan berkurangnya laba ditahan. Akibatnya, perusahaan harus mencari biaya eksternal untuk melakukan investasi baru. Namun biaya penerbitan sumber pembiayaan ekternal menjadi mahal karena adanya flotation cost. Akibatnya pembayaran Dividen menjadi mahal karena meningkatnya kebutuhan untuk menambah modal eksternal yang lebih mahal.

Perusahaan di negara berkembang umumnya melakukan kebijakan pembayaran dividen dengan payout ratio sebesar dua pertiga dari perusahaan- perusahaan di negara maju. Perusahaan di negara berkembang lebih mementingkan kebijakan dividen berdasarkan payout ratio dibandingkan dengan besaran-besaran moneternya. Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya hanya tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividen payout yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan tinggi akan lebih menyukai dividen payout rendah. Dalam teori kebijakan dividen yang penting diperhatikan adalah apakah perubahan rasio pembayaran dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan? Dalam dunia tanpa pajak atau biaya transaksi tidak ada, Modigliani dan Miller (1958) mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam dunia tanpa pajak pemegang saham bersikap sama saja apakah mereka menerima arus kas sebagai dividen, atau sebagai keuntungan modal, jika kas disimpan sebagai laba ditahan. Sedangkan perusahaan dapat memilih untuk membayar dividen dari kelebihan arus kas dari operasi dan tetap menjalankan investasi yang direncanakan. Karena dana ekstra yang diperlukan dapat diperoleh dengan menerbitkan saham baru tanpa biaya penerbitan. Nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan dividen,

karena semua investasi yang menguntungkan dapat dilaksanakan tanpa memperhatikan pembayaran dividen.

Dunia tanpa pajak tidak realistis karena dalam prakteknya unsur pajak akan selalu mengikuti setiap kebijakan yang diambil. Setiap dividen yang diterima investor akan dikenakan pajak. Modigliani dan Miller juga mengatakan bahwa selama dividen memiliki tarif pajak yang tinggi bagi investor dibandingkan dengan capital

gain, maka tingginya dividen menjadikan tingginya expected personal tax liabilities,

sehingga investor mensyaratkan tingginya expected return sebelum pajak. Jadi menurut mereka apapun kebijakan dividen yang dipilih tidak ada pengaruhnya terhadap harga saham.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan beberapa alasan mengapa dividen tetap dibagikan meskipun pada saat yang sama perusahaan memiliki kesempatan investasi yang menarik, dan perusahaan mendanai perusahaan dari sumber eksternal.

1. Pembayaran dividen kas merupakan suatu yang lazim. Artinya kegagalan

melakukan pembayaran dividen dapat dianggap suatu aib yang memalukan. Selain itu pembayaran dividen dapat memberikan sinyal tentang masa depan perusahaan.

2. Dividen menyajikan sales point bagi investment banking, karena beberapa

investor institusional hanya akan membeli saham perusahaan yang membayar dividen.

3. Shareholders sering meminta dividen, walaupun perusahaan memiliki

kesempatan untuk melakukan investasi kembali dari seluruh dana yang mungkin cukup besar.

4. Ada suatu keyakinan yang tersebar luas, bahwa pembayaran Dividen akan

mengakibatkan harga saham yang lebih tinggi.

Manajer dapat menggunakan kebijakan Dividend Payout Ratio untuk menangkal isu-isu negatif berkaitan dengan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) menemukan hasil yang positif dan tidak signifikan antara pengaruh dividend payout ratio dengan nilai perusahaan dan penelitian yang dilakukan oleh Isshaq (2009), menemukan hasil yang positif dan signifikan antara pengaruh dividend payout ratio dengan nilai perusahaan.

Dokumen terkait