• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini terlihat dari 46,67% dokter gigi yang

tetap memberi perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular dan 47,24% yang memilih mengganti jas praktek yang telah terkontaminasi adalah yang berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 40% yang tidak setuju untuk mengganti masker yang terkontaminasi ketika memberi perawatan adalah yang berusia 31 - 40 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi yang lebih tua tidak pernah tertular penyakit menular dari pasien selama menjalani praktek, sehingga mereka tidak terlalu peduli dengan hal tersebut dan bersikap lebih sembrono, berbeda dengan dokter gigi muda yang lebih berhati-hati dalam pencegahan penyakit menular.

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang baru beberapa tahun praktek memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini terlihat dari 64,67% dokter gigi yang tetap memberi perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular dan 64,34% yang setuju untuk mengganti sarung tangan yang robek saat menangani pasien adalah yang telah praktek selama < 10 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi yang telah lama praktek tidak pernah tertular penyakit menular saat memberi perawatan, sehingga mereka kurang peduli tentang hal tersebut dan lebih sembrono dibandingkan dengan yang baru beberapa tahun praktek.

Dari tujuh pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan semakin muda usia dokter gigi maka semakin baik sikapnya terhadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari 46,38% dokter gigi yang tergolong dalam kategori sikap baik dan 40% yang tergolong dalam kategori cukup adalah yang

berusia < 30 tahun, sedangkan 100% yang tergolong dalam kategori kurang adalah yang berusia 41 - 50 tahun (Tabel 14).

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang sikapnya tethadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari 65,95% dokter gigi yang tergolong dalam kategori sikap baik dan 40% yang tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, sedangkan 50% yang tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama 11 - 20 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada zaman dulu belum diterapkan prosedur pencegahan penyakit menular di praktek, berbeda dengan sekarang dokter gigi diharuskan untuk mengikuti prosedur standard precautions di praktek.

5.5 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek menunjukkan sebanyak 92% dokter gigi selalu menggunakan sarung tangan ketika merawat pasien dan 89,33% selalu menggunakan jas praktek yang bersih ketika merawat pasien, tetapi masih ada dokter gigi yang tidak menggunakannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma pada 500 dokter gigi di India yang melaporkan 87,3% dokter gigi yang menggunakan sarung tangan dan hanya 48,7% yang menggunakan jas praktek ketika merawat pasien.27 Masih adanya dokter gigi yang tidak menggunakan jas praktek dan sarung ketika merawat pasien kemungkinan disebabkan

oleh kurangnya kesadaran dokter gigi bahwa penggunaannya dapat melindungi diri dari penyakit yang dapat ditularkan oleh pasien.

Hasil penelitian juga menunjukkan 94,67% dokter gigi selalu menggunakan masker ketika merawat pasien, tetapi hanya 43,33% yang selalu mengganti masker setelah perawatan selesai. Hasil ini hampir sama dengan penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Al-Rabeah dan Mohamed pada 206 dokter gigi di Riyadh yang melaporkan 90,6% dokter gigi menggunakan masker saat memberi perawatan dan hanya 54,2% yang mengganti masker setelah perawatan.26

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa dokter gigi yang menggunakan kacamata pelindung ketika perawatan hanya 21,33% dan dokter gigi yang menggunakan rubber dam hanya 8%. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma pada 500 dokter gigi di India yang melaporkan 46,6% dokter gigi yang menggunakan kacamata pelindung dan 40% yang menggunakan rubber dam.

Masih adanya dokter gigi yang tidak mengganti masker setelah perawatan kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kesadaran dokter gigi terhadap risiko penularan penyakit melalui percikan saliva yang mungkin menempel pada masker yang telah digunakan.

27

Kurangnya kesadaran dokter gigi praktek di kota Medan dalam menggunakan kacamata pelindung kemungkinan disebabkan oleh harganya yang mahal dan kurangnya kenyamanan dalam menggunakannya. Begitu juga dengan rubber dam, selain harganya yang mahal juga kesukaran dalam memasangnya dan ketidaknyamanan bagi pasien saat digunakan merupakan penyebab sangat minimnya dokter gigi yang menggunakannya.

