• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab Kedua

Fasal 2. Djihad-oel-Açghor dan Djihad-oel-Akbar

Apa jang dimaksoed dengan perkataan ,,Djihad” soedahlah kita ma’loem.

Adapoen perkataan ,,Açghor” itoe terambil dari perkataan ,,çaghir” jang ertinja ,,ketjil” dan ,,açghor” itoe bererti ,,lebih ketjil” atau ,,terlebih ketjil”. Dan perkataan ,,akbar” terambil dari perkataan ,,kabir”, jang maksoednja ,,besar”; djadi ,,akbar” itoe berma’na ,,lebih besar” atau ,,terlebih resar”.

Maka menoeroet ma’na loeghotnja perkataan ,,djihad-oel- açghor” itoe boleh kita terdjemahkan: djihad jang amat ketjil atau teramat ketjil, atau singkatnja:

,,Djihad-Ketjil”, oentoek membedakan dengan ,,djihad-oel-akbar”, jang bererti: djihad jang

terlampau besar, atau djihad jang teramat besar, atau singkatnja: ,,Djihad-Besar”.

Adapoen jang dikatakan ,,Djihad-Ketjil”, ja’ni satoe kedjadian atau keadaan jang berwoedjoed peperangan, pertempoeran atau lain-lain jang sematjam itoe, jang kedjadian-kedjadian itoe di dalam riwajat Nabi dikatakan Qital atau Ghazwah. Inipoen boekan seperti ma’na jang selaloe dipakai oleh pemoesoeh-pemoesoeh Islam dan orang-orang jang anti-Islam, melainkan Qital atau Ghazwah itoe boekanlah bererti ,,penjerangan kepada moesoeh-moesoeh Islam”, tetapi ,,perlawanan kaoem Moeslimin

membela-diri dan mempertahankan Agama Allah”, jang terantjam bahaja dari pihak

orang-orang jang bentji dan memoesoehi Agama Islam.

Dan jang dimaksoedkan dengan ,,Djihad-Besar”, ialah djihad terhadap kepada

diri sendiri dengan ma’na: (1) mengoesahakan dengan bersoenggoeh-soenggoeh hati dan

dengan niat jang boelat-boelat akan lenjapnja kelakoean, sifat dan bathi’at-bathi’at dan berbagai-bagai nafsoe jang boesoek, rendah dan hina dalam diri sendiri, dalam roemah tangga sendiri, dalam orang-orang di dalam perikatan Party ataupoen Oemmat Islam; dan (2) membangoenkan sifat, thabi’at, sjarat, kekoeatan, kepandaian, ketjakapan dan ketjoekoepan, jang dapat menimboelkan ‘ilmoe jang rasih (‘ilmoe jang menoentoen kepada kejakinan jang tegoeh dan kepertjajaan jang koeat) dan ‘amal çalih jang

sempoerna. Oleh karena sifatnja, sifat jang mendalam, sifat jang mengenai diri dan

Oemmat sendiri, maka ,,Djihad” ini poen sering djoega diseboet orang

,,Djihad-oen-Nafs” (ertinja: djihad terhadap kepada diri sendiri).

Menoeroet tarich jang njata, maka Djihad-Besar atau Djihad-oen-Nafsi ini jang haroes didahoeloekan, haroes lebih-lebih dipentingkan, dari pada Djihad-Ketjil, jang bersifat negatief (pembelaan-diri) dan djaoeh dari pada Reconstructief dan Positief, ialah sifat-sifat jang terkandoeng di dalam Djihad-Besar itoe.

Kita katakan Djihad-Ketjil itoe bersifat negatief, karena ia hanjalah satoe pertahanan, satoe pembelaan diri atau pembelaan-Agama, terhadap kepada serangan-serangan moesoehnja. Dan Djihad-Besar itoe kita seboetkan mempoenjai sifat

reconstructief dan positief (kebalikan dari negatief), karena Djihad ini mengandoeng

sifat-sifat: menjoesoen dan mengatoer diri sendiri, menjoesoen dan mengatoer kampoeng dan negeri serta Oemmat Islam.

