- Melanjutkan Melanjutkan tindakantindakan
memberikan kompres hangat dingin memberikan kompres hangat dingin -
- Mengkolaborasikan Mengkolaborasikan pemberianpemberian obat anti piretik
obat anti piretik R :
R : -
- Klien Klien tidak tidak demam demam lagilagi -
- Klien Klien terlihat terlihat santaisantai -
- Suhu Suhu tubuh tubuh 36 36 °C°C
08.45
08.45
08.50
08.50
09.00
09.00
09.10
09.10
09.15
09.15
09.20
09.20
IIII D D : : Klien Klien mengatakan mengatakan masih masih nyerinyeri pada ulu hati
pada ulu hati A :
A : -
- Mengkaji Mengkaji skala skala nyerinyeri -
- Memberi Memberi posisi posisi yang yang nyamannyaman -
- Mengkolaborasi Mengkolaborasi pemberianpemberian obat analgesic
obat analgesic R :
R : -
- Skala Skala nyeri nyeri klien klien 4-6 4-6 (sedang)(sedang) -
- Posisi Posisi semi semi fowler fowler telah telah diberikandiberikan -
- Klien Klien merasa merasa tenangtenang
F. Loling F. Loling
09.25
09.25
09.30
09.30
09.35
09.35
09.45
09.45
09.50
09.50
10.00
10.00
IIIIII D D : : Klien Klien mengatakan mengatakan sudahsudah mau
mau makan makan dan dan tidak tidak mual mual muntahmuntah lagi
lagi A : A : -
- Mengkaji Mengkaji pola pola nutrisinutrisi -
- Mengkolaborasi Mengkolaborasi makan makan sedikitsedikit tapi sering
tapi sering -
- Menganjurkan Menganjurkan klien klien untukuntuk bayak minum air gula
bayak minum air gula R :
R : -
- Klien Klien terlihat terlihat lahap lahap saat saat makanmakan -
- Klien Klien tidak tidak mual mual muntah muntah lagilagi -
- BB BB klien klien naik naik jadi jadi 47 47 kgkg
F. Loling F. Loling
E.
E. EvaluasiEvaluasi
Dalam tahap ini penulis akan menguraikan pelaksanaan dari kasus Ny. B dengan Typhoid Dalam tahap ini penulis akan menguraikan pelaksanaan dari kasus Ny. B dengan Typhoid Fever diruangan Isolasi (H) Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
Fever diruangan Isolasi (H) Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
N
Noo Tanggal/jamTanggal/jam NNoo
D
Dx x PePerrkekemmbbaangangan n (S(SOAOAPIPI EE )) Paraf Paraf
1 1 SeninSenin 16-04-12 16-04-12 11.00 11.00 11.15 11.15 11.20 11.20 IIS : Klien mengatakan demam sudah S : Klien mengatakan demam sudah 6 hari
6 hari O : O : -
- Klien Klien terlihat terlihat lemah lemah dandan gelisah, gelisah, - - S S = = 38 38 °C°C A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi P : Intervensi ditentukan P : Intervensi ditentukan F. Loling F. Loling
11.25 11.25 11.30 11.30 11.35 11.35 11.40 11.40 11.45 11.45 11.50 11.50 I : I : -
- Memberikan Memberikan kompres kompres hangathangat basah
basah -
- Memonitoring Memonitoring tetesan tetesan infuseinfuse 20 tetes per menit
20 tetes per menit -
- Mengkolaborasi Mengkolaborasi pemberianpemberian obat Anti piretik dan Antibiotik obat Anti piretik dan Antibiotik E :
E : -
- Klien Klien terlihat terlihat tenang tenang pada pada saatsaat di kompres
di kompres -
- Tetesan Tetesan infuse infuse berjalanberjalan dengan lancer
dengan lancer -
- Klien Klien terlihat terlihat nyaman nyaman dandan santai santai Senin Senin 16-04-12 16-04-12 12.05 12.05 12.10 12.10 12.15 12.15 12.20 12.20 12.25 12.25 12.30 12.30 II II
S : Klien mengatakan tidak nyeri ulu S : Klien mengatakan tidak nyeri ulu hati
hati O : O : -
- Klien Klien terlihat terlihat santaisantai -
- Skala Skala nyeri nyeri 66 A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan P : Intervensi dihentikan I
I : : - - Kaji Kaji skala skala nyerinyeri
- Berkolaborasi dalam pemberian - Berkolaborasi dalam pemberian obat analgesik
obat analgesik -
- Memberikan Memberikan posisi posisi yang yang nyamannyaman E:
E: - - Skala Skala nyeri nyeri klien klien 66 -
- Obat Obat piretik piretik telah telah diberikandiberikan
F. Loling F. Loling Senin Senin 16-04-12 16-04-12 12.35 12.35 12.40 12.40 12.45 12.45 12.55 12.55 13.00 13.00 13.05 13.05 13.10 13.10 13.15 13.15 13.25 13.25 13.30 13.30 III III
S : klien mengatakan mual muntah S : klien mengatakan mual muntah lagi dan tidak nafsu makan
lagi dan tidak nafsu makan O :
O : - Klien - Klien terlihat lemahterlihat lemah - BB sebelum masuk 48 kg - BB sebelum masuk 48 kg - BB Sesudah masuk 46 kg - BB Sesudah masuk 46 kg
- Klien hanya menghabiskan 4-6 - Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan
sendok makan
