• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya dukung TDN limbah tanaman pangan di Kecamatan Dolok Masihul Masihul

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Daya dukung TDN limbah tanaman pangan di Kecamatan Dolok Masihul Masihul

Daya dukung TDN dihitung dari perbandingan produksi limbah pertanian dengan kebutuhan ternak ruminansia dalam satu tahun. Kebutuhan TDN untuk 1 ternak adalah 4,6 kg/hari (Parakkasi, 1999) atau 1.569,5 kg/tahun. Daya dukung TDN masing-masing limbah pertanian di Kecamatan Dolok Masihul dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Daya dukung limbah pertanian berdasarkan TDN di Kecamatan Dolok Masihul.

No Desa

DDLTP TDN (ST) Total DDLTP TDN (ST) J. Padi J.Jagung Ubikayu

1 Pekan Dolok Masihul 280 130 107 517 2 Dolok Manampang - 1.299 711 2.010 3 Baja Ronggi - 1.126 664 1.790 4 Kota Tengah - 1.169 545 1.714 5 Blok 10 100 1.385 759 2.244 6 Tegal Sari 340 130 83 553 7 Dame 941 - - 941 8 Pardomuan 521 - - 521 9 Pekan Kamis 200 - - 200 10 Batu 13 541 - - 541 11 Huta Nauli 1201 520 202 1.923 12 Silau Merawan 1001 - - 1.001 13 Malasori 881 87 344 1.312 14 Batu 12 801 520 213 1.534 15 Bantan 641 606 308 1.555 16 Aras Panjang 280 - - 280

17 Bukit Cermin Hilir 761 87 71 919 18 Dolok Sagala 280 1.082 273 1.635

19 Pertambatan 300 260 24 584

20 Kerapuh 180 - - 180

Total 9.251 8.399 4.305 21.954

Jerami padi sangat potensial dijadikan sebagai bahan pakan untuk ternak khususnya ternak ruminansia. Jerami padi dapat menampung ternak dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat dilihat dari daya dukung segar, daya dukung BK, daya dukung PK dan daya dukung TDN dapat menampung ternak masing-masing

6.148 ST, 7.783 ST, 56.314 ST dan 9.251 ST. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fikar dan Ruhyadi (2010) yang menyatakan bahwa jerami padi merupakan

limbah pertanian dari tanaman padi. Penggunaan jerami sebagai pakan sapi tergolong paling potensial karena hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai bahan pakan, jerami mengandung serat dalam jumlah banyak, tetapi kandungan protein kasar, kalsium dan fosfornya rendah.

Produksi limbah tanaman pangan di Kecamatan Dolok Masihul melimpah. Produksi limbah pangan yang melimpah itu juga dapat menampung ternak ruminansia dengan populasi yang lebih banyak untuk dipelihara di Kecamatan Dolok Masihul. Sehingga pemanfaatan limbah pangan sebagai pakan ternak tidak akan mengalami kesulitan. Produksi limbah tanaman pangan yang tinggi merupakan kekuatan bagi pengembangan pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak. Karena bahan dasar yang digunakan untuk pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak telah tersedia dalam jumlah yang banyak.

c. Kapasitas Peningkatan Ternak

Nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di suatu Kecamatan dihitung sebagai selisih antara daya dukung pakan limbah tanaman pangan dengan jumlah ternak sapi yang ada. Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia merupakan jumlah ternak ruminansia yang dapat ditambahkan di suatu wilayah berdasarkan ketersediaan limbah tanaman pangan sebagai sumber pangan. Jumlah kapasitas peningkatan populasi ternak sapi setiap desa di Kecamatan Dolok Masihul berdsarkan segar, BK, PK dan TDN dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Kapasitas peningkatan populasi ternak sapi di Kecamatan Dolok Masihul

No Desa

Kapasitas peningkatan ternak (ST)

Segar BK PK TDN

1 Pekan Dolok Masihul 249 313 1.907 442 2 Dolok Manampang 969 1.074 1.845 1.770 3 Baja Ronggi 885 979 1.711 1.605 4 Kota Tengah 1.000 1.089 1.654 1.669 5 Blok 10 1.307 1.352 2.783 2.194 6 Tegal Sari 328 402 2.278 528 7 Dame 610 785 5.714 926 8 Pardomuan - - - - 9 Pekan Kamis - - - - 10 Batu 13 - - - - 11 Huta Nauli - - - - 12 Silau Merawan 639 826 6.069 975 13 Malasori - - - - 14 Batu 12 928 1.115 5.521 1.479 15 Bantan 414 581 4.264 990 16 Aras Panjang 166 218 1.686 260

17 Bukit Cermin Hilir 512 662 4.730 834 18 Dolok Sagala -779 -657 1.019 -190

19 Pertambatan 197 267 1.833 394

20 Kerapuh -146 -113 831 -86

Total 7.279 8.893 43.844 13.792

Pada Tabel 13 , total kapasitas peningkatan ternak sapi di Dolok Masihul adalah 73.809 ST. Hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Dolok Masihul masih memungkinkan untuk penambahan populasi ternak sapi atau peningkatan populasi ternak sapi sebanyak 73.809 ST.

Desa Dolok Sagala dan Kerapuh memiliki nilai kapasitas peningkatan populasi ternak sapi yang negatif berdasarkan segar, BK dan TDN. hal ini berarti bahwa sapi yang ada di daerah tersebut lebih banyak daripada daya tampung limbah tanaman pangan yang ada. Sehingga untuk memenuhi pakan ternak sapi di daerah tersebut memanfaatkan sumber pakan lain selain limbah tanaman

pangan untuk mencukupi kebutuhan ternak ruminansia di wilayah tersebut seperti limbah perkebunan.

d.Indeks Daya Dukung Limbah tanaman pangan (IDDLTP) Indeks daya dukung pakan (IDDP) limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak merupakan nisbah antara produksi pakan yang tersedia dengan jumlah kebutuhan sejumlah populasi ternak ruminansia yang ada di wilayah tersebut. Nilai nisbah ini memperlihatkan kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan jumlah ternak yang dipelihara di wilayah tersebut. Indeks daya dukung pakan (IDDP) limbah tanaman pangan sebagai pakan ternak tergambar pada Tabel 14. Tabel 14. Indeks daya dukung limbah pertanian (IDDLP) di Kecamatan Dolok

Masihul.

No Desa

IDDLP

Segar BK PK TDN

1 Pekan Dolok Masihul 4,316 5,178 26,422 6,892 2 Dolok Manampang 5,039 5,476 8,686 8,376 3 Baja Ronggi 5,784 6,290 10,247 9,674 4 Kota Tengah 23,214 25,193 37,745 38,098 5 Blok 10 27,131 29,743 56,664 44,889 6 Tegal Sari 14,106 17,085 92,114 22,132 7 Dame 41,696 53,364 381,929 62,740 8 Pardomuan - - - - 9 Pekan Kamis - - - - 10 Batu 13 - - - - 11 Huta Nauli - - - - 12 Silau Merawan 25,591 32,752 234,408 38,506 13 Malasori - - - - 14 Batu 12 17,876 21,274 101,387 27,889 15 Bantan 1,733 2,028 8,547 2,753 16 Aras Panjang 9,315 11,922 85,324 14,016 17 Bukit Cermin Hilir 7,027 8,790 56,651 10,807 18 Dolok Sagala 0,573 0,640 1,558 0,896 19 Pertambatan 2,035 2,404 10,648 3,073 20 Kerapuh 0,450 0,576 4,124 0,677

Pada Tabel 14 terlihat ketersediaan limbah pertanian di Kecamatan Dolok Masihul sebagai pakan ternak ruminansia mencukupi. Hal ini dapat dilihat disetiap desa di Kecamatan Dolok Masihul memiliki indeks daya dukung limbah pertanian diatas angka 0. Sehingga di kecamatan Dolok Masihul masih bisa ditambahkan lagi ternak ruminansia. Dengan demikian ternak ruminansia yang dipelihara di Kecamatan Dolok Masihul, tidak kekurangan pakan dari limbah pertanian setiap tahunnya, khususnya limbah pertanian dari jerami padi yang produksinya cukup tinggi.

Djayanegara dan Sitorus (1983) menyatakan bahwa sebagian besar limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Walaupun demikian masih banyak limbah ini yang belum dimanfaatkan. Hambatan yang sering dialami adalah kualitas yang rendah, kurang disukai ternak, teknologi untuk mengolah limbah tidak mudah dan produksinya berfluktuasi. Makanan ternak haruslah tersedia sepanjang tahun dalam jumlah dan kualitas yang cukup, sedangkan lahan yang dikhususkan untuk produksi hijaun makanan ternak tidak selalu tersedia, kecuali adanya padang rumput alam dibeberapa daerah. Diharapkan limbah pertanian dapat digunakan dan diolah khususnya peternak di Kecamatan Dolok Masihul sebagai pakan ternak ruminansia yang berkualitas.

e. Strategi Pengembangan Limbah Tanaman Pangan sebagai Pakan Sapi di Kecamatan Dolok Masihul

Analisis untuk mengetahui strategi pengembangan limbah tanaman pangan sebagai pakan sapi di Kecamatan Dolok Masihul yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini meliputi faktor eksternal opportunies (peluang) dan threats (ancaman), serta faktor internal strenghts (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan).

Tabel 15. Matrik strategi penggunaan limbah pangan sebagai pakan sapi potong Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strenghts):

1. Lahan cukup luas. 2. Lahan luas maka limbah

tanaman pangan banyak pula.

3. Limbah tanaman pangan dapat dijadikan pakan ternak khususnya sapi. 4. Nilai pakan dapat

ditingkatkan dengan pengolahan dan perlakuan.

5. Dapat disimpan lama. 6. Selalu tersedia setiap

tahun.

7. Harganya murah .

Kelemahan (Weaknesses):

1. Nilai gizi rendah. 2. Teknologi pengolah limbah kurang. 3. Kurangnya penyuluhan kepada peternak. 4. Tempat penampungan. 5. Pemberiannya tanpa pengolahan. 6. Palatabilitas ternak kurang. 7. Kebiasaan membakar dan menanam jerami.

Peluang (Opportunies) : 1. Pemerintah memprioritaskan tanaman pangan. 2. Integrasi ternak dengan tanaman pangan. 3. Penambahan

populasi ternak sapi. 4. Daerah

pengembangan sapi.

Strategi SO:

1. Kerjasama antara pemerintah dan investor (swasta).

2. Integrasi ternak dengan tanaman pangan. 3. Daerah pengembangan

sapi.

Strategi WO:

1. Tidak membakar atau menanam jerami. 2. Peningkatan kualitas

pakan.

3. Adanya sarana pengangkutan limbah. 4. Perlu tempat khusus.

Ancaman (Threats): 1. Bencana alam. 2. Perubahan fungsi lahan. 3. Penggunaan pestisida. 4. Sarana pengangkutan. 5. Lokasi pertanian

jauh dari peternakan/ perkampungan.

Strategi ST

1. Adanya jalan yang menghubungkan

peternakan/perkampunga n dengan areal tanaman pangan. 2. Perbaikan irigasi. Strategi WT 1. Membatasi penggunaan pestisida. 2. Penyuluhan dan peningkatan Sumber daya Manusia dengan pelatihan kepada peternak.

Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi pembakaran dan penanaman jerami padi. menurut Gunawan et al (2001) pembakaran jerami di sawah menyebabkan bahan organik yang sangat berguna ikut terbakar dan mikroorganisme

tanah juga turut musnah, akibatnya kesuburan tanah menurun. Strategi lainnya adalah membangun jalan antara lahan pertanian dan peternakan/perkampungan tujuannya adalah untuk mempermudah pengangkutan limbah tanaman pangan. Limbah tanaman pangan tersebut dapat ditampung di kandang sapi atau pembuatan khusus untuk menampung limbah.

Tingkat palatabitas ternak terhadap limbah tanaman pangan sangat kurang, Hal ini terjadi karena pemberian limbah tanaman pangan tidak melalui perlakuan. Oleh karena itu harus dilakukan perlakuan atau mengubah limbah tersebut dari segi kimiawi, fisik dan biologi. Contohnya seperti pencacahan, fermentasi, amoniasi. Selain untuk menambah palatabilitas ternak juga meningkatkan nilai gizi limbah tanaman pangan tersebut. Teknologi untuk pengolahan limbah juga harus ada agar pengolahan limbah dapat dilaukan dengan mudah. Disamping itu, penyuluh berperan aktif untuk membimbing para peternak dalam pemanfaatan limbah, sehingga lebih mudah untuk para peternak untuk melakukan hal tersebut.

Populasi ternak di kecamatan Dolok Masihul cukup banyak dan juga lahan untuk pertanian luas, maka daerah tesebut dapat menambah ternak sapi sebanyak 73.809 ST. Hal ini dapat terwujud atas kerjasama antara pihak swasta/investor dan pemerintah dengan para peternak.

Srategi untuk meminimalkan kelemahan yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para peternak dengan melakukan pelatihan-pelatihan tentang pengolahan dan penggunaan limbah tanaman pangan, dan batasan penggunaan pestisida untuk mengurangi kadar pestisida dalam limbah tersebut.

Dokumen terkait