Pada penelitian ini, 70% dokter gigi mengaku pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B. Akan tetapi, masih ada dokter gigi yang tidak mensterilkan instrumen pemeriksaan (5,33%) maupun instrumen pencabutan (2,67%). Namun, 76,67% membedakan tempat sampah medis dan non medis di tempat prakteknya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma pada 500 dokter gigi di India yang menyatakan hanya 35% dokter gigi yang menempatkan sampah medis seperti jarum suntik dan alat sekali pakai lainnya dalam wadah khusus sebelum dibuang.27

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa dari segi tindakan sebanyak 78,67% dokter gigi tergolong dalam kategori baik, diikuti 18% tergolong dalam kategori cukup, dan hanya 3,33% tergolong dalam kategori kurang. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, Parisihni, dan Haryanto pada 55 orang dokter gigi di Surabaya yang melaporkan tindakan dokter gigi cukup memuaskan dalam mencegah terjadinya penularan penyakit di kedokteran gigi.

Masih adanya dokter gigi yang tidak mensterilkan instrumen dan tidak menempatkan sampah medis dalam wadah khusus, kemungkinan dikarenakan dokter gigi kurang menyadari bahwa instrumen yang tidak steril dapat menularkan penyakit kepada pasien dan sampah medis merupakan salah satu sumber penyakit.

4

5.6 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda memiliki tindakan yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini terlihat dari 50% dokter gigi yang selalu menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan, 48,59% yang selalu menggunakan masker ketika memberi perawatan, dan 58,33% yang selalu menggunakan rubber dam adalah yang berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 100% dokter gigi yang tidak menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan dan 50% yang tidak pernah menggunakan jas praktek adalah yang berusia 51 - 60 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi pada zaman dulu tidak diajari dan tidak diwajibkan untuk mengikuti prosedur perlindungan diri di praktek, sehingga mereka tidak terbiasa menggunakan masker ataupun sarung tangan.

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang baru beberapa tahun praktek memiliki tindakan yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini terlihat dari 68,84% dokter gigi yang selalu menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan, 66,90% yang selalu menggunakan masker ketika memberi perawatan, dan 71,88% yang selalu menggunakan kacamata pelindung adalah yang telah praktek selama < 10 tahun. Akan tetapi, 100% yang tidak mengganti sarung tangan ketika memberi perawatan dan 50% yang tidak pernah menggunakan jas praktek adalah yang telah praktek selama 21-30 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada zaman sekarang dokter gigi diharuskan untuk menerapkan standard

percautions ketika memberi perawatan, berbeda dengan zaman dulu yang tidak

mengharuskan hal tersebut.

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan semakin muda usia dokter gigi maka semakin baik tindakannya terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek dan sebaliknya. Hal ini terlihat dari 50,85% dokter gigi yang tergolong dalam kategori tindakan baik berusia < 30 tahun, sedangkan 29,63% yang tergolong dalam kategori cukup berusia 31 - 40 tahun, dan 60% yang tergolong dalam kategori kurang berusia 41 - 50 tahun.

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang tindakannya terhadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari 69,49% dokter gigi yang tergolong dalam kategori tindakan baik dan 48,15% yang tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, dan 40% yang tergolong dalam kategori kurang adalah yang telah praktek selama 11 - 20 tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada zaman sekarang diharuskan bagi dokter gigi untuk mengikuti prosedur standard precautions, berbeda dengan zaman dulu yang sama sekali tidak diajarkan tentang hal tersebut.

5.7 Observasi Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Observasi terhadap tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek menunjukkan hasil yang hampir sama dengan kuesioner, diketahui bahwa sebanyak 94,67% dokter gigi menggunakan masker ketika memberi perawatan, 92% menggunakan sarung tangan, tetapi hanya 20% yang menggunakan kacamata pelindung ketika memberi perawatan. Dokter gigi yang enggan menggunakan alat-alat perlindungan diri tersebut biasanya adalah yang berusia lebih tua dan sudah lama praktek. Hal ini kemungkinan disebabkan pada zaman dulu dokter gigi tidak diajari dan tidak diharuskan untuk mengikuti prosedur standard

precautions seperti menggunakan masker, sarung tangan, bahkan kacamata

BAB 6

Dokumen terkait