• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Di Kota Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Di Kota Medan Chapter III VI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan

tentang suatu keadaan secara objektif.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah dokter gigi praktek di kota Medan yaitu sebanyak

530 orang.

3.3 Besar Sampel

Penentuan besar sampel berdasarkan estimasi proporsi dengan presisi mutlak.

Prakiraan proporsi berdasarkan hasil penelitian Terence Wibowo menunjukkan

proporsi dokter gigi yang melakukan upaya pencegahan penyakit menular sebesar

87%. Besar sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

N Z21-α/2

n =

P (1-P)

(N-1) d2 + Z21-α/2

Berdasarkan perhitungan dengan derajat kepercayaan 95% dan presisi mutlak 5%

diperoleh sampel minimal 132 responden. Pada penelitian ini ditentukan besar sampel

150 responden.

(2)

3.4 Cara Sampling

Cara sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode

pemilihan sampel berdasarkan ciri dan tujuan tertentu. Karena keterbatasan waktu

dan biaya, pengambilan sampel dilakukan berdasarkan penggolongan kecamatan di

kota Medan yaitu lingkar dalam dan lingkar luar. Di Lingkar dalam terdapat sebanyak

326 praktek dokter gigi dan di lingkar luar sebanyak 204 praktek dokter gigi.

Berdasarkan jumlah tersebut, didapatlah jumlah sampel penelitian di lingkar dalam

sebanyak 92 responden dan di lingkar luar sebanyak 58 responden (Tabel 1).

Tabel 1. KOMPOSISI JUMLAH UKURAN SAMPEL PENELITIAN

PEMBAGIAN

DOKTER GIGI JUMLAH UKURAN SAMPEL

(a) (b) = (a) / 530 x 150

LINGKAR DALAM 326 92

LINGKAR LUAR 204 58

TOTAL 530 150

3.5Variabel Penelitian

a. Usia responden, terdiri atas < 30 tahun, 31 - 40 tahun, 41 - 50 tahun, 51 -

60 tahun, dan > 60 tahun.

b. Lama praktek responden, terdiri atas < 10 tahun, 11 - 20 tahun, 21 - 30

tahun, dan > 30 tahun

c. Pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit menular di praktek

dokter gigi yang meliputi pengetahuan tentang penyakit yang berisiko tinggi menular

(3)

HIV/AIDS, cara penularan penyakit tuberkulosis, pengertian standard precautions,

teknik mencuci tangan yang benar, langkah perlindungan diri, penggunaan masker

yang memenuhi syarat, penggunaan sarung tangan, langkah meminimalkan risiko

percikan, imunisasi yang penting bagi dokter gigi, langkah pemrosesan instrumen,

peralatan yang perlu diberi disinfektan, bahan disinfektan yang digunakan sebagai

antiseptik dan antiplak, serta jenis sampah medis yang ditempatkan dalam wadah

khusus sebelum dibuang.

d. Sikap responden terhadap pencegahan penyakit menular di praktek dokter

gigi yang meliputi sikap responden terhadap pasien yang menderita penyakit menular

yang datang ke praktek, sikap responden jika jas praktek terkontaminasi ketika

memberi perawatan, sikap responden jika sarung tangan robek ketika memberi

perawatan, sikap responden jika masker terkontaminasi, sikap responden terhadap

penggunaan instrumen, sikap responden terhadap penggunaa spuit dan jarum suntik,

dan sikap responden terhadap sampah medis di praktek.

e. Tindakan responden terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

dokter gigi yang meliputi penggunaan jas praktek, sarung tangan, masker, kaca mata

pelindung, rubber dam, imunisasi hepatitis B, pensterilan instrumen pemeriksaan,

instrumen pencabutan, instrumen penambalan,dan alat skeler, disinfeksi dental unit

dan handpiece, penggunaan jarum suntik, penanganan sampah medis.

3.6Definisi Operasional

a. Usia responden yaitu usia responden berdasarkan ulang tahun terakhir yang

(4)

b. Lama praktek responden yaitu sudah berapa tahun responden praktek sejak

menjadi dokter gigi.

e. Pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit menular di praktek

dokter gigi yang ditanyakan dalam bentuk pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan

jawaban benar dan salah. Pertanyaan yang diajukan meliputi pengetahuan tentang

penyakit yang berisiko tinggi menular di praktek, cara penularan penyakit hepatitis B

dan C, cara penularan penyakit HIV/AIDS, cara penularan penyakit tuberkulosis,

pengertian standard precautions, teknik mencuci tangan yang benar, langkah

perlindungan diri, penggunaan masker yang memenuhi syarat, penggunaan sarung

tangan, langkah meminimalkan risiko percikan, imunisasi yang penting bagi dokter

gigi, langkah pemrosesan instrumen, peralatan yang perlu diberi disinfektan, bahan

disinfektan yang digunakan sebagai antiseptik dan antiplak, serta jenis sampah medis

yang ditempatkan dalam wadah khusus sebelum dibuang.

e. Sikap responden terhadap pencegahan penyakit menular di praktek dokter

gigi yang ditanyakan dalam bentuk pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan

jawaban benar dan salah. Pertanyaan yang diajukan mengenai sikap responden

terhadap pasien yang menderita penyakit menular yang datang ke praktek, sikap

responden jika jas praktek terkontaminasi ketika memberi perawatan, sikap

responden jika sarung tangan robek ketika memberi perawatan, sikap responden jika

masker terkontaminasi, sikap responden terhadap penggunaan instrumen, sikap

responden terhadap penggunaa spuit dan jarum suntik, dan sikap responden terhadap

(5)

f. Tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

yang ditanyakan dalam bentuk pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan jawaban

selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. Pertanyaan yang diajukan meliputi

penggunaan jas praktek, sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, rubber dam,

imunisasi hepatitis B, pensterilan instrumen pemeriksaan, instrumen pencabutan,

instrumen penambalan, dan alat skeler, disinfeksi dental unit dan handpiece,

penggunaan jarum suntik, penanganan sampah medis.

Selain itu, dilakukan observasi terhadap tindakan dokter gigi di praktek, yang

meliputi penggunaan jas praktek, sarung tangan, masker, kacamata pelindung, alat

sterilisasi, dan tempat sampah medis.