A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan I :
I : -
- Mengkaji Mengkaji pola pola nutrisinutrisi - Mengkolaborasi - Mengkolaborasi
menganjurkan makan sedikit tapi menganjurkan makan sedikit tapi sering
sering -
- Mengkolaborasi Mengkolaborasi dengandengan dokter untuk pemberian obat dokter untuk pemberian obat suplemen
suplemen -
- Menganjurkan Menganjurkan minum minum air air gulagula secukupnya
secukupnya E :
E : -
- Klien Klien tampak tampak lemahlemah -
- Klien Klien nampak nampak mual mual dandan
F. Loling F. Loling
muntah muntah -
- Klien Klien enakan enakan saat saat diberi diberi airair gula gula 2 2 SelasaSelasa 17-04-12 17-04-12 12.00 12.00 I
I S S : : Klien Klien mengatakan mengatakan masih masih demamdemam O :
O : -
- Klien Klien terlihat terlihat pucat,pucat, -
- S S = = 37 37 °C°C
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi F. Loling F. Loling Selasa Selasa 17-04-12 17-04-12 12.10 12.10 II
II S S : Klien : Klien mengatakan mengatakan tidak tidak nyerinyeri ulu hati
ulu hati O : O : -
- Klien Klien terlihat terlihat santaisantai -
- Skala Skala nyeri nyeri 66 A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan P : Intervensi dihentikan F. Loling F. Loling Selasa Selasa 17-04-12 17-04-12 12.20 12.20 III
III S S : : klien klien mengatakan mengatakan kurang kurang nafsunafsu makan
makan
O : - klien masih mual BB sebelum O : - klien masih mual BB sebelum masuk 48 kg
masuk 48 kg
- BB Sesudah masuk 46 kg - BB Sesudah masuk 46 kg
- Klien hanya menghabiskan 4-6 - Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan
sendok makan
A : masalah teratasi sebagian A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan F. Loling F. Loling 3 3 Rabu Rabu 18-04-12 18-04-12 13.00 13.00 I
I S S : : klien klien mengatakan mengatakan sudah sudah tidaktidak demam lagi
demam lagi O :
O : -
- klien klien terlihat terlihat tenang tenang dandan terbaring santai, terbaring santai, - - S S = = 36 36 °C°C A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan P : Intervensi dihentikan F. Loling F. Loling Rabu Rabu 18-04-12 18-04-12 13.20 13.20 III
III S S : : klien klien mengatakan mengatakan tidak tidak mualmual muntah lagi dan nafsu makan sudah muntah lagi dan nafsu makan sudah ada
ada
O:- Klien terlihat lahap pada saat O:- Klien terlihat lahap pada saat makan
makan
- BB Sesudah naik 47 kg - BB Sesudah naik 47 kg -
- Klien Klien hanyahanya menghabiskan makannya menghabiskan makannya A : masalah teratasi A : masalah teratasi P : Intervensi dihentikan P : Intervensi dihentikan F. Loling F. Loling DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Brunners & Suddart, (2002),
Brunners & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan, Ed Buku Ajar Keperawatan, Edisi 8isi 8, Penerbit EGC, Jakarta., Penerbit EGC, Jakarta. Doengoes, Marilyn E., (2002),
Doengoes, Marilyn E., (2002), Rencana Asuhan Keperawa Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaatan : Pedoman untuk Perencanaann dan pendokumentasian Tujuan Perawatan Pasien
Evelyn C., Pearce, (2002),
Evelyn C., Pearce, (2002), Anatomi Anatomi dan dan Fisiologi Fisiologi untuk untuk ParamedisParamedis, Gramedia Pustaka, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Utama, Jakarta. Nursalam, (2001),
Nursalam, (2001), Proses Dokumentasi Keperawatan, Proses Dokumentasi Keperawatan, Edisi I, Salemba Medika, Jakarta.Edisi I, Salemba Medika, Jakarta. Pengertian Demam Tipoid. Diambil tanggal 8 Juni 2012
Pengertian Demam Tipoid. Diambil tanggal 8 Juni 2012 http://sehat- http://sehat- jasmanidanrohani.blogs
jasmanidanrohani.blogspot.com/2011/01/thypoid-fever.html pot.com/2011/01/thypoid-fever.html Definisi Typoid. Diambil pada tanggal 8 Juni 2012
Definisi Typoid. Diambil pada tanggal 8 Juni 2012 . Asuhan Keperawatan dengan. Asuhan Keperawatan dengan DemamDemam Tipoid. Diambil tanggal 9 Juni 2012
Tipoid. Diambil tanggal 9 Juni 2012 .. http://denfirman.blogspot.com/2010/06/asuhan- http://denfirman.blogspot.com/2010/06/asuhan-keperawatan-typoid.html
keperawatan-typoid.html
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan. Diambil pada tanggal 9 Juni Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan. Diambil pada tanggal 9 Juni 2012
