• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Hidjrah P.S.I.I. 2 Ditetapkan oleh: Madjlis Tahkim Party Sjarikat Islam Indonesia ke 22 Tjetak Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sikap Hidjrah P.S.I.I. 2 Ditetapkan oleh: Madjlis Tahkim Party Sjarikat Islam Indonesia ke 22 Tjetak Pertama"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Sikap Hidjrah

P.S.I.I.

2

Ditetapkan oleh:

Madjlis Tahkim

Party Sjarikat Islam Indonesia ke – 22

Tjetak Pertama

Didjelaskan oleh:

(2)

PENGIRING KALAM BAGIAN KEDOEA.

Dari pihak :

Ladjnah-Tanfidzijah Party Sjarikat Islam Indonesia.

Sebagai Badan Penerbit dan Penjiar Brosoer ,,Sikap Hidjrah” karangan saudara

S. M. Kartosoewirjo, Vitje-President Dewan Party Sjarikat Islam Indonesia, rasanja

soedahlah selajaknja kita dahoeloekan se-patah doea-patah kata bagi mendjelaskan penerbitannja.

Alhamdoelillah terlebih doeloe kita oetjapkan, bahwa kini soedah selesai Brosoer

,,Sikap Hidjrah” P.S.I.I. jang oleh Formatie (Soesoenan) Poetjoek-Pimpinan Party S.I.

Indonesia diserahkan dalam Kongres (Madjlis Tahkim) Party ke-22 di Djakarta kepada saudara S. M. Kartosoewirjo oentoek dikerdjakan olehnja, teroetama tentang segala keterangan, penerangan dan pertimbangan jang bersifat pendjelasan (uiteenzetting) atas asasnja ,,Sikap Hidjrah” P. S. I. I.

Asas mesti didjelaskan, karena perloe sekali pihak ramai pada ‘oemoemnja dan

Kaoem P.S.I.I. pada choesoesnja mengikoeti dan mengertikan paham Formatie Poetjoek-Pimpinan Party S. I. Indonesia sekarang ini akan soal Hidjrah jang telah diterima dan disahkan oleh Madjlis Tahkim terseboet di atas, demikian itoe teroetama sekali dengan mengingat betapa djaoeh berlainan dan berbeda sebagian golongan Ra’jat dengan sebagian golongan jang lainnja dari pada antara Bangsa kita Indonesia.

Maka paham, pengertian, pandangan, djeladjahan (analjse) Sikap Hidjrah P.S.I.I. didjelaskan dalam Brosoer ini, jang sebeloem dan sesoedah selesainja terkarang oleh penoelisnja, telah dimoesjawarahkan semasak-masak, dengan Formateur Poetjoek-Pimpinan Party dan L. T. Party Sehari-hari. Sedang tentang hal-hal jang meloeloe mengenai dan berhoeboengan dengan tjara-melakoekannja (wijze van uitvoering), Insja Allah dengan berangsoer-angsoer akan kita terbitkan beroepa Brosoer jang istimewa. Boleh djadi segalanja itoe akan dapat dimoeat dalam seboeah Brosoer lagi, tapi tidak poela moestahil bahwa keterangan dan penerangan atasnja menoentoet dari pada kita toelisan-toelisan jang berdjilid-djilid banjaknja. Dan segalanja itoe tentoelah akan diharapkan pengesahannja dari Madjlis Tahkim Party jang akan datang.

Maka asas ,,Sikap Hidjrah” P.S.I.I. sebagai termaktoeb dalam Brosoer ini bersandar atas pengesahan Madjlis Tahkim terseboet di atas (ke-22), jang sedjak terbitnja akan mempoenjai kekoeatan hoekoem (santjtie) bagi Doenia Party Sjarikat Islam Indonesia. Ia menentoekan gerak, langkah oesaha-ichtiar dan daja-oepaja jang wadjib didjadikan pedoman Party S. I. Indonesia akan mengedjar tjita-tjitanja jang moelia, kemoedian dengan segala kekoeatan tenaga dan pikiran akan beroleh boeah dari padanja.

Sikap Hidjrah jang mendjadikan Sikap P.S.I.I., baik bagi Doenia-Dalam maoepoen bagi Doenia-Loear, baik berhadapan dengan kawan maopoen berhadapan dengan golongan manapoen djoega, jang tidak menjetoedjoei Asas P.S.I.I. Maka keterangan dan penerangan Sikap terseboet dengan seloeas-loeasnja akan didapati orang dalam Brosoer ini. Sangat boleh djadi bahwa segala sesoeatoe jang dioeraikan di dalamnja akan mendjadi dan beroedjoed ,,barang baroe” bagi orang jang sengadja tidak soeka mengikoeti gerak-langkah Party Sjarikat Islam Indonesia dalam selama ia menoendjoekkan oedjoed dan bangoenannja dipermoekaan boemi Indonesia. Tapi kita

(3)

mempoenjai kejakinan setegoeh-tegoehnja bahwa ,,barang baroe” itoe akan mendjilma mendjadi ,,barang loemrah”, barang jang biasa dalam hakikatnja, hanja sebeloem itoe tidak mengetahoei nama dan sifat-sifat jang tegas – dengan tolong dan penerangan jang disadjikan dalam brosoer ini –Dalam pada menerbitkannja, tidaklah kita menjimpan hati was-was atau ragoe-ragoe, karena sepandjang tahoe dan pandai kita segala sesoeatoe jang termaktoeb di dalamnja adalah berdasarkan dan berdalilkan atas sendi Hoekoemmoe’llah

dan Soennah Rasoeloe’llah Moehammad Çlm, semata-mata.

Di balik itoe kita berkejakinan poela, bahwa sifat dan ta’biat manoesia selam-lamanja tidak terbebas dari pada salah dan keliroe. Kesadaran manoesia akan sifat dan tabi’at seroepa itoe, dapat berbalik mendjadi ,,jakin dalam langkah, tegas dan njata

dalam sikap dan pendirian, tidak ragoe-ragoe dalam gerak dan sepak-terdjang karena tidak terhanjoet oleh kiraan dan wasangka” dengan mengoeat dan

membanjakkan sjoekoer dan do’a kehadiran Allah, Dzat jang Maha Tinggi, atas segala sesoeatoe jang kita perboeat dengan kadar kekoeatan lahir dan bathin jang ada pada kita, dengan memperoentoekkan segalanja bagi-Nja dan karena-Nja belaka.

Demikian poela jang kita harapkan karoenia rahmat Ilahi jang akan mendjadi bagiannja Brosoer ini, Amien, ja Rabba’l-‘alamin.

Maka dengan berpedoman Sikap Hidjrah terseboet, Kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia wadjib dan tentoe mempoenjai kejakinan jang setegoeh-tegoehnja, bahwa Insja

Allah segala tjita-tjitanja jang moelia akan tersampai kepada arah jang ditoedjoe.

Achirnja, tjoekoep rasanja ,,Pengiring Kalam” dari pihak kita sekian sadja, sekedar mengenai mana-mana jang perloe mendjadi pendjelasan penerbitan Brosoer ini, dengan kita ikoeti do’a: Moedah-moedahan mendapat samboetan jang berpadanan dari sebanjak-banjak kaoem Moeslimin di Indonesia dan Kaoem Party S. I. Indonesia choesoesnja, serta membawa manfa’at dan goena, oetoek Agama Noesa dan Bangsa.

Wa’l Hamdoelillahi Rabbi’l ‘Alamin, Wa’tjtjalatoe Wa’ssalamoe ‘Ala Chatamin Nabijjin, Moehammad Rasoeloe’llah Çlm.

Salam dan do’a kita: Pimpinan Ladjnah-Tanfidzijah Party S.I. Indonesia.

President:

ABIKOESNO TJOKROSOEJOSO,

Setjretaris:

(4)

PENGANTAR KATA BAGIAN KEDOEA

Hatta, maka berkenaan dengan terbitnja Brosoer Bagian Pertama, di dalam ,,Kata Pengantarnja” soedahlah kami sadjikan keterangan sekedarnja. Hanjalah di sini perloe kami toendjoekkan, bahwa isinja Brosoer Bagian Kedoea ini ialah kesimpoelan dari pada Brosoer Bagian Pertama itoe.

Berlainan dengan Brosoer Bagian Pertama, jang memoeat keterangan dan penerangan (overwegingen), alasan-alasan dan sandaran sepandjang riwajat, dan lain-lain jang bersangkoetan dengan itoe, maka Brosoer Bagian Kedoea ini memoeat kesimpoelan (eindkonklusie) jang menentoekan Sikap dan Haloean jang njata, menoeroet garis dan djalan jang tentoe-tentoe.

Periksalah lebih djaoeh ,,Daftar Isi” Bagian ini !

Selain dari pada itoe, perloelah kiranja kami terangkan, bahwa jang tertoelis di dalam Brosoer ini hanjalah ,,Hidjrah” di dalam asas-asasnja, maksoed dan toedjoeannja, dan beloemlah poela mengindjak bagian-bagian jang berkenaan dengan satoe-persatoenja Perboeatan Nabi jang perloe dan wadjib kita tjontohkan itoe.

Seperti dasar, maksoed dan toedjoeannja, maka Hidjrah dalam Praktijk ini poen menoentoet poela toentoenan jang tegas dan njata, disertai dengan keterangan dan penerangan jang tjoekoep-tjoekoep, dan alasan-alasan jang sah dan koeat, menoeroet adjaran-adjaran dalam Al-Qoer-an dan Soennah Rasoeloellah Çlm. Jang njata. Segala keterangan dan penerangan itoe, djika telah terkoempoel dan tersoesoen, Insja Allah dengan segera akan dapat diterbitkan sebagai Tambahan Brosoer (supplementen) dari pada Brosoer Bagian Pertama dan Kedoea ini.

Dengan djalan ini, maka besarlah harapan kami, bahwa pengertian, faham dan pengetahoean tentang ,,Hidjrah” itoe akan lebih-lebih mendalam, sehingga achirnja boleh mendjadi sebab akan bertambah-tambah sempoernanja ‘amal kita, di dalam Berbakti kepada Allah, pada Djalan Allah, dan karena Allah, menoeroet tjontoh dan tauladan, sepandjang Soennah Rasoeloellah Çalla-Llahoe ‘alaihi wasallam.

Achiroel-kalam, perloelah di sini kami terangkan, bahwa Brosoer Bagian Pertama dan Kedoea ini kami sadjikan kepada segenap Barisan Partij Sjarikat Islam Indonesia dan kepada Oemmat Islam pada ‘oemoemnja, bagi mentjoekoepkan wadjib jang telah ditanggoengkan atas diri kami oleh Madjlis Tahkim terseboet di atas.