3.7 Cara Pengumpulan Data

Peneliti memperoleh data dari Sekretariat PDGI Medan berupa daftar identitas

dokter gigi praktek di kota Medan. Penyebaran kuesioner dengan cara memberikan

kuesioner secara langsung kepada responden dan diisi langsung oleh responden,

dengan ketentuan untuk setiap praktek, baik praktek pribadi maupun praktek

bersama, hanya satu orang dokter gigi saja yang mengisi kuesioner.

Kuesioner yang diajukan terdiri atas tiga bagian pertanyaan, yaitu pertanyaan

mengenai pengetahuan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek,

sikap dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek, dan tindakan

dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek.

Pengetahuan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

(6)

dan yang menjawab salah diberi skor 0, sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai

responden adalah 15. Selanjutnya dikategorikan atas pengetahuan baik, cukup, dan

kurang. Kategori baik apabila skor jawaban responden > 80% dari nilai tertinggi,

kategori cukup apabila skor jawaban responden 79% - 60% dari nilai tertinggi, dan

kategori kurang jika skor jawaban responden < 60% dari nilai tertinggi (Tabel 2).

Tabel 2. KATEGORI PENGETAHUAN

Alat ukur Hasil ukur Kategori penilaian Skor

Kuesioner

(15 pertanyaan)

Jawaban salah = 0

Jawaban benar = 1

Baik: > 80% dari nilai tertinggi 12 - 15

Cukup: 60% < skor < 79% dari nilai

tertinggi

10 - 11

Kurang : < 60% dari nilai tertinggi < 10

Sikap dokter gigi terhadap penyakit menular di parktek diukur melalui tujuh

pertanyaan. Responden yang menjawab benar diberi skor 1 dan yang menjawab salah

diberi skor 0, sehinggan skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 7.

Selanjutnya dikategorikan atas sikap baik, cukup, dan kurang. Kategori baik apabila

skor jawaban responden > 80% dari nilai tertinggi, kategori cukup apabila skor

jawaban responden 60% - 79% dari nilai tertinggi, dan kategori kurang jika skor

(7)

Tabel 3. KATEGORI SIKAP

Alat ukur Hasil ukur Kategori penilaian Skor

Kuesioner

(7 pertanyaan)

Jawaban salah = 0

Jawaban benar = 1

Baik: > 80% dari nilai tertinggi 6 - 7

Cukup: 60% < skor < 79% dari nilai

tertinggi

4 - 5

Kurang : < 60% dari nilai tertinggi < 4

Tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di praktek diukur

melalui tujuh belas pertanyaan. Responden yang mejawab selalu diberi skor 2,

kadang-kadang diberi skor 1, dan tidak pernah diberi skor 0, sehingga skor tertinggi

yang dapat dicapai responden adalah 34. Selanjutnya dikategorikan atas baik, cukup,

dan kurang. Kategori baik apabila skor jawaban responden > 80% dari nilai tertinggi,

kategori cukup apabila skor jawaban responden 79% - 60% dari nilai tertinggi, dan

kategori kurang jika skor jawaban responden < 60% dari nilai tertinggi (Tabel 4).

Tabel 4. KATEGORI TINDAKAN

Alat ukur Hasil ukur Kategori penilaian Skor

Kuesioner

(17 pertanyaan)

Tidak dilakukan = 0

Kadang-kadang = 1

Selalu = 2

Baik: > 80% dari nilai tertinggi 27 - 34

Cukup: 60% < skor < 79% dari nilai

tertinggi

20 - 26

(8)

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Pada pengolahan data dilakukan proses editing. Data yang terkumpul

dikoreksi ketepatan dan dilanjutkan dengan pengkodean. Setelah itu, data diolah

menggunakan MS Excel. Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan melihat

(9)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Pengetahuan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian tentang pengetahuan dokter gigi terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek menunjukkan sebanyak 99,33% dokter gigi mengetahui

bahwa menggunakan sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung merupakan

langkah perlindungan diri. Sebanyak 98,67% mengetahui bahwa imunisasi hepatitis B

penting bagi dokter gigi. Selain itu, sebanyak 98% juga mengetahui bahwa jarum,

pisau skalpel, dan gigi yang diekstraksi merupakan sampah medis yang harus

dimasukkan ke dalam wadah khusus sebelum dibuang. Sebanyak 96% mengetahui

cara penularan penyakit HIV/AIDS melalui darah dan hubungan kelamin, dan

89,33% mengetahui tentang penggunaan masker yang memenuhi syarat. Sebanyak

82% mengetahui tentang definisi standard precautions yaitu langkah-langkah yang

perlu diikuti ketika melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah, semua

cairan tubuh, sekresi, ekskresi (kecuali keringat), kulit dengan luka terbuka dan

mukosa. Hanya 46% yang mengetahui tentang langkah pemrosesan instrumen yang

(10)

Tabel 5. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN DOKTER GIGI

TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

No

Pengetahuan Dokter Gigi Tentang Pencegahan

Penyakit Menular di Praktek

Benar Salah

Jumlah % Jumlah %

1 Penyakit yang berisiko tinggi di praktek 73 48,67 77 51,33

2 Cara penularan hepatitis B dan C 123 82,00 27 18,0

3 Cara penularan HIV/AIDS 144 96,00 6 4,0

4 Cara penularan Tuberkulosis 142 94,67 8 5,33

5 Definisi standard precautions 123 82,00 27 18,0

6 Teknik cuci tangan yang benar 122 81,33 28 18,67

7 Langkah perlindungan diri 149 99,33 1 0,67

8 Penggunaan masker yang baik 134 89,33 16 10,67

9 Syarat sarung tangan yang baik 139 92,67 11 7,33

10 Langkah meminimalkan risiko percikan 139 92,67 11 7,33

11 Imunisasi penting bagi dokter gigi 148 98,67 2 1,33

12 Langkah pemrosesan instrumen 69 46,00 81 54,00

13 Alat/peralatan yang dilakukan disinfeksi permukaan 119 79,33 31 20,67

14

Bahan disinfektan yang digunakan sebagai

antiseptik dan kontrol plak 105 70,00 45 30,00

15

Sampah medis yang harus dimasukkan ke dalam

(11)

Dari lima belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa dari segi

pengetahuan sebanyak 95,34% dokter gigi tergolong dalam kategori baik dan cukup,

dan hanya 4,67% tergolong dalam kategori kurang (Tabel 6).

Tabel 6. KATEGORI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 85 56,67

Cukup 58 38,67

Kurang 7 4,67

Jumlah 150 100

4.2 Pengetahuan Dokter Gigi Tentang Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang berusia

muda lebih mengetahui tentang pencegahan penyakit menular di praktek

dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini dapat dilihat dari 46,30% dokter gigi

yang mengetahui penggunaan sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung

sebagai langkah perlindungan diri dan 47,20% yang mengetahui cara penularan

penyakit HIV/AIDS melalui darah dan hubungan kelamin adalah yang berusia < 30

tahun. Sebanyak 33,33% yang menjawab salah tentang definisi standard precautions

(12)

pennggunaan masker yang memenuhi syarat adalah yang berusia 31 - 40 tahun (Tabel

7).

Tabel 7. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI BERDASARKAN USIA (n=150)

(13)
(14)

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek lebih mengetahui tentang pencegahan penyakit menular

di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini terlihat dari 64,43%

dokter gigi yang mengetahui bahwa penggunaan sarung tangan, masker, dan

kacamata pelindung sebagai langkah perlindungan diri dan 66,39% yang mengetahui

tentang teknik mencuci tangan yang benar adalah yang telah praktek selama < 10

tahun. Akan tetapi, 44,44% yang menjawab salah tentang definisi standard

(15)

Tabel 8. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI BERDASARKAN LAMA PRAKTEK (n=150)

No 1 Penyakit yang berisiko tinggi di praktek

Benar 48 65,75 18 24,66 5 6,85 2 2,74 73 Salah 49 63,64 19 24,68 8 10,39 1 1,30 77 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 2 Cara penularan hepatitis B

dan C

Benar 78 63,41 31 25,20 12 9,76 2 1,63 123 Salah 19 70,37 6 22,22 1 3,71 1 3,70 27 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2 150 3 Cara penularan HIV/AIDS

Benar 93 64,58 37 25,69 11 7,64 3 2,08 144 5 Definisi standard

precaution

Benar 86 69,92 25 20,33 11 8,94 1 0,81 123 Salah 11 40,74 12 44,44 2 7,41 2 7,41 27 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2 150 6 Teknik cuci tangan yang

benar

Benar 81 66,39 29 23,77 10 8,20 2 1,64 122 Salah 16 57,14 8 28,57 3 10,71 1 3,57 28 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 7 Langkah perlindungan diri

Benar 96 64,43 37 24,83 13 8,73 3 2,01 149 Salah 1 100 0 0 0 0 0 0 1 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 8 Penggunaan masker yang baik

Benar 89 66,42 33 24,63 9 6,72 3 2,24 134 Salah 8 50,00 4 25,00 4 25,00 0 0 16 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 9 Syarat sarung tangan yang

baik

Benar 95 68,35 31 22,3 10 7,20 3 2,16 139 Salah 2 18,18 6 54,55 3 27,27 0 0 11 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 10 Langkah meminimalkan

risiko percikan

Benar 95 68,35 33 23,74 10 7,20 1 0,720 139 Salah 2 18,18 4 36,36 3 27,27 2 18,18 11 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 11 Imunisasi penting bagi

dokter gigi

Benar 96 64,86 36 24,32 13 8,78 3 2,03 148 Salah 1 50 1 50 0 0 0 0 2 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 12 Langkah pemrosesan

instrumen antiseptik dan kontrol plak

Benar 73 69,52 24 22,86 6 5,71 2 1,91 105 Salah 24 53,33 13 28,89 7 15,56 1 2,22 45 Total 97 64,67 37 24,67 13 8,67 3 2,00 150 15

Sampah medis yang harus dimasukkan ke dalam

wadah khusus

(16)

Dari lima belas pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan

semakin muda usia dokter gigi, semakin baik pengetahuannya tentang pencegahan

penyakit menular di praktek, dan sebaliknya semakin tua usia dokter gigi semakin

kurang pengetahuannya tentang pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini

terlihat dari 50,59% dokter gigi yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik dan

43,10% yang tergolong dalam kategori pengetahuan cukup adalah yang berusia < 30

tahun, sedangkan 71,43% yang tergolong dalam kategori pengetahuan kurang adalah

yang berusia 41 - 50 tahun (Tabel 9).

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang

pengetahuannya tentang pencegahan penyakit menular di praktek dan sebaliknya. Hal

ini terlihat dari 74,12% dokter gigi yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik

dan 55,17% yang tergolong dalam kategori pengetahuan cukup adalah yang telah

praktek selama < 10 tahun, sedangkan 57,14% yang tergolong dalam kategori

(17)

Tabel 9. KATEGORI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK BERDASARKAN USIA DAN LAMA PRAKTEK (n=150)

Karakteristik Dokter Gigi

Kategori Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia

< 30 tahun 43 50,59 25 43,10 0 0 68

31 - 40 tahun 25 29,41 9 15,52 0 0 34

41 - 50 tahun 12 14,12 10 17,24 5 71,43 27

51 - 60 tahun 4 4,706 9 15,52 2 28,57 15

> 60 tahun 1 1,176 5 8,621 0 0 6

Jumlah 85 100 58 100 7 100 150

Lama Parktek

< 10 tahun 11 - 20 tahun

63 74,12 32 55,17 1 14,29 96

18 21,18 16 27,59 4 57,14 38

21 - 30 tahun 3 3,529 8 13,79 2 28,57 13

> 30 tahun 1 1,176 2 3,448 0 0 3

Jumlah 85 100 58 100 7 100 150

4.3 Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai sikap dokter gigi terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek dokter gigi menunjukkan semua dokter gigi (100%) tetap

memberi perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular.

Sebanyak 95,33% setuju untuk mengganti sarung tangan yang robek saat menangani

pasien, sedangkan 84,67% memilih mengganti jas praktek yang telah terkontaminasi

darah, saliva, dan debris setelah selesai menangani pasien (Tabel 10).