2012..http://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/anatomi-dan-fisiologi-sistem- http://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/anatomi-dan-fisiologi-sistem- pencernaan-manusia/
pencernaan-manusia/ Sudoyo, Aru W., (2006) ,
Sudoyo, Aru W., (2006) , Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III, FKUI, Jakarta.Edisi IV, Jilid III, FKUI, Jakarta. Tarwono, Wartonah, (2004),
Tarwono, Wartonah, (2004), Kebutuhan Kebutuhan Dasar Dasar Manusi Manusi dan dan Proses Proses KeperawatanKeperawatan, Salemba, Salemba Medika, Jakarta.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan
pencernaan dengan dengan gejala gejala demam demam lebih lebih dari dari 7 7 hari, hari, gangguan pada gangguan pada saluran saluran cerna, cerna, gangguangangguan
kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12
kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada 13 tahun ( 70% - 80% ), pada
usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (
usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (
5%-10%).
10%). (Mansjoer, (Mansjoer, Arif Arif 1999).1999).
Demam thypoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi dinegara yang
Demam thypoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi dinegara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersing yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersing yang
dapat diminum. tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan
dapat diminum. tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan
jarang menimbulkan
jarang menimbulkan lebih dari lebih dari satu satu kasus pada kasus pada orang-orang orang-orang serumah. Demaserumah. Demam thypoid m thypoid dapatdapat
di temukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada
di temukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada
perbedaan
perbedaan yang yang nyata nyata anatra anatra insidensi insidensi demam demam thypoid thypoid pada pada wanita wanita dan dan pria. Diagnose pria. Diagnose daridari
pelubangan penyakiit t
pelubangan penyakiit thypoid dapat hypoid dapat sangat berbahasangat berbahaya apa ya apa bila tebila terjadi selrjadi selama kehamilan ama kehamilan atauatau
pada periode setelah melahirkan. Keban
pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan penyebaran penyakit demam typoid ini tertularyakan penyebaran penyakit demam typoid ini tertular
pada
pada manusia manusia pada pada daerah-daerah daerah-daerah berkembang, berkembang, ini ini dikarenakan dikarenakan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan yangyang
belum
belum baik, baik, hygiene hygiene personal personal yang yang buruk. buruk. Salah Salah satu satu contoh contoh di di negara negara Nigeria, Nigeria, dimanadimana
terdapat 467 kasus dari
terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.tahun 1996 sampai dengan 2000.
Dalam lingkungan kita menjadi endemic di selatan dan Amerika Utara, Timur
Dalam lingkungan kita menjadi endemic di selatan dan Amerika Utara, Timur
Tengah, Tenggara dan hampir seluruh Asia termasuk India. Di seluruh dunia tercatat sekitar
Tengah, Tenggara dan hampir seluruh Asia termasuk India. Di seluruh dunia tercatat sekitar
33 juta kasus dari
33 juta kasus dari demam typoid dan menyebabkan lebih dari 500.000 kematian.demam typoid dan menyebabkan lebih dari 500.000 kematian.
1.2
1.2 Rumusan masalahRumusan masalah
1.
1. Apa pengertian demam typhoid?Apa pengertian demam typhoid?
2.
2. Bagaimana etiologi demam tBagaimana etiologi demam typhoid?yphoid?
3.
3. Bagaimana anatomi fisiologi urgan-organ pencernaan?Bagaimana anatomi fisiologi urgan-organ pencernaan?
4.
4. Bagaimana patofisiologi demam tBagaimana patofisiologi demam typhoid?yphoid?
5.
5. Bagaimana pengkajian keperawatan pada kasus Bagaimana pengkajian keperawatan pada kasus demam typohoid?demam typohoid?
6.
6. Bagimana diagnose yang mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan?Bagimana diagnose yang mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan?
7.
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus demam Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus demam typhoid?typhoid?
1.3
1.3 Tujuan penulisanTujuan penulisan
1.
1. Ingin mengetahui pengertian, etiologi, dan patofisiologi demam tIngin mengetahui pengertian, etiologi, dan patofisiologi demam typhoidyphoid
2.