Lebih-lebih tampak lagi ,,kebesarannja” Djihad-Besar dan ,,keketjilan”-nja Djihad-Ketjil itoe, djika mengingatkan akan Sabda Nabi Moehammad Çlm. jang dioetjapkannja pada waktoe ia poelang dari salah satoe Qital. Maksoednja: ,,Kita poelang dari Djihad-Ketjil dan kita menghadapi Djihad-Besar”.

Mengingat Firman-Firman Allah jang termaktoeb di dalam Al-Qoer-anoel-Karim dan Soennah Nabi Çlm. jang njata, dan mengingat poela kebesaran, kepentingan dan keperloeannja melakoekan Djihad-Besar itoe, maka kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia berkejakinan dan berkepertjajaan dengan sepenoeh-penoehnja dan sedalam-dalamnja, bahwa oentoek menjampaikan maksoed jang loehoer, toedjoean jang moelia ,,memperdapat dan menjentaoesakan hak mengoeasai dan kewadjiban menjelamatkan Negeri Toempah-Darah dan Bangsa sendiri”, sebagai mana jang tertjantoem dalam Statuten Party itoe, fasal kedoea, maka Program-Djihad jang dimaksoedkan itoe ialah :

Program-Djihad-Besar, seperti jang hendak kita rawaikan dengan ringkas di bawah ini. Fasa3. Program-Djihad Partij

Di dalam Bab Pertama, Fasal 9, soedah kita terangkan dengan singkat akan ,,Bangoenan Hidjrah”, di dalam berbagai soesoenan dan tingkatnja, menoeroet sifat-perboeatan jang terlekat di dalam bagian-bagian itoe. Oleh karena Djihad itoe – istimewa sekali Djihad-Besar jang kita maksoedkan itoe satoe perboeatan Nabi Çlm. jang timboel dari pada Sikap-Hidjrah, baik semasa masih tinggal di Mekkah maoepoen sesoedah berkedoedoekan di Madinah, maka bagiannja poen tidak beda dengan bagian-bagian, seperti jang telah kita seboetkan di atas itoe.

Sebeloem kita mentjeritakannja tentang Program-Pekerdjaan di dalam Hidjrah itoe, jang kita namakan ,,Program-Djihad”, baiklah kita toendjoekkan dahoeloe, apakah dasarnja, serta maksoed dan toedjoeannja Djihad itoe.

Adapoen jang mendjadi dasar atau sendi dari pada Djihad itoe ialah: Iman jang

setegoeh-setegoeh dan sepenoeh-penoehnja, seperti tertjatat dari pada ajat-ajat Qoer-an

jang tertjantoem di atas; Iman jang dioetjapkan dengan lisan; Iman jang masoek dalam hati-sanoebari mendjadi I’tiqad jang sekoeat-koeatnja; Iman jang memberi boekti-boekti persaksian jang beroepa sebanjak-banjak ‘amal çalih.

Maka djika hati kosong dari pada Iman, nistjajalah tidak dapat dilakoekan satoe perboeatan ataupoen oesaha jang bersoenggoeh-soenggoeh, sebagaimana jang dimaksoedkan dengan Djihad fi-sabili-Llah ataupoen Djihad ila-llahi wa ila-Rrasoelihi. Dan djika oesaha itoe tidak beroepa djihad, soekar poela hendak dinamakan ‘ibadah, Bakti kepada Jang Esa!

Selain dari pada itoe, jang mendjadi maksoed dan toedjoean di dalam Djihad itoe, tidak bedanja dengan maksoed dan toedjoean Hidjrah: mengharapkan, mentjari

dan mendapatkan Rahmat dan Ridlo dari pada Allah Soebhanahoe wa Ta’ala,

seperti jang termaktoeb dalam djandji-djandji Allah jang kita loekiskan dalam ajat-ajat jang lebih doeloe.

Sjahdan, maka Program Djihad itoepoen terbagi atas 2 bagian jang besar :

(a) Djihad jang berkenaan dengan oeroesan ‘Oeboedijah semata-mata; djihad jang mengenai kewadjiban machloeq kepada Chaliqnja; kewadjiban machloeq jang tidak dapat dibatasi dan disangkoet-paoetkan dengan machloeq jang lainnja. Maka dari pada dasar-Iman jang tegoeh dan koeat itoe tadi, toemboehlah satoe kenjakinan jang sepenoeh-penoehnja dan sedalam-dalamnja akan ke-Esa-an atau ke-Satoe-an (Wahdanijat) Allah Soebhanahoe wa Ta’ala, ialah satoe kejakinan pada lazimnja dinamakan ,,Tauhid”.