(18)

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

No Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular di Praktek

Benar Salah

Jumlah % Jumlah % 1 Terhadap pasien pembawa penyakit menular 150 100 0 0

2

Jika jas praktek yang terkontaminasi darah, saliva,

atau debris ketika merawat pasien 127 84,67 23 15,33

3

Jika sarung tangan yang robek ketika merawat

pasien 143 95,33 7 4,67

4 Jika masker terkontaminasi 145 96,67 5 3,33

5 Terhadap instrumen yang digunakan 147 98,0 3 2,00 6 Terhadap penggunaan jarum suntik 137 91,33 13 8,67 7 Terhadap penanganan sampah medis 143 95,33 7 4,67

Dari tujuh pertanyaan yang diajukan, dapat diketahui bahwa dari segi sikap

sebanyak 92% dokter gigi tergolong dalam kategori baik, 6,67% tergolong dalam

kategori cukup dan hanya 1,33% tergolong dalam kategori kurang (Tabel 11).

Tabel 11. KATEGORI SIKAP DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

Kategori Sikap Jumlah Persentase

Baik 138 92

Cukup 10 6,67

Kurang 2 1,33

Jumlah 150 100

4.4 Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang berusia

muda memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di

praktek dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini terlihat dari 46,67% dokter gigi

yang tetap memberi perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit

(19)

adalah yang berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 40% yang tidak setuju untuk mengganti

mengganti masker yang terkontaminasi adalah yang berusia 31 - 40 tahun (Tabel 12).

Tabel 12. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP DOKTER GIGI TERHADAP

(20)

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini

terlihat dari 64,67% dokter gigi yang tetap memberi perawatan meskipun diketahui

pasien menderita penyakit menular dan 64,34% yang setuju untuk mengganti sarung

tangan yang robek saat menangani pasien adalah yang telah praktek selama < 10

(21)

Tabel 13. DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP DOKTER GIGI TERHADAP

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI BERDASARKAN LAMA PRAKTEK (n=150)

Sikap dokter jika jas praktek yang

Sikap dokter jika sarung tangan yang robek

Dari tujuh pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan semakin

muda usia dokter gigi maka semakin baik sikapnya terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek. Hal ini terlihat dari 46,38% dokter gigi yang tergolong dalam

kategori sikap baik dan 40% yang tergolong dalam kategori cukup adalah yang

berusia < 30 tahun, sedangkan 100% yang tergolong dalam kategori kurang adalah

(22)

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang sikapnya

tethadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari 65,95% dokter

gigi yang tergolong dalam kategori sikap baik dan 40% yang tergolong dalam

kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, sedangkan 50% yang

tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama 11 - 20 tahun

(Tabel 14).

Tabel 14. KATEGORI SIKAP DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN

PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI

BERDASARKAN USIA DAN LAMA PRAKTEK (n=150)

Karakteristik Dokter Gigi

Kategori Sikap

Total

Baik Cukup Kurang

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia

<30 64 46,38 4 40,00 0 0 68

31-40 34 24,64 0 0 0 0 34

41-50 22 15,94 3 30,00 2 100 27

51-60 13 9,42 2 20,00 0 0 15

>60 5 3,623 1 10,00 0 0 6

Jumlah 138 100 10 100 2 100 150

Lama Parktek

< 10 tahun 91 65,94 4 40,00 1 50 96

11 - 20 tahun 34 24,64 3 30,00 1 50 38

21 - 30 tahun 11 7,971 2 20,00 0 0 13

> 30 tahun 2 1,449 1 10,00 0 0 3

Jumlah 138 100 10 100 2 100 150

4.5 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit

(23)

jarum suntik sekali pakai untuk anastesi, 97,33% selalu mensterilkan instrumen

pencabutan sebelum digunakan, dan 92% selalu menggunakan sarung tangan ketika

merawat pasien. Selain itu, sebanyak 94,67% selalu menggunakan masker ketika

merawat pasien tetapi hanya 43,33% yang selalu mengganti masker setelah merawat

pasien. Sebanyak 70% pernah mendapat imunisasi hepatitis B. Akan tetapi, hanya

21,33% yang menggunakan kacamata pelindung dan 8% yang menggunakan rubber

(24)

Tabel 15. DISTRIBUSI FREKUENSI TINDAKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

No

Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular di

Praktek

Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1

Menggunakan jas praktek yang

bersih dan sudah dicuci 134 89,33 14 9,33 2 1,33

2

Mencuci tangan sebelun dan

sesudah perawatan 142 94,67 5 3,33 3 2,00

3

Menggunakan sarung tangan ketika

merawat pasien 138 92,00 11 7,33 1 0,67

4

Mengganti sarung tangan setelah

merawat pasien 142 94,67 7 4,67 1 1,67

5

Menggunakan masker ketika

merawat pasien 142 94,67 8 5,33 0 0

6

Mengganti masker setelah merawat

pasien 65 43,33 80 53,33 5 3,33

7

Menggunakan kacamata pelindung

ketika merawat pasien 32 21,33 82 54,67 36 24,00

8

Menggunakan rubber dam ketika

merawat pasien 12 8,00 61 40,67 77 51,33

Mensterilkan alat skeler sebelum

digunakan 136 90,67 14 9,33 0 0

14

Mendisinfeksi dental unit secara

teratur 98 65,33 42 28,00 10 6,67

15

Mendisinfeksi handpiece secara

teratur 117 78,00 32 21,33 1 0,67

16

Menggunakan jarum suntik sekali

pakai untuk anastesi 150 100 0 0 0 0

17

Membedakan tempat sampah

medis dan non medis 115 76,67 24 16,00 11 7,33

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa dari segi tindakan

sebanyak 78,67% dokter gigi tergolong dalam kategori baik, diikuti 18% tergolong

(25)

Tabel 16. KATEGORI TINDAKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

Kategori Tindakan Jumlah Persentase

Baik 118 78,67

Cukup 27 18,00

Kurang 5 3,33

Jumlah 150 100

4.6 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda

memiliki tindakan yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini terlihat dari 50% dokter gigi yang selalu

menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan, 48,59% yang selalu

menggunakan masker ketika memberi perawatan, dan 58,33% yang selalu

menggunakan rubber dam adalah yang berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 100% yang

tidak menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan dan 50% yang tidak

