• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Jenis

5.1.3 Dominansi Jenis

Dominansi jenis menunjukkan jenis-jenis tumbuhan yang berperan penting dalam suatu komunitas di areal hutan. Dominansi jenis ini ditunjukkan dengan Nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi. Tingginya nilai INP pun menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya lebih baik dibanding jenis lainnya.

Berdasarkan analisis vegetasi seluruh bentuk pertumbuhan dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Rekapitulasi jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi pada tiap kondisi hutan

No. Kondisi Hutan

Bentuk

Pertumbuhan Nama Jenis

INP (%)

1 2 3 4 5

1 Tidak Terbakar

Semai Kaliandra (Callyandra calothyrsus) 122,26

Pancang Kemadu (Laportea sinuata) 38,94

Tiang Klerek (Sapindus rarak) 37,94

Pohon Kukrup (Engelhardia spicata) 85,32

Herba Teh-tehan (Eupatorium riparium) 67,46 Semak Belukar Sikatan (Eupatorium odoratum) 84,08

Paku-pakuan Pakis (Doryoteris sp.) 192,58

Liana Suruh ketir (Piper spp.) 55,46

Pandan Pandan hutan (Ophiopogon sp.) 150,00

Palem Rotan (Daemonorops sp.) 130,00

Liana Berkayu Gunggrung (Harristonia sp.) 48,89 Epifit Pakis (Sphaerostephnos hirsutus) 70,76

2

Tingkat Kebakaran Ringan

Semai Gmelina (Gmelina arborea) 43,97 Pancang Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) 30,77

Tiang Gmelina (Gmelina arborea) 42,52

Pohon Pinus (Pinus merkusii) 218,14

Herba Resap (Manisuris granularis) 41,65

Semak Belukar Senikir (Tithonia diversifolia) 53,42

Paku-pakuan Pakis (Doryoteris sp.) 200,00

Liana Tebu sawur (Polygonum sp.) 200,00

Pandan - -

Palem Rotan (Daemonorops sp.) 200,00

Liana Berkayu - -

Epifit Simbar (Asplenium spp.) 110,00

3

Tingkat Kebakaran Sedang

Semai Kaliandra (Callyandra calothyrsus) 104,24 Pancang Kaliandra (Callyandra calothyrsus) 100,46

Tiang Dadap (Erythrina lithosperma) 62,55

Tabel 5 (Lanjutan) 1 2 3 4 5 3 Tingkat Kebakaran Sedang

Herba Resap (Manisuris granularis) 49,25

Semak Belukar Asem-aseman (Aeschynomene sp.) 53,70

Paku-pakuan Pakis (Doryoteris sp.) 200,00

Liana Tebu sawur (Polygonum sp) 142,50

Pandan Pandan hutan (Ophiopogon sp.) 200,00

Palem - -

Liana Berkayu Wali songo 133,33

Epifit Pakis pohon (Sphaerostephnos hirsutus) 77,86

4

Tingkat Kebakaran Berat

Semai Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) 57,41 Pancang Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) 69,52

Tiang Gmelina (Gmelina arborea) 186,05

Pohon Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) 206,19

Herba Resap (Manisuris granularis) 47,49

Semak Belukar Grebes (Chromolaena odorata) 63,54

Paku-pakuan Pakis (Doryoteris sp.) 200,00

Liana Tebu sawur (Polygonum sp) 179,46

Pandan - -

Palem - -

Liana Berkayu - -

Epifit - -

Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa hasil pengamatan analisis vegetasi jenis dominan dengan INP tertinggi dari tiap kondisi hutan memiliki jenis yang beragam. Jenis-jenis tiap bentuk pertumbuhan menunjukkan komposisi berbeda dari tiap kondisi hutan tersebut. Pada kondisi hutan tidak terbakar untuk tingkat pertumbuhan pohon dan permudaannya didominansi oleh jenis Kaliandra (Callyandra calothyrsus) pada tingkat semai, Kemadu (Laportea sinueta) pada tingkat pancang, Klerek (Sapindus rarak) pada tingkat tiang, dan Kukrup (Engelhardia spicata) pada tingkat pohon. Nilai INP tertinggi pada tingkat pohon dan permudaan adalah sebesar 122,26 % pada tingkat semai, sedangkan nilai INP terendah sebesar 37,94 % pada tingkat tiang.

Nilai INP tertinggi berada pada tingkat pohon di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan yang memiliki nilai sebesar 218,14 % jenis Pinus (Pinus merkusii). Sedangkan nilai INP terendah pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran rendah ialah tingkat semai sebesar 30,77 % dengan jenis Cemara gunung (Casuarina junghuhniana).

36

Pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang jenis Kaliandra (Callyandra calothyrsus) mendominasi tingkat semai dan tingkat pancang. Nilai INP tingkat semai merupakan nilai INP tertinggi di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang. Adapun, nilai INP dari jenis Kaliandra (Callyandra calothyrsus) pada tingkat semai dan pancang sebesar 104,24 % dan 100,46 %.

Kemudian, pada tingkat pertumbuhan pohon dan permudaan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat terdapat satu jenis yang mendominasi tingkat semai, pancang dan pohon, yaitu jenis Cemara gunung (Casuarina junghuhniana). Nilai INP dari jenis Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) pada tingkat semai, tiang dan pohon masing-masing sebesar 57,41 %, 69,52 % dan 206,19 %.

Nilai INP tetinggi dari bentuk pertumbuhan herba pada seluruh kondisi hutan berada di kondisi hutan tidak terbakar, yaitu Teh-tehan (Eupatorium riparium) sebesar 67,2 %. Sedangkan, bentuk pertumbuhan herba di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan, tingkat kebakaran sedang, dan tingkat kebakaran berat didominasi jenis yang sama yaitu Resap (Manisuris granularis). Lalu, pada bentuk pertumbuhan semak belukar memiliki nilai INP tertinggi sebesar 85,12 % pada jenis Sikatan (Eupatorium odoratum) di kondisi hutan tidak terbakar. Pada kondisi hutan lainnya didominasi oleh jenis-jenis semak belukar yang berbeda, yaitu Senikir (Tithonia diversifolia) pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan, Asem-aseman (Aeschynomene sp.) pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang dan Grebes (Chromolaena odorata) pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat.

Kemudian untuk bentuk pertumbuhan paku-pakuan (Doryoteris sp.) terdapat di hampir seluruh kondisi hutan, kecuali di kondisi hutan tidak terbakar. Nilai INP Pakis (Doryoteris sp.) di kondisi hutan tidak terbakar sebesar 192,58 %. Jenis liana didominasi oleh satu jenis pada hampir seluruh kondisi hutan, kecuali kondisi hutan tidak terbakar. Jenis liana tersebut ialah Tebu sawur (Polygonum sp.) dengan nilai INP yang mencapai 200%. Pada kondisi hutan tidak terbakar sendiri liana didominasi jenis Suruh ketir (Piper spp.) sebesar 55,46%.

Bentuk pertumbuhan pandan hanya terdapat di kondisi hutan tidak terbakar dan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang. Hanya terdapat satu jenis pandan yang mendominasi kedua kondisi hutan tersebut, yaitu Pandan hutan

(Ophiopogon sp.) dengan nilai INP tertinggi berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang sebesar 200%. Bentuk pertumbuhan palem hanya terdapat di kondisi hutan tidak terbakar dan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan. Jenis palem tersebut ialah Rotan (Daemonorops sp.) dengan nilai INP sebesar 200% yang berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan.

Bentuk pertumbuhan selanjutnya ialah liana berkayu yang hanya ditemukan di kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang. Nilai INP tertinggi berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang yang memiliki nilai sebesar 133,33% untuk jenis Wali songo. Pengamatan selanjutnya pada jenis bentuk pertumbuhan epifit yang berada pada hampir seluruh kondisi hutan, kecuali kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat. Jenis yang memiliki nilai INP tertinggi pada hampir seluruh kondisi hutan adalah Simbar (Asplenium sp.) yang berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan sebesar 110,00%. Sedangkan pada kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang didominasi jenis Pakis pohon (Sphaerostephnos hirsutus).

