BAB II LANDASAN TEORI
D. Drill
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Program Cabri 3D Dengan Penerapan Metode Drill Pada
Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus Dan Balok, Serta Luas Permukaannya Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakata.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penuntasan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Pogram Studi
Pendidikan Matematika.
4. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan semangat, bimbingan, dorongan, dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Sukami selaku Kepala SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberi kesempatan peneliti untuk melakukan observasi dan penelitian.
x
6. Bapak Drs. Adi Undang M. selaku guru pembimbing matematika SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang mau bekerjasama saat penelitian berlangsung.
8. Segenap dosen JPMIPA, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah mendidik, membagi pengetahuan, dan pengalaman yang sangat bermanfaat kepada penulis.
9. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan, keramahan, dan kerjasamanya selama penulis menempuh kuliah hingga selesainya skripsi ini.
10. Bapak dan ibuku tercinta, Marcelinus Widarta dan Anak Agung Rai Kartika, atas doa, cinta, kasih sayang, nasehat, dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi hadiah kecil yang membanggakan.
11. Kakak-kakakku, Yakobus Wikaryono dan Basilius Agung Wikaryanto, atas doa, dukungan, semangat, dan cinta yang diberikan.
12. Christina Rinanda, atas doa dan semangat yang diberikan selama ini.
13. Teman-teman PMAT 2009 dan teman-teman satu kelompok bimbingan, serta sahabat-sahabatku Santhi, Etus, Wibi, Blur, Anton, Ana, dan Ine, terimakasih atas kerjasama, doa, semangat, dan bantuannya selama ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dalam skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi segenap pembaca.
Yogyakarta, 25 Juni 2013
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Pembatasan Masalah ... 4 D. Rumusan Masalah ... 5 E. Batasan Istilah ... 5 F. Tujuan Penelitian ... 7
xiii
G. Manfaat Penelitian ... 8
H. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Belajar ... 10
B. Faktor Penyebab Kesalahan ... 17
C. Jenis-jenis Kesalahan ... 19
D. Drill ... 23
E. Media Pembelajaran ... 25
F. Jaring-jaring Kubus dan Balok, serta Luas Permukaannya ... 27
G. Cabri 3D ... 30
H. Kerangka Berpikir ... 34
I. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C. Variabel Penelitian ... 37
D. Instrumen Penelitian... 38
E. Validitas Instrumen Penelitian ... 41
F. Bentuk Data ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 44
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Pelaksanaan Penelitian ... 48 B. Deskripsi Data ... 53 C. Pembahasan ... 97 BAB V PENUTUP ... 112 A. Kesimpulan ... 112 B. Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA ... 114
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peralatan yang digunakan dalam Cabri 3D ... 32
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Sebaran Soal Tes Diagnostik Berdasarkan Sub Pokok Bahasan ... 39
Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 43
Tabel 4.1 Nilai Tes Diagnostik Siswa Kelas VIII A ... 53
Tabel 4.2 Analisis Tes Diagnostik ... 55
Tabel 4.3 Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Tes Diagnostik ... 80
Tabel 4.4 Faktor Penyebab Kesalahan Siswa... 91
Tabel 4.5 Nilai dari LKS Siswa Kelas VIII A... 92
Tabel 4.6 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A... 93
Tabel 4.7 Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Tes Hasil Belajar ... 94
Tabel 4.8 Nilai Tes Diagnostik Dan Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A ... 99
Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A... 101
Tabel 4.10Perbandingan Hasil Belajar Siswa S18 dan S19 ... 106
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk Jaring-jaring Kubus ... 27
Gambar 2. Bentuk Jaring-jaring Balok ... 28
Gambar 3. Kubus dan Jaring-jaringnya ... 29
Gambar 4. Balok dan Jaring-jaringnya ... 29
Gambar 5. Tampilan awal program Cabri 3D ... 31
Gambar 6. Contoh jaring-jaring kubus dan balok dengan Cabri 3D ... 33
Gambar 7. Luas permukaan kubus dengan Cabri 3D ... 33
Gambar 8. Luas permukaan balok dengan Cabri 3D... 34
Gambar 9. Langkah Pembentukan jaring-jaring kubus program Cabri 3D ... 50
Gambar 10. Langkah Pembentukan jaring-jaring balok program Cabri 3D ... 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Remedial. ... 117
Lampiran 2. Tes Uji Coba. ... 123
Lampiran 3. Uji Validitas Butir Soal Kelas VIII B ... 130
Lampiran 4. Tes Diagnostik ... 134
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Diagnostik ... 145
Lampiran 6. Tes Hasil Belajar ... 150
Lampiran 7. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 161
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 166
Lampiran 9. Lembar Jawaban Siswa ... 170
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 233
Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 234
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran matematika, banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Pada dasarnya setiap anak memiliki cara belajarnya yang tidak sama. Demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak, setiap anak memiliki cara yang berbeda pula.