(26)
(27)
(28)
(29)

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek memiliki tindakan yang lebih baik terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini

terlihat dari 68,84% dokter gigi yang selalu menggunakan sarung tangan ketika

memberi perawatan, 66,90% yang selalu menggunakan masker ketika memberi

perawatan, dan 71,88% yang selalu menggunakan kacamata pelindung adalah yang

telah praktek selama < 10 tahun. Akan tetapi, 100% yang tidak mengganti sarung

tangan ketika memberi perawatan dan 50% yang tidak pernah menggunakan jas

(30)

Tabel 18. DISTRIBUSI FREKUENSI TINDAKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI

BERDASARKAN LAMA PRAKTEK (n=150)

No

6 Mengganti masker setelah perawatan

(31)

Tidak Pernah 25 55,56 14 31,11 4 8,89 2 4,44 45

14 Mendisinfeksi dental unit secara teratur

Selalu 70 71,43 19 19,39 8 8,16 1 1,02 98

16 Menggunakan jarum suntik asekali pakai

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan

semakin muda usia dokter gigi maka semakin baik tindakannya terhadap pencegahan

(32)

yang tergolong dalam kategori tindakan baik adalah yang berusia < 30 tahun,

sedangkan 29,63% yang tergolong dalam kategori cukup berusia 31 - 40 tahun, dan

60% yang tergolong dalam kategori kurang berusia 41 - 50 tahun (Tabel 19).

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang

tindakannya terhadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari

69,49% dokter gigi yang tergolong dalam kategori tindakan baik dan 48,15% yang

tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, dan

40% yang tergolong dalam kategori kurang adalah yang telah praktek selama 11 - 20

(33)

Tabel 19. KATEGORI TINDAKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI

BERDASARKAN USIA DAN LAMA PRAKTEK (n=150)

Karakteristik Dokter Gigi

Kategori Tindakan

Total

Baik Cukup Kurang

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Umur

<30 60 50,85 8 29,63 0 0 68

31-40 26 22,03 8 29,63 0 0 34

41-50 18 15,25 6 22,22 3 60,00 27

51-60 12 10,17 2 7,407 1 20,00 15

>60 2 1,695 3 11,11 1 20,00 6

Jumlah 118 100 27 100 5 100 150

Lama Parktek

< 10 tahun 82 69,49 13 48,15 1 20,00 96

11 - 20 tahun 25 21,19 11 40,74 2 40,00 38

21 - 30 tahun 10 8,475 2 7,407 1 20,00 13

> 30 tahun 1 0,847 1 3,704 1 20,00 3

Jumlah 118 100 27 100 5 100 150

4.7 Observasi Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Berdasarkan observasi mengenai tindakan dokter gigi terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek, sebanyak 94,67% dokter gigi menggunakan masker

ketika memberi perawatan, 92% menggunakan sarung tangan, tetapi hanya 20% yang

(34)

Tabel 20. OBSERVASI TINDAKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI (n=150)

Observasi Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular di Praktek

Ada Tidak

Jumlah % Jumlah %

1. Menggunakan jas praktek 134 89,333 16 10,667

2. Menggunakan sarung tangan 138 92 12 8

3. Menggunakan masker 142 94,667 8 5,3333

4. Menggunakan kacamata pelindung 30 20 120 80

5. Alat sterilisasi 131 87,333 19 12,667

(35)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai pengetahuan dokter gigi terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek menunjukkan hampir semua dokter gigi mengetahui cara

penularan penyakit HIV/AIDS melalui darah dan hubungan kelamin serta penyakit

tuberkulosis melalui sputum (96% dan 94,67%). Selain itu, lebih dari separuh

menjawab benar untuk definisi standard precautions (82%) serta mengetahui

penggunaan sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung sebagai langkah

perlindungan diri (99,33%). Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuzbasioglu, Sarac, Canbaz, Sarac, dan Cengiz pada 135 orang dokter

gigi di Turki pada tahun 2005 yang menyatakan 91,9% dokter gigi memilih HIV

sebagai agen infeksius yang perlu diwaspadai, 61,5% mengetahui bahwa

Mycrobacterium tuberculosis juga sangat berisiko bagi dokter gigi, 43% menjawab

benar untuk definisi standar precautions, dan 96,3% mengetahui penggunaan sarung

tangan, masker, dan kacamata pelindung sebagai langkah perlindungan diri.5 Masih adanya dokter gigi praktek di kota Medan yang tidak mengetahui tentang cara

penularan HIV/AIDS, tuberkulosis, standard precautions dan langkah perlindungan

diri, kemungkinan disebabkan karena setelah beberapa lama praktek dokter gigi tidak

(36)

Hasil penelitian juga menunjukkan 89,33% dokter gigi memiliki pengetahuan

yang baik mengenai penggunaan masker yang memenuhi syarat dan 81,33%

mengetahui teknik mencuci tangan yang benar. Akan tetapi, pengetahuan dokter gigi

mengenai langkah pemrosesan instrumen yang mencakup pembersihan,

pembungkusan, pensterilan, dan penyimpanan yang aseptik masih kurang (46%).

Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Rabeah dan

Mohamed pada 206 dokter gigi di Riyadh pada tahun 1999 yang melaporkan 62%

dokter gigi mengetahui langkah tepat dalam pemrosesan instrumen.26

Dari lima belas pertanyaan diajukan, diketahui bahwa sebanyak 95,34%

dokter gigi memiliki pengetahuan yang baik dan cukup tentang pencegahan penyakit

menular di praktek dan hanya 4,67% memiliki pengetahuan yang kurang. Hasil ini

hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma

pada 500 orang dokter gigi di India melaporkan hasil yang memuaskan bagi

pengetahuan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit menular di kedokteran gigi. Masih banyak

dokter gigi praktek di kota Medan yang tidak mengetahui tentang langkah

pemrosesan instrumen, kemungkinan disebabkan karena tidak pernah diajarkan

secara mendetail tentang hal tersebut sewaktu di universitas.

