• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edukasi dan Konseling

Dalam dokumen askep DM (Halaman 32-37)

DAFTAR PUSTAKA

7. Edukasi dan Konseling

Selain melakukan pemeriksaan medis dengan dokter ahli diabetes, orang dengan diabetes perlu berkonsultasi kepada edukator diabetes seperti ahli gizi dan perawat edukator diabetes mengenai perawatan mandiri selama berpuasa, diantaranya adalah mengenai tanda dan gejala

hipo/hiperglikemi, pemantauan gula darah, perencanaan makanan dan kegiatan sehari-hari selama berpuasa. Walaupun di Indonesia belum menjadi kebiasaan umum, orang dengan diabetes sangat disarankan untuk menggunakan gelang pengenal sebagai orang diabetes, sehingga jika terjadi sesuatu akan segera mendapatkan pertolongan yang tepat.

Saat menjalankan puasa, pasien DM mesti mewaspadai adanya hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah, juga hiperglikemia atau gula darah terlalu tinggi. Selain itu, mereka juga hati-hati jika terjadi ketoasidosis,di mana darah menjadi asam.Yang perlu diperhatikan adalah : ”Jangan sampai juga terjadi dehidrasi dan timbulnya bekuan di pembuluh darah”.

Diabetesi mesti membatalkan puasa saat gula darah turun menjadi 60 mg/dl atau kurang. Juga, gula darah turun di sekitar 70 mg/dl pada jam-jam awal,terutama pemakai

insulin, sulfonilurea atau glinid yang dipakai saat sahur. Waspada jika gula darah naik lebih dari 300 mg/dl.

Persyaratan Penderita Diabetes Berpuasa

Penyandang diabetes tidak boleh menganggap dirinya berbeda dengan orang yang non-diabetes. Sama saja, tetapi harus memerhatikan beberapa hal untuk menstabilkan kadar gula darah.

Beberapa hal yang harus diwaspadai bagi penderita diabetes yang melakukan puasa di antaranya risiko gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), darah menjadi asam, dan kekurangan cairan sehingga timbul bekuan di pembuluh darah.

Ini adalah hal-hal yang harus diwaspadai bagi mereka penderita diabetes yang ingin melakukan puasa. Masih ada waktu sebulan untuk mengontrol dan mengatur kestabilan kadar gula darah agar dapat berpuasa dengan fit. Pengaturan makan selama puasa pada penderita diabetes, perlu mendapat perhatian.

Selama puasa, penting untuk penderita diabetes melakukan monitor gula darah. Selama ini, banyak pasien tidak mengecek gula darah karena ada anggapan akan membatalkan puasa.

Padahal, periksa gula darah sama sekali tidak membatalkan puasa. Periksa gula darah perlu lebih ketat terutama saat ada gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.

Berpuasa Penderita Diabetes

Sebelum menjalankan puasa, sebaiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli. Pasalnya, makanan dan minuman saat sahur dan berbuka biasanya mengandung kadar gula dan kar- bohidrat yang tinggi. Diabetes bisa menjadi hambatan dalam menjalankan ibadah puasa apabila tidak berhati-hati. Disarankan penderita diabetes yang sudah menggunakan insulin tidak diwajibkan untuk berpuasa,karena ini bisa terjadi hipoglikemia, dan ini bahaya. Penderita diabetes yang belum memiliki ketergantungan pada insulin, bisa berpuasa sebagaimana orang kebanyakan. Hal yang terpenting, jangan meminum obat peningkat insulin pada saat sahur, karena insulin yang meningkat tidak disertai asupan makan sesudahnya, dapat menyebabkan hipoglikemia. Obat insulin yang biasanya diminum pada pagi hari, pada saat puasa

sangat dianjurkan untuk diminum pada saat berbuka saja.

Dihimbau agar makanan yang manis dan mengandung karbohidrat tinggi dijadikan menu

berbuka puasa karena dapat mengembalikan energi yang hilang pada saat berpuasa. Buah kurma adalah contoh makanan berbuka yang baik, karena mengandung karbohidrat tinggi, namun sebaiknya tidak dimakan secara berlebihan juga.

Cadangan Energi

Pada saat sahur, penderita diabetes juga diimbau untuk banyak mengonsumsi makanan manis, untuk cadangan energi selama berpuasa, asal jangan berlebihan. Tetapi, sangat dianjurkan makanan manis diperoleh dari bahan makanan alami seperti buah-buahan. Banyak hal yang harus diperhatikan, seperti memprioritaskan pola makan sehat dengan mengonsumsi buah dan sayur mayur, mengukur kadar gula darah secara berkala, menyesuaikan jadwal pemberian obat, serta mengenali gejala penurunan dan peningkatan gula darah.

Bagi penderita diabetes, sebaiknya segera membatalkan puasa apabila gula darah turun menjadi 60 mg/dl. Sementara bagi pemakai insulin sulfonilurea atau glind bisa berbuka bila gula darah turun di sekitar 70 mg/dl di jam-jam awal atau gula darah naik lebih dari 300 mg/dl.

