• Tidak ada hasil yang ditemukan

DZIKRULLAH-INGAT KEPADA ALLAH Adapun persiapan untuk berdzikir dilakukan dalam enam tinggat :

1. Berniat dalam berniat ucapkan ― ilahi anta maksudiy, waridhaka mathlubi‖

ِبى ْوُل ْطَم َم َضِرَو ىِدْو ُصْلَم َتْهَا ىِيٰمِا

“Ya Tuhan, engkaulah yang aku dan keridhaan Tuhanlah yyang aku cari”

2. Berduduk Thariqat

Yaitu duduk seperti duduk Tahiyat terakhir dalam shalat, kepala di tundukkan ke susu (dada) kiri. Ditempat bersih, segar, wangi dan sunyi

3. Rabithatul Mursyid

(rasa perhatian dengan Nabi Muhammad) a. Mengucapkan

ُم َل َّسما

ٌوُث َكََرَبَو ِ َّللَ ُةَ ْحْ َرَو ُّ ِبَِّنمااَ ُّيَُّا َمْيَلَؽ

ASSALAMU ALAIKA AYYUHANNABIYYU WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU

Pada tingkat ini seolah-olah Nabi Muhammad hadir dimuka kita bersalaman. b. Kemudian mengucapkan :

َِّللَِداَبِؼ َلََؽَواَنْيَلَؽ ُم َل َّسما

َ ْيِخِما َّصما

ASSLAMU ALAIKAN WALAA ‗IBADILLAHI SHALIKHIINA

Mengucapkan selamat atas pribadi kita dan atas hamba-hamba Allah yang shaleh 4. Bertaubat

Diniatkan supaya diampunkan dosa oleh Allah disaat lahir kita yaitu :  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : mata

 Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : telinga  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : hidung  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : mulut  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : tangan  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : kaki  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : syahwat

b. Membaca : “ astaghfirullah “ untuk diampunkan dosa bathin yaitu :  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Qalbi

 Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Roh  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Kahfi  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Akhfa  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Nafsu Natiqa  Minta diampunkan dosa yang dibuat oleh : Latiful-Kullu Jasad 5. Membaca do‘a Fatihah :

a. Fatihah satu kali dan Kulgu Allah (Al-Ikhlas) tiga kali

b. Memohon semoga Allah memberikan pahala atas bacaan tersebut atas pribadi sendiri, Nabi Muhammad shallahu alaihi wassalam dan atas Rabitah Mursyid (Syekh Thariqat yang dipakai)

6. Renungan

Merenungkan peristiwa-peristiwa hidup di dunia, akan kehidupan di akhirat. Dunia di tinggalkan di belakang, apakah ke syurga ataukah ke nereka? Syurga disebelah kanan, tak bisa masuk karena banyak dosa. Neraka disebelah kiri, takut masuk karena terlalu panas. Jalan terus pantang mundur, maju terus kedepan menemukan Allah (Liqa Allahi) sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur‘an yang artinya : “barangsiapa

yang ingin bertaubat amal shaleh dan tidak memperserikatkan sesuatu dalam beribadah kepada siapapun” pada tingkat ini perasaan bathin merasa Lamaujuda illallah. Setelah itu maka bacalah do‘a munajat tiga kali.

DO‘A MUNAJAT

َمَتَفِرْؾَمَو َمَتَّبَحَم ِنِ ِطْؼِا ِبى ْوُل ْطَم َكا َضِرَو ىِدْو ُصْلَم َتْهَا ىِيٰمِا

ILAAHII ANTA MAQSHUUDII WARITDAKA MATHLUUBII I‘THINII

MAHABBATAKA MA‘RIFATAKA

Yaa Tuhan, engkaulah tujuanku, dan keridhaanmu Tuhanlah yang aku cari, hamba mengharapkan kasih sayangmu, serta mengharapkan cintamu dan ma‟rifatmu

1. Adab dalam dzikir, dilakukan dalam empat tingkat :

 Terik nafas kepala ditegakkan, ucapkan LA... .... .... hati melihat keatas melampaui tujuh petala langit, sidratulmuntaha, mustawa arasy, kursy, lauhi mahfuds, kalam, keatas terus, keatas lagi ketingka yang tidak terbatas... ucapkan ILLALLAH ... dari bahu kanan sampai keseluruh kalimat ― LAA ILAAHA ILLALLAH‖ dipalulan berhimpun kedalam sanubari. Yakni gerakan nafas keluar/keatas : LAAILAHAILLALLAH pada tingkat ini, perasaan bathin telah berada di tempat yang tidak terisi, diruang yang tidak terbatas, lenyap dalam suatu keadaan miswallah yakni dalam wujud Allah semata-mata.

٢. Satu kali membaca LAAILAAHAILLALLAH, tiga kali membaca dalam hati Allah, Allah, Allah.

٣. Adab membaca LAAILAHA ILLALLAH dengan hati ikhlas, dengan harakatnya yang baik. LAA : 2 harakat, ILAAHA : 2 haarakat, ILLAHLLAH 6 harakat sana dengan 10 harakat.

٤. Berniat baik : dalam membaca LAA ILAAHA ILLALLAH, yang dipandu itu atau yang diluarkan itu ialah segala sifat-sifat mazmumah/yang tercela. Yang dimasukka ialah sifat-sifat mahmudah/yang terpuji.

Adab berdzikir :

 Kepala dan pandangan mata di tundukkan terus, semata-mata khusyu‘ kepada Allah dan seluruh anggota badan didiamkan.

 Tahan nafas keluar masuk, tenagkan hati, jangan bergerak-gerak.

 Duduk tarekat masih tetap dalam kehadiran hati kepada Allah menantikan faedah dan natijah dari dzikir.

 Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita agar kita memperoleh natijah dzikir itu dan kalau ada pemberian Tuhan syukurilah.

 Dalam pada ini segala hal ihwal kita dilihat dan ketahui serta di dengar oleh Allah Azza Wa Jalla.

 Kita berkekalan bersama Allah.

 Sebelum kita bubar dalam mengerjakan Dzikir Lisa ― LAA ILAAHA ILALLALLAH ― hitunglah yan sudah dibaca dan teruskan berdzikir hingga tamat. Satu khatam : 7.000 = 7.000 x 7 = 70.000. Insya Allah nafas terakhir kita dengan ucapan ― LAA ILAAHA ILALLALLAH‖

Demikian antara lain cuplikan dari buku SERIBU SATU WASIAT oleh SYEKH H. JALALUDIN.

2. Adab dalam melaksanakan dzikir Dilakukan dalam 4 tinggat : Tinggat pertama

Putar kepala kekanan

- Baca dengan lisan : ILALLAH Putar kepala kekiri

Dalam hati baca : ALLAH, ALLAH, ALLAH 3x

- Mulai dari menit pertama telunjuk kanan di gerakkan, jantung di gerak-gerakkan, urat-urat bergerak-gerak.

- Kalau sudah bergerak-geraka tandanya Allah dalam hati, maka itulah dzikir Ismujat (dzikir Latiful Qalbi), dalam keadaan yang demikian itu.

- Dibaca Allah, di lidah 10 menit - Dibaca Allah, di hati 10 menit Tingkat kedua

Mata kepala dipekakkan, telinga bathin melihat Allah, Allah dengan penglihatan Iman dan keyakinan yakin : kita musyhada dengan Allah, berpandang-pandangan dengan Allah dengan af‘alullah, sifatillah dan dzatillah.

Tingkat ketiga

- Telingat kepala di pekakkan, telinga bathin mendengar kalimat Allah, Allah. - Perasaan bermusyahadah dengan Allah, berkata dengan Allah, seolah-olah Allah

mengatakan ― INNANI ANA ALLAH‖ aku ini Allah.

Lantas dalam hati menjawab : ―NALLAHU‖ atau menjadi : ―ALLAH, ALLAH, ALLAH‖

Sebagaimana Nabi Musa Kalamullah berkata dengan Allah.

Firman Allah : INNANI ANALLAHU LAA ILAAHA ILLA ANA FA‘BUDIY‖ ―bahwa hanya aku ini Allah, tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembalah Aku ― Dalam pada ini kita berkata-kata dengan Allah berdzikir.

Tingkat keempat.

- Lidah dimulut digerak-gerakkan keatas langit-langit, bibir, gigi geraham di rapatkan.

- Lidah bathin mengucapkan Allah, Allah.

- Pada tingkat ini perasaan bathin meraka ― LAMAUJUDA ILLAHLLAH‖ tidak ada yang maujud hanya Allah semata-mata.

- Alam lahir/kasar menjadi lenyap, maka yang ada hanya Dzatullah, Sifatullah dan Asma‘ullah.

Dalam pada ini, maka kita telah sampai pada tingkat iman Imulyakin, ainul yakin dan hakkul yakin. Dimana pada tingkat ini hanya merasai wujud Allah semata-mata. Demikian jalan menuju Allah menurut faham Wihdatul Wujud dalam ilmu Thatiqat.

Demikianlah antara lain cuplikan dari KITAB SERIBU SATU WASIAT TERAKHIR oleh SYEKH H. JALALUDIN.

1. Mata berdzikir :

Dalam tarikat Naksyabandiyah, ada 17 tingkat mata pelajaran dzikir. Diatara 17 mata pelajaran itu hanya beberapa mata pelajaran yang dapat di tulis dalam buku kecil ini, mengingat terbatasnya ruangan yang antara lain yaitu.

1. Dzikir Ismuzat (dzikir qalbi) yaitu : 5.000

Allah, Allah, Allah (cara melakukannya yaitu dilaksanakan dalam 4 tingkat seperti yang telah diuraikan pada sub 2)

2. Dzikir lataif (sulthanul azakar)

Dzikir lataif ialah mengerjakan pada lataif (roh) dengan membaca Allah, Allah dan tiap-tiap lataif sebanyak :

- Untuk Lataif Qalbi : Dzikir 5.000

- Untuk Lataif Roh : Dzikir 1.000

- Untuk Lataif Sirri : Dzikir 1.000

- Untuk lataif Khafi : Dzikir 1.000

- Untuk lataif Akhfa : Dzikir 5.000

- Untuk lataif Nafsy Natiqa : Dzikir 1.000

- Untuk Lataif Jasad : Dzikir 1.000

Jumlah Dzikir Allah 11.000

3. Dzikir ―nufsi Isbat‖

Dzikir Nufsi Isbat ini dibaca dalam hati kalimat ― LAA ILAAHA ILLAHALLAH ― mata kepala di pejamkan, mata bathin terbuka. Lidah dimulut dinaikkan keatas langit-langit dilidah bathin membaca ― laa ilaaha illallah ― nafas ditahan dibawah pusat dzikit nufsi isbat yang di lakukan begitu rupa sehingga mengalir keseluruh tubuh seperti aliran darah. Latihan membaca dzikir ―LAA ILAAHA ILLAHLLAH ― dengan lidah di waktu akhir nafas (mati) sangat tipis harapan akan dapat dilaksanakan karena biasanya seorang dalam sakaratul maut, lidah sudah bisu pekak. Firman Allah dalam Al-Qur‘an surah Ar-ra‘d ayat 32 ― ALAA BIDZIKRILLAHI TATMAINUL QULUB‖ artinya : “ketahuilah bahwa berdzikir

kepada Allah menengguhkan menenangkan dalam hati “. Dan sabda Rasulullah : “ bahwsannya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat untuk mensucikan dan alat untuk mensucikan hat itu ialah dzikrullah. Tidak ada sesuatu yang dapat melepaskan manusia dari azab selain dari dzikrullah”

4. Tahlil Lisan

Tahlil lisan ialah membaca ― LAA ILAAHA ILLALLAH ― dengan lisan. Tahlil lisan ini merupakan tingkat ketujuh belas dalam mata pelajaran tarikat, cara melakukannya dengan persiapan yang di dahului untuk berdzikir, adab dalam dzikir, adab melakukan dzikir seperti apa yang telah kita uraikan tadi. Dilakukan tahlil lisan ini ― LAA ILAAHA ILLALLAH ― dibaca dilidah tujuh puluh ribu sekali tamat. Dapat dikerjakan di waktu lapang sedikit demi sedikit sampai tamat. Lanjutkan sampat ta,at 7 x 70.000 menjadi 490.000 dzikir.

