• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

5. Dukungan Sosial

Dukungan sosial dalam bentuk finansial, saran, motivasi, tenaga maupun moril dari orang sekitar responden untuk membantu usaha para responden mewujudkan rencana masa depan sangatlah berperan penting

64

dan memberikan dorongan tersendiri bagi para responden. Responden TH memperoleh dukungan sosial berupa bantuan finansial yang di sampaikan pada hasil wawancara berikut ini:

“Uwes, kan wes rembukan terakhir video call neng kene aku, ibuku karo mbakyu ku rembukan aku metu saka kene ameh ngopo, yo kuwi mbakku nyaguhi nek misal aku meh ternak meh ngei modal.

Bapak Ibu yo ndukung, opo wae le tak lakoni ndukung tapi ora iso nek meh modali.” (I.c.TH/172-180)

“Hoo, aku yo wes komunikasi karo mbakyu ku nek misal sesok wes buntu ra nduwe gawean arep dimodali nggo tuku anakan gemak dadi mulai seko nol.” (I.c.TH/060-064)

Setiap responden juga memperoleh dukungan sosial berupa saran, motivasi dan moril dari lembaga rehabilitasi, keluarga bahkan masyarakat sekitar. Berikut ini pernyataan para responden yang menyatakan menerima dukungan sosial tersebut:

“Enggak sih mbak, masalahnya kemarin sempet cuti pulang di situ masyarakat menerima, malah pada perhatian bilang cepet sembuh, ngasih saran-saran, motivasi.” (I.a.CR/037-041)

“Kalau modalnya dulu dapat saran dari yayasan urunan dari keluarga terutama orangtua, jadi nanti buka warung kecil aja mbak tapi yang ngurus bareng-bareng, nggak cuman saya aja tapi keluarga dan orangtua juga” (I.a.CR/069-074)

“Ke orangtua sudah pernah bilang mbak, orangtua memang yang ajak buat ternak ayam, tapi dari yayasan sarannya bikin warung aja, warung sembako.” (I.a.CR/134-138)

“Dulu sih pernah menyampaikan niat mbak, mendukung sih orangtua.” (I.b.AR/055-056)

“Iya mbak, sebenarnya adik saya sih mau bantuin buat modal mbak, adik saya yang saya hutangi itu. Modalin saya buat buka franchised itu.” (I.b.AR/080-083)

“Ya nggak papa mbak, orangtua mendukung. Nanti setelah keluar orangtua juga pernah bilang bisa dibahas lagi gitu.” (I.e.YS/034-037)

65

“Jadi gerobak bensin itu dari salah satu keluarga klien di sini, modal dari Bu Lastri (staff), kalau kulaan saya sendiri kadang sama istri saya.” (I.f.DM/015-018)

“Baik, menerima. Sebetulnya nggak ada penolakan, tapi ya pasti misal ada penolakan ya wajar, setiap orang pasti pernah merasakan penolakan. Tapi saya selalu teringat Tuhan Yesus, Tuhan sampai di kayu salib di tolak begitu hebatnya itu yang menjadi motivasi saya untuk terus menjalin hubungan dengan tetangga saya untuk keluarga saya istilah kata kalau secara pikiran yang kanak-kanakan mestinya kan di tolak keluarga dan sebagainya itukan sudah terjadi tapi saya bentengi bahwa Tuhan Yesus saja ditolak sampai di kayu salib jadi tidak masalah buat saya karena Tuhan itu punya maksud supaya damai sejahtera dalam hidup saya.” (I.f.DM/137-154)

“Mendukung, karena keluarga sudah tahu kalau sejak kecil sudah suka pelayanan. Sejak kecil sudah pelayanan memang bukan di gereja, tapi di sekolah saya sama teman-teman main musik ada kegiatan osis saya ikut mengusahakan sesuatu bersama entah itu makanan, dana.” (I.f.DM/ 221-228)

“Om sih kayaknya setuju, kemarin bilang “yo nanti coba tapi ojo kesel-kesel mengko ndak error” begitu om pesennya.”

(I.g.DY/077-081)

“Ada mbak saudara, sudah ada pengalaman juga. Tapi ternak bebek, dulu pernah ternak ayam juga tapi karena peizinannya nggak ada jadi bubar.” (II.a.CR/224-228)

“Enggak mbak, jadi adik saya minta saya untuk melamar kerja di koperasi saja besok setelah keluar dari sini.” (II.b.AR/013-016) Dukungan sosial lain juga ditunjukkan oleh staff dengan berbagai cara untuk membantu para responden. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan wawancara peneliti dengan staf sebagai berikut:

“Nah mereka setelah pulang dari sini kalau secara pengobatan di sini sebagai klien rawat inap sudah diputus tapi meskipun mereka sudah di luar itu masih sebagai klien rawat jalan jadi bukan berarti mereka selesai itu kita lepas begitu yang lepasnya hanya ketika mereka di sini selesai kontrak ibaratnya sudah sehat sembuh nantikan diputuskan dari lembaga ini. Tapi tetap kita pantau misalnya ketika ada kegiatan yang membawa atau butuh dia untuk maju maka kita bisa libatkan misalnya ada kegiatan dari

66

KEMENSOS atau DINSOS yang memang membutuhkan teman-teman seperti itu.” (II.a.STF/322-344)

“Jadi kita memang tidak setiap hari atau setiap saat harus mengawasi, tidak. Artinya kita akan saling sambang, sambang itu silaturahmi atau komunikasi dengan pihak orangtua, keluarga bagaimana sih perkembangan si klien dan kita ada tugas namanya penjangkauan ke lokasi, ke tempat-tempat yang rawat jalan seperti itu jadi kita melihat sehingga tahu kita pun menyampaikan kita mau ke situ koordinasi dan melihat perkembangannya dan kita pun selalu mengarahkan supaya mereka tidak kembali ke jalan yang salah dan untuk kalau bisa jangan kembali ke komunitas yang lama atau komunitas yang membawa dia kepenyalahgunaan narkoba.”

(II.a.STF/352-372)

“Mereka rata-rata setelah selesai dari sini walaupun sudah lepas kontrak ibaratnya tapikan masih ada kontak, komunikasi jadi kebanyakan klien yang rawat jalan setelah keluar dari rehabilitasi mereka pasti ketika ada masalah juga minta solusi ke kita, ada yang datang langsung ada juga yang telpon atau chat.” (II.a.STF/434-443)

“Selama dibina di sini kita tetap akan membantu mereka, misalnya oh dia dibidang pertanian ya udah kita latih pertanian tapi kita tidak memaksakan dia harus jadi petani atau bertani artinya ketika mereka punya keinginan dan harapan yang menurut mereka baik kita akan mengevaluasi dengan mentor yang lain, kira-kira baiknya bagaimana jadi tidak ada pemaksaan begitu tetapi kita sebagai mentor membimbing, memberi support/ semangat.” (II.a.STF/385-399)