Berikut adalah beberapa pedoman bagi seorang diabetesi, apakah sebaiknya berpuasa:

Anda dapat berpuasa dengan aman bila:

 Anda telah meminta saran dokter mengenai kondisi kesehatan Anda dan mendapatkan

obat-obatan yang sesuai selama berpuasa.

 Anda dapat mengendalikan diri tidak mengkonsumsi makanan dan minuman manis

secara berlebihan pada saat berbuka dan sahur.

Anda sebaiknya tidak berpuasa bila:

 Diabetes Anda tidak terkelola dengan baik.

 Anda memiliki komplikasi diabetes serius seperti penyakit jantung atau hipertensi.

 Anda sedang hamil atau menyusui.

 Anda memerlukan pengawasan atau perawatan harian (seperti pada lansia atau mereka

yang memiliki masalah kesadaran atau pemahaman).

 Anda sedang sakit dengan kondisi temporer seperti flu dan lainnya yang cukup berat.

 Anda memiliki riwayat diabetik ketoasidosis (kedaruratan yang terjadi saat gula darah

tidak tersedia sebagai sumber tenaga sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai penggantinya) atau Anda rentan pingsan karena hipoglikemi.

Beberapa tips berpuasa bagi penderita diabetes:

 Mintalah saran dokter sebelum dan selama berpuasa, karena mereka mungkin akan

mengubah atau mengganti obat yang harus Anda konsumsi.

 Jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan

 Usahakan untuk menambah porsi makanan yang lambat dicerna seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah segera setelah berbuka.

 Usahakan untuk makan sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak/subuh, bukannya di

tengah malam. Hal ini akan membuat gula darah lebih terjaga selama masa berpuasa.

 Pantaulah kadar gula darah Anda secara ketat, misalnya tiga jam setelah berbuka atau

sebelum makan sahur dan di siang hari. Hasil pengukuran dapat menunjukkan bagaimana tubuh Anda beradaptasi terhadap rutinitas baru.

 Minumlah banyak air tawar di malam hari. Kurangi konsumsi teh dan kopi karena

cenderung merangsang keluarnya air seni sehingga memicu dehidrasi di siang hari.

 Bila Anda mengalami gejala kadar gula rendah (hipoglikemi) seperti berkeringat, gelisah,

gemetar, lemah atau bingung, sebaiknya segera berbuka dengan minuman bergula yang diikuti makanan kaya karbohidrat.

 Setelah Ramadhan, kunjungi dokter untuk memastikan kadar gula darah Anda terkelola

dengan baik dan apakah obat-obatan yang diberikan perlu disesuaikan kembali.

Menu, pola makan dan aktivitas bagi penderita diabetes saat berpuasa:

1. Makan sahur diakhirkan.

2. Konsumsi total serat 50 gram sehari.

3. Konsumsi wortel mentah setiap harinya (1-3 umbi wortel). 4. Melakukan aktivitas fisik sehari-hari wajar seperti biasanya.

5. Beristirahat sejenak (untuk sholat, tiduran, mengaji) setelah sholat Dhuhur.

6. Jumlah asupan kalori sehari selama bulan puasa sama dengan jumlah asupan kalori sehari-hari yang disarankan oleh dokter/ahli gizi sebelum puasa.

7. Tambahkan bawang merah ke setiap hidangan makanan, karena bawang merah memiliki khasiat menurunkan gula dan lemak darah.

8. Perlu mengatur pembagian porsi makan: 40% dikonsumsi saat sahur, 50% saat berbuka puasa, dan 10% malam hari sesudah sholat tarawih dan sebelum tidur.

9. Penderita DM selain minum obat dokter, sebaiknya juga minum sari kacang panjang sebanyak setengah hingga satu gelas setiap hari. Pagi hari saat sahur, dibiasakan minum jus wortel 1 gelas dan jus bayam setengah gelas. Sore saat berbuka puasa, minum jus

wortel 1 gelas, lettuce setengah gelas, kacang panjang sepertiga gelas, dan toge sepertiga gelas. Saat sebelum makan (besar di) malam hari, minum jus wortel 1 gelas, celery setengah gelas, petercelli seperempat gelas.

10. Jika Anda mengambil insulin, Anda akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum mengawali puasa.

11. Jenis insulin yang Anda gunakan mungkin harus diubah dari yang biasanya Anda gunakan.

12. Insulin pra-campuran tidak dianjurkan selama puasa.

13. Sebelum memulai puasa, Anda juga harus mengonsumsi makanan rendah glikemiks. 14. Periksa kadar glukosa darah Anda lebih sering dari biasanya.

15. Ketika berbuka, makanlah dalam jumlah kecil, dan hindari makan makanan manis.

16. Saat buka puasa, Anda harus memperbanyak minum air dan menghindari minuman manis atau berkafein

Dalam dokumen askep DM (Halaman 32-37)

Dokumen terkait