Rasulullah bersabda : “ barangsiapa membaca laa ilaaha illallah 70.000 kali

maka ia telah membeli dari-Nya untuk dilepaskan dari neraka” dan sabda

Rasulullah “ bahwa orang yang disukai Allah ialah orang yang selalu basah

mulutnya membawa laa ilaaha illallah “. Latihan-latihan dzikir dengan

mengerjakan demikian banyaknya, dalam arti menenggelamkan diri dalam berdzikir kepada Allah merupakan kunci pembuka hijab kearah menemukan Allah atau melihat Allah dengan mata hati (ainul bashirat) bersadarkan pertanyaan Ali bin Abi Thalib kepada Rasulullah : “ manaah tarikat jalan yang

sedekat-dekatnya?”. Nabi menjawab “ tidak ada lain kecuali dzikir kepada Allah “

Dalam mempersiapkan diri untuk menerima pancaran Nur dalam mengharapkan limpahan Rahmat Allah, hanya ada dua tingkatan : tingkat pertama, ialah orang yang dekat dengan Allah (almukarrabin). Tingkat kedua ialah orang yang disukai Allah (habibullah), Al-Mahbubin.

Kalau dapat kita mengambil umpama maka dapatlah kita mengakatan, ― Nabi Yusuf mendapatkan kedudukan baik dalam kekuasaan dan kemakmuran negera‖. Itu sudah dapat dibayangkan, bahwa Nabi Yusuf adalah seorang yang dekat dan disukai oleh Presiden/Raja.

Demikianlah, seorang memperoleh Rahmat Allah adalah hamba yang selalu dekat dengan Allah dan dengan demikian, maka dia disukai oleh Allah. Maka untuk mencapai dua tingkatan itu, ialah dengan jalan ―mulaza matu fildzkir‖ senantiasa dalam berdzikir kepada Allah sehingga seseorang menjadi hamba yang dekat dan disukai oleh Allah.

Perhatikan :

Beberapa tingkatan dzikit dalan mata pelajaran tarikat Nasyabandiyah yang telah di terangkan diatasm maka kaum hawas memungkikan mengerjakannya. Tetapi bagi kaum awam boleh jadi belum memungkinkan dan bisa merasa sulit melaksankan dengan seksama. Jadi dalam masa latihan permulaan, dapat dikerjakan menurut kemampuan masing-masing. Berdasarkan firman Allah : “ bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai kemampuan “

Maka berdasarkan kedua ketentuan tersebut diatas maka kamu dapat diberikan keringanan dalam berdzikir dengan jalan.

1. Dalam mengerjalan ―dzikir ismujad, dzikir lataif, dzikir isbat dan zikir tablil‖ lisan dapat di kerjakan secara praktis melaksanakan dengan kata hati : Allah, Allah. Banyak menurut kemampuan begitu pula Dzikir Nafsi-Isbat. ― LAA ILAHA ILLALLAH ― diucapkan dengan hati menurut naik turunnya nafas (ialah yang dinamakan mulaza matu fildzikir) artinya berkekalan dengan dzikir.

2. Yang penting dan tidak dapat di tinggallkan oleh para salik dalam menempuh jalan bersatu dengan Tuha, baku bagi kaum awam memperlihatkan : bahwa selama pelaksanaan dzikir-dzikir : dzikir ismuzat, dzikir latif, dzikir nafi isbat dan dzikit tahlil lisan, semua itu hendak di dahului :

a. Adab persiapan untu berdzikir b. Adab dalam berdzikir

c. Adab melakukan dzikir

Amalan-amalan yang sangat besar manfaatnya bila diamalkan dengan sungguh-sungguh penuh kayakinan akan kebesaran dan kekuatan Allah Azza Wa Jalla.

1. Bila kita menginginkan kedudukan, di bukakan Allah pintu rezeki, dimudahkan apa yang kita inginkan, dan sekalipun hari ini kita telah dijatuhi hukuman besok kita masuk penjara, bacalah Surah Al-Kautsar berulang-ulang atau sesudah sembahyang maghrib 71 kali, Insya Alla hukuman itu tidak jadi.

