BAB II KAJIAN TEORI
C. Dongeng
1. Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup beragam cakupannya. Bahkan, untuk memudahkan penyebutan, semua cerita lama. Misalnya dongeng Kancil Mencuri Ketimun, Kancil dengan Buaya, Asal-usul Terjadinya Gunung Tangkubanperahu, Ciung Wanara, Bawang Merah dan Bawang Puti, Timun Emas, dan sebagainya. Dongeng berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia, baik yang berasal dari tradisi lisan maupun yang sejak semula diciptakan secara tertulis.26
Menurut Liaw Yock Fang:
Cerita asal-usul atau dongeng aetologis adalah cerita rakyat yang tertua. Cerita-cerita ini sebenarnya sudah bisa dimasukkan ke dalam bidang mitos, cerita yang dianggap benar oleh penceritanya.27 Jadi dongeng adalah cerita
26
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005), h. 198
27
Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik, (Jakarta: Yayasan Pustaka
rakyat yang paling tua diantara cerita-cerita yang lainnya dan biasanya ceritanya pun berisi tentang mitos-mitos yang terjadi pada zaman dahulu.
Edy Sembodo berpendapat, dongeng adalah:
Bentuk prosa lama yang mengandung ajaran kebaikan. Dongeng ditujukan untuk anak-anak, oleh karena itulah, biasanya, dongeng selalu klise. Isinya selalu berbicara tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan. Contoh dongeng antara lain Malin Kundang, Timun Mas, Kebo Iwa, dan Candra Kirana.28
Sedangkan menurut Edy, dongeng adalah jenis prosa lama yang isinya menceritakan tentang kebaikan-kebaikan dan biasanya disuguhkan untuk-anak-anak.
Dalam buku Eddy Setia, dkk. Yang dikutip dari J. Danandjaya William R mengatakan bahwa :
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi. Dan cerita ini tidak terikat pada waktu dan tempat. Dongeng dapat berupa dongeng binatang, dongeng biasa, dongeng berumus, serta lelucon dan anekdot.29 Jadi pada intinya William mengatakan, dongeng adalah cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi. Ceritanya pun diambil tidak berdasarkan tempat atau waktu yang sama pada kejadian masalalu.
Menurut Wikipedia dalam Hindun, dongeng adalah:
Bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi.30 Hampir sejalan dengan pandangan William, menurut wikipedia dalam Hindun, dongeng adalah bentuk sastra lama yang isinya penuh dengan khayalan dan biasanya diambil bukan dari kejadian yang sebenarnya.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan dongeng adalah bentuk karya sastra lama yang isinya penuh dengan khayalan ada yang
28
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra Indonesia Untuk SMP dan SMA, (Bandung:
Hikmah, 2009), h. 12
29
Eddy Setia, dkk, Fungsi dan Kedudukan Sastra Lisan Melayu Serdang, (Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), h. 7
30
Hindun, Pembelajaran Apresiasi Bahasa & Kreasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Mazhab
diambil dengan kisah nyata, dan ada pula bukan cerita sebenarnya. Dan biasanya cerita ini disuguhkan untuk anak-anak. Karena biasanya cerita ini berisi tentang ajaran-ajaran kebaikan. Dari beberapa definisi di atas penulis lebih mengacu pada definisi Edy Sembodo. Yaitu bentuk prosa lama yang mengajarkan kebaikan. Biasanya di sajikan untuk anak-anak. Karena isinya itu mengisahkan tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan. 2. Klasifikasi Dongeng
Dilihat dari kemunculannya, dongeng dibagi menjadi dua macam:31 a. Dongeng Klasik
Dongeng klasik adalah cerita dongeng yang telah muncul sejak zaman dahulu yang telah mewarisi secara turun-temurun lewat teradisi lisan. Dongeng klasik termasuk ke dalam sastra tradisional (traditional literature), dongeng klasik itulah yang sering disebut sebagai dongeng. Atau, jika orang berbicara tentang dongeng, konotasinya adalah dongeng klasik. Pada mulanya dongeng-dongeng jenis ini hanya dikenal oleh masyarakat empunya dongeng. Kalaupun menyebar ke masyarakat lain, pada umumnya ia hanya terbatas pada masyarakat yang pernah bersentuhan secara budaya saja, dan itu pun membutuhkan waktu yang relatif lama. Contoh dongeng klasik indonesia antara lain adalah Bawang Merah dan Bawang Putih, dan Timun Emas.
b. Dongeng Modern
Dongeng modern adalah cerita dongeng yang sengaja ditulis untuk maksud bercerita dan agar tulisannya itu dibaca oleh orang lain. Jadi, dongeng modern sengaja ditulis sebagai salah satu bentuk karya sasatra, maka secara jelas ditunjukkan pengarang, penerbit, kota penerbit, dan tahun. Sebagai sebuah teks sastra modern ia beredar lewat sarana tulisan. Dongeng modern (modern fairy storise) adalah cerita fantasi modern. Jadi, ia dapat dikategorikan sebagai genre cerita fantasi. Sebagai sebuah dongeng modern, cerita-cerita itu sengaja dikreasikan
31
oleh pengarang yang mencantumkan namanya. Ia sengaja sadar ditulis sebagai salah satu bentuk karya sastra. Oleh karena itu, selain dimaksudkan untuk memberikan cerita menarik dan ajaran moral tertentu, ia juga tampil sebagai sebuah karya seni yang memiliki unsur-unsur keindahan, yang antara lain dicapai lewat kemenarikan cerita, penokohan, pengaluran, dan stile. Contohnya seperti cerita Harry Potter. Lord of the Rings, Goosebumps, dan lain-lain.
3. Manfaat Dongeng bagi Anak-anak
Hollowel mengungkapkan dalam bukunya berjudul A Book for Children Literature, dalam Agus DS mengatakan bahwa ada enam segi positif dari sebuah dongeng, yaitu:
a. Dongeng dapat mengembangkan imajinasi dan memberikan pengalaman emosional yang mendalam.
b. Memuaskan kebutuhan ekspresi diri.
c. Menanamkan pendidikan moral tanpa harus menggurui. d. Menumbuhkan rasa humor yang sehat.
e. Mempersiapkan apresiasi sastra. f. Memperluas cakrawala khayalan anak.
Selain itu, melalui mendongeng, anak juga diajak untuk belajar berkomunikasi, dan secara tidak langsung dapat melatih anak melontarkan gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dengan demikian akan lahir ide-ide atau pemikiran-pemikiran orisinal anak dalam suasana hangat dan penuh kasih sayang.32
4. Dongeng dalam Materi Pelajaran di Sekolah
Dari latar belakang yang diuraikan diketahui bahwa kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VII. Kemampuan menyimak kelas VII sudah cukup bagus, hanya kadang-kadang dalam menyimak guru yang berbicara itu agak membosankan bagi para siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menerapkan dongeng sebagai materi pembelajaran, karena penulis berasumsi bahwa dengan dongeng kemampuan menyimak siswa akan meningkat. Agar siswa dapat menyimak dengan teliti tentang cerita dongeng tersebut, apabila guru memberikan pertanyaan. Dengan demikian siswa
32
akan mengerti dan paham tentang materi yang disampaikan yaitu berupa materi dongeng di sekolah diajarkan di kelas VII.