Menurut Marpaung, belajar matematika berarti mempelajari struktur. Mempelajari struktur berarti ada kaitannya dengan nama-nama unsur dan hubungan antar unsur. Materi-materi ajar yang dipelajari dari buku-buku ajar ternyata sangat abstrak bagi siswa-siswa di Indonesia sehingga mereka sulit memahaminya. Akhirnya mereka hanya menghafalkan konsep-konsep, sifat-sifat, aturan-aturan tanpa memahaminya dan mereka tidak melihat maknanya (Marpaung: 2001). Kenyataan ini mengakibatkan pemahaman siswa cenderung dangkal pada materi pelajaran matematika yang mereka pelajari.
Dalam hal ini dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang kreatif, efektif, dan efisien sehingga materi yang yang dianggap sulit oleh siswa dapat dipahami lebih mudah melalui pembelajaran yang menyenangkan tapi bermakna.
Peneliti melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah, serta observasi pembelajaran dan wawancara. Dari hasil observasi dan
wawancara, diketahui bahwa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki jumlah siswa 261 orang. Sekolah ini memiliki ruang kelas sebanyak 11 ruangan yang sudah terdapat LCD. Selain itu juga terdapat beberapa fasilitas yang memadai yaitu halaman untuk olahraga, perpustakaan, ruang multimedia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, ruang guru, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang UKS, dan koperasi sekolah.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika mengenai materi pembelajaran yang dianggap siswa sulit dipahami dan dari hasil wawancara didapat bahwa materi tentang bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang dianggap cukup sulit. Pada pembelajaran bangun ruang sisi datar khususnya dalam menentukan jaring-jaring, serta luas permukaan kubus dan balok, siswa sering kali merasa kesulitan apabila harus belajar dengan hanya melihat dari buku saja. Siswa cenderung hanya menghafalkan rumus-rumus yang berkaitan dengan materi tersebut. Siswa juga tidak dapat mengerti secara jelas karena mereka hanya dapat membayangkan benda yang mereka pelajari. Oleh sebab itu, diperlukan alat yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran sehingga materi yang mereka pelajari dapat dengan mudah.
Salah satu satu alat yang dapat digunakan untuk membantu pemahaman siswa pada pembelajaran bangun ruang sisi datar adalah penggunaan software Cabri 3D. Cabri 3D adalah perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik (Accascina dan Rogora: 2006). Cabri 3D tidak hanya digunakan sebagai software yang mempresentasikan matematika secara geometri tetapi juga dapat digunakan secara umum untuk membangun kemudahan bermatematika dengan memunculkan bentuk-bentuk yang menyerupai keaslian dari berbagai model. Software ini memberikan kemudahan bagi siswa dan guru untuk mengeksplorasi berbagai bentuk dan model geometri khususnya pada kubus dan balok yang akan ditentukan jaring-jaring dan luas permukaannya. Dengan begitu diharapkan siswa lebih aktif dan pembelajaran yang cenderung ke text oriented menjadi berkurang.
Konsep yang sudah tertanam saat pembelajaran menggunakan Cabri 3D ini, digunakan dalam menyelesaikan soal-soal latihan yang abstrak. Latihan-latihan diperlukan untuk keterampilan, kemahiran, dan spontanitas penguasaan hasil belajar. Oleh karena itu metode drill digunakan dalam latihan-latihan soal. Metode drill adalah metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari (Nana Sudjana: 1989). Diharapkan dengan menggunakan metode drill ini menjadi suatu pembiasaan yang dilakukan siswa sehingga konsep pembelajaran yang sudah baik akan lebih baik pula apabila diimbangi dengan latihan soal terus menerus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Masih ada siswa yang belum menguasai konsep tentang materi jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Hal ini dikarenakan siswa cenderung menghafal sehingga cepat lupa.
2. Sering kali siswa kesulitan belajar tanpa adanya media/alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih tergolong tradisional karena hanya belajar dari buku.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah, penulis melakukan pembatasan masalah antara lain:
1. Penelitian dilakukan di kelas VIII A semester 2 di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
2. Materi pelajaran yang dijadikan penelitian adalah jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.
3. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Cabri 3D.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan program Cabri 3D dalam membantu pemahaman siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya?
2. Bagaimana penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII?
3. Apakah dengan pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya?
E. Batasan Istilah
1. Jaring-jaring Kubus
Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk kubus, tetapi tidak boleh ada bidang rangkap atau bertumpuk. Dengan demikian tidak semua rangkaian 6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2006 : 141).
2. Jaring-jaring Balok
Diambil dari Wikipedia Indonesia, jaring-jaring balok merupakan rangkaian yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di antaranya berukuran berbeda yang dapat membentuk balok.
3. Luas Permukaan Kubus atau Balok
Luas Permukaan adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersbut (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2006: 145). 4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Soedijarto 1997: 49).
5. Cabri 3D
Cabri 3D adalah perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik (Accascina dan Rogora: 2006).
6. Metode Drill
Metode drill adalah metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari (Nana Sudjana: 1989).
7. Pemanfaatan Program Cabri 3D dengan Penerapan Metode Drill Pada Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus dan Balok, Serta Luas Permukaannya
Jadi pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya adalah suatu pemanfaatan perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik, serta metode latihan pada umumnya yang digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari berhubungan dengan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manfaat pembelajaran dengan penggunaan program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya. 2. Untuk mengetahui manfaat penerapan metode drill pada pokok
bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII setelah pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru dalam memilih media yang tepat untuk menanamkan konsep yang benar pada siswa, sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang berdampak pada pemberian materi selanjutnya dan melakukan upaya untuk mengurangi munculnya kesalahan-kesalahan tersebut.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk memberi pengalaman baru tentang media yang mudah untuk membantu mempelajari geometri ruang khususnya kubus dan balok.
3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui manfaat penggunaan program Cabri 3D dalam pembelajaran sehingga kelak saat menjadi guru, peneliti sudah mempunyai bekal untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep pembelajaran.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I Berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II Berisi tentang landasan teori yang digunakan oleh peneliti. Bab III Berisi tentang metode penulisan, jenis penelitian, subyek,
waktu, dan penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, validitas instrumen penelitian, bentuk data, teknik analisis data, dan prosedur pengumpulan data.
Bab IV Berisi tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh.
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar 1. Definisi
Menurut Gagne (1977) yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran berpendapat bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai, dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja.
Ronald Gross (1991, dalam Suyono dan Hariyanto: 2011) telah mengidentifikasi 6 mitos tentang belajar, antara lain:
a. Belajar itu membosankan, merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan.
b. Belajar hanya terkait dengan materi dan keterampilan yang diberikan sekolah.
c. Pembelajar harus pasif, menerima dan mengikuti apa yang diberikan guru.
d. Di dalam belajar, si pembelajar dibawah perintah dan aturan guru e. Belajar harus sistematis, logis, dan terencana.
Mitos semacam itu timbul karena dilandasi fakta, banyak praktik pembelajaran di sekolah yang menunjukkan pelaksanaan hal-hal tersebut. Oleh sebab itu, harus diciptakan suasana agar belajar di sekolah berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
a. Dari Siswa
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pemngetahuan, khususnya yang disajikan di kelas (Muhibbin Syah, 2004: 145). Daya pendengaran dan penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan akan menyulitkan sensor register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan iconic (gema dan citra). Akibat negatifnya selanjutnya adalah terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut (Muhibbin Syah, 2004: 146).
2) Aspek Psikologis
a) Tingkat Inteligensi (Kecerdasan)
Secara umum intelegensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang memiliki intelegensi tinggi sering disebut pula sebagai orang cerdas atau jenius (Suharnan, 2005: 345).
Solso (dalam Suharnan, 2005: 346) mendefnisikan intelegensi sebagai kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan, menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep konkret dan abstrak, dan menghubungkan di antara obyek-obyek dan gagasan-gagasan, menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.
b) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga faktor-faktor non-intelektual, termasuk salah satunya ialah motivasi. Oleh sebab itu, motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987: 92, dalam Abdul Rachman Abror, 1993: 114-115).
Menurut Cecco (1968: 159, dalam Abdul Rachman Abror, 1993: 115), ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar-mengajar, yaitu: (1) fungsi membangkitkan – mengajak siswa belajar, (2) fungsi harapan – apa yang harus bisa ia lakukan setelah berakhirnya pengajaran (kapabilitas baru), (3) fungsi insentif – memberikan hadiah pada prestasi yang akan datang, dan (4) fungsi disiplin – menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang menyimpang.
c) Sikap
Sikap (attitude) merupakan keadaan batiniah, bukan merupakan pernyataan lahiryah (overt expression), merupakan kecenderungan dan kesiapan untuk bertindak atau merespon, bukannya merupakan tindakan atau respon itu sendiri (Abdul Rachman Abror, 1993: 107-108).
Oleh karena itu, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya (Bruno, 1987, dalam Muhibbin Syah, 2004: 123).
d) Bakat
Menurut Chaplin (1972, dalam Reber: 1988) yang di kutip oleh Muhibbin Syah (2004), bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Secara global bakat mitu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat (Muhibbin Syah, 2004: 150).
e) Minat
Minat siswa terhadap bidang pelajaran apapun tidak dapat dipisahkan dari bakat nyata dalam bidang tersebut. Kalau pelajaran itu dipelajari dan dikaji secara terus menerus, niscaya bisa menghasilkan kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya minat, bukan hanya terhadap bidang itu sendiri tetapi juga terhadap bidang-bidang yang lain yang berhubungan (Abdul Rachman Abror, 1993: 113).
b. Dari Guru
Proses pembelajaran di kelas yang diberikan oleh guru dapat berpengaruh pada proses belajar siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memberikan pembelajaran yang semenarik mungkin untuk memancing motivasi siswa dalam belajar.
Susento (2007) menjelaskan dalam makalahnya tentang Strategi Pembelajaran Matematika SMA bahwa pendekatan pembelajaran adalah gagasan tentang pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar tertentu. Ada 4 macam pendekatan pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut.
1) Pendekatan Konvensional
Meniru pendekatan konvensional, belajar matematika sama artinya dengan meniru cara guru mengerjakan soal dan menghafal konsep/rumus/prosedur/aturan. Pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional dilaksanakan oleh guru dengan langkah-langkah seperti, memberikan penjelasan, pemberian contoh, latihan soal dan ulangan.
2) Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 3) Pendekatan Berbasis Masalah
Pendekatan berbasis masalah adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi siswa, dan
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik.
4) Pendekatan Kooperatif
Pendekatan kooperatif adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
3. Pembelajaran
Diambil dari Wikipedia Indonesia dipaparkan definisi pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
4. Hasil Belajar
Menurut Soedijarto (1997: 49), mendefinisikan hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Howard Kingsley yang di kutip oleh Nana Sudjana (1989: 45), hasil belajar dibagi menjadi 3 macam hasil belajar yaitu (a) keterampilan
dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat di isi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara keseluruhan setelah mengikuti rangkaian proses belajar.
B. Faktor Penyebab Kesalahan
Menurut C. Ross dan Julian Stanley (dalam Entang, 1981: 3) faktor penyebab kesulitan siswa dapat timbul dari dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah faktor