Maka Tauhid inipun seperti djoega dasarnja (Iman), tidak boleh hanja tinggal di dalam lisan (moeloet) sadja, dan tidak poela boleh tinggal di dalam hati (I’tiqad) belaka, melainkan haroes poela meroepakan boekti-‘amal jang sesoeai dengan kejakinan itoe.

Maka dengan toemboehnja Tauhid jang bersih dan soetji itoe, terbebaslah manoesia dari pada sifat-sifat takoet, lemah hati, soesah dan lain-lain sebagainja.

Adapoen pengadjaran dan pendidikan, keterangan dan penerangan ini, sedapat-dapat akan dioesahakan poela dengan djalan jang amat moedah, djalan bertingkat-tingkat, menoeroet ‘ilmoe dan pengalaman jang soedah ada di dalam diri manoesia masing-masing, mitsalnya: Pengadjaran dan Pendidikan:

(1) Tentang Kebenaran dan Kenjataan Wahdanijat Allah Soebhanahoe wa Ta’ala, dan tentang kesesatan faham Watsaniyah, jang mendjadi sebab akan menimboelkan perboeatan-perboeatan sjirk;

(2) Tentang oesaha jang haroes dilakoekan, fasal jang haroes ditjari dan diboetoehkan kepada tiap-tiap manoesia, seperti jang terkandoeng dalam kalimat “La mathloeba illa-Llah” (tidak ada jang ditjari dan ditoentoet, melainkan – Rahmat dan Ridlo dari pada – Allah);

(3) Jang mengandung maksoed dan toedjoen hidoep di doenia, jang termaktoeb dalam kalimat: “La maqçoeda illa-Llah” (tiada jang ditoedjoe, melainkan – oentoek mentjoekoepkan perintah-perintah – Allah).

(4) Jang mengandoeng keterangan dan penerangan tentang kejakinan ,,Tidak ada jang wadjib dihambai, melainkan Allah” (La ma’boeda illa-Llah);

(5) Jang mengandoeng keterangan dan penerangan tentang kejakinan ,,Tiada lain jang berwoejoed, melainkan Allah” (La maoedkoeda illa-Llah);

(6) Dan lain-lain keterangan dan penerangan, jang semoeanja itoe pokoknja tidak lain, melainkan kalimat-oet-Tauhid, jalah: La ilaha illa-Llah.

Hal ini tjoekoeplah tjontohnja di dalam rijadhoh-bathiniyah (geestelijke training) yang dilakukan oleh Rasoeloellah Çlm., baik waktoe zaman Mekkah, maoepoen pada selama zaman Madinah.

Di dalam hal ini kita jakin dengan sepenoeh-penoeh kejakinan, bahwa oelama dari pada Oemmat Islam Indonesia, di dalam ataupoen di loear Party, akan dapat menoenjoekan ketjakapan dan ketjoekoepan, bagi memberikan ‘ilmoe kepada sekalian kaoem Moeslimin dengan sebanjak-banjaknja, dan di dalam waktoe jang setjepat-tjepatnja.

(b) Djihad jang berkenaan dengan oeroesan pergaoelan-hidoep bersama, jalah Djihad bagian idjtima’y.

Dalam hal ini Party Sjarikat Islam Indonesia selaloe meloeas-loeaskan faham, pengertian dan fikiran jang djelas dan tegas, tentang segala sesoeatoe jang termasoek dalam idtima’y ini.

(1) Politik.

Tentang wadjibnja melakoekan sikap Politik (sijasah) bagi kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia boekanlah barang jang asing.

Politik jang beroepa ‘ilmoe ataupoen politik jang mendjadi ‘amal; politik jang mengenai oeroesan dalam negeri dan politik jang mengenai oeroesan loear negeri. Soenggoehpoen Politik jang kita maksoedkan itoe teroetama dan pertama-tama sekali Politik-Islam, tetapi tidak boleh berkoerang-koerang poela oesaha kita oentoek mengetahoei politik di loear Islam, agar soepaja dengan tjara banding-membanding itoe, hendaknja lebih loeas dan lebih dalam lagi pengetahoean kita dalam hal ini, jang akibatnja hanjalah akan menjempoernakan perboeatan keislaman kita di dalam bagian politik ini.

Sikap Politik jang mendalam tjoekoeplah kiranja kita toenjoekkan dalam Tarich Nabi, pada waktoe Çlm. menjoesoen dan mengatoer Oemmat Islam di Madinah.

Sikap jang keloear poen djelas poela kita terangkan di dalam tarich Nabi Çlm., jang beroepa perdjandjian-perdjandjian dengan karemoem Jahoedi, dengan kabilah2 bangsa ‘Arab, hingga kepada Perdjandjian-Damai di Hoedaibiyah.8

Soenggoehpoen boekan sekali-kali maksoed kita oentoek mendjelaskan hal Politiik setjara Islam sebagai ‘ilmoe di dalam boekoe jang seketjil ini, tetapi di dalam Bab jang Pengabisan Sikap Politik ini poen akan kita terangkan sekadarnja, bagi pengetahoean dan perma’loeman kepada pihak loear kalangan Party kita.

8

(2) Ekonomi

Sedjak moela lahirnja Party Sjarikat Islam Indonesia (moelai S.D.I. – Sarekat Dagang Islam – Kepada S.I. –Sarekat Islam – hingga pada sa’at ini), sedjak itoe poelalah sioesahakan perbaikan kehidoepan dan penghidoepan Ra’jat dalam bagian ini, sebab pada waktoe itoe pemimpin-pemimpin Pergerakan kita soedah moelai sadar dan insjaf, bahwa sesoeatoe Pergerakkan Politik, teroetama pergerakkan Islam jang berpolitik, wadjiblah mengoeroes dan mengatoer bagian ekonomi. Sebab politik dan ekonomi itoe boekanlah perkara jang berpisah-pisahan antara satoe dengan lainnja, melainkan kedoe perkara itoe haroes mendjadi satoe, soenggoehpoen beda sifat dan woedjoednja.

Adapoen jang kita maksoedkan dengan Ekonomi ini ialah Ekonomi setjara Islam, ekonomi jang tidak keloear dari pada sjariat Agama, Agama, ekonomi jang diperdapat tjontohnja di dalam pergaoelan Hidoep di zaman Madinah antara sahabat-sahabat Ançar dan Moehadjirin, dengan pimpinan dan tuntunan dari pada Rasoeloellah Çlm., satoe tjontoh jang di dalan bagian pembagian rizqi dan lain-lain jang mengenai hal perekonomian tidak ada bandingannja di dalam seloeroeh riwajat peri kemanoesiaan.

Maka ekonomi setjara Islam ini tidak dapat lepas, tidak dapat dipisahkan dari pada pendidikan Roehany (bathin) dan pendidikan achlaq (boedi-pekerti), karena Islam tidak dapat mentjeraikan hidoep-dlohir dengan hidoep bathin, tidak dapat memisahkan djasad dari pada roehnja.

Salah satoe oesaha jang boleh kita peringatkan di sini ialah: pendirian koóperasi- koóperasi. Berkali-kali oesaha ini mendapat pertjobaan, jang mendjadi sebab akan terhambat dan terlambatnja perdjalanan ichtiar itoe.

Oesaha lainnja, jang boleh kita peringatkan di sini ialah: Swadesa. Satoe oesaha jang diandjoer-andjoerkan oleh kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia, sedjak Madjlis Tahkim Party itoe di Bandoeng, dalam Tahoen 1932.

Ini poen tidak poela loepoet dari pada pertjobaan. Sehingga oesaha itoe beloem dapat dilakoekan dengan sempoernanja.

Memang swadesa jang diandjoer-andjoerkan oleh P.S.I.I. baroelah terwoedjoed benih, jang perloe ditanam dan dipelihara baik-baik! Beloem beroepa pohon, beloem poela berboenga dan berboeah ! Itoelah sebabnja, maka andjoeran swadesa dari pada kaoem P.S.I.I. beloem dapat didjalankan oleh Oemmat bangsa kita, sebagaimana haroesnja.

Kita poen masih ingat poela, bahwa di dalam tahoen 1992, waktoe di adakan Kongres (beloem Madjlis Tahkim namanja) oleh P.S.I. Hindia-Timoer, Madjlis ‘Oelama, dan Pemoeda P.S.I.I. di Betawi, antara lain-lain telah dipoetoeskan akan sepakatnja oentoek mengadakan satoe oesaha, jang dikatakan ,,bank qirad”, jang bank ini diharapkan akan mendjadi salah satoe sjarat oentoek memperbaiki perèkonomian Ra’jat Bangsa kita, jang bertjoetjoek tanam

maoepoen jang berdagang. Bank ini beda sifat dan woedjoednja dengan bank jang kita kenal pada dewasa ini. Satoe peroesahaan, jang bersih dari pada memoengoet boenga (rente), satoe oesaha jang soetji dari pada ketjemaran riba.

Soenggoehpoen betapa poela halnja, tidak segan-segan dan tidak berhenti-henti kaoem Party Sjarikat Islam beroesaha oentoek memberi penerangan kepada Ra’jat ‘oemoem ini di dalam bagian perèkonomian, agar soepaja boleh ditolong dari pada djoerang kesengsaraan dan kesoekaran dalam penghidoepannja itoe. Seperti dalam bagian Politik, poen di sini boekan tempatnja oentoek mengoeraikan mas-alah jang amat penting ini, satoe mas-alah jang akan memakan tempat di dalam boekoe jang agak tebal. Melainkan semoeanja kita serahkan kepada sekalian menganjoer bangsa dan Awama, entoek memberikan boeah fikiran dan tjita-tjitanja di dalam ,,Ekonomi setjara Islam"”itoe, kepada Ra’jat dan Bangsa kita.

(3) Sosial.

Oesaha sosial boleh kita ertikan: oesaha jang menghendaki akan maslahat ‘oemoem. Tidak ada sifat politik ataupoen sifat ekonomis di dalamnja, sekalipoen oesaha ini di dalam berbagai-bagai tjabangnja tidak dapat memisahkan diri dari pada politik dan ekonomi.

Seperti djoega bagian politik dan ekonomi, oesaha sosial ini tidaklah terpisah poela dari pada pendidikan boedi-pekerti (achlaq) dan pendidikan

roehany (bathin). Sebab djika tidak sedemikian, maka oesaha ini poen tidak akan

menimboelkan hasil jang baik, hasil jang maslahat bagi Ra’jat kaoem Moeslimin segenapnja.

Kita tahoe, betapa pergaoelan hidoep antara kaoem Moehajirin dan Ançar. Keindahan boedi-pekerti dan keloehoeran deradjatnja bertaqwa kepada Allah itoelah jang mendjadi sebab akan toemboehnja pergaoelan jang amat kokoh, koeat dan sentausa, antara satoe dengan lainnja.

Berkali-kali Pergerakkan kita memboeat pertjobaan oentoek membangoenkan pertjobaan oentoek membangoenkan satoe kehidoepan setjara Islam jang soenggoeh-soenggoeh.

Tjita-tjita dan angan-angan jang moelia itoe moela-moela terdengar di dalam Kongres P.S.I.I., Hindia-Timoer di Pekalongan, dalam achir tahoen 1927 (September). Hampir di dalam tiap-tiap Kongresnja Pergerakkan ini jang berikoet kemoedian dari pada itoe, soeara itoe makin masoek di dalam hati –sanoebari kaoem P.S.I.I., jang achirnja menjebabkan timboelnja satoe oesaha oentoek mengadakan peratoeran-peratoeran dan oendang-oendang, jang memaktoebkan tjara melakoekan segala apapoen, sepandjang tjontoh sjari’at dari pada Nabi

Moehammad Çlm. Peratoeran ini dinamakan ,,Reglement ‘Oemoem bagi Kehidoepan Moeslim”.9

Soenggoehpoen oesaha jang demikian itoe tentoe masih djaoeh dari pada sempoerna, tetapi setidak-tidaknya dengan oesaha itoe tampaklah niat jang baik dan kehendak jang loeroes, oentoek kemaslahatan Ra’jat Bangsa kita, dan kaoem Moeslimin ‘oemoemnja.

Inilah satoe pekerdjaan jang perloe diteroeskan oleh ‘oelama bangsa kita, satoe pekerdjaan jang oetama, jang dapat menimboelkan manfa’at dan maslahat bagi segenap ‘Oemmat Islam dan masing-masing anggautanja.

Hai ‘Oelama Islam! Kita nantikan boeah oesahamoe !

Fasal 4. Moeballighin.

Dengan gambaran jang amat sederhana, seperti jang terseboet di atas, dapatklah kita memikirkan, betapa soekar dan soesahnja oentoek mentjapaikannja.

‘Ilmoe jang manfa’at, ‘ilmoe jang rasih, jang tertanam dalam-dalam di dalam hati sanoebari manoesia itoe, boekanlah satoe perkara jang gampang diketemoekan. Demikian poela tjara-tjara memasoekkan ilmoe jang demikian itoe kepada otak dan hati seorang manoesia, boekanlah pekerdjaan tiap-tiap orang.

Padahal inilah jang mendjadi sebab purtama=tama sekali, djika kita hendak melakoekan djihad jang seloeas-loeas dan sesempoerna-sempoerna; djihad di dalam erti kata:

(a) Mengerahkan segala kekoeatan jang ada pada diri manoesia, (b) Mengoempoelkan segala ‘ilmoe jang soedah mendjadi miliknja,

(c) Menjeboeahkan fikiran, harta hingga kepada djiwa manoesia, bagi keperloean menghambakan diri kepada Allah Jang Esa !

Itoe semoeanja haroes timboel dan toemboeh dari pada niat jang soenggoeh-soenggoeh, Dan dari pada hati jang boelat-boelan, sehingga ‘amal itoe tadi diperboeat karena sengadja, karena kesadaran, karena keinsjafan, jang timboel dari pada ‘ilmoe jang rasih itoe.

Sedang kita mengetahoei poela, bahwa di dalam hal ini tiidak hanja ‘ilmoenja sadja, jang perloe benar dan njata, tetapi sjarat pertama-tama ialah soepaja tiap-tiap penanam ‘ilmoe itoe (‘alim – ‘oelama dj. -), penoentoen dan pemimpin, haroes lebih doeloe jakin akan kebenaran dan kenjataan ‘ilmoe jang diberikannja itoe. Kemoedian

9

Dari pada ,,Reglement ‘Oemoem bagi Kehidoepan Moeslim” ini, jang rentjananja telah dikarangkan oleh Al-Marhoem jang moelia Hadji ‘Oemar Sa’id Tjokroaminoto sebagaimana jang diketengahkan dalam Madjlis Tahkim di Bandjarnegara dalam Tahoen 1934, bolehlah menoenjoekkan kebenaran kata-kata kita di atas.

perboeatannja poen haroes poela sesoeai dengan ‘ilmoe kenjataan dan kebenaran itoe, singkatnja tjotjok dan selaras dengan hoekoem-hoekoem sjari’at Agama Islam.

Inilah jang mendjadi pendorong (motor) jang dapat menanam kejakinan dan kepertjajaan jang sempoerna !

Selain dari pada itoe, penoentoen dan pemimpin itoe haroes poela dapat memberi tjontoh dan tauladan kepada orang-orang jang dipimpinnja; tjontoh dan tauladan jang tidak dapat menjebabkan ragoe-ragoe atau salah faham melainkan tjontoh dan tauladan sepandjang adjaran Penghoeloe Besar Nabi Moehammad Çlm. di dalam tiap-tiap tingkat hidoep dan kehidoepan serta penghidoepan, jang berkenaan dengan diri sendiri maoepoen jang bersangkoetan dengan ‘oemoem.

Djika Oemmat Islam soedah mempoenjai orang jang bersoenggoeh-soenggoeh ichlas, jang soedah menjerahkan fikiran, tenaga, harta dan dirinja oentoek keperloean penjiaran Agama Islam, seperti jang kita gambarkan itoe, Insja Allah Djihad kita akan dapat dilakoekan dengan semestinja. Dan karena itoe dengan tolong dan karoenia Allah Soebhanahoe wa Ta’ala tentoelah kita akan dapat mentjapai deradjat kemoeliaan, ketinggian dan keloehoeran, sebagaimana jang telah diberikan Allah kepada mereka pada zaman Rasoeloellah Çlm.

Akan tetapi oleh karena ‘ilmoe Islam jang amat loeas itoe-djarang diketemoekan di dalam satoe toeboeh manoesia, maka penanam-penanam ‘ilmoe itoe bolehlah kita anggap sebagai ahli di dalam sesoeatoe perkara (expert), mitsalnja: seorang meloeloe mengadjarkan tentang Tauhid, seorang lainnja tentang Politik, lagi seorang tentang Ekonomi dan lain-lain bagian dari pada adjaran-adjaran Islam.

Dengan djalan ini, maka golongan orang, jang di sini boleh kita beri gelaran

Moeballighin, terdirilah dari pada ahli-ahli di dalam beberapa pengetahoean Islam.

Agar soepaja djangan ada salah faham atau salah pengertian dalam hal ini, bahwa jang kita seboetkan Moeballighin itoe ialah boekan hanja orang-orang jang pandai bitjara di moeka ‘oemoem sadja, melainkan jang soenggoeh-soenggoeh di dalam hidoep dan kehidoepannja sehari-hari, di dalam perikatan roemah-tangga atau poen di loearnja, di dalam pergaoelan dan di dalam Party, dan lain-lain, soenggoeh-soenggoeh mendjadi tjontoh dan tauladan bagi orang-orang jang dipimpinnja. Singkatnja ialah orang-orang jang pandai menerima amanat-amanat Allah, dan pandai poela mempergoenakan dan melakoekannja. Pekerdjaan jang amat soekar dan soelit ini, sedjak bertahoen-tahoen soedah dimoelai oleh Pergerakan kita, soenggoeh poen kita tahoe, bahwa pekerdjaan kita itoe masih djaoeh dari pada sempoerna !

Sebaliknja, segala kekoerangan dan ketiadaan itoe memboeka mata-hati kita oentoek melakoekan ‘amal jang akan bertambah-tambah loeas, dan membangoenkan kejakinan serta kepertjajaan jang bertambah-tambah mendalam.

Selain dari pada itoe poen akan dilakoekan poela berbagai-bagai ichtiar, mitsalnja dengan penjiaran boekoe-boekoe, madjalah dan tiap-tiap oesaha lainnja, jang moelia itoe.

Bab Ketiga.

Sikap dan Pendirian

Partij Sjarikat Islam Indonesia.

,,Bahwasenja pelindoeng-pelindoengmoe itoe hanjalah Allah, dan Rasoel-nja dan orang-orang jang beriman jang mendirikan (mendjalankan) salat jang mengeloearkan zakat; dan mereka itoe (adalah) orang-orang jang toendoek (kepada perintah-perintah Allah)”.

,,Dan barang-siapa mengambil Allah dan Rasoel-Nja dan orang-orang jang beriman sebagai pelindoengnja; maka sesoenggoehnja Party Allah itoelah jang (akan menang)”.

Al-Qoer-an, Soerah Al-Maidah (5) ajat 55 dan 56. Sjahdan, maka Sikap Hidjrah sepandjang faham kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia, sebagaimana jang keterangannja soedah kita dahoeloekan dalam Bab-bab jang lainnja, soedahlah rasanja tjoekoep djelas dan tegas, terang dan njata, ta’ada ragoe-ragoe jang terkandoeng di dalamnja.

Sebeloem kita mengoeraikan lebih djaoeh tentang hal Sikap Hidjrah itoe, hendaklah kita soeka memeriksai doeloe isi maksoed ajat-ajat Al-Qoer-an, jang kita soentingkan dalan Kepala Bab ini, agar soepaja adjaran jang boleh kita ambil dari padanja dapatlah hendaknja mendjadi pedoman kita, melangkahkan langkah ke depan.

Party Sjarikat Islam Indonesia satoe Party, jang menghendaki akan tertjapainja

Dokumen terkait