2. Apabil kita terluka sampai memancarkan darah atau wanita saat melahirkan pendarahan, bacalah Surah Al-Lahab 3 kali sebagai berikut :

َّبَثَو ٍبَيَم ِبىَا ٓٱَدَي ْتَّبَث

Di tiup dengan nafas dari hidung. Untuk pendarahan ditiup di air dan di beri minum. Dan untuk luka cukup di tiup di tempat keluarnya darah. Juga dapat digunakana bila kita mengendarai motor lupa membawa SIM atau tidak ada SIM yang saat itu ada sweeping. Maka bacalah ayat tersebut tiga kali dan lidah di ketaskan di langit-langit, Insya Allah kita selamat.

3. Agar barang atau benda kita tidak hilang bacalah amalan ini tiga kali :

َِّللَِدْبَؼَو ِ ِلٰ ْو ُس َرَو ِ َّللَاُةَهاَنَمَا

ِداَّدَلحا

Dan sesudah kita baca, tulisalah angka (٠١٠١ ) di pinggir barang atau di atas benda. Ditulis walau hanya dengan jari telinjuk sekalipun tidak kelihatan tulisannya. Juga dapat di pakai di kebun, di tulis dengan cara.

ه ل س ر و ه ل ل ا ة ن ا م ا

ا ا د ح ل ا ه ل ل د ب ع و

Kemudian dibungkus agar jangan sampai basah, ditanam ditiap-tiap sudut (empat sudut) sewaktu di tanam tulis (٠١٠١ ) di atas tanah dengan jari telujuk. 4. Bila kita kehilangan atau siapa saja ada kehilangan baik itu hilangnya harta

benda atau apa saja dan kita mengharapkan agar yang hilang tersebut bisa kembali, maka bacalah ayat di bawah ini sebanyak 21 kali. Ayatnya sebagai berikut :

َّرِدالَم ِوِؾْخَر َلََؽ ُوَّها ن

Dan bayangkan benda apa yang hilang dan bila kita sudah melihat berada di hadapan kita, bacaan tersebut kita hentikan, kemudian kita nantikan hasilnya. Bila seminggu belum ada hasilnya mungkin yang hilang itu sudah disembunyikan, baca lagi ayat di bawah ini sebanyak 21 kali.

ُنوُمُتْكََ ْ ُتُّْنُن اَم َّجِرْخْم ِ ّٰللَاَو

Sampai yang hilang itu kita melihatnya dengan mata hati, Insya Allah dengan kekuasaan Allah kita berhasil.

5. Dalam pergaulan atauu hubungan suami istri, kebanyak laki-laki tidak dapat memuaskan istrinya atau si istri belum menikmati puncak kenikmatan, laki-laki sudah lemah dan loyo. Jadi agar istri bahagia merasakan kenikmatan dengan cepat atau si istri yang lebih dahulu merasakannya.

Caranya : bila kita aka melakukan hubungan suami istri tentu saja perkakas kita sudah tegang (mengeras). Sebelum kita memasukkannya lebih dahulu sentuhkan langit-langit kita dengan Ibu Jari sebanyak 3 kali. Sentuhan pertama dan kedua kita sentuhkan ke kepala kemaluan kita kebawah dan ketiga ketas. Barulah kita mulai beraksi. Jadi bagaimana gelinya langit-langit yang kita sentuh, begitulah gelinya yang di rasakan oleh sang Istri. Coba kita buktika kita sentuh langit-langit kita. Kita tidak dapat menahan rasa gelinya, begitulah yang terjadi pada sang Istri. Insya Allah, kami sangat mohon cara tersebut jangan di buat untuk maksiat atau perempuan yang bukan istri yang sah. Kami tidak halalkan.

Hei, poin yang kelima diatas itu ngak boleh dibaca sama anak yang belum cukup umur. Entah itu anak kecil maupun anak ABG atau mereka yang belum menikah. Kecuali bagi

mereka yang mencari jalan keselamatan atas nama Allah.  Mfar

Dokumen terkait