5.2 Indeks Dominansi (C)

Menurut Indrawan (2000), nilai indeks dominansi digunakan untuk menentukan dominansi jenis dalam suatu komunitas, nilai indeks dominansi yang rendah menunjukkan pola dominansi jenisnya dipusatkan pada beberapa jenis sedangkan nilai indeks dominansi yang tinggi menunjukkan pola dominansi jenisnya dipusatkan pada sedikit jenis. Nilai indeks dominansi tertinggi adalah 1 (satu) yang menunjukkan bahwa komunitas ini dikuasai oleh satu jenis atau terpusat pada satu jenis.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai indeks dominansi dari tiap kondisi hutan pada seluruh bentuk pertumbuhan yang terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Indeks Dominansi (C) pada tiap kondisi hutan

No. Bentuk pertumbuhan Indeks Dominansi

TT TKR TKS TKB 1 2 3 4 5 6 1 Semai 0,38 0,14 0,29 0,17 2 Pancang 0,08 0,19 0,28 0,26 3 Tiang 0,07 0,21 0,16 0,53 4 Pohon 0,12 0,55 0,13 0,50

38 Tabel 6 (Lanjutan) 1 2 3 4 5 6 5 Herba 0,15 0,10 0,10 0,10 6 Semak Belukar 0,27 0,19 0,21 0,19 7 Paku-pakuan 0,93 1,00 1,00 1,00 8 Liana 0,17 1,00 0,59 0,82 9 Pandan 0,63 - 1,00 - 10 Palem 0,54 1,00 - - 11 Liana Berkayu 0,15 - 0,56 - 12 Epifit 0,26 0,51 0,23 -

Keterangan: TT (Tidak Terbakar); TKR (Tingkat Kebakaran Ringan); TKS (Tingkat Kebakaran

Sedang); TKB (Tingkat Kebakaran Berat)

Dari seluruh nilai dominansi menunjukkan nilai dominansi tertinggi yang berbeda-beda pada tiap kondisi hutan. Pada kondisi hutan tidak terbakar yang memiliki nilai indeks dominansi tertinggi ialah paku-pakuan dengan nilai indeks sebesar 0,93. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,07 pada tingkat tiang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat tiang di kondisi hutan tidak terbakar terpusat pada beberapa jenis. Sedangkan, bentuk pertumbuhan paku-pakuan dipusatkan pada sedikit jenis. Kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan memiliki tiga tingkat pertumbuhan dengan nilai indeks tertinggi yang sama, yaitu sebesar 1,00. Nilai indeks tersebut dimiliki oleh paku-pakuan, liana dan palem. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis paku-pakuan, palem dan liana hanya terpusat pada satu jenis. Sedangkan, nilai indeks terendah pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan ialah herba dengan nilai indeks sebesar 0,10. Kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang memiliki dua tingkat pertumbuhan yang memiliki nilai indeks tertinggi, yaitu sebesar 1,00. Nilai indeks tersebut dimiliki oleh paku-pakuan dan pandan. Sedangkan, nilai indeks terendah pada kondisi hutan ini terdapat pada herba dengan nilai indeks sebesar 0,10. Selanjutnya pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan memiliki nilai indeks tertinggi sebesar 1,00 pada paku-pakuan. Nilai indeks terendah pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat sebesar 0,10 pada herba.

Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi indeks dominansi seluruh kondisi hutan sebesar 1,00 yang memiliki arti bahwa kondisi hutan tersebut hanya didominasi oleh satu jenis tumbuhan. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,07 pada seluruh kondisi hutan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa jenis tersebut dipusatkan pada beberapa jenis. Data menunjukkan bahwa herba pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan, sedang, dan berat sebagian besar dipusatkan pada beberapa jenis.

Dokumen terkait