27

5.2 Pengetahuan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda

lebih mengetahui tentang pencegahan penyakit menular di praktek dibandingkan

(37)

penggunaan sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung sebagai langkah

perlindungan diri dan 47,20% yang mengetahui cara penularan penyakit HIV/AIDS

melalui darah dan hubungan kelamin adalah yang berusia < 30 tahun. Sebanyak

33,33% yang menjawab salah tentang definisi standard precautions adalah yang

berusia 41 - 50 tahun, sedangkan 37,5% yang tidak mengetahui tentang penggunaan

masker yang memenuhi syarat adalah yang berusia 31 - 40 tahun. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh ilmu pengetahuan yang didapat oleh dokter gigi

dahulu berbeda dengan ilmu pengetahuan yang didapat oleh dokter gigi sekarang,

sehingga dokter gigi muda lebih banyak mengetahui tentang perkembangan ilmu

pengetahuan kedokteran gigi yang terbaru.

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek lebih mengetahui tentang pencegahan penyakit menular

di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini terlihat dari 64,43%

dokter gigi yang mengetahui bahwa penggunaan sarung tangan, masker, dan

kacamata pelindung sebagai langkah perlindungan diri dan 66,39% yang mengetahui

tentang teknik mencuci tangan yang benar adalah yang telah praktek selama < 10

tahun. Akan tetapi, 44,44% yang menjawab salah tentang definisi standard

precautions adalah yang telah praktek selama 11 - 20 tahun. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh dokter gigi yang telah lama praktek kurang mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan kedokteran gigi yang terbaru.

Dari lima belas pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan

semakin muda usia dokter gigi, semakin baik pengetahuannya tentang pencegahan

(38)

kurang pengetahuannya tentang pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini

terlihat dari 50,59% dokter gigi yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik dan

43,10% yang tergolong dalam kategori pengetahuan cukup adalah yang berusia < 30

tahun, sedangkan 71,43% yang tergolong dalam kategori pengetahuan kurang berusia

41 - 50 tahun.

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang

pengetahuannya tentang pencegahan penyakit menular di praktek dan sebaliknya. Hal

ini terlihat dari 74,12% dokter gigi yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik

dan 55,17% yang tergolong dalam kategori pengetahuan cukup adalah yang telah

praktek selama < 10 tahun, sedangkan 57,14% yang tergolong dalam kategori

pengetahuan kurang adalah yang telah praktek selama 11 – 20 tahun. Hal tersebut

kemungkinan dikarenakan dokter gigi yang berusia lebih muda dan baru beberapa

tahun praktek mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baru dibandingkan dokter

gigi yang berusia lebih tua.

5.3 Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai sikap dokter gigi terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek menunjukkan semua dokter gigi (100%) tetap memberikan

perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular. Hasil ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Shetty, Verma, Shetty, dkk pada 500 orang

dokter gigi di India pada tahun 2010 yang melaporkan 67,3% dokter gigi

(39)

ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi praktek di kota Medan telah menyadari

bahwa penyakit tidak akan menular selama penerapan prosedur standard precautions

dilakukan dengan baik.

Walaupun demikian, masih ada dokter gigi yang menunjukkan sikap negatif

tentang penggunaan jas praktek yang telah terkontaminasi darah, saliva atau debris

ketika merawat pasien, sebanyak 15,33% dokter gigi memilih untuk tidak mengganti

jas tersebut. Selain itu, masih ada 4,67% menolak mengganti sarung tangan yang

robek ketika merawat pasien. Hal ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi kurang

menyadari bahwa penyakit dapat menular dari jas praktek yang terkontaminasi dan

sarung tangan yang robek tersebut.

Dari tujuh pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa dari segi sikap hampir

semua dokter gigi (92%) tergolong dalam kategori baik, diikuti 6,67% tergolong

dalam kategori cukup, dan hanya 1,33% tergolong dalam kategori kurang. Hasil ini

hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Shetty, Verma, Shetty, dkk pada

500 orang dokter gigi di India mengenai sikap dokter gigi terhadap pencegahan

penyakit menular di kedokteran gigi pada tahun 2010 yang melaporkan hasil yang

cukup memuaskan.28

5.4 Sikap Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda

memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek

(40)

tetap memberi perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular dan

47,24% yang memilih mengganti jas praktek yang telah terkontaminasi adalah yang

berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 40% yang tidak setuju untuk mengganti masker yang

terkontaminasi ketika memberi perawatan adalah yang berusia 31 - 40 tahun. Hal ini

kemungkinan dikarenakan dokter gigi yang lebih tua tidak pernah tertular penyakit

menular dari pasien selama menjalani praktek, sehingga mereka tidak terlalu peduli

dengan hal tersebut dan bersikap lebih sembrono, berbeda dengan dokter gigi muda

yang lebih berhati-hati dalam pencegahan penyakit menular.

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek memiliki sikap yang lebih baik terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini

terlihat dari 64,67% dokter gigi yang tetap memberi perawatan meskipun diketahui

pasien menderita penyakit menular dan 64,34% yang setuju untuk mengganti sarung

tangan yang robek saat menangani pasien adalah yang telah praktek selama < 10

tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi yang telah lama praktek tidak

pernah tertular penyakit menular saat memberi perawatan, sehingga mereka kurang

peduli tentang hal tersebut dan lebih sembrono dibandingkan dengan yang baru

beberapa tahun praktek.

Dari tujuh pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan semakin

muda usia dokter gigi maka semakin baik sikapnya terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek. Hal ini terlihat dari 46,38% dokter gigi yang tergolong dalam

(41)

berusia < 30 tahun, sedangkan 100% yang tergolong dalam kategori kurang adalah

yang berusia 41 - 50 tahun (Tabel 14).

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang sikapnya

tethadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari 65,95% dokter

gigi yang tergolong dalam kategori sikap baik dan 40% yang tergolong dalam

kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, sedangkan 50% yang

tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama 11 - 20 tahun. Hal

ini kemungkinan dikarenakan pada zaman dulu belum diterapkan prosedur

pencegahan penyakit menular di praktek, berbeda dengan sekarang dokter gigi

diharuskan untuk mengikuti prosedur standard precautions di praktek.

5.5 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Hasil penelitian mengenai tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek menunjukkan sebanyak 92% dokter gigi selalu menggunakan

sarung tangan ketika merawat pasien dan 89,33% selalu menggunakan jas praktek

yang bersih ketika merawat pasien, tetapi masih ada dokter gigi yang tidak

menggunakannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih,

Shetty, Bedi, dan Verma pada 500 dokter gigi di India yang melaporkan 87,3%

dokter gigi yang menggunakan sarung tangan dan hanya 48,7% yang menggunakan

(42)

oleh kurangnya kesadaran dokter gigi bahwa penggunaannya dapat melindungi diri

dari penyakit yang dapat ditularkan oleh pasien.

Hasil penelitian juga menunjukkan 94,67% dokter gigi selalu menggunakan

masker ketika merawat pasien, tetapi hanya 43,33% yang selalu mengganti masker

setelah perawatan selesai. Hasil ini hampir sama dengan penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Al-Rabeah dan Mohamed pada 206 dokter gigi di

Riyadh yang melaporkan 90,6% dokter gigi menggunakan masker saat memberi

perawatan dan hanya 54,2% yang mengganti masker setelah perawatan.26

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa dokter gigi yang menggunakan

kacamata pelindung ketika perawatan hanya 21,33% dan dokter gigi yang

menggunakan rubber dam hanya 8%. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma pada 500 dokter gigi di India yang

melaporkan 46,6% dokter gigi yang menggunakan kacamata pelindung dan 40% yang

menggunakan rubber dam.

Masih

adanya dokter gigi yang tidak mengganti masker setelah perawatan kemungkinan

disebabkan oleh kurangnya kesadaran dokter gigi terhadap risiko penularan penyakit

melalui percikan saliva yang mungkin menempel pada masker yang telah digunakan.

27

Kurangnya kesadaran dokter gigi praktek di kota Medan

dalam menggunakan kacamata pelindung kemungkinan disebabkan oleh harganya

yang mahal dan kurangnya kenyamanan dalam menggunakannya. Begitu juga dengan

rubber dam, selain harganya yang mahal juga kesukaran dalam memasangnya dan

ketidaknyamanan bagi pasien saat digunakan merupakan penyebab sangat minimnya

(43)

Pada penelitian ini, 70% dokter gigi mengaku pernah mendapatkan imunisasi

hepatitis B. Akan tetapi, masih ada dokter gigi yang tidak mensterilkan instrumen

pemeriksaan (5,33%) maupun instrumen pencabutan (2,67%). Namun, 76,67%

membedakan tempat sampah medis dan non medis di tempat prakteknya. Hasil ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puttaih, Shetty, Bedi, dan Verma pada

500 dokter gigi di India yang menyatakan hanya 35% dokter gigi yang menempatkan

sampah medis seperti jarum suntik dan alat sekali pakai lainnya dalam wadah khusus

sebelum dibuang.27

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa dari segi tindakan

sebanyak 78,67% dokter gigi tergolong dalam kategori baik, diikuti 18% tergolong

dalam kategori cukup, dan hanya 3,33% tergolong dalam kategori kurang. Hasil ini

hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, Parisihni, dan

Haryanto pada 55 orang dokter gigi di Surabaya yang melaporkan tindakan dokter

gigi cukup memuaskan dalam mencegah terjadinya penularan penyakit di kedokteran

gigi.

Masih adanya dokter gigi yang tidak mensterilkan instrumen dan

tidak menempatkan sampah medis dalam wadah khusus, kemungkinan dikarenakan

dokter gigi kurang menyadari bahwa instrumen yang tidak steril dapat menularkan

penyakit kepada pasien dan sampah medis merupakan salah satu sumber penyakit.

4

5.6 Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi Berdasarkan Usia dan Lama Praktek

Berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi berusia muda

(44)

dibandingkan dengan yang lebih tua. Hal ini terlihat dari 50% dokter gigi yang selalu

menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan, 48,59% yang selalu

menggunakan masker ketika memberi perawatan, dan 58,33% yang selalu

menggunakan rubber dam adalah yang berusia < 30 tahun. Akan tetapi, 100% dokter

gigi yang tidak menggunakan sarung tangan ketika memberi perawatan dan 50%

yang tidak pernah menggunakan jas praktek adalah yang berusia 51 - 60 tahun. Hal

ini kemungkinan dikarenakan dokter gigi pada zaman dulu tidak diajari dan tidak

diwajibkan untuk mengikuti prosedur perlindungan diri di praktek, sehingga mereka

tidak terbiasa menggunakan masker ataupun sarung tangan.

Berdasarkan lama praktek, hasil penelitian menunjukkan dokter gigi yang

baru beberapa tahun praktek memiliki tindakan yang lebih baik terhadap pencegahan

penyakit menular di praktek dibandingkan dengan yang telah lama praktek. Hal ini

terlihat dari 68,84% dokter gigi yang selalu menggunakan sarung tangan ketika

memberi perawatan, 66,90% yang selalu menggunakan masker ketika memberi

perawatan, dan 71,88% yang selalu menggunakan kacamata pelindung adalah yang

telah praktek selama < 10 tahun. Akan tetapi, 100% yang tidak mengganti sarung

tangan ketika memberi perawatan dan 50% yang tidak pernah menggunakan jas

praktek adalah yang telah praktek selama 21-30 tahun. Hal ini kemungkinan

dikarenakan pada zaman sekarang dokter gigi diharuskan untuk menerapkan standard

percautions ketika memberi perawatan, berbeda dengan zaman dulu yang tidak

mengharuskan hal tersebut.

Dari tujuh belas pertanyaan yang diajukan, hasil penelitian menunjukkan

(45)

penyakit menular di praktek dan sebaliknya. Hal ini terlihat dari 50,85% dokter gigi

yang tergolong dalam kategori tindakan baik berusia < 30 tahun, sedangkan 29,63%

yang tergolong dalam kategori cukup berusia 31 - 40 tahun, dan 60% yang tergolong

dalam kategori kurang berusia 41 - 50 tahun.

Selain itu, semakin lama dokter gigi praktek maka semakin kurang

tindakannya terhadap pencegahan penyakit menular di praktek. Hal ini terlihat dari

69,49% dokter gigi yang tergolong dalam kategori tindakan baik dan 48,15% yang

tergolong dalam kategori cukup adalah yang telah praktek selama < 10 tahun, dan

40% yang tergolong dalam kategori kurang adalah yang telah praktek selama 11 - 20

tahun. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada zaman sekarang diharuskan bagi

dokter gigi untuk mengikuti prosedur standard precautions, berbeda dengan zaman

dulu yang sama sekali tidak diajarkan tentang hal tersebut.

5.7 Observasi Tindakan Dokter Gigi Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Di Praktek Dokter Gigi

Observasi terhadap tindakan dokter gigi terhadap pencegahan penyakit

menular di praktek menunjukkan hasil yang hampir sama dengan kuesioner, diketahui

bahwa sebanyak 94,67% dokter gigi menggunakan masker ketika memberi

perawatan, 92% menggunakan sarung tangan, tetapi hanya 20% yang menggunakan

kacamata pelindung ketika memberi perawatan. Dokter gigi yang enggan

menggunakan alat-alat perlindungan diri tersebut biasanya adalah yang berusia lebih

tua dan sudah lama praktek. Hal ini kemungkinan disebabkan pada zaman dulu dokter

(46)

precautions seperti menggunakan masker, sarung tangan, bahkan kacamata

(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada umumnya, dokter gigi praktek di kota Medan memiliki pengetahuan

yang baik dan cukup tentang pencegahan penyakit menular di praktek (95,34%). Dari

lima belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa 96% dokter gigi mengetahui

cara penularan penyakit HIV/AIDS melalui darah dan hubungan kelamin, 82%

mengetahui definisi standard precautions, dan 99,33% mengetahui penggunaan

sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung sebagai langkah perlindungan diri.

Namun, masih ada yang memiliki pengetahuan kurang (4,67%). Hal ini ditunjukkan

oleh 46% mengetahui tentang langkah pemrosesan instrumen yang mencakup

pembersihan, pembungkusan, pensterilan, dan penyimpanan yang aseptik. Penelitian

ini menunjukkan, dokter gigi berusia muda dan baru beberapa tahun praktek memiliki

pengetahuan yan lebih baik dibandingkan yang lebih tua dan telah lama praktek.

Pada umumnya dokter gigi praktek di kota Medan tergolong dalam kategori

sikap baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek (92%). Dari tujuh

pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa semua dokter gigi (100%) tetap

memberikan perawatan meskipun diketahui pasien menderita penyakit menular.

Namun, masih ada yang tergolong dalam kategori cukup dan kurang (6,67% dan

1,33%). Hal ini ditunjukkan oleh 15,33% memilih untuk tidak mengganti jas praktek

yang terkontaminasi dan 4,67% menolak mengganti sarung tangan yang robek ketika

(48)

beberapa tahun praktek memiliki sikap yang lebih baik dibandingkan yang lebih tua

dan telah lama praktek.

Pada umumnya, dokter gigi praktek di kota Medan tergolong dalam kategori

tindakan baik terhadap pencegahan penyakit menular di praktek (78,67% ). Dari tujuh

belas pertanyaan yang diajukan, diketahui bahwa 89,33% dokter gigi selalu

menggunakan jas praktek yang bersih ketika merawat pasien, 70% mengaku pernah

mendapatkan imunisasi hepatitis B, dan 94,67% selalu menggunakan masker ketika

merawat pasien. Namun, masih ada yang tergolong dalam kategori cukup dan kurang

(18% dan 3,33%). Hal ini ditunjukkan oleh 43,33% yang selalu mengganti masker

setelah perawatan selesai. Penelitian ini menunjukkan, dokter gigi berusia muda dan

baru beberapa tahun praktek memiliki tindakan yang lebih baik dibandingkan yang

lebih tua dan telah lama praktek.

Berdasarkan hasil observasi, hampir semua dokter gigi menggunakan masker

dan sarung tangan ketika memberi perawatan (94,67% dan 92%), tetapi hanya 20%

yang menggunakan kacamata pelindung. Pada umumnya dokter gigi yang tidak

menggunakan masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung tersebut adalah yang

berusia lebih tua dan sudah lama praktek.

6.2 Saran

Disarankan kepada setiap dokter gigi, sebaiknya menganggap semua pasien

itu sama tanpa memandang status penyakitnya. Semua pasien diperlakukan dengan

cara yang memenuhi syarat untuk mencegah terjadinya penularan berbagai jenis

(49)

dokter gigi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi

khususnya yang berhubungan dengan pencegahan penyakit menular di praktek.

Selain itu, disarankan kepada Tim Pengembang Kurikulum di setiap universitas agar

memasukkan materi tentang pencegahan penyakit menular seperti prosedur standard

precautions dalam perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi untuk dapat dimanfaatkan

Gambar

Tabel 3. KATEGORI SIKAP
Tabel 5.  DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN DOKTER GIGI     TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK     DOKTER GIGI (n=150)
Tabel 6.  KATEGORI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG    PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI    (n=150)
Tabel 7. DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN DOKTER GIGI TENTANG    PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PRAKTEK DOKTER GIGI    BERDASARKAN USIA (n=150)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian untuk mengetahui lebih akurat tentang faktor- faktor hal yang mempengaruhi mutu pelayanan dan kepuasan pasien BPJS Mandiri di Puskesmas Simalingkar maka

&#34;The Impact of Personal Psychology and Behavior Factors on the Innovation Assimilation. of Secure System Development&#34;, American Journal of Industrial

[r]

[r]

Hasil yang diperoleh berupa pengumpulan data pada perangkat lunak, perhitungan komputasi numerik pada metric dan perhitungan komputasi numeric dengan indicator kualitas ISO

JASA MARGA (Persero) Tbk, CABANG BELMERA” ini dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Diploma Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.. Universitas

[r]

Berdasarkan data waktu siklus yang sudah ada dapat diketahui bahwa total waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu unit mainan kayu adalah 564 detik.. Available Time pada