3.
3. Ingin mengetahui diagnose yang mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatanIngin mengetahui diagnose yang mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan
4.
4. ingin mengetahui asuhan keperawatan pada kasus ingin mengetahui asuhan keperawatan pada kasus demam typhoiddemam typhoid
1.4
1.4 Metode PenulisanMetode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
berbentuk
berbentuk studi studi kasus kasus dengan dengan pendekatan pendekatan proses proses keperawatan keperawatan sebagai sebagai cara cara pemecahanpemecahan
masalah.
masalah. Sedangkan teknik pSedangkan teknik pengumpulan data yengumpulan data yang dilakukan ang dilakukan dengan :dengan :
1.
1. WawancaraWawancara
Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan perawat
Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan perawat
ruangan.
ruangan.
2.
2. ObservasiObservasi
Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis
Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis
3.
3. Studi DokumentasiStudi Dokumentasi
Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan kesehatan
Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan kesehatan
lainnya.
lainnya.
4.
4. Studi KepustakaanStudi Kepustakaan
Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data, dan
Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data, dan
selain itu dengan melakukan searching di internet.
selain itu dengan melakukan searching di internet.
1.5
1.5 Sistemarika PenulisanSistemarika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai
berikut :
berikut :
BAB
BAB I I Pendahuluan, Pendahuluan, Berisi Berisi tentang tentang latar latar belakang belakang masalah, masalah, tujuan tujuan penulisan, penulisan, metodemetode
penulisan, dan sistematika penulisan.
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoritis
Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi,
patofisiologi, pengkajian pengkajian keperawatan, keperawatan, diagnose diagnose yang yang mungkin mungkin muncul muncul dan dan perencanaanperencanaan
tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan.
BAB III
BAB III
Tinjauan Kasus,
Tinjauan Kasus, berisi berisi tentang pengkajian, tentang pengkajian, analisa analisa data, diadata, diagnosa keperawatan, gnosa keperawatan, prosesproses
keperawatan dan catatan perkembangan.
keperawatan dan catatan perkembangan.
BAB IV Kesimpulan dan saran
`
`
BAB II
BAB II
LANDASA
LANDASAN N TEORITISTEORITIS
2.1 Pengertian Typhoid
2.1 Pengertian Typhoid
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi dan salmonella para thypi A
thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoidini adalah Typhoid dan paratyphoid
abdominal
abdominalis, ( is, ( Syaifullah Noer, 1998 ).Syaifullah Noer, 1998 ).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan
kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12
kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia
30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ).
30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ).
(Mansjoer, Arif 1999).
(Mansjoer, Arif 1999).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan
gangguan kesadaran (FKUI. 1999).
gangguan kesadaran (FKUI. 1999).
2.2 Etiologi
2.2 Etiologi
1.
1. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berseporaSalmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
antigen H(flagella)antigen H(flagella)
antigen V1 dan protein membrane hialin.antigen V1 dan protein membrane hialin.
2.
2. Salmonella parathypi ASalmonella parathypi A
3.
3. salmonella parathypi Bsalmonella parathypi B
4.
4. Salmonella parathypi CSalmonella parathypi C
5.
5. Faces dan Urin dari penderita Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).thypus (Rahmad Juwono, 1996).
2.3 Anatomi Fisiologi
2.3 Anatomi Fisiologi
1.
1. Usus halus (usus kecil)Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
2.
2. usus dua belas jari usus dua belas jari (Duodenum)(Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada
pada derajat derajat sembilan. sembilan. Pada Pada usus usus dua dua belas belas jari jari terdapat terdapat dua dua muara muara saluran saluran yaitu yaitu daridari
pankreas dan kantung empedu.
pankreas dan kantung empedu.
3.
3. Usus Kosong (jejenum)Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
4.
4. Usus Penyerapan (illeum)Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Diagram ileum dan
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Diagram ileum dan
organ-organ yang berhubungan.
organ yang berhubungan.
5.
5. Usus Besar (Kolon)Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
6.
6. Usus Buntu (sekum)Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah an
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatuatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
7.
7. Umbai Cacing (Appendix)Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).
rongga abdomen).
8.
8. Rektum dan anusRektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal
berawal dari dari ujung ujung usus usus besar besar (setelah (setelah kolon kolon sigmoid) sigmoid) dan dan berakhir berakhir di di anus. anus. Organ Organ iniini
berfungsi
berfungsi sebagai sebagai tempat tempat penyimpanan sementara penyimpanan sementara feses. feses. Biasanya Biasanya rektum rektum ini ini kosong karenakosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh
penuh dan dan tinja tinja masuk masuk ke ke dalam dalam rektum, rektum, maka maka timbul timbul keinginan keinginan untuk untuk buang buang air air besarbesar
(BAB).
(BAB).
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar