• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis

Dalam dokumen Korea Resto (Halaman 65-73)

refaldofanther January 11, 2014 Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis2014-01-11T16:40:42+00:00 Enterpreneurship No Comment

Hari Kamis tanggal 9 Januari 2013, saya Refaldo Fanther berkesempatan diwawancara untuk acara Ide Bisnis KOMPAS TV. Ini bukan kali pertama saya masuk TV, sudah beberapa kali saya dan Daebak Fan Cafe diliput oleh beberapa acara stasiun TV beberapa diantaranya adalah Penjuru Kota KOMPAS TV, Break Lunch NET 12 NET TV, Weekendlist NET TV, dan DEPOK TV. Liputan sebelumnya fokus membahas secara mendetail tentang keunikan dan keramaian Daebak Fan Cafe sebagai Restoran Korea Pertama di Indonesia dengan Konsep Fan Cafe (The First Korean Fan Cafe in Indonesia). Namun, kali ini liputan Ide Bisnis lebih menonjolkan dari segi inspirasi ide bisnis dan perjalanan bisnis saya selama ini sebelum akhirnya bisa mulai membesarkan Daebak Fan Cafe.

Pertama adalah terkait pengalaman bisnis saya, kedua adalah darimana ide ini berasal, bagaimana bisa merealisasikan sebuah ide bisnis, apa saja yang harus siapkan untuk bisa punya bisnis kuliner. Empat poin tersebut saat sesi wawancara Ide Bisnis Kompas TV akan saya jelaskan secara lengkap (lebih lengkap), silahkan lanjut membaca.

Sejak pertama kali saya kuliah memang sudah bermimpi untuk menjadi seorang

entrepreneur atau pengusaha setelah lulus kuliah. Oleh karena itu, saya terus mendekatkan diri dengan berbagai acara maupun kegiatan yang berhubungan dengan dunia

entrepreneurship. Selain itu saat masa kuliah, saya pernah mencoba bisnis kecil-kecilan untuk merasakan sensasi dan mendapatkan pengalaman berbisnis. Kebetulan saya asli Cirebon, saat zaman kuliah saya coba bawa batik dari Cirebon untuk dijual kepada teman-teman kuliah dan orang tua teman-teman. Sampai pernah saya bawa masuk tumpukan batik ke dalam kelas hehe, anak-anak Teknik Mesin UI 2008 pasti tahu banget. Karena bermodalkan badan sendiri, akhirnya lama-lama ga kuat juga apalagi ditambah ketemu semester neraka

di Teknik Mesin UI, bisnis batiknya bubar deh hehe. Selain itu pernah juga coba-coba ternak lele (apalagi nih teknik mesin, ternak lele hehehe), kan udah dibilang namanya juga coba-coba. Lagi-lagi rugi bandar, bangkrut di musim pertama dan fokus menyelesaikan kuliah agar bisa tepat waktu (alhamdulilah terwujud tepat waktu).

Ide Daebak Fan Cafe ini sebenarnya sudah ada dari sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu Daebak dipikiran dan dicatatan-catatan kecil saya, Daebak masih bernama Soul of Seoul. lebih dari 2 tahun mengendap dipikiran, akhirnya saat semester 7 masa kuliah saya putuskan harus membentuk tim agar bisa merealisasikan Daebak sesaat setelah lulus

kuliah. Selanjutnya, pencarian pun dimulai untuk mencari orang yang bisa membantu saya dalam hal mengurus keuangan, produk (makanan korea), desain, dan human resources. Believe it or not, orang pertama yang menjadi tim Daebak saya dapatkan dari social media (facebook dan twitter). Saya punya requirement tertentu yang saya tanyakan kepada teman-teman lewat facebook dan twitter. Alhamdulilah ketemu, orang pertama adalah Afrizal Juansyah Teknik Industri UI. Setelah itu kita berdua buat survey untuk mengetahui permintaan pasar terhadap dunia kuliner korea (riset). Dalam masa riset market ini, eh malah ketemu 2 orang penggila kuliner korea Wiranti Sitoresmi dan Asiah Syahidah yang keduanya ternyata anak Arsitektur UI. Akhirnya karena memiliki visi, mimpi, keinginan yang sama untuk berbisnis setelah kuliah dan mempunyai restoran korea, kita berempat

membentuk tim Enjinio (artinya adalah engineer dalam bahasa korea). Setelah perjuangan merumuskan konsep, riset pasar mendalam, pencarian investor, supplier, selama sebelas bulan akhirnya Daebak Fan Cafe bisa Grand Opening pada tanggal 23 Februari 2013.

Merealisasikan sebuah ide bisnis itu bukan hal yang mudah, tapi bisa diperjuangkan. Bahkan untuk ide bisnis yang menang berbagai lomba pun, belum tentu bisa terealisasi dan

konsisten. Ide Bisnis akan tetap menjadi ide tanpa sebuah perencanaan dan visi yang jelas. Sebuah rencana bisnis pun tanpa persistensi akan kandas ditengah jalan. Jadi alangka jauh lebih baik ketika kita punya ide bisnis, kita tahu tujuan visi bisnis ini apa, goalsnya

bagaimana, dan mau sejauh mana. Karena ketika kita punya tujuan yang jelas, usaha kita pun akan jelas pula. Selanjutnya bentuk sebuah tim kecil yang solid, yang mau berjuang dalam kondisi apapun, yang memiliki visi yang sama, dan punya kapabilitas yang sesuai dengan keinginan kita. Selanjutnya buat perencanaan, dan mulai realisasikan step by step

dan karena kita sudah memiliki tim yang punya spesifikasi yang jelas kita bisa bagi tugas dalam merealisasikan rencana yang kita sudah sepakati sebelumnya. Jika kita sudah yakin bahwa ide bisnis kita menjual dan terkonfirmasi dengan riset pasar yang kita lakukan, maka tinggal kita usahakan dan perjuangkan sampai terwujud. Saya dan teman-teman pernah ada di satu titik akan bubar karena wujud Daebak Fan Cafe belum kunjung terlihat setelah lebih dari 6 bulan kita berjuang bersama. Namun, karena keyakinan dan persistensi kita bersama kita bisa melewati titik tersebut dan setelahnya sedikit demi sedikit perencanaan Daebak Fan Cafe bisa terealisasi. Jangan menunggu sempurna untuk merealisasikan ide bisnis karena hanya menghentikan langkah kita untuk memulai bisnis tersebut.

Pertanyaan terakhir adalah apa saja yang harus disiapkan untuk bisnis kuliner. Yang pasti harus ide atau konsep yang jelas, karena persaingan dunia kuliner sangat ketat. Sebagai bisnis restoran atau kuliner yang baru, jika kita tidak punya unique selling proposition yang jelas, maka kita akan sulit bersaing restoran yang sudah eksis. Atau jika mau, kita bisa membuat niche yang lebih spesifik atau membentuk market place sendiri seperti Daebak Fan Cafe, The First Korean Fan Cafe in Indonesia. Selain konsep, menurut saya lokasi masih sangat menentukan untuk bisnis restoran. Jadi, cari tempat yang cocok dengan area pasar utama kita, hal tersebut membuat kita lebih mudah menggiring konsumen kita. Berikutnya adalah marketing strategy yang kita lakukan harus sesuai dengan target market kita. Kalo kita pasarnya anak muda mungkin social media facebook atau twitter bisa sangat efektif untuk memperkenalkan produk kita. Namun jika mungkin pasarnya ibu rumah tangga, menyebarkan flyer di perumahan-perumahan, mall, atau pasar masih terbilang efektif. Intinya adalah sesuaikan strategi pemasaran dengan konsumen utama kita. Terakhir, satu hal yang sangat penting adalah menguasai bidang makanan yang kita akan jual. Percuma kan konsep tempat keren, lokasi strategis, tapi makanannya ga enak yang membuat konsumen ga bakal balik lagi. Konsep itu layaknya sebuah attraction atau penarik awal, setelah tertarik datang kembali lagi ya karena makanannya juga.

Tulisan kali ini cukup panjang juga ya hehehe, saya inget-inget lagi sepertinya lebih lengkap dari sesi wawancara untuk Ide Bisnis Kompas TV. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Mohon doanya juga ya biar Daebak Fan Cafebisa terus eksis, terus berkembang di masa yang akan datang, dan bisa

mewujudkan cita-cita sebagai restoran korea terbesar di Indonesia. Sukses buat semuanya ya, amin

36

Dalam dokumen Korea Resto (Halaman 65-73)

Dokumen terkait