Dalam pada itoe, kami selaloe mengharap-harapkan taoefiq, hidajat dan foetoeh dari pada Allah, agar soepaja segala ‘amal-oesaha kita hendaknja dapat disesoeaikan dengan hoekoem-hoekoem-Nja, pada djalan-Nja dan karena-Nja semata-mata.

Amien.

Wassalam,

Vitje-President Dewan

Party Sjarikat Islam Indonesia: S.M. KARTOSOEWIRJO. Malangbong

---, 10 September 1936. Batavia-Tj.

(5)

Bab Pertama.

Hal Hidjrah

,,Bahwasanja orang-orang jang beriman, dan orang-orang jang hidjrah dan beroesaha soenggoeh-soenggoeh pada djalan Allah; mereka itoelah mengharap-harapkan rahmat-Oellah: dan Allah adalah Pengampoen dan Pengasih”.

(Al-Baqarah, ajat 218) Di dalam Bagian Pertama Bab Kelima kita oeraikan dengan agak pandjang sebagian dari pada Riwajat Agama Islam, dan Tarich Perdjalanan Rasoeloellah Çlm. Pada choesoesnja, teristimewa sekali jang berkenaan dengan zaman hendak Hidjrah, zaman di dalam Hidjrah, ‘amal-perboeatan di dalam zaman Hidjrah hingga sampai datangnja Bahagia dan Kemenangan.

Hidjrahnja sahabat-sahabat Nabi Çlm. jang berkali-kali itoe, ke Habsji, ke Madinah maoepoen ke ‘Iç, poen dengan ringkas poela kita rawaikan dengan seperloenja.

Sjahdan, maka Hidjrah itoe adalah salah satoe Perboeatan Nabi jang teramat penting; penting, karena sesoedah Hidjrah kaoem Moeslimin hidoep di zaman baroe, zaman jang terang tjoeatja, karena sorotnja Noer Ilahj ke tanah Madinah.

Lebih penting lagi bagi orang-orang jang ber-Toehankan kepada Allah Jang Esa, dan ber-Nabikan kepada Moehammad Rasoeloellah Çlm., jang soenggoeh-soenggoeh hendak mendjalankan perintah-perintah Allah dengan sempoernanja, dan mentjontohkan hidoep dan kehidoepannja kepada Perdjalanan dan Perboeatan jang dilakoekan oleh djoendjoengan kita, Nabi Moehammad Çlm.

Dalam zaman baroe itoe, dapatlah kita saksikan dengan boekti-boekti jang njata, apakah jang mendjadi sebab akan keloehoeran Oemmat dan Bangsa ‘Arab, hingga sampai kepada poentjak kemoeliaan, jang beloem pernah terkenal oleh ahli riwajat di dalam babad Doenia.

Dalam zaman baroe itoe poela kita dapat mengetahoei betapa ‘amal-oesaha serta langkah-perboeatan jang dilakoekan oleh Nabi dan sahabat-sahabatnja, baik menghadapi Oemmat Islam sendiri maoepoen berhadapan dengan Doenia Loear.

Di bawah ini dengan amat ringkas akan kita terangkan, apakah dan harga Hidjrah, apakah sebab dan maksoed serta toedjoeannja, betapakah bangoen dan sifatnja, dan lain-lain jang berkenaan dengan Hidjrah itoe, sepandjang adjaran di dalam Kitaboellah dan Soennah Rasoeloellah Çlm.

Fasal 1. Erti Perkataan Hidjrah.

Adapoen perkataan Hidjrah itoe asal moelanja terambil dari pada perkataan ,,hadjara”, jang mempoenjai ma’na amat berbagai-bagai, menoeroet keadaan, kedjadian dan waktoe dipakainja perkataan itoe.

Di antara ma’na-ma’na jang terkandoeng di dalam perkataan ,,hadjara” itoe adalah seperti jang berikoet :

(6)

(1) Hidjrah di dalam Ma’na: Menjingkiri (sesoeatoe), seperti jang dimaktoebkan dalam Al-Qoer-an-oel Karim, Soerah Al-Moedatstsir (74), ajat 5:

,,Dan singkirilah ketjemaran itoe”

(2) Hidjrah di dalam Ma’na: meninggalkan dan berpaling (dari pada sesoeatoe), seperti ma’na jang terkandoeng di dalam Al-Qoer-an, Soerah Marjam (19), ajat 46:

(a) ,,… dan tinggalkanlah kami sebentar”

Dan lagi di dalam Al-Qoer-an, Soerah Al-Foerqan (25), ajat 30:

(b) ,,Dan Rasoeloellah Çlm berkata: Hai Toehan! Sesoenggoehnja kaoemkoe menganggap Qoer-an (seperti) barang jang ditinggalkan (disingkirkan)”.

(3) Hidjrah di dalam Ma’na: mendjaoehkan diri (dari sesoeatoe), seperti jang boleh kita ambil peladjarannja dalam Al-Qoer-an, Soerah Al-Moezammil (73), ajat 10:

,,Dan hendaklah engkau sabar atas perkara jang mereka katakan dan hendaklah engkau (Moehammad!) mendjaoehkan diri dari mereka, dengan lakoe dan tjara (mendjaoehkan) jang bagoes”.

(4) Hidjrah di dalam Ma’na: memisahkan (sesoeatoe), seperti jang dimaksoedkan dalam Al-Qoer-an-oel Karim, Soerah Al-Nisa (4), ajat 34:

,,… Dan pisahkanlah mereka (perempoean) di dalam tempat-tempat tidoernja….”

(5) Hidjrah di dalam Ma’na: mendapatkan (sesoeatoe) dengan sigera, seperti jang dimaktoebkan di dalam Al-Qoer-an, Soerah Al-‘Ankaboet (29) ajat 26:

(7)

,,Maka berimanlah Nabi Loeth ‘a. s.. kepada-Nya (Allah), (dan ia berkata kepada kaoemnja): ,,dan sesoenggoehnja kami (hendak) mendapatkan Toehan kami dengan sigera”: bahwasannja Ia (Allah)-lah Jang Maha Koeasa dan Maha Bidjaksana”.

(6) Hidjrah di dalam Ma’na: memoetoeskan perhoeboengan (dengan sesoeatoe) atau pindah (dari sesoeatoe kepada jang lainnja) seperti jang dimaksoedkan dalam Al-Qoer-an, Soerah Ali-‘Imran (3), ajat 194 :

,,Maka mereka jang pindah (dari Mekkah – dan memoetoeskan perhoeboengan) dan (karena) dikeloearkan (oleh orang Qoeraisj) dari tempat-tempat kediaman mereka itoe….”

Keterangan.

(a) Ajat jang pertama (74:5) ialah termasoek ajat-ajat jang terdahoeloe ditoeroenkan (ajat Mekkah);

(b) Ajat kedoea (19:46) dan (25:30) termasoek poela ajat-ajat Mekkah jang pertama, mentjeritakan tentang riwajat Nabi Ibrahim berhadapan dengan kaoem moesjrikin pada zamannja. Perkataan jang ada di dalam Al-Qoer-an itoe adalah sebagian dari pada kata-kata orang moesjrikin kepada Nabi Ibrahim ‘a.s., jang antaranja mengharap kepada ‘A.s. itoe, soepaja ia soeka meninggalkan mereka boeat sementara waktoe. Tegasnja mereka djangan merasa terganggoe di dalam penjembahan berhalanja. Ajat ini kita koetip hanjalah oentoek meloeaskan paham kita tentang erti ,,Hidjrah”. Sedang ajat jang kedoea mentjeritakan anggapan dan sikap penolakan kaoem Qoeraisj terhadap kepada Kitaboellah itoe.

(c) Ajat jang ketiga (73:10) poen termasoek ajat Mekkah jang pertama-tama ditoeroenkan. Ajat ini mengandoeng ma’na choesoesnja jang mengenai Nabi Çlm. (ataupoen seorang moeslim lainnja), sebab semoea itoe disandarkan atas penglihatan mata, pendengaran telinga, pendeknja bersandarkan atas penjelidikan dan pengetahoean serta pengalaman pantja-indera, jang hal ini memang tidak moedah dan sangat soekar disengadjakan bersama-sama.

Mitsalnja, seorang moeslim melihat seorang moesjrik sedang menjembah berhala, jang timboel dari kejakinan-watsanijahnja, tidaklah si Moeslim itoe akan mengadjak saudaranja oentoek melihat perboeatan-sjirk itoe, kemoedian baroe meninggalkan tempat penjembahan-berhala itoe ataupoen mendjaoehkan diri dari pada mereka (moesjrikin). Melainkan pada waktoe ia menjaksikan perboeatan itoe, maka pada waktoe itoe djoega ia wadjib meninggalkan tempat terseboet, atau mendjaoehkan diri dari pada mereka itoe.

Begitoe djoega, djika mereka itoe mengatakan oetjapan-oetjapan jang kotor dan boesoek, tidaklah perloe lagi si Moeslim jang mendengarnja mentjari kawan oentoek mendengar bersama-sama; tetapi pada saat ia mendengar perkataan-perkataan jang melanggar kesopanan atau lain-lain jang tidak diperkenankan oleh Allah dan Rasoel-Nya, dengan sigera waktoe itoe djoega ia haroes meninggalkan tempat tsb. Ataupoen

(8)

mendjaoehkan diri dari pada mereka itoe. Dengan tidak tergantoeng kepada adanja kawan atau tidak.

Adapoen tjara-tjara melakoekan perboeatan jang demikian itoe, tjoekoeplah kiranja ditoendjoekkan dalam perkataan ,,djamila(n)” (jang bererti: bagoes, baik dlls.). Lagi poela di dalam tarich, jang sebagiannja telah kita soentingkan di dalam Bagian Pertama, dapatlah kita menjaksikan perboeatan Rasoeloellah Çlm. Terhadap kepada kaoem Qoeraisj, jang kebagoesan dan kebaikan riwajat manoesia; perboeatan jang dilakoekan perboeatannja tidak ada bandingnja di dalam Manoesia Oetama, tingkah lakoe jang dilakoekan oleh seorang jang ditinggikan dan dimoeliakan oleh Allah; perboeatan Manoesia, jang wadjib mendjadi tjontoh bagi segenap peri-kemanoesiaan di seloeroeh ’Alam ini.

Kemoerahan hati, kemoeliaan boedi dan keloehoeran pekerti di dalam dada Rasoeloellah Çlm., jang menimboelkan perboeatan, sikap dan langkah jang sebaik-baiknja dan seindah-indahnja itoe, ditjontohi poela oleh sekalian sahabat-sahabatnja, bahkan sewadjibnja ditjontohi oleh sekalian kaoem Moeslimin, jang mengakoei dirinja sebagai Oemmat-Moehammad !

Dengan kata-kata ,,djamila(n)” itoe poela tjoekoeplah ditoendjoekkan dengan njata, bahwa perboeatan Rasoeloellah Çlm. Dan orang-orang jang bersama-sama Çlm. (wal-ladzina ma’ahoe) itoe, djaoeh dari pada hawa nafsoe jang mengandoeng perbentjian. Moehammad bin ‘Abdoellah Çlm. Ditoeroenkan di Doenia sebagai Oetoesan Allah, bagi membawa Rahmat Allah kepada sekali Manoesia, jang soeka toeroet kepadanja !

Oentoek menjiarkan perdamaian, dan tidak oentoek menimboelkan permoesoehan antara seorang dengan seorang, ataupoen antara segolongan dengan segolongan manoesia jang lainnja !

Oentoek memboeat perikatan persaudaraan jang tegoeh dan koeat, dan boekan sekali-kali oentoek mengadakan pembojkotan antara satoe dan lain !

Oentoek memberi asas-persamaan-deradjat antara manoesia dan manoesia, jang kaja dan jang miskin, jang pandai (‘alim) dan jang bodoh, jang koeat dan jang lemah, toean dan hambanja, jang semoeanja itoe masing-masingnja dan segenapnja wadjib menghambakan diri kepada Allah; Allah jang Toenggal, Allah jang tjoekoep dan tjakap oentoek mengoeroes dan memelihara sekalian hamba-Nja. Djadi tidak sekali-kali oentoek memboeat pemogokan, ataupoen menoendjoekkan kesombongan dan penolakan !

Oentoek mengandjoer-andjoerkankan Persatoean Segenap Peri-Kemanoesiaan, dan boekan oentoek menjebabkan petjah-belah atau tjerai berai antara segolongan dengan segolongan jang lainnja ! Tidak poela terkenal dalam riwajat, maoepoen menoeroetkan Al-Qoer-anoel ‘Adzim, bahwa Rasoeloellah pernah berboeat kasar ataupoen dlolim terhadap kepada seseorang manoesia, biar kepada moesoeh jang terdjahat atau jang amat berbahaja sekali poen !

Pendek-pandjangnja, Al-Qoer-an, jang selaloe mendjadi pedoman di dalam perdjalanan Rasoeloellah Çlm., dan riwajat jang njata dari pada perdjalanan Çlm. Itoe memberi boekti kepada tiap-tiap manoesia jang soeka mempergoenakan ‘akal fikirannja, bahwa Hidjrah Rasoeloellah Çlm. Itoe tidak mengandoeng sikap bentji,

(9)

meradjoe’, mogok, permoesoehan ataupoen lain-lain sifat jang tertjela sepandjang Agama Islam, ialah agama jang disoetjikan oleh Allah dari pada tiap-tiap ketjemaran, dan kekotoran, karena hawa-nafsoe manoesia !

(d) Ajat jang keempat (4:34), jang dimoelai dengan ,,Orang-orang lelaki itoe adalah

pelindoeng bagi orang-orang perempoean………”, dan perkataan ,,……… di tempat-tempat tidoer mereka (perempoean-perempoean) itoe”, menoendjoekkan

dengan njata-njata akan perhoeboengan antara laki-laki dan perempoean di dalam ikatan roemah-tangga. Peristiwa jang demikian itoe boleh terdjadi antara laki-laki dan perempoean, djika ada oezoer di antara kedoea belah pihak itoe jang tidak moedah diselesaikan, jang boleh djadi achir kemoediannja akan menimboelkan ,,hoekoem noesdjoez atas perempoean” atau boleh menjebabkan ,,djatoehnja talaq dari fihak laki-laki”.

Jang perloe diterangkan di sini ialah, bahwa kedjadian jang demikian itoe --perpisahan antara laki-laki dan perempoean, di dalam perikatan berlaki-isteri—tidak poela di dalam riwajat Nabi Çlm. Ataupoen di dalam Al-Qoer-an, terdapat sikap ,,meradjoek” (éliq) di dalamnja.

(e) Ajat kelima ditoeroenkan poela di Mekkah, mentjeritakan riwajat Nabi Loeth. Adapoen tentang ,,Hidjrah ila-Llah”, ini, hendaklah periksa fasal VII, tentang ,,Matjamnja Hidjrah”, di bawah.

(f) Dalam ajat keenam (3:194) jang termasoek ajat-ajat Madinah, teranglah soedah, bahwa erti perkataan ,,hadjara” di sini ialah ,,poetoes perhoeboengan atau pindah dari satoe tempat kepada tempat jang lainnja.”

Poetoes perhoeboengan, karena mereka dikeloearkan (dioesir) atau dihalaukan dari tempat-tempat kedoedoekannja jang moela-moela; boekanlah karena mereka sengadja memoetoeskan perhoeboengan itoe, karena hawa nafsoenja.

Ajat ini mengenai ‘oemoem, sebab di dalam ajat itoe –selainnja soesoenan perkataan dan rangkaian kalimatnja, menoendjoekkan, bahwa hidjrah itoe dilakoekan bersama-sama—dimaktoebkan poela perkataan-perkataan ,,………. min dzakarin au

oentsa ………” (dari pada laki-laki atau perempoean). Djadi beda dengan ajat-ajat

jang terseboet dalam (1), (2) dan (3).

Fasal 2. Siapakah jang haroes Hidjrah?

Menoeroet riwajat Islam, dan lebih tegas dan njata, menoeroet ajat-ajat Al-Qoer-an, maka jang wadjib Hidjrah ialah tiap-tiap orang laki-laki dan perempoeAl-Qoer-an, toea dan moeda.

Di dalam Bab ini, Fasal 1, hoeroef (f), telah kita rawaikan dengan laloe lintas, bahwa orang-orang perempoeanpoen hidjrah poela. Lebih djaoeh, periksalah Soerah Al-Moemtahanah (60) ajat 12, di mana terdapat poela perkataan ,,Moehadjirat” (ertinja: orang-orang perempoean jang hidjrah – mendapatkan Nabi Çlm. di Madinah).

(10)

Selain dari itoepoen di dalam Al-Qoer-an, Soerah Al-Ahzab (33) ajat 50, dikatakan dengan tegas, bahwa orang-orang perempoean poen ikoet Hidjrah, sama2 dan bersamaan dengan laki-laki, istimewa Nabi :

,,…(Mereka-orang-orang perempoean) jang hidjrah berserta engkau (Moehammad! )…” Mereka itoe melakoekan Hidjrah Nabi Çlm.

Seperti di dalam tiap-tiap perkara di dalam tiap-tiap perkara dan di dalam tiap-tiap ketentoean ada djoega ,,perketjoealiannja”, maka di sini poen ada djoega perketjoealiannja, seperti Firman Allah di dalam Al-Qoer-an, Soerah An-Nisa (4), ajat 98:

,,Melainkan orang-orang jang dlo’if (lemah) dari pada orang laki-laki dan perempoean dan anak-anak, jang tidak mempoenjai kekoeatan (kekoeasaän) , dan (ataoe) tidak mendapat djalan (oentoek hidjrah itoe)”.

Djadi njatalah di sini, bahwa jang diperketjoealikan dalam Hidjrah itoe, hanjalah orang-orang jang tidak berkoeasa, orang-orang jang dlo’if (lemah), baik laki-laki maoe perempoean ataupoen anak-anak 1.

Fasal 3. Kemana Hidjrah?

Di dalam tarich berkali-kali dilakoekan Hidjrah itoe, dan tempat jang ditoedjoenja poen berbeda-beda :

(1) Hidjrah ke Habsji (Abessjnië), jang dilakoekan di dalam pertengahan zaman Mekkah;

(2) Hidjrah Nabi Çlm. dan kemoedian diikoeti oleh sahabat-sahabat dan sanak keloearganja, ke Madinah; sebeloem itoe poen ada poelalah tertjatat tarich ,,Hidjrah sahabat-sahabat Nabi ke Madinah” dalam awal th. Kenabian jang ke 13, sesoedah Bai’at-‘Aqabah kedoea.

(3) Hidjrah ketjil ke ‘Iç, karena Madinah tidak lagi memberi tempat kepada mereka itoe; hidjrah ini terdjadi pada achir zaman Madinah 2.

1

Tentang hal ,,koeasa” atau ,,tidak-koeasa” itoe sesoenggoehnja hanjalah tergantoeng kepada faham Istitha’ahnja. Ada setengah orang jang mempoenjai ,,kekoeatan” dan ,,kekoeasaan”, tetapi ia merasa ,,tidak-berkoeasa”. Hanja karena hawa-nafsoe ,,mentjari-enak” meradjalelah dalam dirinja.

(11)

Bagi kaoem Moeslimin ‘oemoemnja soekarlah memperbedakan antara Mekkah dan Habsji, Mekkah dan Madinah, Mekkah dan ‘Iç, begitoe djoega perbedaan antara satoe dengan jang lainnja.

,,Mekkah” dalam anggapan dan kejakinan kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia, boekan Mekkah di tanah ‘Arab, melainkan ialah ,,Mekkah di Indonesia”, dengan ringkas kita katakan ,,Mekkah Indonesia”.

,,Habsji”, satoe negeri jang mendjadi penting di dalam riwajat Islam karena mendjadi tempat-perlindoengan, boekan poela Habsji jang terletak di Afrika-Oetara, melainkan ialah ,,Habsji di Indonesia” atau dengan ringkas ,,Habsji-Indonesia”.

,,Madinah”, satoe negeri haram, di mana Çlm. mendapat perlindoengan Allah S.w.T., dalam anggapan dan kejakinan Party Sjarikat Islam Indonesia, boekanlah poela Madinah di tanah Arab itoe, melainkan ialah ,,Madinah di Indonesia” atau ,,Madinah

Indonesia”.

Begitoe djoega ,,‘Iç”, satoe tempat di pantai laoet. Boekan dialah ‘Iç dalam

pandangan dan anggapan kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia, tetapi ialah ‘Iç jang ada di Indonesia, ialah ,,‘Iç-Indonesia”.

Djadi, djika kita hendak mengikoeti (itba’) kepada langkah-perboeatan Nabi Çlm. Di dalam bagian Hidjrah jang terlampau amat penting ini, boekanlah maksoednja, soepaja soepaja kita pergi ke Mekkah (di negeri ‘Arab), ataupoen ke ‘Iç (di negeri ‘Arab poela) !

Boekan ! Sekali-kali boekan !

Sjahdan, maka Mekkah (tempat-kelahiran orang-orang Moeslimin jang masoek golongan Moehadjirin) dan Madinah, Habsji dan ‘Iç itoe bagi faham dan kejakinan kaoem Party Sjarikat Islam, letaknja di Indonesia poela, di kampoeng dan negeri kita

sendiri, di tempat-kelahiran dan tanah toempah darah kita sendiri 3.

2 Periksalah: Bagian Pertama, istimewa Bab-bab Kedoea, Ketiga dan Keempat!

3

Djanganlah hendaknja pembatja keliroe faham akan kata-kata, seperti: ,,Mekkah Indonesia”, ,,Habsji-Indonesia”, ,,Madinah ,,Habsji-Indonesia”, ,, ‘Iç-Indonesia”! Boekan maksoednja oentoek mengadakan satoe Negeri, jang bernamakan Mekkah, Habsji, Madinah , ‘Iç di tanah toempah-darah kita ini ! Boekan poela maksoednja, soepaja negeri Mekkah dan lain-lain di benoea lain itoe, haroes dipindahkan ke sini ! Melainkan jang dimaksoedkan dengan perkataan-perkataan terseboet ialah, bahwa dalam pandangan faham dan kejakinan kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia: Nama-nama tempat itoe mengandoeng erti

Isti’arah (figuurlijk), dan tidak boleh difahamkan sepandjang kata-kata itoe sadja (letterlijk). Hal ini hanja

bererti dalam bagian Hidjrah semata-mata, dan tidak sekali-kali berkenaan dengan ‘ibadah jang lainnja, mitsalnja: naik Hadji. Dan perloe kiranja diperkatakan disini, bahwa dengan faham pandangan dan kejakinan Party Sjarikat Islam

Indonesia seperti jang kita toeliskan di atas itoe, erti dan harganja Haramain tidak akan berkoerang-koerang, bahkan akan bertambah-tambah. Lagi poela mendjadi boekti-kenjataan aka Kesempoernaan

Agama Islam. Agama boeat Segenap Peri-Kemanoesiaan, dalam tiap-tiap zaman dan di mana-mana

(12)

Fasal 4. Berlakoenja Hidjrah.

Fasal ini kita bagi mendjadi tiga bagian : (1) Wadjibnja Hidjrah.

Wadjibnja Hidjrah jang didjatoehkan atas kaoem Moeslimin, boekanlah orang-orang jang bertempat tinggal di Madinah, di Habsji, di ‘Iç ataupoen di lain-lain tempat, melainkan ialah wadjib atas kaoem Moeslimin jang bertempat-tinggal dan beroemah di Mekkah.

Orang-orang jang ada di Madinah atau lain-lain tempat di loear Mekkah itoe, boleh mendjadi kaoem Moeslimin jang membela dan memperlindoengi (Ançar) saudara-saudara kaoem Moehadjirin; boleh djoega ia mendjadi kaoem Moenafiqin, jang poera-poera masoek Islam, tetapi sesoenggoehnja hendak melakoekan chianat; ataupoen mereka itoe boleh tetap di dalam kekoefoerannja; tegasnja memegang tegoeh akan peratoeran dan kejakinan-agamanja jang doeloe-doeloe (sebeloem Islam). Itoelah hanja terserah kepada mereka itoe sendiri, dan tergantoeng kepada pertolongan Allah S.w.T. semata-mata !

Orang-orang Moe’minin jang hidjrah baik ke Habsji, atau ke Madinah, atau ke ‘Iç, sama-lah deradjatnja, seperti jang termaktoeb di dalam Qoer-an Soerah An-Anfal (8), ajat 75:

,,Dan orang-orang jang kemoedian beriman, dan hidjrah, dan beroesaha

soenggoeh-soenggoeh (pada djalan Allah) bersama-sama kamoe; mereka itoelah termasoek golonganmoe (Oemmat Moehammad)”.

(2) Zaman Hidjrah.

Pada zaman inilah, jang berlakoe sedjak Hidjrah Nabi Çlm. hingga kepada zaman Fatah dan zaman Falah, jang lamanja koerang lebih 8 tahoen itoe, kaoem Moeslimin jang termasoek bagian Ançar -

soenggoehpoen mereka tidak ikoet Hidjrah, karena ta’ ada alasan oentoek melakoekan Hidjrah itoe – mempoenjai deradjat jang bersamaan dengan kaoem Moehadjirin.

Bahkan di dalam Al-Qoer-an, Soerah Al-Anfal (8) ajat 72, dikatakan, bahwa mereka itoe adalah pembela dan pelindoeng antara satoe dengan lainnja :

,,Sesoenggoehnja orang-orang jang beriman, dan sama hidjrah, dan sama oesaha dengan soenggoeh-soenggoeh pada djalan Allah dengan harta-benda dan djiwanja, dan orang-orang jang memberi tempat-perlindoengan dan membantoenja (membelanja); mereka itoelah pendjaga setengah dari pada setengah jang lainnja…”

(13)

Lebih tegas lagi di dalam Qoer-an, Soerah tsb., ajat 74, dikatakan, bahwa mereka itoe – Moehadjirin dan Ançar - adalah orang-orang Moe’minin jang

soenggoeh-soenggoeh :

,,Dan mereka jang beriman, dan hidjrah, dan bekerdja soenggoeh2 pada djalan Allah, dan orang-orang jang memberi perlindoengan dan membela (mereka itoe); mereka (Moehadjirin dan AnÇar) itoe orang2 Moe’min jang

sesoenggoeh-soenggoehnja; bagi mereka itoe (diberikan Allah) ampoen dan rizqi (pemeliharaan) jang tjoekoep2”.

(3) Kesoedahan Hidjrah.

Hidjrah itoe – masoek bagian (1) dan (2) di atas – tidak boleh disoedahi atau diperhentikan, sebeloem datang Falah (Bahagia) dan Fatah (Kemenangan atau Pemboekaan) jang njata.

Dan Hidjrah itoe wadjib poela teroes berdjalan, selama di tempat itoe masih meradjalela peratoeran-peratoeran penjembahan berhala, tegasnja peratoeran-peratoeran-peratoeran-peratoeran jang melanggar Agama Allah!

Dalam tarich ditoeliskan, bahwa berhentinja Hidjrah itoe pada waktoe Islam telah mendapat kemenangan atas Mekkah, satoe kemenangan jang hanja akan tertjapai dengan Kehendak (Iradat) dan Kekoeasaan (Qoedrat) Allah semata-mata !

Sedjak zaman itoe tidak lagi terdjadi poetoes perhoeboengan atau perpisahan antara Mekkah dan Madinah, melainkan kedoea itoe disatoekan, diseboeahkan. Boekan ,,disatoekan” dalam erti kata, jang kedoea negeri itoe mendjadi satoe negeri ! Djaoeh djaraknja (antaranja), tidak beroebah watas-watas kedoea negeri itoe ! ,,Satoe”, karena kedoea negeri itoe, sedjak datangnja Falah dan Fatah jang njata itoe, diikat oleh tali-tali (hoekoem-hoekoem) Allah !

,,Satoe”, karena negeri itoe mendjadi tempat penjembahan Allah jang teroetama !

,,Satoe”, karena kedoea negeri itoe masing-masingnja disoetjikan oleh Allah ! Maka soedah sepatoetnjalah, jang kedoea negeri itoe sedjak moela disoetjikan oleh Allah hingga pada sa’at ini, terkenal namanja sebagai ,,Haramain”, tegasnja kedoea negeri jang soetji.

Fasal 5. Sebab-sebabnja Hidjrah.

Oentoek mengetahoei dan mendapat kenjataan akan ,,apakah sebab-sebab Hidjrah” jang sesoenggoehnja itoe, hendaklah lebih dahoeloe kita periksa ajat-ajat itoe, hendaklah lebih dahoeloe kita periksa ajat-ajat jang termaktoeb di dalam Fasal I, dari pada Bab ini.

Di sitoe njatalah bahwa Perboeatan Nabi, jang diseboet Hidjrah itoe, bolehlah dibahagi mendjadi doea bagian jang besar :

(1) Hidjrah jang diwadjibkan atas manoesia seorang diri (individueel), jang hanja dapat dilakoekan oleh seorang-seorangnja, seperti jang keterangannja telah kita gambarkan dalam Bab ini, Fasal I, bagian (c).

(2) Hidjrah jang diwadjibkan atas segolongan manoesia sebagai satoe badan (universeel maatschappelijk).

Hidjrah bagian ini dapat dan haroes didjalankan bersama-sama. Di dalam Hidjrah jang (2) ini, menoeroet sifat-perboeatan Nabi Çlm. dapat poela kita bagi mendjadi 2 bagian :

(14)

(a) Perboeatan dan sikap serta langkah Nabi dalam Hidjrah jang hanja mengenai keperloean dan kepentingan kaoem Moeslimin sendiri, di dalam dan atas kaoem Moeslimin itoe poela. Hidjrah ini boleh kita namakan ,,Hidjrah mendalam” (Intern).

(b) Perboeatan Nabi Çlm. jang mengenai orang-orang atau golongan di loear kaoem Moeslimin. Karena sifatnja boleh kita menamainja ,,Hidjrah ke Loear” (Extern). Djika kita soeka menjelidiki tarich Nabi Çlm. dengan teliti, maka njatalah, bahwa fasal jang menjebabkan timboelnja Hidjrah – jang (1) ataupoen jang (2) – hanjalah karena ada ,,Fitnah di dalam Agama” semata-mata, sebagaimana jang terseboet dalam Firman Allah, Soerah An-Nahl (16) ajat 110:

,,Dan sesoenggoehnja, Toehanmoe – tentang orang-orang jang Hidjrah, setelah mereka

mendapat fitnah, (dan) kemoedian oesaha soenggoeh-soenggoeh dan bersabar –

sesoenggoehnja Toehanmoe setelah itoe Maha Mengampoeni dan Maha Asih.”

Dan lagi menoeroet Hadits jang diriwajatkan dari pada Siti ‘Aisjah:

,,… Maka hidjrah itoe wadjib atas tiap-tiap Moeslim jang takoet difitnah karena agamanja”.4

Pada lazimnja orang mengenal erti kata ,,Fitnah” itoe hanjalah di dalam erti: kesoekaran, penganiajaan (dlolim), kesoesahan dan lain-lain jang dirasa tidak sesoeai dengan nafsoe manoesia ,,mentjari-enak”.

Pada hal boekan begitoelah maksoednja !

Fitnah bolehlah kita ertikan: pertjobaan, boedjoekan, oedjian, siksa dan ketiadaan kepertjajaan (djahil).

Toekang mas jang hendak ,,mengoedji atau mentjoba” mas dengan tjara meleboer atau lainnja, dalam loeghot ‘Arab perboeatan jang demikian itoe dikatakan ,,Fitnah”.

Perboeatan seorang mengadjak-adjak atau memboedjoek orang, soepaja doerhaka, dikatakan djoega ,,Fitnah”.

Orang menganiaja ataupoen menjiksa orang, soepaja tergelintjir dari pada djalan benar, perboeatan jang demikian itoe diseboet djoega dengan ,,Fitnah”.

Pemberian makanan dan minoeman atau lain-lain jang nampaknja bagoes, lezat dan enak jang dapat menjebabkan ,,tinggalnja wadjib”, poen dikatakan orang djoega ,,Fitnah”.

Mengingat keterangan di atas, maka pada ‘oemoemnja bolehlah fitnah itoe kita ertikan: tiap-tiap perboeatan atau apapoen djoea sifat dan woedjoednja, jang boleh

4

(15)

mendjadi sebab akan tersesatnja manoesia dari djalan Kebenaran, sepandjang djalan-djalan Agama Islam.

Sehingga dengan keterangan itoe, fitnah itoe bolehlah nampak bagoes, baik, enak, molek dlls. Jang boleh mengharoekan dan menghiboerkan hati manoesia. Mitsalnja: tawaran kaoem Qoeraisj kepada Rasoeloellah, jang beroepa: angkatan mendjadi radja-Qoeraisj, harta-benda sebanjak Çlm. kehendaki, perempoean-perempoean jang disoekainja, dll. dengan djandji, soepaja Rasoeloelllah soeka menghentikan penjiaran agama Allah! Sebaliknja fitnah jang tidak enak diderita, jang menimboelkan kesoekaran dan kesoesahan, mitsalnja: penganiajaan kepada sahabat-sahabat Nabi Çlm. oleh kaoem Qoeraisj, kekoerangan waktoe di Sji’ib, dan lain-lain lagi jang seroepa itoe.

Bahkan di dalam Kitaboellah kita dapati poela adjaran-adjaran, bahwa ,,doenia perempoean dan anak-anak” kita itoe semoeanja mendjadi ,,fitnah”.

,,Doenia” mendjadi fitnah, djika dengan karena doenia itoe kita mendjadi sesat ! Anak dan isteri kita dan apapoen djoega bisa mendjadi ,,fitnah”, djika semoeanja itoe mendjaoehkan kita dari pada Rahmat Allah ataupoen menjimpangkan kita dari pada Djalan Allah !

Fasal 6. Maksoed dan Toedjoean Hidjrah.

Adapoen Maksoed dan Toedjoean Hidjrah jang pertama-tama dan teroetama sekali ialah: Mengharapkan, Mentjari dan Mendapatkan Oellah; Rahmat-Oellah, jang boleh disaksikan oleh tiap-tiap orang jang tidak sengadja memoengkiri Tarich Nabi Çlm. dan Tarich Agama Islam ‘oemoemnja, teroetama sekali sedjak Madinah, sedjak tahoen pertama hingga datangnja Fatah dan Falah (8 H.); Rahmat-Oellah jang beroepa Keselamatan Doenia dan Achirat; Rahmat-Rahmat-Oellah jang didjandjikan kepada tiap-tiap manoesia jang Toehan-kan kepada Allah jang Esa, dan jang ber-Nabikan kepada Moehammad Rasoeloellah Çlm.

Rahmat-Oellah itoelah jang wadjib kita harapkan! Rahmat-Oellah itoelah jang wadjib kita tjari (thalab) ! Dan Rahmat-Oellah itoe poelalah jang wadjib kita dapatkan!

Selain dari pada itoe, jang terkandoeng di dalam Maksoed dan Toedjoean Hidjrah itoe, ialah: Mengharapkan, Mentjari dan Mendapatkan Ridlo dari pada Allah

Soebhanahoe wa Ta’ala, sebagaimana jang dinjatakan di dalam Firman Allah, Soerah

(16)

,,Dan (tentang) jang terlebih dahoeloe, [orang2] jang pertama-tama termasoek [golongan] Moehadjirin dan AnÇar, dan orang2 jang mengikoeti (langkah)

mereka itoe dengan sebaik-baiknja [semoeli-moelianja]; (maka) Allah meridloi mereka itoe, dan mereka itoe ridlo akan Dia (Allah)….”

Kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia jakin dan pertjaja dengan sepenoeh-penoehnja kepertjajaan, bahwa djika kita soenggoeh-soenggoeh mengikoeti langkah terdjang jang telah dilakoekan oleh Nabi Çlm. tentoelah Allah Soebhanahoe wa Ta’ala akan memberikan Rahmat dan Ridlo-Nya, jang telah diberikan Nabi dan Oemmat Islam, jang di dalam pimpinan dan ketentoean Nabi jang Moelia itoe.

Fasal 7. Matjamnja Hidjrah

Menoeroet sifat lakoe dan perboeatan jang dilakoekan, maka matjamnja Hidjrah itoe pada garis besarnja terbagi atas empat bagian :

(1) Hidjrah fi-Llah

Adapoen jang dimaksoedkan dengan Hidjrah fi-Llah, ialah Hidjrah dari pada faham, kehendak, nafsoe dan pengertian ‘’ke-doenia-an” (habboeddoenja) kepada faham, kehendak, nafsoe dan pengertian ,,membelakangkan doenia” (zoehoeddoenja). Orang ini mempoenjai kejakinan dan tahoe akan wadjibnja oentoek Hidjrah dari pada keadaan jang memaksa itoe (mitsalnja: kedloliman), tetapi ta’ koeasa dan ta’ pandai melepaskan diri dari pada keadaan dan kedjadian itoe. Oleh sebab itoe, maka Hidjrahnja hanjalah Hidjrah dalam I’tiqad. Tegasnja Hidjrah ,,Karena Tjinta Kepada Allah” (Hoeboellah), seperti jang boleh kita ambil peladjarannja dari pada Al-Qoer-an. Soerah An-Nahl (16), ajat 41:

,,Dan (tentang) orang-orang jang Hidjrah karena Allah, setelah mereka

mendapat penganiajaan pastilah Kami (Allah) akan memberi kepadanja tempat di doenia jang baik (hasanah) dan gandjaran (Kami kepada mereka itoe) di Achirat tentoelah lebih besar, kalau sadja mereka itoe mengetahoei”.

Orang-orang jang hidoep dalam Hidjrah karena Allah ini tidak lagi soeka ingat kepada segala sesoeatoe ,,kedoeniaan”, tetapi jang selaloe ditjarinja ialah ,,segala djalan, soepaja ia ingat (dzikir) kepada Allah”.

(17)

(2) Hidjrah fi-sabili-Llah.

Adapoen jang dikatakan Hidjrah fi-sabili-Llah ini, selainnja haroes Hidjrah di dalam I’tiqad, djoega haroes tampak poela dalam ‘amal-perboeatannja.

Antara lain-lain tentang Hidjrah ini, di dalam Qoer-an-oel-Karim, Soerah Al-Hadjdj (22) ajat 58, diseboetkan seperti jang berikoet:

,,Dan mereka jang Hidjrah pada djalan Allah (dan) kemoedian mereka itoe

diboenoeh atau mati; pastilah [ami akan memberi rizqi jang baik (pemeliharaan jang bagoes; bahwaenja Allah adalah pemberi rizqi (pemelihara) jang sebagoes-bagoesnja bagi mereka”.

(3) Hidjrah ila-Llah.

Hendaklah periksa doeloe soerah Al-‘Ankaboet (29) ajat 26, di atas ! Orang jang Hidjrah ila-Llah ini mempoenjai satoe kejakinan, bahwa semesta ‘alam ini adalah kepoenjaan Allah, dan ,,ada” atau ,,tiada”-nja itoe hanjalah tergantoeng kepada Kehendak dan Kekoeasaan Allah semata-mata. Oleh sebab itoe, maka segenap apapoen djoega haroes ,,dikembalikan (dipoelangkan) kepada Allah”.

Lebih djaoeh orang jang hidoep dalam Hidjrah ila-Llah ini berpendirian, bahwa segala apa jang"mengenai dirinja atau jang ada di loear dirinja, jaroeslah mendjadi ,,djembatan” oentoek tawadjoeh dan dzikir kepada Jang Esa.

Seperti Hidjrah Fi-Llah tidak sempoerna, djika tidak dilakoekan Hidjrah fi-Sabili-Llah, demikian poela Hidjrah ila-Llah ini tidak akan bisa sempoerna, djika tjara dan lakoenja tidak ditjontohkan menoeroet Soennah Rasoeloellah Çlm. jang njata.

Dan Hidjrah ila-Llah jang berpedoman kepada Soennah Rasoeloellah Çlm. inilah jang dikatakan :

(4) Hidjrah ila-Llahi wa ila-Rasoelihi

Tentang Hidjrah ini, antara lain-lain adalah termaktoeb dalam Hadist jang diriwajatkan dari Siti ‘Aisjah5 sebagai berikoet:

,,Tidak ada Hidjrah pada waktoe (hari) setelah (datang) Fatah karena

sesoenggoehnja Hidjrah itoe adalah keadaan kaoem Moeslimin (pergi) mendapatkan Allah Ta’ala dan (pergi) mendapatkan Rasoeloellah Çlm. karena Agamanja….”

5

(18)

Fasal 8. Sahnja Hidjrah.

Sekadar ajat-ajat jang kita toeliskan di dalam Bab ini tjoekoeplah kiranja oentoek menoendjoekkan, bahwa hampir di dalam tiap-tiap ajat jang mentjeritakan Hidjrah, adalah poela terdapat perkataan ,,Djihad”, di dalam berbagai-bagai rangkaiannja (verbuigingen).

Oleh sebab itoe, bagi faham dan kejakinan kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia,

Sesoeatoe perboeatan Hidjrah itoe tidak dapat dianggap Sah, djika dalam Hidjrah itoe tidak dilakoekan Djihad.

Hidjrah jang tidak memakai Djihad adalah bererti negatief, ‘ibarat ,,Nahi Moengkar”, dengan tidak disertai ,,Amar Ma’roef”.

Djika kita melihat kedjahatan atau keboeroekan, baik jang mengenai

seorang-seorang maoepoen jang mengenai Masjarakat ‘oemoem, kemoedian kita

meninggalkannja, memoetoeskan perhoeboengan dengan dia, ataupoen mendjaoehkan diri dari pada keadaan atau kedjadian itoe, boekanlah perboeatan jang demikian itoe boleh dikatakan ,,Hidjrah”.

Soeka mentjela dan ta’ pandai memperbaiki, boekanlah Hidjrah namanja !

Oleh sebab itoe, oentoek menjempoernakan ‘amal perboeatan kita di dalam melakoekan wadjib, jang chas ataupoen jang ‘am, perloelah kita menentoekan Program-Djihad. Satoe Program jang menoendjoekkan akan langkah-terdjang jang hendak dilakoekan oleh sesoeatoe golongan atau Party, jang mengakoe hendak ,,mendjoendjoeng Agama Allah lebih dari pada segala apa jang boleh difikirkan.”

Sedjak kira tahoen 1930, di dalam Madjlis Tahkim di Djokjakarta, semendjak itoelah Party Sjarikat Islam Indonesia mempoenjai satoe Rentjana atau Program Djihad, jang semoeanja dengan ringkas termaktoeb dalam Program-Tandzim Party Sjarikat Islam Indonesia.

Semendjak tahoen jang terseboet hingga pada saat ini, di dalam tiap-tiap Madjelis Tahkim jang berikoet kemoedian dari pada itoe, dengan perlahan-lahan dan dari sedikit ke sedikit Program-Djihad Party diperloeas, didjelaskan dan ditegas-tegaskan.

Tentang Program DJihad ini dan tentang Erti Djihad jang choesoes maoepoen jang ‘oemoem, akan kita perbintjangkan didalam bab jang lagi akan berikoet, agar soepaja lebih djelas, lebih tegas dan lebih njata lagi, apakah jang dinamakan Hidjrah dan Djihad atau program Djihad sepandjang faham dam pengertian kaoem Party Sjarikat Islam Indonesia. Adanja.

(19)

Fasal 9. Bagoenan Hidjrah

Pada lazimnja faham ,,agama” di dalam kalangan Oemmat Bangsa kita terlampau amat sempit.

Kalau seorang soedah soeka bersembahjang 5 waktoe, orang itoe dikatakan orang: ,,orang beragama”! Karena ia soeka mengeloearkan zakat dan fitrah jang tidak pada tempatnja, ia-poen dinamakan orang: ,,orang beragama” !

Begitoe seteroesnja. Sehingga faham ‘oemoem tentang ,,agama” itoe hanjalah semata-mata mengenai oeroesan ,,kewadjiban mahloeq kepada Allah belaka”, tidak bersangkoet paoet dengan keadaan doenia jang dahry ini.

Itoelah sebabnja ada timboel poela faham ,,agama dan doenia” seolah-olah agama itoe sama sekali terpisah dari pada oeroesan doenia !

Apa sebab? Sebabnja tidak lain, ja’ni: karena Oemmat Islam bangsc kita soedah terpengaroehi oleh faham-faham Barat, teroetama dari Agama Kristen, jang dari dikit ke sedikit soedah mendarah daging di dalam kalangan Oemmat Islam Bangsa Indonesia !

Faham Barat atau faham Kristen tentang ,,agama” ialah kewadjiban si mahloeq terhadap Toehan-nja; agama ialah oeroesan achirat, boekan oeroesan doenia; agama ialah perboeatan hati, boekan ‘amal oesaha dlohir; begitoelah seteroesnja. Hingga achirnja menjebabkan poela timboelnja faham ,,agama dan keradjaan (doenia)”, agama jang terpisah dari oeroesan politik, agama jang tidak tjampoer dengan oeroesan keradjaan; agama jang diasingkan dari pergaoelan antara manoesia dengan manoesia di dalam berkampoeng dan bernegeri !

Inilah salah satoe penjakit-bathin jang menghinggapi toeboeh pergaoelan hidoep Oemmat Islam bangsa kita ! Inilah poela jang menjebabkan djatoehnja harkat-deradjat Oemmat Islam Indonesia, di dalam pandangan bangsa-bangsa atau Oemmat-oemmat di permoekaan boemi ini ataupoen di dalam pandangan Allah S.w.T. !

,,Djatoeh”, karena agamanja tidak mempoenjai sifat dan bangoenan jang tentoe-tentoe!

,,Djatoeh”, karena agamanja tinggal di dalam hati dan bibir belaka !

,,Djatoeh”, karena ‘amal perboeatannja Oemmat Islam tidak sesoeai dengan hoekoem-hoekoem Allah !

Sjahdan, maka di dalam Bagian Pertama, Bab Pertama dengan ringkas telah kita terangkan, apakah maksoed hidoep di doenia ini, agar soepaja orang mengetahoei, bahwa jang dikatakan ,,agama” di dalam faham dan pengertian Islam itoe boekanlah hanja perkara-perkara jang mengenai achirat, mengenai ke-Allah-an (rububijah) belaka, melainkan ,,Agama Islam” ialah Agama Kesempoernaan; agama jang memberi peratoeran-peratoeran, pengadjaran dan pendidikan, dlohir, dan bathin, doenia dan achirat; pendek pandjangnja Agama Islam adalah segala peratoeran (addien) Allah jang

(20)

ditoeroenkan kepada Rasoel-Nja Moehammad Çlm., oentoek segenap ‘Alam, oentoek segenap Bangsa, oentoek segenap keperloean hidoep dan kehidoepan, oentoek segenap apapoen djoega, moelai ‘anasir-oel-‘alam jang seketjil-ketjil hingga semesta ‘Alam ini, moelai keperloean jang paling rendah hingga ke keperloean jang paling besar, moelai mengoeroes roemah tangga, hingga kepada mengekang kendali keradjaan; moelai dholir hingga bathin; moelai doenia hingga achirat …….. begitoelah seteroesnja !

Mengingat hal-hal jang demikian itoe, maka perboeatan Nabi Çlm. jang dikatakan Hidjrah itoe, nistjajalah boekan hanja mengenai sesoeatoe bagian dari pada hidoep dan kehidoepan Masjarakat sadja, melainkan Hidjrah itoe mengenai poela segenap

kepentingan hidoep dan kehidoepan manoesia, moelai jang seketjil-ketjilnja –dalam

pandangan manoesia- sampai jang sebesar-besarnja.

Dan oleh karena tiap-tiap perboeatan dan ‘amal oesaha Nabi Çlm. itoe tidak ada jang keloear dari pada sifat ‘Ibadah kepada Allah, dengan djalan langsoeng (direct) ataupoen tidak langsoeng (indirect), maka Hidjrah itoe poen masoek poela kepada perboeatan-perboeatan jang dikatakan ‘Ibadah itoe, tegasnja Hidjrah adalah satoe

Perboeatan ‘Ibadah6.

Menoeroet garis-garis jang besar dan sifat-sifat di dalam Hidjrah itoe, maka bangoenan Hidjrah, jang nanti akan berwoedjoed Djihad atau Program-Tandzim itoe, bolehlah kita bagi mendjadi 2 bagian :

(a) Hidjrah jang mengenai oeroesan-oeroesan ‘Oeboedijah semata-mata, dalam faham, pengertian, pengetahoean dan lain-lain. Hal ini akan kita terangkan lebih djaoeh dalam Bab jang berikoet, bagian Program-Djihad; dan

(b) Hidjrah jang mengenai oeroesan-oeroesan, jang bersangkoetan dengan pergaoelan hidoep bersama, moelai mengoeroes seorang diri hingga kepada soesoenan Masjarakat. Oleh sebab sifat jang terkandoeng di dalam Hidjrah bagian Al-Hajat-oel

Idjtima’ijah.

Dalam Hidjrah ini termasoek poela segala oeroesan dan fasal-fasal, pengertian, faham dan pengetahoean tentang :

(1) Sosial (pergaoelan kemaslahatan ‘oemoem); (2) Ekonomi (peratoeran pembahagian rizki dlls);

(3) Politik (peratoeran-peratoeran jang mengenai soesoenan dan tjara-tjara mengendalikan sesoeatoe keradjaan).

Menoeroet Soennah Nabi Çlm. bagian (b), moelai (1) sampai (3) itoe poen tidak

hanja terbatas di dalam kalangan Oemmat Islam sendiri, melainkan djoega

6

Tentang erti kata ,,’Ibadah” atau ,,Bakti” itu hendaklah pembatja suka memeriksa: Bagian Pertama, Bab Pertama, Fasal 2 !

(21)

mendjadi boekti-sikap ke loear, kepada golongan-golongan di loear kaoem

Moeslimin.

Di dalam perkataan ,,Oemmat Islam sendiri” itoe termaktoeb poela ma’na dan maksoed: (1) di dalam kalangan Party Sjarikat Islam Indonesia sendiri, dan (2) kepada segenap kaoem Moeslimin di loear Barisan Party.

(22)

Bab Kedua.

Hal Djihad dan Program Djihad Partij.

Sjahdan, maka dalam Bab ini hendak kita rawaikan akan erti ,,Djihad”, di dalam erti ma’na jang sesoenggoehnja, soepaja djangan hendaknja kita salah raba, salah faham, salah pengertian di dalam mas-alah jang penting ini.

Di dalam Bab jang terdahoeloe telah kita terangkan, bahwa faham Oemmat Islam tentang Agamanja sangat kena pengaroeh oleh faham-faham Barat, jang sebagian besar mereka itoe membitjarakannja Hal Djihad itoe boekanlah soepaja orang ingin masoek Islam, melainkan soepaja orang tahoe, bahwa Islam itoe hanjalah boleh dilakoekan oleh orang-orang jang biadab belaka.

Mereka mengatakan, bahwa Djihad itoe, ialah ,,perang” atau ,,perang-sabil” atau ,,berboenoeh-boenoehan” atau lain-lain jang seroepa dan semaksoed dengan ma’na itoe. Sehingga achirnja orang mempoenjai perasaan dan anggapan, bahwa ,,Agama Islam itoe disiarkan dengan pedang"”!

Bagi orang jang soeka menjelidiki tarich Agama Islan dan Tarich Nabi Çlm., teroetama djika soeka memeriksai ajat-ajat Al-Qoer-anoel-Karim, nistjajalah ia akan menolak faham jang sesat itoe; faham jang tidak dapat timboel dari pada orang jang tinggi boedi pekertinja; faham jang tidak poela dapat timboel dari orang jang indah perangai dan achlaqnja; sebab faham jang sesat itoe adalah semata-mata menolak boekti kenjataan di dalam riwajat.

Fasal 1. Erti perkataan ,,Djihad”

Agar soepaja djangan koerang djelas dan djoega koerang tegas dalam faham dan pengertian tentang hal ini, hendaklah kita memeriksai ajat-ajat Qoeran, jang di dalamnja ada tertjantoem perkataan ,,Djihad”, di dalam berbagai-bagai rangkaian dan soesoenannja.

(1) Soerah Al-‘Ankaboet (29) ajat 6:

,,Barang siapa berdjihad, maka sesoenggoehnja ia berdjihad bagi (kemaslahatan)

dirinja; bahwasenja Allah mengatas dari pada (sekalian keperloean) segenap ‘Alam”.

(2) Soerah Al-‘Ankaboet (29) ajat 69:

,,Dan tentang orang2 jang berdjihad karena Kami, pastilah Kami (Allah) akan memberi petoendjoek kepada mereka itoe (pada) djalan kami, bahwa sesoenggoehnja Allah beserta orang-orang jang berboeat baik (moehlisin),”

(23)

(3) Soerah Al-‘Ankaboet (29) ajat 8:

,,Dan Kami telah menanggoengkan (memerintahkan kepada) manoesia (soepaja

berboeat) baik terhadapkepada kedoea orang-toeanja; dan djika mereka (berdoea itoe) mendjihad engkau, agar soepaja engkau menjekoetoekan (soeatoe di loear Allah) dengan kami, jang engkau tidak mengetahoeinja (dari pada pengadjaran-pengadjaran Allah), maka djanganlah engkau menoeroetkan mereka kedoea itoe….”

(4) Soerah Al-‘Baraàt (9), ajat 88:

,,Tetapi Rasoel (-Oellah Çlm.) dan orang-orang Moe’minin jang beserta (bersama-sama dengan) dia Çlm., mereka itoe berdjihad dengan segala harta benda dan djiwa-djiwa mereka itoe; mereka inilah orang-orang jang akan mendapat kebaikan, dan mereka ini (poelalah) jang akan mendapat bahagia”.

(5) Soerah Al-‘Baraàt (9), ajat 41:

,,Dan berangkatlah (kamoe sekalian)! Dengan enteng dan berat, dan berdjihadlah dengan harta bendamoe dan dengan djiwamoe pada djalan Allah; itoelah jang (terlebih) baik bagi kamoe, djika kamoe mengetahoei”.

(6) Soerah Al-‘Baraàt (9), ajat 24:

,,Katakanlah! Djika bapak-bapakmoe, anakan-anakmoe, saudara-saudaramoe, isteri-isterimoe, sanak-keloeargamoe, hartabenda jang kamoe perdapat, perdagangan jang kamoe takoetkan keroegiannja (lembek), dan roemah2 jang kamoe soekai, (djika semoeannja itoe) lebih kamoe tjintai dari pada Allah dan Rasoel-Nya dan berdjihad pada djalan-Nya, maka toenggoelah hingga Allah menoeroenkan amarnja (‘adzab); dan Allah tidaklah memberi pertoendjoek kepada orang-orang jang berdosa (fasiq)”.

(7) Soerah Al-Hoedjoerat (49), ajat 15 :

,,Bahwasenja orang2 Moe’minin itoe (ialah) orang-orang jang pertjaja (iman) kepada Allah dan Rasoel-Nya; kemoedian tidak was-was (dalam imannja itoe), dan

berdjihad pada djalan Allah dengan harta bendanja dan djiwa mereka; mereka

itoelah orang-orang jang benar (soenggoeh-soenggoeh beriman)”.

(8) Soerah Al-Nahl (16), ajat 110 :

,,Dan sesoenggoehnja Toehanmoe –tentang orang-orang jang hidjrah, setelah mereka mendapat fitnah, (dan) kemoedian berdjihad dan bersabar (di dalam djihadnja) – sesoenggoehnja Toehanmoe setelah itoe adalah Maha Mengampoeni dan Maha Asih”.

(24)

(9) Soerah Al-Maidah (5), ajat 35 :

,,Hai orang-orang jang beriman! Takoetlah kepada Allah dan tjarilah (djalan jang mendjadi) sebab mendekatkan kepadaNja, agar soepaja kamoe mendapat bahagia”.

(10) Soerah Al-Hadjdj (22), ajat 78 :

,,Dan berdjihadlah kamoe sekalian karena Allah, dengan djihad jang sebenarnja (sesempoerna-sempoernanja) kepada-Nja….”

(11) Soerah Aç-Çaf (61), ajat 10 dan 11 :

,,Hai orang-orang jang beriman! Hendakkah Kami toendjoekkan kepadamoe akan soeatoe perdagangan, jang dapat melepaskan kamoe dari siksa jang pedih? Pertjajalah kamoe sekalian kepada Allah dan RasoelNja, dan berdjihadlah pada djalan Allah dengan harta bendamoe dan dengan djiwamoe; itoelah jang lebih bagoes bagi kamoe, djika kamoe mengetahoei”,

(12) Soerah Loeqman (31), ajat 14 dan 15 :

,,… dan sjoekoerlah kepada Kami (Allah), dan kepada kedoea orang toeamoe…. Dan djika mereka kedoea itoe mendjihad kepadamoe, agar soepaja engkau menjekoetoekan (sesoeatoe di loear Allah) dengan Kami, jang engakau tidak mengetahoei – dari pada pengadjaran-pengadjaran Allah -; djanganlah toeroetkan mereka itoe, dan bergaoellah dengan mereka kedoea itoe (selama) di doenia ini dengan baik-baik….”

(13) Soerah Al-An’am (6), ajat 110 :

,,Dan mereka (orang Qoeraisj) bersoempah dengan nama Allah, dengan sekoeat-koeat (djahda) soempah mereka, bahwa djika datang satoe tanda kepada mereka, nistjajalah mereka itoe akan pertjaja….”

(14) Soerah Al-Nahl (16), ajat 38 :

,,Dan mereka itoe bersoempah dengan nama Allah, dengan sekoeat-koeat (djahda) soempah: Allah tidaklah akan membangkitkan (lagi) orang-orang jang soedah mati….”

(15) Soerah Al-Noer (24), ajat 53 :

,,Dan mereka itoe bersoempah dengan nama Allah, dengan sekoeat-koeat (djahda) soempah mereka, bahwa djika kamoe memerintahkan kepada mereka itoe, tentoelah mereka itoe akan berdjalan (keloear)….”

(25)

(16) Soerah Al-Fathir (35), ajat 42 :

,,Dan mereka itoe bersoempah dengan nama Allah, dengan sekoeat-koeat (djahda) soempah mereka, bahwa djika datang seorang pemberi-ingat (nadhir) kepada mereka, maka mereka akan lebih tjakap menerima pertoendjoek dari pada bangsa jang mana poen djoea….”

(17) Soerah Al-Foer-qán (25), ajat 52 :

,,(Oleh karena itoe) maka djanganlah engkau toeroet kepada orang-orang kafir, dan

djihadlah mereka itoe dengan dia (ajat-ajat Allah jang menoendjoekkan kenjataan

dan kebenaran) – di dalam – djihad jang besar….”

(18) Soerah Moehammad (47), ajat 31 :

,,Dan pastilah Kamoe akan mentjoba kami, hingga Kami mengetahoei – dapat membedakan dengan njata – (siapa-siapa jang berdjihad (moedjahidin) dan bersabar (Çabirin) di antara kamoe, sehingga Kami menjatakan keadaanmoe”.

Sekian ajat-ajat dari pada Al-Qoer-anoel-Karim jang kita koetip oentoek keperloean ini.

,,Pandjangnja” djangan hendaknja menjebabkan salah faham dan salah raba, ,,pendeknja” djangan poela hendaknja menimboelkan koerang djelas ataupoen koerang tegas !

Hendaklah sekarang kita moelai mengoepas, apakah erti ,,Djihad” di dalam berbagai-bagai soesoenan dan rangkaiannja itoe, sepandjang ma’na dan maksoed jang terlebih dekat.

(a) Ma’na perkataan ,,djihad” dalam ajat (1) di sini jang paling tepat ialah ,,oesaha bersoenggoeh-soenggoeh”.

(b) Ma’nanja ajat (2) hampir bersamaan dengan ajat (1). Hanjalah di sini boleh di tambah, bahwa “oesaha bersoenggoeh-soenggoeh” jang dimaksoedkan di sini ialah ,,oesaha bersoenggoeh-soenggoeh” pada djalan Allah, pada djalan Kebenaran, pada djalan Kenjataan”, karena kepada mereka itoe dengan pasti didjandjikan di sini, bahwa mereka akan mendapatkan hidajat; sedang hidajat itoe tidak ditoeroenkan kepada orang-orang jang fasiq, jang dlolim, jang kafir ataupoen jang menjimpang dari pada djalan Allah.

Selain dari pada itoe perkataan ,,moehsinin” (orang-orang jang berboeat kebaikan) poen menjatakan poela, bahwa ,,oesaha bersoenggoeh-soenggoeh itoe, haroeslah ditoedjoekan kepada kebaikan, kebaikan sepandjang adjaran-adjaran Islam.

(c) Di dalam ajat (3) njatalah, bahwa tiap-tiap manoesia ditanggoengkan (diwadjibkan oleh Allah) berbakti kepada iboe-bapaknja. Soenggoehpoen demikian, djika ada keinginan jang soenggoeh-soenggoeh dari orang toea-kedoeanja itoe, soepaja si anak

(26)

berboeat sjirk, maka wadjiblah ia menolaknja. Djadi perkataan ,,djihad” di sini bolehlah kita ma’nakan: ,,keinginan soenggoeh-soenggoeh” jang soedah lebih dari pada dari pada erti ,,harapan atau permintaan atau persilihan”, tetapi beloem sampai kepada sifat ,,paksaan”.

(d) Perkataan ,,djihad” di dalam ajat-ajat (4), (5), (6) dan (7) poen hanja bererti ,,oesaha jang bersoenggoeh-soenggoeh”, jang berwoedjoed ,,persediaan atau persadjian atau kelengkapan” dengan hartabenda maoepoen dengan djiwa manoesia. Harta bendanja disediakan oentoek keperloeaan kebaikan! Tenaganja disadjikan oentoek mentjari kemoeliaan ! Fikirannja disiap-lengkapkan oentoek keperloean mendjalankan Agamanja! Dirinja (djiwanja) poen disadjikan poela oentoek membela kebenaran ! Jang kita maksoedkan dengan kebaikan, kemoedian dan kebenaran ini ialah kebaikan, kemoeliaan dan kebenaran sepandjang adjaran Agama Islam. Boekan lagi pandangan nafsoe manoesia ! Lebih terang lagi, kalau kita periksa ajat (8) dan ajat (18), jang di sini ,,djihad dan sabar” (Moedjahidin dan Çabirin)

(e) Di dalam ajat-ajat (9), (10) dan (11), perkataan ,,djihad” boleh kita ertikan ,,’amal-çalih”, ja’ni sekalian ‘amal jang diridloi oleh Allah S.w.T. Djadi tidak perloe dengan kesoekaan manoesia atau machloeq jang mana poen djoega !

Lebih-lebih tepat lagi erti ma’na ini, djika kita memeriksa ajat (9). Sifat orang moettaq senantiasa berdjaga-djaga dan berhati-hati dalam mendjalankan sekalian peratoeran-peratoeran Agamanja! Tidak ada sifat nekat atau sifat orang jang melekat pada dirinja! Demikian poela sifat orang jang hendak taqarroeb kepada Allah S.w.T. selaloe di dalam batas keoetamaan. Tiadalah sifat kasar atau terboeroe-boeroe padanja!

(f) Erti ma’na perkataan ,,djihad” dalam ajat (12) sama dengan (c), hanjalah dengan tambahan, bahwa soenggoehpoen si anak wadjib menolak orang-toeanja, djika diadjak kepada perboeatan sjirk, tetapi di dalam penolakan dan setelah penolakan itoe, di dalam pergaoelan antara satoe dengan jang lainnja, si anak wadjib menoendjoekkan perboeatan jang baik (ma’roef: jang njata menoeroet adjaran Islam), dan sikap serta kelakoean jang oetama.

(g) Maksoed perkataan ,,djihad” (djahda) dalam ajat-ajat (13), (14), (15) dan (16) ialah ,,sekoeat-koeat”, oentoek menoendjoekkan kesoenggoeh-soenggoehan mereka itoe bersoempah dengan nama Allah.

(h) Di dalam ajat (17) teranglah soedah, bahwa ,,tidak-toeroet” tidaklah berhenti di sini sadja, melainkan wadjiblah ia (jang di sini sadja, melainkan wadjiblah ia (jang tidak toeroet itoe) mendjihad mereka, tegasnja ,,memberi keterangan-keterangan jang njata”. – Dan perkataan ,,bihi” di sini menegaskan, bahwa kenjataan jang haroes ditoendjoekkan kepada orang-orang kafir (ialah orang-orang jang membohongkan Agama Allah) djaitoe kenjataan ,,dengan Kitab-Oellah”.

Lagi poela perkataan ,,Djihadan Kabira(n)”, jang bererti ,,Djihad-Besar” menoendjoekkan pentingnja Djihad jang seroepa itoe. Periksalah lebih landjoet

(27)

keterangannja dalam Bab ini, Fasal 2, tentang oel-Açghor dan Djihad-oelAkbar.

(i) Selain dari itoe, perkataan ,,djihad” itoe lazim poela dikenal dengan ma’na memeriksa, memperhatikan dan memikirkan dengan soenggoeh-soenggoeh, hati-hati dan teliti. Oleh sebab itoe, dan dari perkataan ini, maka toemboehlah perkataan-perkataan ,,idjtihad”, ,,moedjtahid” dlls.

Sjahdan, maka mengingat beberapa ma’na dari perkataan ,,djihad”, seperti jang tertera di atas, njatalah soedah, bahwa djihad itoe ,,boekan-perang”, seperti jang sering diertikan oleh orang Barat atau orang-orang jang mem-Barat.

Lebih tegas lagi, kalau kita mengambil perkataan ,,bi” (dengan). Tidak ada diseboetkan ,,dengan pedang atau dengan lain-lain alat-perang”, melainkan ,,dengan hartabenda”, ,,dengan djiwa (diri)” atau ,,dengan Kitaboellah”.

Terlebih-lebih lagi kentara salahnja ma’na ,,perang” atau ,,perang-sabil” boeat mendjalin ,,djihad” itoe, djika kita soeka memeriksa ,,noezoelnja” (toeroen-toeroennja) ajat-ajat Qoer-an itoe. Dari pada sekalian ajat jang kita toeliskan di atas, adalah 10 ajat jang ditoeroenkan di Mekkah.

Jang termasoek zaman Mekkah-Pertengahan, ada 6 ajat: dari pada Soerah Al-‘Ankaboet (3 ajat), Soerah Loeqman (2 ajat) dan Soerah Al-Fathir (1 ajat). Malahan setengah dari moefassirin mengatakan, bahwa Soerah Al-‘Ankaboet itoe ditoeroenkan pada tahoen kenabian ke-5 dan/atau ke-6, djadi kira-kira 7 atau 8 tahoen sebeloem

Hidjrah Nabi. Pada waktoe itoe djangankan ada ,,perang”, mengimpi boeat berperang

mengangkat-pedang poen beloem ada !

Adapoen 4 ajat jang lainnja, dari pada Soerah Al-Hadjdj, Al-An’am, An-Nahl dan Al-Foer-qán, termasoek ajat-ajat jang ditoeroenkan pada zaman Mekkah-Achir, jang pada waktoe itoe Nabi Çlm. beloem mengenal ,,perang”. Bahkan tiap-tiap propaganda Rasoeloellah Çlm. di dalam kedoea zaman itoe selaloe ditentang dengan pedang kaoem Qoeraisj, sedang sahabat-sahabatnja poen menderita penganiajaan dari pada mereka kaoem Djahilin itoe, sehingga memaksa mereka ber-Hidjrah dari Mekkah ke Habsji (pertama th. 5, dan kedoea th. 7 dari Kenabian) dan ke Madinah (setelah dilakoekan Bai’at ‘Aqaba kedoea).7

Njatalah bahwa pada zaman itoe kaoem Moeslimin djangankan melakoekan perang menjerang moesoeh, menjatakan perlawanan dengan sendjata poen tidak!

Maka djika semoeanja erti dan maksoed jang terkandoeng dalam perkataan-perkataan itoe kita ringkaskan, adalah erti perkataan-perkataan ,,djihad” – di dalam pelbagai soesoenan dan rangkaian itoe – ialah: oesaha bersoenggoeh2 jang beroepa persediaan, persadjian, persiapan atau kelengkapan, pada djalan Allah, jang menoedjoe ke arah Kebenaran dan Kenjataan, sepandjang adjaran Agama Islam.

7

Bandingkanlah lebih lanjut dengan Bagian Pertama, yang berkenaan dengan riwayat Nabi dan sahabat-sahabatnya!

(28)

Fasal 2. Djihad-oel-Açghor dan Djihad-oel-Akbar.

Apa jang dimaksoed dengan perkataan ,,Djihad” soedahlah kita ma’loem.

Adapoen perkataan ,,Açghor” itoe terambil dari perkataan ,,çaghir” jang ertinja ,,ketjil” dan ,,açghor” itoe bererti ,,lebih ketjil” atau ,,terlebih ketjil”. Dan perkataan ,,akbar” terambil dari perkataan ,,kabir”, jang maksoednja ,,besar”; djadi ,,akbar” itoe berma’na ,,lebih besar” atau ,,terlebih resar”.

Maka menoeroet ma’na loeghotnja perkataan ,,djihad-oel- açghor” itoe boleh kita terdjemahkan: djihad jang amat ketjil atau teramat ketjil, atau singkatnja:

,,Djihad-Ketjil”, oentoek membedakan dengan ,,djihad-oel-akbar”, jang bererti: djihad jang

terlampau besar, atau djihad jang teramat besar, atau singkatnja: ,,Djihad-Besar”.

Adapoen jang dikatakan ,,Djihad-Ketjil”, ja’ni satoe kedjadian atau keadaan jang berwoedjoed peperangan, pertempoeran atau lain-lain jang sematjam itoe, jang kedjadian-kedjadian itoe di dalam riwajat Nabi dikatakan Qital atau Ghazwah. Inipoen boekan seperti ma’na jang selaloe dipakai oleh pemoesoeh-pemoesoeh Islam dan orang-orang jang anti-Islam, melainkan Qital atau Ghazwah itoe boekanlah bererti ,,penjerangan kepada moesoeh-moesoeh Islam”, tetapi ,,perlawanan kaoem Moeslimin

membela-diri dan mempertahankan Agama Allah”, jang terantjam bahaja dari pihak

orang-orang jang bentji dan memoesoehi Agama Islam.

Dan jang dimaksoedkan dengan ,,Djihad-Besar”, ialah djihad terhadap kepada

diri sendiri dengan ma’na: (1) mengoesahakan dengan bersoenggoeh-soenggoeh hati dan

dengan niat jang boelat-boelat akan lenjapnja kelakoean, sifat dan bathi’at-bathi’at dan berbagai-bagai nafsoe jang boesoek, rendah dan hina dalam diri sendiri, dalam roemah tangga sendiri, dalam orang-orang di dalam perikatan Party ataupoen Oemmat Islam; dan (2) membangoenkan sifat, thabi’at, sjarat, kekoeatan, kepandaian, ketjakapan dan ketjoekoepan, jang dapat menimboelkan ‘ilmoe jang rasih (‘ilmoe jang menoentoen kepada kejakinan jang tegoeh dan kepertjajaan jang koeat) dan ‘amal çalih jang

sempoerna. Oleh karena sifatnja, sifat jang mendalam, sifat jang mengenai diri dan

Oemmat sendiri, maka ,,Djihad” ini poen sering djoega diseboet orang

,,Djihad-oen-Nafs” (ertinja: djihad terhadap kepada diri sendiri).

Menoeroet tarich jang njata, maka Djihad-Besar atau Djihad-oen-Nafsi ini jang haroes didahoeloekan, haroes lebih-lebih dipentingkan, dari pada Djihad-Ketjil, jang bersifat negatief (pembelaan-diri) dan djaoeh dari pada Reconstructief dan Positief, ialah sifat-sifat jang terkandoeng di dalam Djihad-Besar itoe.

Kita katakan Djihad-Ketjil itoe bersifat negatief, karena ia hanjalah satoe pertahanan, satoe pembelaan diri atau pembelaan-Agama, terhadap kepada serangan-serangan moesoehnja. Dan Djihad-Besar itoe kita seboetkan mempoenjai sifat

reconstructief dan positief (kebalikan dari negatief), karena Djihad ini mengandoeng

sifat-sifat: menjoesoen dan mengatoer diri sendiri, menjoesoen dan mengatoer kampoeng dan negeri serta Oemmat Islam.

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KOTA BAUBAU SEKRETARIAT DAERAH. UNIT LAYANAN PENGADAAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan imunitas benih ikan kerapu lumpur terhadap infeksi virus irido, sehingga diperoleh benih ikan kerapu lumpur

Unit Layanan Pengadaan Kota Pekalongan Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah,. Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Kantor SMPN 08 Kota Pekalongan, dengan alamat

Bagaimana wujud rancangan bangunan Perpustakaan Anak di Yogyakarta sebagai sarana edukasi yang mengekspresikan karakter imajinatif, komunikatif, dan rekreatif melalui

Menurut Soejono Trimo (1992), pelayanan perpustakaan yang baik ditentukan oleh tiga faktor, yaitu fasilitas dan kelengkapan gedung atau ruang perpustakaan (5%), koleksi

a) Keadaan wilayah yang masih kosong, sebagai pengembangan lokasi fasilitas pendidikan yang akan dibangun. b) Lokasi berada pada daerah pinggiran Kota Yogyakarta yang

Bangunan Indies sendiri merupakan akulturasi yang riil dan dapat dibuka melalui pengetahuan bahasa yang digunakan dulu yaitu bahasa Belanda dengan sejarah dan

Berikut adalah kehidupan tokoh Aomame dan hubungannya dengan orang lain di dalam masyarakat yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut..